Anda di halaman 1dari 21

SUPERVISI KEPERAWATAN

Pengertian

Supervisi Klinis adalah proses mengobservasi tindakan


seseorang dalam melakukan proses asuhan keperawatan
(Huber, 2013) serta memberikan kemudahan untuk
menyelesaikan tugas – tugas keperawatan (Swanburg, 2009)
dengan cara mengarahkan, membimbing, mengajar
mendorong dalam menyelesaikan tugasnya sesuai dengan
ketentuan, mengembangkan inovasi baru dan wawasan
yang lebih luas sehingga dapat melaksanakan pekerjaan
dengan baik. (Sitorus, 2011)
Pengertian

Supervisi adlh proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh


kegiatan organisasi utk menjamin agar semua pekerjaan yg
sedang dilakukan berjalan sesuai dg rencana yg telah
ditetapkan (Siagian, P.S.,1983; Gillies, 1989).
Dlm manajemen keperawatan, supervisi digunakan utk
menguji kemungkinan deviasi antara pelaksanaan kegiatan dg
rencana awal yg telah ditetapkan.
Supervisi merupakan fungsi organik manjr, shg tdk terlepas
dr organisasi, jk tdk dilaksanakan kemungkinan kegagalan
akan tjd.
TUJUAN SUPERVISI

 Memperhatikan staf,  Meningkatkan  Mengusahakan kondisi


area kerja dan kemampuan staf lingkungan kerja yang optimal
pekerjaannya.. melalui orientasi, meliputi suasana kerja antar staf
 Memperhatikan latihan dan bimbingan dan memfasilitasi kebutuhan
rencana, pelaksanaan sesuai kebutuhan. baik kualitas maupun kwantitas
dan evaluasi agar staf bebas melakukan
pekerjaannya. pekerjaan terbaik (Sitorus, 2011)
MANFAAT SUPERVISI

Kaitannya dengan pengetahuan &


Meningkatkan efektifitas ketrampilan staf serta terbina hubungan
1. kerja yang harmonis antara atasan dan staf

Erat kaitannya dengan makin


Meningkatkan efisiensi berkurangnya kesalahan yang dilakukan
2. kerja oleh staf sehingga pemakaian sumberdaya
seperti tenaga, sarana tidak sia – sia.

Memelihara & menjaga standar pelayanan,


Meningkatkan kualitas menilai perkembangan pengetahuan
3. profesional dan praktik, memastikan
perawatan pasien
pemberian perawatan yang optimal dan
berkualitas.
PERAN & FUNGSI SUPERVISOR
1. Bertanggungjawab pada area yang
menjadi tanggungjawabnya
2. Berperan sebagai mentor, power
perspektive, networking
Kompetensi Supervisor
1. Melakukan koordinasi tugas dg unit terkait atau atasan.
2. Membuat keputusan tentang kegiatan perencanaan dan
pengorganisasian serta evaluasi yg akan dipakai.
3. Memberikan pengarahan langsung dan tidak langsung, dan
melakukan penilaian kinerja staf.
4. Mempelajari dokumen laporan, catatan perkembangan organisasi
dan penggunaan sumberdaya.
5. Melakukan pemantauan kegiatan kep dan non kep bawahan.
6. Melakukan koreksi dan evaluasi terhadap penyimpangan.
TEHNIK –TEHNIK SUPERVISI

• Menelaah dan menganalisa laporan scr berkala maupun kontemporer.


• Membicarakan laporan perkembangan dlm rapat staf thd hal2 yg blm dpt diseselesaikan
di lapangan.
• Menelaah hasil kegiatan pemantauan.
• Inspeksi mendadak.
• Observasi
• Tanya jawab
LANJUTAN TEHNIK SUPERVISI

• Melakukan konfirmasi
• Pengujian dan tes
• Analisa lalu diolah utk membuat keputusan tertinggi
• Melakukan verifikasi
• Penelitian bukti tertulis
PRINSIP – PRINSIP SUPERVISI

Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut (Suarli dan
Bahtiar, 2009):
1)Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatkan kinerja bawahan, bukan untuk
mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2) Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif dan
suportif, bukan otoriter
PRINSIP – PRINSIP SUPERVISI

3) Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang hanya dilakukan
sekali bukan supervisi yang baik.
4) Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja sama yang
baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian masalah, dan
untuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
PRINSIP – PRINSIP SUPERVISI

5) Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan
masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan tata cara yang sama
untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang baik.
6) Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.
URAIAN TUGAS SUPERVISOR

1. Melakukan supervisi ke ruangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan

2. Mengawasi pelaksanaan Asuhan Keperawatan kepada pasien di seluruh ruangan pada shiftpagi, sore dan malam.

3. Menyiapkan koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan rawat inap dan rawatkhusus.

4. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan

5. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaksanaan asuhankeperawatan

6. Memeriksa, mengarahkan, memberikan instruksi, mengoreksi pekerjaan perawat/bidan

7. Memberikan solusi apabila ada pertanyaan, permintaan, bantuan atau hal-hal yang terkaitdengan pelaksanaan
asuhan keperawatan

8. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dalam pelaksanaan asuhankeperawatan
URAIAN TUGAS SUPERVISOR

9. Menyampaikan himbauan kepada keluarga pasien mengenai jam berkunjung di Rumah


SakitUmum Daerah Tarutung.
10. Memeriksa kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional dalam pelaksanaanAsuhan
Keperawatan.
11. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya ke unit terkait
12. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan keperawatan rawat inap danrawat
khusus.
13. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan supervisi pelayanan keperawatan secara rutin dan
berkala
KRITERIA PELAKSANA

Karakteristik seseorang yang melakukan supervisi menurut Suarli (2009) karakteristik yang di maksud adalah :

1. Atasan langsung, dalam pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi. Atau, apabila hal ini tidak mungkin,
dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

2. Memiliki pengetahuan, dalam pelaksanaan supervisi harus memiliki pengertahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis
pekerjaan yang akan di supervisi.

3. Mengetahui pelaksanaan supervisi, jadi supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan supervisi, artinya
memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi.

4. Dalam pelaksanaan supervisi supervisor harus memiliki sifat mendidik dan mendukung serta memerintah dalam keadaan
tertentu.

5. Pelaksanaan supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar, dan selalu berupaya meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku bawahan yang disupervisi.
JENIS SUPERVISI

• Supervisi Langsung • Supervisi Tidak Langsung


 Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang  Supervisor tidak melihat langsung
sedang berlangsung.
kejadian di lapangan.
 Pada supervisi modern, diharapkan supervisor
terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan  Bisa terjadi kesenjangan.
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai  Perlu klarifikasi dan umpan balik agar
perintah.
tidak terjadi mispersepsi dan masalah
 Adapun cara memberikan pengarahan yang efektif segera dapat diselesaikan.
adalah:
 Pengarahan harus lengkap  Supervisi dilakukan melalui:
 Mudah dipahami  laporan tertulis seperti laporan pasien
 Menggunakan kata – kata yang tepat
dan catatan asuhan keperawatan.
 Berikan arahan yang logis
 Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu  laporan lisan seperti saat timbang
 Pastikan bahwa arahan dipahami terima shift, ronde keperawatan
 Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan maupun rapat.
sehingga perlu kegiatan tindak lanjut
BENTUK SUPERVISI

• Supervisi Individu • Supervisi Kelompok

Supervisi individu adalah supervisi Supervisi kelompok diperlukan untuk


yang dilakukan secara one to one atau memberikan supervisi pada kelompok
personal antara supervisor dengan orang
perawat yang disupervisi. Berorientasi pada kerjasama tim atau
mengeksplorasi dinamika,
Supervisi Individu dianggap penting meningkatkan ketrampilan klinis atau
untuk pengembangan professional. meningkatkan pengembangan
professional (Marquis, 2012)
Supervisi Kelompok
Supervisi Individu
Psikoanaliti A. Pengertian
k
Supervisi yang menekankan
upaya memberi dukungan kepada perawat
Psikodinami
k sistem
untuk meningkatkan kemampuan memahami
praktik dan hal yang mempengaruhinya
Reflektif termasuk pengaruh kepribadiannya yang
Model unik sehingga akan dihasilkan pemahaman
Supervisi dan kesadaran dalam diri yang berdampak
Klinik Kadusin pada pengembangan kemampuan praktik.

B. Keunggulan
Lisa Lynch, 2008 Proctor 1. Belajar dalam konteks hubungan
2. Sebuah dialog kolaborasi
3. Membangun kekuatan
Peplau 4. Pengaruh proses paralel
5. Mengatasi hambatan dalam supervisi

Solution C. Tahapan
Focused 1. Merefleksikan (What ?)
Therapy 2. Analisis (So What ?)
3. Perubahan (Now What ?)
Memiliki Pengalaman dari
Supervisi

Tindakan dengan aspek pembelajaran baru


dari pengalaman di praktik Apa?
Menjelaskan
Kejadiann

Tahapan supervisi Sekarang apa?


Tindakan yang
model reflektif diusulkan atas
Merefleksikan pengalaman yang dipilih pada
aspek – aspek praktek klinis yang terjadi
kejadian

Pembelajaran dengan menemukan Jadi apa?


sesuatu yang muncul dari refleksi Analisis dari
kejadian

Supervisi Model Reflektif oleh Discroll (2000)


Tabel 3.2 Formulir Lembar Catatan Supervisi Klinis

LEMBAR CATATAN SUPERVISI KLINIS

Hari :
Tanggal :
Tim
Individu

Nama perawat yang disupervisi


Nama supervisor
1. Topik diskusi

2. Kegiatan yang telah dilakukan

3. Hambatan atau kendala

4. Solusi atau rencana yang akan datang

Tanda tangan supervisor Tanda tangan perawat yang disupervisi

Nama: Nama:

Anda mungkin juga menyukai