Anda di halaman 1dari 17

SUPERVISI

KEPERAWATA
N
DISUSUN OLEH
1. Annisa supriyatini P13374206211252 1. Dewan Adi Nugraha P1337420621063

2. albasita agustina A P13374206211263. 2. Muhammad Syahran P1337420621112

3. Rika Fatma Anindea Amir P13374206210584. 3. Annisya Putri Dewi W. P1337420621113

4. Fitriani Belajaya Negara P13374206210575. 4. Dea Nisa Utami P1337420621122

5. Nur Khanifah Solikhah P13374206211346. 5. Devi Titik Aprila P1337420621123

6. Novitasari salmi P13374206210567. 6. Wulandita Permata A P1337420621135

7. Adhelina Ayu Nuraini P13374206211208. 7. Rakhmah Fauziah R. P1337420621136

8. Pramono Giri Kriswoyo P13374206211519. 8. Devi Ayu Firnanda P1337420621138

9. Ami Rachma Islami P1337420621121 9. Adi Isworo P1337420621152


PENGERTIAN SUPERVISI KEPERAWATAN
Menurut Huber (2010),

Supervisi adalah tindakan observasi personal sesuai


dengan fungsi dan aktifitasnya,menjalankan
kepemimpinan dalam proses asuhan keperawatan.
menurut Turner, J, & Hill, A. (2011)

supervisi adalah merencanakan, mengarahkan,


mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi
secara terus menerus pada setiap perawat dengan
sabar, adil dan bijaksana.
SUPERVIS
I
kegiatan bentuk pengawasan yang dilakukan
dengan merencanakan, mengarahkan, dan
mendorong perawat untuk meningkatkan
kemampuan dan memberikan pelayanan
keperawatan yang profesional.
TUJUAN
SUPERVISI
1. Memperhatikan anggota unit organisasi disamping itu area kerja dan pekerjaan itu sendiri.
2. Memperhatikan rencana, kegiatan dan evaluasi dari pekerjaannya.
3. Meningkatkan kemampuan individu melalui orientasi, latihan dan bimbingan individu sesuai
kebutuhannya serta mengarahkan kepada kemampuan keterampilan keperawatan.
4. Mengusahakan lingkungan dan kondisi kerja seoptimal mungkin termasuk suasana kerja diantara
staf, dan memfasilitasi penyediaan alat-alat yang dibutuhkan baik kuantitas maupun kualitas sehingga
memudahkan untuk melaksanakan tugas.
5. Meningkatan standar klinis dan kualitas perawatan pasien dan Meningkatan dukungan kesejahteraan
pribadi
Manfaat supervisi yaitu dengan supervisi dapat
meningkatkan efektifitas kerja dan efisiensi kerja.
Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya
dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan
suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
t
Manfaa bawahan. Peningkatan efesiensi kerja ini erat
kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan
p er v is i
su yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian
sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia
akan dapat dicegah Siagian, S.P. (2009).
CARA SUPERVISI
Supervisi Tidak Langsung
Supervisi Langsung

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan Supervisi dilakukan melalui laporan


yang sedang berlangsung.Pada supervisi tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
modern diharapkan supervisor terlibat dalam melihat kejadian dilapangan sehingga
kegiatan agar pembimbing dan pengarahan mungkin terjadi kesenjangan fakta.
serta pemberian petunjuk tidak dirasakan
sebagai perintah.
BENTUK PENERAPAN
SUPERVISI DALAM
KEPERAWATAN
Supervisi Individu Supervisi Kelompok

Supervisi Individu adalah supervisi yang Supervisi kelompok diperlukan untuk


dilakukan secara one to one atau personal memberikan supervisi pada sekelompok orang
antara supervisor dan perawat yang dimana supervisi kelompok berorientasi pada
disupervisi. Supervisi individu dianggap kerjasama tim atau mengeksplorasi dinamika,
penting untuk pengembangan profesional meningkatkan keterampilan klinis atau
Brunnerro S., & Stein Parburry, J (2008). meningkatkan pengembangan profesional,
bukannya mengatasi kebutuhan spesifik dari
individu yang fokusnya pada keseluruhan
komponen (Lynch, 2008).
PELAKSANAA
N
SUPERVISI
Durasi lamanya pelaksanaan supervisi 45-60 menit dengan
menggunakan model proctor dapat menfasilitasi pengembangan
praktik pelayanan klinis yang berbasis bukti (Turner & Hill 2011).
Frekwensi pertemuan dibagi menjadi beberapa bagian umumnya 1
jam sesuai dengan kebutuhan supervisor dengan perawat yang
disupervisi (Lynch, 2008).
PELAKSANAAN
SUPERVISI
DI RAWAT INAP
Kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin
kegiatan pelayanan di ruangan sesuai dengan standar mutu
professional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh
perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen
maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar profesionalisme
yang diterapkan di ruangan.
Materi
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian
superv
tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk
kepala ruangan materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan isi
kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua tim disupervisi
terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan
asuhan keperawatan.
Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan
kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervisi
dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf
maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari
masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti
dalam supervisi.
—Contoh jadwal supervisi
Model
supervisi
Supervisi Model
Reflektif

Ini berarti interaksi siklus supervisi membantu counselor in training karena mereka
merefleksikan pengalaman konseling dalam supervisi, dan kemudian masuk kembali ke
konteks konseling, dengan harapan terjadi perubahan dalam persepsi dan perubahan
dalam praktek. Supervisi klinis dengan model reflektif lebih tepat untuk praktik
keperawatan professional. Kebutuhan perawat untuk memenuhi kebutuhan dalam
merawat pasien membutuhkan praktik profesional dan sesuai dengan kebijakan organisasi
dan prosedur. Praktik refleksi mengharuskan perawat belajar dari refleksi, memperbaiki
pandangan konseptual secara tepat dan bertindak secara berbeda untuk hasil yang optimal
Supervisi Model
Interaktif
Model pembelajaran interaktif (Interactive Learning Model) adalah model
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered), dimana peserta
dilibatkan langsung dalam berbagai jenis kegiatan pembelajaran di lapangan. Model
pembelajaran Interaktif membuat peserta saling berinteraksi dalam berbuat dan berpikir
(hands on and minds on) yang menghasilkan umpan balik secara langsung terhadap
materi yang diberikan.
model supervisi interaktif mempunyai tiga fungsi supervisi klinis yang sama
pentingnya. Ketiga fungsi tersebut memberikan kerangka kerja yang holistik untuk
supervisor, dan perawat yang disupervisi. Supervisor harus menggunakan pengalaman
untuk penilaian dalam penentuan fungsi dari model yang lebih ditekankan
Supervisi Model
Reflektif Interaktif

Supervisi reflektif interaktif merupakan supervisi secara langsung yang


dilakukan secara supervisi individu ataupun kelompok. Supervisi yang
menekan hubungan interpersonal dengan komunikasi secara langsung yang
berisikan tentang fungsi manajerial, pendidikan dan dukungan. Interaktif
dikembangkan oleh Proctor dan Kadushin yang memiliki 3 fungsi dalam
melakukan supervisi, fungsi tersebut berupa pendidikan, fungsi manajerial atau
administrasi dan fungsi dukungan. Melakukan supervisi dengan model
interaktif dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk perawat
yang disupervisi dan perawat supervisor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai