Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

ROLEPLAY SUPERVISI KEPERAWATAN


PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG IRNA PEDIATRI LANTAI 5
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERIODE 8 FEBRUARI - 6 MARET 2021

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 B21

1. Angga Riski Wijaya, S.Kep 131923143004


2. Yotide Aventus Irwindi, S.Kep 131923143020
3. Rosi Arista, S.Kep 131923143021
4. Umi Widowati Wakhidah, S.Kep 131923143022
5. Ronaldi Paladiang, S.Kep 131923143024
6. Novita Riya, S.Kep 131923143025
7. Paulina Lince Suwo, S.Kep 131923143030
8. Indah Vanshella, S.Kep 131923143040
9. Melli Maria Br Limbong, S.Kep 131923143044
10. Andhika Cahya Kharisma, S.Kep 131923143058
11. Lisa Setyowati, S.Kep 131923143060
12. Laeli Nurhanifah, S.Kep 131923143061

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan pusat layanan kesehatan yang terdiri dari berbagai
profesi yang membentuk satu kesatuan dan saling berpengaruh satu sama lain.
Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya perlu penataan atau manajemen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen keperawatan yang dikelola dan
dilaksanakan dengan baik akan menghasilkan suatu pelayanan yang baik pula
kepada klien yang dirawat di rumah sakit. Pelayanan keperawatan sebagai sub
sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan komponen sentral untuk
terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu. Upaya untuk meningkatkan
mutu, perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar,
yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan
dokumentasinya[ CITATION Mah10 \l 1033 ].
Kontrol terhadap pemberian asuhan keperawatan merupakan hal yang
sangat penting untuk menjamin asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan
keperawatan dilakukan dengan benar dan ditulis dengan lengkap, agar dapat
dipertanggungjawabkan. Kontrol yang dilakukan dalam manajemen keperawatan
salah satunya adalah dengan supervisi. Supervisi merupakan upaya untuk
membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan dengan efektif
dan efisien[CITATION Nur02 \l 1033 ].
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (penggerakkan/
pengarahan) dalam fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar
segala kegiatan yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan
lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
menemukan berbagai hambatan/ permasalahan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan di ruangan dengan mengkaji secara menyeluruh faktor-faktor yang
mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahan[ CITATION Sua10 \l 1033 ].
Namun, pelaksanaan supervisi keperawatan di berbagai rumah sakit belum
optimal dan fungsi manajemen tidak mampu diperkirakan oleh perawat di
sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Kegiatan supervisi lebih banyak pada
kegiatan pengawasan bukan pada kegiatan bimbingan, observasi dan penilaian.
Model supervisi klinik keperawatan di Indonesia belum jelas seperti apa dan
bagaimana implementasi di rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah supervisi keperawatan dilaksanakan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mengetahui tentang pelaksanaan supervisi keperawatan
1.3.2 Tujuan khusus
a. Menyebutkan pengertian dari supervisi keperawatan
b. Menjelaskan langkah-langkah supervisi
c. Menjelaskan prinsip-prinsip supervisi
d. Menjelaskan peran dan fungsi supervisi
e. Menjelaskan teknik-teknik supervisi.
1.4 Manfaat Penulisan
Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa khususnya dalam mata ajar
manajemen keperawatan mengenai supervisi keperawatan sehingga mahasiswa
dapat memahami dan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan supervisi
keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. DEFINISI
Supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan yang biasa dilakukan untuk
memastikan bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang
seharusnnya. Dalam aktivitas supervisi ini pihak yang melakukan supervisi
disebut supervisor. Seorang supervisor dituntut untuk dapat menguasai paling
tidak dua hal penting agar proses supervisi menjadi bernilai tambah, yaitu
kemampuan teknis sesuai proses pekerjaan yang ditangani dan kemampuan
managemen (Simamora,2012).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan
yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2014).
2.2. TUJUAN
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas [CITATION Nur02 \t \l 1033 ].
2.3. MANFAAT
Supervisi mempunyai tiga kegunaan. Pertama, supervisi berguna untuk
meningkatkan kemampuan supervisor dalam memberikan layanan kepada para
pelaksana kegiatan (perawat). Kemantapan kemampuan akan dialami apabila
supervisor sering melakukan supervisi. Kedua, supervisi bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga, hasil supervisi
berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan profesional
kepada pelaksana kegiatan [ CITATION DSu04 \l 1033 ].
2.4. PRINSIP SUPERVISI
Beberapa Prinsip dari supervisi antara lain (Nursalam, 2014) :
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan
hubungan antarmanusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas, dan standar.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara supervisor
dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang
spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitas, dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat, dan
manajer.
2.5. PELAKSANA SUPERVISI
Pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi [CITATION
Nur02 \l 1033 ]:
a. Kepala ruangan:
1. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien
di ruang perawatan.
2. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan di ruang perawatan.
b. Pengawas perawatan:
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan yang
ada di instalasinya.
c. Kepala seksi keperawatan:
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh
perawat secara tidak langsung.
d. Kepala bidang perawatan:
Bertanggung jawab untuk mensupervisi kepala seksi perawatan secara
langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
2.6. PERAN DAN FUNGSI SUPERVISI
Peran dan fungsi supervisor dalam kegiatan supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya
yang tersedia [CITATION Nur02 \t \l 1033 ].
a. Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah :
1. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek
keperawatan
2. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang
diberikan
3. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanan keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang
terkait.
4. Manajemen anggaran
b. Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan
pengembangan. Supervisor berperan dalam :
1. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan
dana tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai
sesuai tujuan RS
2. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk
merencanakan anggaran keperawatan
3. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat tercapai begitu
saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan
dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam
pelayanan keperawatan.
2.7. ALUR SUPERVISI

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka Per IRNA

Menetapkan kegiatan dan tujuan


Ka Ru
serta instrument / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja PP 1 PP 2
Perawat

Delegasi

 Fair PA PA
 Feed back
 Follow up, pemecahan
masalah, & reward

- Kinerja Perawat

- Kualitas Pelayanan

Gambar 2.1 Alur Supervisi

Keterangan : Kegiatan supervisi

Delegasi dan Supervisi


2.8. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI
1. Prasupervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai.
c. Menetapkan instrumen yang akan digunakan
2. Pelaksanaan Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen
yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data
sekunder.
1) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.
3. Pasca Supervisi
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil laporan
supervisi).
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan

Teknik atau metode dalam melaksanakan pengawasan adalah bertahap dengan


langkah-langkah sebagai berikut.
1. Langkah I
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan metode pengawasan yang tepat
c. Menentukan standar atau kriteria pengukuran
2. Langkah II
Terdiri atas tiga tahap, yaitu :
a. Membuat dan menentukan rencana pengawasan, dimana rncana
pengawasan harus memuat sistem pengawasan, standar yang dipakai, dan
cara pelaksanaan.
b. Pelaksanaan pengawasan dapat dibagi dalam beberapa sistem, yaitu :
1) sistem preventif, yang dilaksanakan sebelum suatu usaha dilakukan
2) sistem represif, yang dilaksanakan setelah suatu usaha dilakukan,
misalnya memberikan laporanlaporan kegiatan
3) sistem verifikatif, yaitu pemeriksaan secara terperinci dengan
memberikan laporan-laporan perincian dan analisis dari segala hal
yang terjadi dalam pelaksanaan rencana
4) sistem inspektif, yaitu suatu sistem pengawasan dengan mengadakan
pemeriksaan setempat secara langsung dengan tujuan mengetahui
sendiri keadaan yang sebenarnya
5) sistem investigatif yaitu suatu pengawasan dengan jalan mengadakan
penelitian, penyelidikan untuk mengetahui kesalahan dan
membongkar adanya penyelewengan. Sistem ini terdiri atas inspektif
dan verifikatif
6) kombinasi sistem preventif dan represif yaitu suatu sistem
pengawasan dari suatu usaha yang dilakukan baik sebelum maupun
sesudah usaha tersebut berjalan.
c. Penilaian dari pelaksanaan pengawasan.
Penilaian adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan,
efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian sebagai kegiatan sistematis
untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, mendeskripsikan, dan
menyajikan data atau informasi yang diperlukan sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan (Huber, 2000).
3. Langkah III (Memperbaiki Penyimpangan)
Tujuan dari hal ini adalah mengadakan perbaikan dari hasil kerja yang
kurang atau salah untuk memperoleh hasil yang lebih besar dan lebih
efisien. Setelah data melalui pengawas diperoleh, maka dianalisis dan
masalah yang timbul dicarikan pemecahannya serta mencegah membuat
masalah pada waktu mendatang. Pembinaan yang efektif dapat
digambarkan melalui lima langkah pokok yang berurutan. Kelima langkah
itu adalah sebagai berikut.
a. Mengumpulkan informasi
Informasi yang dihimpun meliputi kenyataan atau peristiwa yang
benar-benar terjadi dalam kegiatan berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan. Pengumpulan informasi yang dianggap efektif adalah yang
dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan
pemantauan dan penelaahan laporan kegiatan.
b. Mengidentifikasi masalah
Masalah ini diangkat dari informasi yang telah dikumpulkan dalam
langkah pertama. Masalah akan muncul apabila terjadi ketidaksesuaian
dengan atau penyimpangan dari kegiatan yang telah direncanakan.
Ketidaksesuaian atau penyimpangan menyebabkan adanya jarak
(perbedaan) antara kegiatan yang seharusnya terlaksana dengan dengan
kegiatan yang benar-benar terjadi. Jarak atau perbedaan antara
kegiatan inilah yang disebut masalah.
c. Menganalisis Masalah
Kegiatan analisis adalah untuk mengetahui berberapa jenis masalah
dan faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut. Faktor-faktor
itu mungkin datang dari para pelaksana kegiatan, sasaran kegiatan,
fasilitas, biaya, proses, waktu, dan kondisi lingkungan. Di samping
faktor penyebab, diidentifikasi pula sumber-sumber dan potensi yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang timbul. Hasil
analisis ini penting untuk diperhatikan dalam upaya pemecahan
masalah.
d. Mencari dan menetapkan alternatif pemecahan masalah
Kegiatan pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi
alternatif upaya yang dapat dipertimbangkan untuk memecahkan
masalah. Alternatif ini disusun setelah memperhatikan sumber-sumber
pendukung dan kemungkinan hambatan yang akan ditemui dalam
upaya pemecahan masalah. Kegiatan selanjutnya adalah menetapkan
prioritas upaya pemecahan masalah yang dipilih dari alternatif yang
tersedia.
e. Melaksanakan upaya pemecahan masalah
Pelaksanaan upaya ini dapat dilakukan pembina baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Pembinaan secara langsung dapat
dibagi dua macam, yaitu pertama, pembinaan individual (perorangan),
yaitu pembinaan yang dilakukan terhadap seseorang pelaksana
kegiatan. Pihak pembina memberikan dorongan, bantuan, dan
bimbingan langsung pada pelaksana kegiatan. Cara ini tepat dilakukan
apabila pihak yang dibina mempunyai kegiatan beraneka ragam atau
memerlukan pembinaan bervariasi. Teknik-teknik yang dapat
digunakan antara lain adalah dialog, diskusi, bimbingan individual,
dan peragaan. Kedua, pembinaan kelompok. Pihak supervisor
melayani para pelaksana kegiatan secara kelompok. Pembinaan ini
dapat digunakan apabila para pelaksana kegiatan atau pihak yang
dibina memiliki kesamaan kegiatan atau kesamaan permasalahan yang
dihadapi
2.9. TEHNIK
Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencakup empat hal yang bersifat
pokok, yaitu (1) menetapkan masalah dan prioritas; (2) menetapkan penyebab
masalah, prioritas, dan jalan keluarnya; (3) melaksanakan jalan keluar; dan (4)
menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya.

1. Menurut Cara Pengamatan


a. Pengamatan langsung
Pengamatan yang langsung dilaksanakan supervisi dan harus
memperhatikan hal berikut.
1) Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan
kebingungan. Untuk mencegah keadaan ini, maka pengamatan langsung
ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja.
2) Objektivitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak terstandarisasi dapat mengganggu
objektivitas. Untuk mencegah keadaan seperti ini, maka diperlukan
suatu daftar isian atau check list yang telah dipersiapkan.
3) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan kesan
negatif, misal, rasa takut, tidak senang, atau kesan mengganggu pekerjaan.
Dianjurkan pendekatan
pengamatan dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau
otoriter.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
2. Menurut Area Supervisi
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan kepada klien.
b. Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan empati.
Area supervisi keperawatan mencakup aspek kognitif, sikap dan perilaku,
yang meliputi:
a. kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien
b. pendokumentasian asuhan keperawatan
c. penerimaan pasien baru
d. pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang
e. pengelolaan logistik dan obat
f. penerapan metode ronde keperawatan dalam menyelsaikan masalah
keperawatan klien
g. pelaksanaan timbang terima.
3. Proses Keperawatan mengacu pada tiga elemen kelompok
a. mengacu pada standar asuhan keperawatan
b. fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian
c. tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan
NASKAH SKENARIO SUPERVISI

PEMERAN
KARU : Angga Riski Wijaya, S.Kep
PP : Laeli Nurhanifah, S.Kep
PA : Lisa Setyowati, S.Kep
Orang tua An A : Melli Maria Br Limbong, S.Kep
An A : Anak Ns Melli
Narator : Lisa Setyowati, S.Kep

PRA SUPERVISI PEMASANGAN INFUS


ROOM SETTING : Ruangan Kepala Ruang
Kepala Ruang memanggil Ns Laeli (PP) ke ruang kepala ruang untuk
melakukan proses supervisi di Ruang Anak Irna Pediatri lt 5 RSUA UNIAR.
Karu : Selamat pagi Ns Laeli
Ns.LS : Selamat pagi Ns Angga
Karu : Ns Laeli saya ingin membicarakan mengenai supervisi
yang akan kita lakukan
Ns. LA : Iya baik Ners silahkan.
Karu : Seperti yang sudah kita sepakati sebelumnya, saya ingin
melaksanakan supervisi kepada anda, tujuan dari
dilakukannya supervisi untuk meningkatkan dan menjaga
mutu pelayanan di rumah sakit kita
Ns.LA : Oke Ners, untuk Supervisinya dilaksanakan kapan?
Karu : Dilaksanakan hari ini, Kamis, 18 Feb 2020 pukul 08.00
pada pasien An Anna Qurrotun usia 4 tahun dengan
appendicitis RM 654321 pada no kamar 522 B
Ns. LA : Untuk supervisi, tindakan apa yang akan saya lakukan
pada pasien Ny S?
Karu : Sesuai dengan operan jaga yang akan anda lakukan tadi,
Ns. Lisa melaporkan bahwa An A akan dilakukan
apendiktomy dan belum dilakukan pemasnagan infus.
Ns LA : Bagaimana kriteria penilaian dalam dilakukkannya
supervisi ini?
Karu : Saya akan melakukan penilaian supervisi sesuai dengan
SPO ruangan mengenai pemasangan infus. Ada lagi yang
mau ditanyakan?
Ns. LA : Tidak Ners, akan saya siapkan alat
Setelah Ns Laeli meyiapkan alat, Ns Laeli kembali ke ruangan kepala
keperawatan untuk melanjutkan supervisi ke pasein.
Ns. LA : Ners, alat yang dibuthkan sudah saya siapkan dan pasein
sudah siap
Karu : Baik saya cek terlebih dahulu alatnya, kita menuju ke
ruangan pasein. (Karu mengecek alat yang dibutuhkan)
Karu : Ini infus set mikro apakah sudah ada?
Ns LA : Ini Ners

Setelah karu mengecek alat dan lengkap, Ns Laeli dan Ns Angga menuju ke
ruang perawatan pasein (kamar 522 B).

SUPERVISI
ROOM SETTING: RUANG PERAWATAN (kamar 522 B)
Dalam kegiatan supervisi, supervisor menilai kinerja perawat
berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan yaitu lembar
observasi pemasangan infus. Kemudian perawat LA pergi ke pasien An A usia
4 tahun dengan appendicitis RM 654321 pada no kamar 522 B.
Ns. LA : Selamat pagi bu Satya (orang tua An A), saya Ners Laeli
yang bertugas pada pagi ini, adek namanya siapa ini?
Tanggal berap lahirnya? (sambil melihat gelang pasien
untuk memastikan identitas pasien)
An A : Anna
Ny S : Tanggal lahirnya 10 november 2016
Ns. LA : Bagaiamna ibu keadan dik Anna hari ini, apkah masih
mual muntah?
Ny. S : Tidak, tapi perutnya masih sakit katanya
Ns. LA : Baik, hari ini saya akan memasangan infus ya, untuk
memasukkan obat ya
Ny. S : Ya ners
An A : Mama, takut…
Ns LA mendekatkan peralatan ke samping pasien. Kemudian saat
pemasangan infus Karu menilai kinerja Ns. LA, baik dari segi komunikasi
(dengan identifikasi pasien) sampai dengan tindakan yang dilakukan serta alat-
alat yang digunakan serta dokumentasi.
Ns.LA : Yok, sini di Anna tidur disini ya, ibu S silahkan dik Anna
dipeluk yaa..
Ny. S : Iya Ners
Ns LS : Ners Laeli ini infus setnya
Setelah infus terpasang pada An A (Karu menilai tindakan selama proses)
Ns.LA : Sakit ya tadi dik Anna?
An A : Iyaa sakitt (sambil menagis)
Ns La : Ya ini, biar kepasang disini dulu ya, nanti jangan ditarik
ya.
Ns LS : Iya, jangan ditarik ya bagian infus ini
An A : iyaa,, Anna pinter jadi tidak ditarik (sambil menangis)
Ny. S : ya, pinter Anna, tadi nangis sebentar, pinter…
Ns La : Baik ibu, ini pemasangan infusnya sudah selesai, sik
Anna sudah puasa dari semalam?
Ny S : Iya sudah
Ns.LA : Baik ibu, pukul 09.30 setelah kamar operasi menelpon
kita akan berangkat ke ruang operasi
Ny. S : Baik, terimakasih
Karu : Baik, saya rasa sudah cukup Ners Laeli untuk supervise
hari ini, setelah beres-beres selesai silahkan ke ruangan
saya.
Ns LA : Ya Ners, terimakasih
Setelah dari pasien, Ns LA merapikan alat dan mengembalikan pada
tempatnya. Setelah semua alat dibereskan, perawat Ns LA melakukan
dokumentasi di catatan rekam medis An A. Saat Ns LA membereskan
peralatan, Karu juga melalukan penilaian pada format penilaian dan
mempersiapkan feedback, fair dan follow up pada supervise ini.

POST SUPERVISI
ROOM SETTING: RUANGAN KEPALA PERAWAT
Saat semua tindakan telah dilakukan, Karu memanggil Ns Laeli untuk
membicarakan evaluasi pemasangan infus kepada An A, kemudian menilai
mengklarifikasi, memeberikan feedback dan memberikan reinforcement kepada
Ns LA
Karu : Selamat siang Ners Laeli.
Ns.LA : Selamat siang Ns Angga
Karu : Bagimana perasaan setelah dilakuan supervisi?
Ns.LA : Iya Ners, agak tegang tadi Ners, karena apa yang saya
lakukan semuanya dilihat dari mulai saya menyiapkan
alat sampai selesai dengan dokumentasi.
Karu : Bagaimana untuk prinsip pemasangan infus tadi ? Saat
sebelum ke pasien apakah Ners LA telah melakukan
proses identifikasi pasien dan menyampaikan maksud
dari tindakan?
Ns.LA : Ya, saya tadi sudah mengientifikasi nama dan tanggal
lahir pasein kepada ibu An A serta melihat gelang,
menyampaikan tujuan pemasangan NGT kepada pasien.
Saya tadi sudah menerapkan prinsip steril sesuai SOP
yang ada, dengan menjaga privasi, mencuci tangan
sebelum menyentuh pasien dan memakai sarung tangan
bersih untuk persiapan alat dan pemeriksaan pasien, lalu
saya melakukan pemasangan infus. Saya juga telah
memastikan bahwa pasien ini benar masuk ke vena
dengan mengecek tetesan infus lancar.
Karu : Apakah tadi Ners Laili sebelum melakukan tindakan dan
setelah melakukan tindakan sudah mencuci tangan ?
Ners Laili : Sudah Ners. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
saya sudah mencuci tangan saya
Karu : Untuk dokumentasinya, boleh saya lihat terlebih dahulu ?
Ners Laili : Baik Ners. Ini Silahkan
Karu : Baiklah Ners Laeli, semua tindakan yang telah lakukan
tadi sudah sesuai prinsip SOP yang ada, mulai dari
persiapan alat, identifikasi pasien, melakukan komunikasi
terapeutik kepada pasien, tindakan yang dilakuakan sudah
sesuai dengan SOP pemasangan infus, serta
mendokumentasikannya dalam catatan Rekam Medis
sudah dilakukan dengan baik dan lengkap.
Ns.LA : Iya, Ners
Karu : Dari hasil penilaian berdasarkan SOP tentang
pemasangan infus mendapatkan hasil 92 dari 100 poin
yang didapatkan. Dengan kriteria nilai total skor 42 dari
45. Apakah tadi Ners laeli melewatkan tindakan?
Ns LA : Iya sepertinya saya melewatkan dalam menaruh pengalas
sebelum tindakan
Karu : Iya adakah tindakan yang terlewat lagi Ns Laeli?
Ns LA : Sepertinya tidak
Karu : Baik, kalau dari catatan saya tadi ada tindakan yang
kurang yaitu tidak mendekatkan bengkok di dekat sisi
pasein dan juga yang Ns Laeli sebutkan tadi bahwa Ns
Laeli tidak menaruh pengalas ya.
Ns LA : Iya benar Ners
Karu : Mengapa langkah tersebut bisa terlewatkan Ns Laeli?
Ns LA : Saya lupa Ners, saya juga nervous Ners, maaf. Biasanya
saya lakukan.
Karu : Iya tidak apa-apa Ns Laeli, jika besok memasang infus
lagi silahkan memasang pengalas agar darah tidak tercer
pada sprei pasein dan Ns Laeli menaruh peralatan di
dekat pasein, hal ini memudahkan pekerjaan kita.
Ns LA : Ya Ners.
Karu : Baik kalau begitu, ini tadi sudah baik ya dalam pelaksaan
supervisi hari ini. Untuk kegiatan supervisi nantinya
dilakukan secara berkala kepada perawat-perawat
diruangan ini setiap bulan. Untuk Ns Laeli kita akan
lakukan lagi bulan depan pada tanggal 15 Maret 2020
Ns.LA : Iya Ners
Karu : Baiklah, sekarang Ners LA bisa kembali ke ruangan
untuk kembali ke pelayanan.
Ns.LA : Baik Ners Angga, terimakasih
SUPERVISION SCENARIO TEXT

ROLE
KARU : Angga Riski Wijaya, S.Kep
PP : Laeli Nurhanifah, S.Kep
PA : Lisa Setyowati, S.Kep
An A's parents : Melli Maria Br Limbong, S.Kep
An A : Son of Ns. Melli
Narrator : Lisa Setyowati, S.Kep

PRE SUPERVISION IN INFUSION


ROOM SETTING : Head Room
The Head of the Room called Ms. Laeli (PP) to the headroom to carry out
the supervision process in the Children's Room, Irna Pediatri, 5th floor, RSUA.
Karu : Good morning Ms. Laeli
Ns.LS : Good morning Ms. Angga
Karu : Ns Laeli I want to talk about the supervision that we will
do
Ns. LA : Yes, fine, please.
Karu : As we have agreed before, I want to supervise you, the
purpose of supervision is to improve and maintain the
quality of service in our hospital.
Ns.LA : Good Ners, when will the supervision be carried out?
Karu : Held today, Thursday, 18 Feb 2020 at 08.00 for patient
An Anna Qurrotun aged 4 years with appendicitis RM
654321 at room number 522 B
Ns. LA : For supervision, what actions will I take on Mrs S's
patient?
Karu : In accordance with the watch operand that you were
going to do earlier, Ns. Lisa reported that An A would
undergo an appendectomy and had not yet been
administered an infusion.
Ns LA : What are the assessment criteria for this supervision?
Karu : I will conduct a supervisory assessment in accordance
with the SPO of the room regarding the infusion.
Anything else you want to ask?
Ns. LA : No Ners, I will prepare the tools

After Ns Laeli prepared the tools, Ns Laeli returned to the head of nursing
room to continue supervision of the patient.
Ns. LA : Ners, I have prepared the necessary equipment and the
patient is ready
Karu : Let me check the tools first, we head to the patient's
room. (Karu checks the tools needed)
Karu : Is this a micro infusion set?
Ns LA : This is Ners

After checking the equipment and complete it, Ms. Laeli and Ms. Angga headed
to the patient care room(room 522 B).

SUPERVISION
ROOM SETTING: TREATMENT ROOM (Room 522 B)
In supervision activities, supervisors assess the performance of nurses
based on measuring instruments or instruments that have been prepared, namely
the observation sheet for infusion.Then the LA nurse went to patient An A aged
4 years with appendicitis RM 654321 at room no 522 B.
Ns. LA : Good morning Mrs. Satya (An A's parent), I am Ners
Laeli who is on duty this morning, what's the name of this
brother? What's the birth date? (while looking at the
patient bracelet to confirm the patient's identity)
An A : Anna
Mrs. S : Date of birth 10 November 2016
Ns. LA : How is your mother at Anna today, are you still nauseous
and vomiting?
Mrs. S : No, but his stomach still hurts, he said
Ns. LA : Okay, today I will put the infusion, yes, to enter the
medicine
Mrs. S : Yes ners
An A : Mama, scared ...
Ns LA move the equipment to the side of the patient. Then when the
infusion was placed Karu assessed the performance of Ns. LA, both in terms of
communication (with patient identification) to the actions taken and the tools
used and documentation.
Ns.LA : Yok, here in Anna sleep here, Madam S, please hug
Anna, okay?
Mrs. S : Yes Ners
Ns LS : Ners Laeli's infusion set
After the IV was attached to An A (Karu assessed the action during the process)
Ns.LA : Did you hurt Anna?
An A : Yes, sick (while crying)
Ns La : Yes, let's put it here first, don't pull it out later.
Ns LS : Yes, don't pull this part of the infusion
An A : yes ,, Anna smart so not pulled (crying)
Mrs. S : yes, smart Anna, I was crying for a while, smart ...
Ns La : Okay mom, this infusion is complete, sik Anna is fasting
since last night?
Mrs. S : Yes, already
Ns.LA : Okay mom, at 09.30 after the operating room calls we
will go to the operating room
Mrs. S : Okay, thank you
Karu : Okay, I think that's enough for Nurse Laeli to supervise
today, after tidying up, please come to my office.
Ns LA : Yes Ners, thank you
After the patient, Ns LA tidied the device and put it back in place.
After all the tools were cleaned up, the Ns LA nurse did the documentation in
An A's medical record. When Ns LA cleaned the equipment, Karu also did an
assessment on the assessment format and prepared feedback, fair and follow-up
on this supervision.

POST SUPERVISION
ROOM SETTING: HEAD NURSE ROOM
When all the actions have been carried out, Karu calls Ns Laeli to
discuss the evaluation of the infusion with An A, then assesses clarifying,
providing feedback and providing reinforcement to Ms. LA
Karu : Good afternoon Ms. Laeli.
Ns.LA : Good afternoon Ms. Angga
Karu : How do you feel after being supervised?
Ns.LA : Yes, Ners, I was a little tense, because what I did was
seen from the time I prepared the equipment to the end of
the documentation.
Karu : What about the principle of the infusion? Before going to
the patient, did Nurse LA have carried out the patient
identification process and conveyed the intent of the
action?
Ns.LA : Yes, I already identified the patient's name and date of
birth to Mrs. An A and saw the bracelet, conveying the
purpose of NGT placement to the patient. I have applied
the sterile principle according to the existing SOP, by
maintaining privacy, washing my hands before touching
the patient and wearing clean gloves for equipment
preparation and patient examination, then I performed an
IV. I have also confirmed that this patient is properly
entering the vein by checking the drip is smooth.
Karu : All right, Ms. Laeli, all the actions that have been done
are in accordance with the existing SOP principles,
starting from the preparation of tools, identifying patients,
conducting therapeutic communication to patients, the
actions taken are in accordance with the SOP for infusion,
and documenting them in the Medical Record notes that
have been carried out with good and complete.
Ns.LA : Yes, Ners
Karu : From the results of the assessment based on the SOP
regarding infusion, it was found that 92 out of 100 points
were obtained. With the criteria for a total score of 42 out
of 45. Did Ners Laeli skip the action?
Ns LA : Yes, it seems I missed putting the idler before the action
Karu : Yes, is there any action you missed again Ms. Laeli?
Ns LA : Does not seem
Karu : Okay, if from my notes earlier there were actions that
were lacking, namely not getting closer to the side of the
patient and also what Ms. Laeli said earlier that Ms. Laeli
did not put a lazy pad.
Ns LA : Yes, it's true Ners
Karu : Why was this step missed, Ms. Laeli?
Ns LA : I forgot Ners, I'm nervous too Ners, sorry. I usually do.
Karu : Yes, it's okay Ms. Laeli, if tomorrow you put another IV,
please put a liner so that the blood doesn't spill on the
patient's bed sheet and Ms. Laeli puts the equipment near
the patient, this makes our work easier.
Ns LA : Yes Ners.
Karu : Well then, this is already good in the implementation of
supervision today. Supervision activities will be carried
out periodically to the nurses in this room every month.
For Ns Laeli, we will do it again next month on March
15, 2020
Ns.LA : Yes Ners
Karu : All right, now Nurse LA can go back to the room to get
back to service.
Ns.LA : Good Nurse Anga, thank you

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/tanggal :
Pukul :
Lama kegiatan : 30 menit
Pelaksana : Kepala ruang
Sasaran : Perawat primer
Tempat : Ruang IRNA Pediatri
Materi supervisi : Pemasangan Infus

B. STRUKTUR PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan : Angga Riski Wijaya
Kepala tim : 1. Laeli Nurhanifah
2. Lisa Setyowati
Perawat Assosiate : 1.

C. METODE
1. Supervisor menetapkan materi yang akan di supervisi dan
memberitahukan kapan akan dilaksanakan supervisi serta supervisor
memberikan format penilaian supervisi kepada PA.
2. Pada hari pelaksanaan tanya jawab dan mendiskusikan permasalahan yang
ada serta memberikan follow up untuk supervisi berikutnya.

D. MEDIA
1. Status klien
2. Instrumen supervisi

E. INSTRUMEN
1. Instrumen Supervisi Pemasangan infus

DAFTAR PUSTAKA

Mahyar. (2010). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.


Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Keperawatan Profesional
Edisi 4, 342.
Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Suarli, & Bahtiar. (2010). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga.
Simamora, H. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Yogyakarta:
STIE YKPN Yogyakarta
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUPERVISI KEPERAWATAN

Pengertian Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian


sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk
menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
Tujuan Pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas
Prinsip 1. Supervisi didasarkan atas hubungan professional
dan bukan pribadi.
2. Supervisi merupakan kegiatan direncanakan secara
matang.
3. Supervisi bersifat edukatif, supporting dan
informal.
4. Supervisi membentuk hubungan kerjasama yang
demokratis antara supervisior dan staf.
5. Supervisi memberikan perasaan aman pada staf
dan pelaksana keperawatan.
6. Supervisi harus objektif dan sanggup mengadakan
“self evaluation”.
7. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat
mengembangkan kelebihan masing-masing
perawat yang akan disupervisi.
8. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan
diri disesuaikan dengan kebutuhan.
9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya
meningkatkan asuhan keperawatan.
Periapan 1. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan
dilakukan
2. Supervisor menetapkan tujuan
3. Supervisor menyampaikan cara penilaian dan
instrumen yang akan dipakai
Pelaksanaan 1. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan
instrument/alat ukur yang telah disiapkan.
2. Supervisor mendapatkan beberapa hal yang
memerlukan pembinaan.
3. Supervisor memanggil PP dan PA untuk
mengadakan pembinaan dan klarifikasi
permasalahan.
4. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara
dan memvalidasi data sekunder.
5. Kepala ruang akan memberi kesempatan pada
perawat jaga berikutnya apabila ada yang perlu
disampaikan
6. Supervisor (Kepala Ruang) mengklarifikasi
permasalahan yang ada.
Pasca Supevisi 1. ”Fair” (Kepala Ruang menyampaikan hal positif
dan memberitahu kesalahan yang dilakukan oleh
PP)
2. “Feedback” (Kepala Ruang memberitahu PP
bagaimana tindakan yang seharusnya)
3. “Follow-Up” (Kepala Ruang bersama PP
merencanakan tindakan tersebut secara bersama
untuk melakukan perbaikan).
4. “Reinforcement” (Kepala Ruang memberikan
reward dan dukungan pada PP)
Dokumentasi Dokumentasi tindakan supervisi yang telah dilakukan
Nama :
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA No.RM :
DI RUANG IRNA PEDIATRI Tanggal Lahir :
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

SPO PEMASANGAN INFUS PADA ANAK


1. PENGERTIAN Memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah
vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan
menggunakan infus set.
2. TUJUAN 1. Sebagai tindakan pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien:
1. Pasien dengan dehidrasi.
2. Pasien sebelum transfusi darah.
3. Pasien pra dan pasca bedah, sesuai dengan program
pengobatan.
4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut.
5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya
harus dengan cairan infus.
4. PROSEDUR Pra Interaksi
Persiapan Pasien:
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan, jika keadaan memungkinkan.
2. Pakaian pasien pada daerah yang akan dipasang infus harus
dibuka.
3. Privacy
Persiapan Alat:
1. Seperangkat infust steril.
2. Cairan infus yang diperlukan (Asering, RL, Dektrose 5%,
Nacl 0,9%)
3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Kain kassa steril dalam tempatnya.
6. Tourniquet.
7. Pengalas/perlak.
8. bengkok.
9. Standar infus.
10. Sarung tangan steril/bersih
11. Betadin.
12. Plester dan gunting perban.
13. Spalk dan kasa gulung, disesuaikan dengan ukutan tangan
anak
14. Tempat cuci tangan
15. Alat tulis
Tindakan:
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan
dan prosedur.
2. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
3. Alat-alat didekatkan ke pasien.
4. Botol cairan digantung pada standar infus.
5. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
penusukkan dan dekat bengkok disisi penusukkan.
6. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
7. Tutup botol cairan di desinfeksi.
8. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol
infus.
9. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan
cairannya
10. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung
pengatur tetesan dan selang terisi cairan, perhatikan jarum
jangan sampai alat penetes terendam.
11. Selang di klem.
12. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga vena
akan jelas terlihat (± 10 cm diatas lokasi yang akan diinfus).
13. Daerah yang akan ditusuk di desinfeksi dengan kapas
alkohol.
14. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah
yang dihisap sedikit untuk memastikan apakah jarum infus
telah masuk kedalam vena dengan cepat.
15. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk
kedalam vena, daerah ujung jarum ditekan dan pangkal
jarum dihubungkan dengan ujung selang.
16. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan
atau tidak. Apabila tidak terjadi jarum dipertahankan
letaknya dengan kasa betadin dan plester.
17. Pasang spalk pada tangan anak
18. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
19. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai
dilakukan.
20. Rapihkan alat-alat, lepas sarung tangan.
21. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan: jam
pemasangan, jenis cairan, jumlah tetesan/ menit, nama dan
paraf perawat yang memasang.
Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Ucapkan terimakasih
Kontrak tindakan selanjutnya
5. Referensi Doughtery L, et a. Standars for onfusion therapy.Royal
Collage Nursing.2010
Depkes, 2019
6. UNIT 1. Rawat Inap Ruang Anak
TERKAIT
PENDIDIKAN PROFESI NERS
Nama :
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA No.RM :
DI RUANG IRNA PEDIATRI Tanggal Lahir :
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PENILAIAN SUPERVISI


Nama perawat :
Hari/tanggal supervisi :
Tindakan : Pemasangan infus pada anak
Supervisor :
No Kegiatan 0 1 2
1 Identifikasi kebutuhan pasein pada RM
2 Persiapan Alat:
1. Seperangkat infust steril.
2. Cairan infus yang diperlukan (Asering, RL, Dektrose
5%, Nacl 0,9%)
3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Kain kassa steril dalam tempatnya.
6. Tourniquet.
7. Pengalas/perlak.
8. bengkok.
9. Standar infus.
10. Sarung tangan steril/bersih
11. Plester dan gunting perban/tranparn film
12. Spalk dan kasa gulung, disesuaikan dengan ukutan
tangan anak
13. Tempat cuci tangan
14. Alat tulis
3 Pra Interaksi
Persiapan Pasien:
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan, jika keadaan memungkinkan.
2. Pakaian pasien pada daerah yang akan dipasang infus harus
dibuka.
3. Privacy
4 Tahap kerja
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para
pasien/keluarga yang mendampingi : tujuan dan prosedur.
2. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
3. Alat-alat didekatkan ke pasien.
4. Botol cairan digantung pada standar infus.
5. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
penusukkan dan dekat bengkok disisi penusukkan.
6. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
7. Tutup botol cairan di desinfeksi.
8. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke
botol infus.
9. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan
cairannya
10. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung
pengatur tetesan dan selang terisi cairan, perhatikan jarum
jangan sampai alat penetes terendam.
11. Selang di klem.
12. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga
vena akan jelas terlihat (± 10 cm diatas lokasi yang akan
diinfus).
13. Daerah yang akan ditusuk di desinfeksi dengan kapas
alkohol.
14. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah
yang dihisap sedikit untuk memastikan apakah jarum infus
telah masuk kedalam vena dengan cepat.
15. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk
kedalam vena, daerah ujung jarum ditekan dan pangkal
jarum dihubungkan dengan ujung selang.
16. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan
atau tidak. Apabila tidak terjadi jarum dipertahankan
letaknya dengan kasa betadin dan plester.
17. Pasang spalk pada tangan anak
18. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
19. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai
dilakukan.
20. Rapihkan alat-alat, lepas sarung tangan.
21. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
4 Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Ucapkan terimakasih
3. Kontrak tindakan selanjutnya
5 Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jam
pemasangan, jenis cairan, jumlah tetesan/ menit, nama dan paraf
perawat yang memasang.
6 Sikap
1. Teliti
2. Empati
3. Peduli
4. Sabar
5. Sopan
Ket:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tapi tidak sempurna
2=dilakukan denan sempurna

Nilai akhir= jumlah skor/jumlah aspek yang dinilai=

Surabaya,……………………..
Supervisor
FORMAT LAPORAN SUPERVISI

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Tanggal,
Tanda Tangan Ners yang Disupervisi Tanda Tangan Supervisor

(...........................................................) (..........................................................)

Anda mungkin juga menyukai