E. Pengertian Keluarga
Salvision Bailon dan Arcelis Maglaya (1989) dalam Mubarrak (2012), definisi
keluarga merupakan dua orang atau lebih dari dua individu yang terganbung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Mubarrak, 2012).
Keluarga sebagai suatu sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang
terdiri atas beberapa individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan
saling bergantung, serta diorganisasi dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai
tujuan tertentu (Ah. Yusuf, 2015).
F. Fungsi Keluarga
Widyanto (2014) fungsi keluarga merupakan bentuk akhir atau akibat yang
ditimbulkan dari struktur keluarga. Adapun fungsi keluarga antara lain.
1. Fungsi afektif (The affective function)
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikolososial keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan kasih
sayang anggota keluarganya karena respon kasih sayang satu anggota keluarga ke
anggota keluarga lainnya memberikan dasar penghargaan terhadap kehidupan
keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif terlihat pada kebahagiaan
dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Dengan demikian setiap anggota
keluarga dapat saling mempertahankan iklim atau kondisi yang positif.
2. Fungsi sosial dan tempat sosialisai (Socialization and social place Finction)
Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam
keluarga. Fungsi sosialisasi dapat ditunjukan dengan membina sosialisasi pada
anak, membentuk norma-norma dan tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, serta meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Keluarga
mengajarkan anggotanya bersosialisasi baik secara internal maupun eksternal
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The reproductive function)
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia dengan memelihara dan membesarkan anak. Keluarga berfungsi
menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dengan menyediakan anggota baru
untuk masyarakat. Fungsi ini dibatasi oleh progaram KB, dimana setiap rumah
tangga dianjurkan hanya memiliki 2 orang anak.
4. Fungsi ekonomi (The economic function)
Fungsi ekonomi keluarga dengan mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebuthan semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat
tinggal, pakaian dan lain sebagainya. Fungsi ini juga termasuk pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga serta menabung memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang keluarga dengan kriteria dibawah
keluarga sejahtera seperti keluarga pra sejahtera, keluarga miskin, atau juga
keluarga miskin sekali sulit untuk memenuhi kebutuhan fungsi ekonomi ini.
5. Fungsi keperawatan kesehatan (The health care function)
Fungsi keluarga dalam keperawatan kesehatan dengan melaksanakan praktek
asuhan kesehatan yaitu keluarga mempunyai tugas untuk memelihara kesehatan
anggota keluarganya agar tetap memiliki produktivitas dalam menjalankan
perannya masing-masing. Fungsi keperawatan kesehatan ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Adapun tugas keluarga menurut
Friedman (2010) yaitu:
1) Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan perhatian penting yang perlu mendapat perhatian
keluarga. Orang tua perlu mengenal kesehatan dan perubahan yang dialami
angota keluarganya terutama berkaitan dengan kesehatan. Mengenai alasan
mengapa keluarga perlu mengetahui, dikarenakan ada rasa tanda sayang
yang mengharuskan kekuatan sumber daya, pikiran, waktu, tenaga, bahkan
harta keluarga akan digunakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan
tersebut sehingga dapat berkumpul dengan sehat dan bahagia.
2) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas
ini merupakan upaya keluarga yang utama dalam mencari solusi yang tepat
sesuai dengan masalah kesehatan yang menimpa keluarga.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Tugas merawat anggota keluarga yang sakit seringkali harus dilakukan
keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh
pelayanan kesehatan di instituti pelayanan kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mendayagunakan potensi
internal yang ada di lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan
atau membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan
Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarganya dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada (Widyanto, 2014).
Dikutip dari laman RSJ Radjiman Wedyodiningrat, 2016, keluarga yang memiliki
ODGJ dapat melakukan beberapa hal berikut untuk mencagah kekambuhan:
1. Keluarga hendaknya memantau dan memfasilitasi ODGJ dalam minum obat,
hal ini dimaksudkan obat yang diminum adalah tepat sesuai instruksi dokter
dan apakah ada efek samping dari konsumsi obat
2. Menemani kontrol ke dokter, terutama saat ada efek samping seperti jalannya
seperti robot, atau banyak mengeluarkan air liur, maka segera mengajak klien
untuk kontrol.
3. Mengetahui keadaan/ stressor yang dapat menyebabkan kekambuhan
4. Libatkan dalam aktifitas sehari-hari, fokuskan untuk memperbaiki perilaku
klien, hindari konflik, ajarkan perilaku hidup sehat dan tumbuhkan rasa
percaya diri pada klien. Rasa percaya diri akan menuntun klien untuk menjadi
lebih produktif dan mandiri.
Daftar Pustaka:
Ah. Yusuf, R. F. P. H. E. N., (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Friedman, M. (2010) Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. 5th edn.
Jakarta: EGC.
Iyus, Yosep. (2007). Keperawatan Jiwa, Edisi 1. Jakarta: Refika Aditama
KemenkesRI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No 54. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Mubarrak, W. I. (2012) Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurhalimah, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta: Kemenkes R.
RSJ Lawang Dr Radjiman Wediodiningrat. 2016. Peran Keluarga Dalam Penanganan ODGJ.
Diakses di http://rsjlawang.com/news/detail/248/peran-keluarga-dalam-perawatan-odgj-
orang-dengan-gangguan jiwa#:~:text=Keluarga%20sebagai%20garda%20terdepan
%20dalam,yang%20mengarah%2 pada%20kesehatan%20jiwa. Pada 16 Pebruari 2021
Thlowe, T. T., et all. (2017). Strengths of Families to Limit Relapse in Mentally Ill Family
Members. Health SA Gesondheid, 22, 28-35.
https://doi.org/10.1016/j.hsag.2016.09.003
Widyanto, F. C. (2014) Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Nuha
Medika.