Anda di halaman 1dari 31

KESEHATAN JIWA PADA

LANJUT USIA
Oleh :
dr. Rachmat Adi Pratama, Sp.KJ
Fisik
Jiwa

Sosial

SEHAT
Kesehatan jiwa
• Kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif
sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang
 Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
 Mampu menghadapi tekanan hidup
 Mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
 Dapat berperan serta dalam lingkungan
 Menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya
 Merasa nyaman bersama dengan orang lain
Lanjut Usia

• UU Nomor 13 Tahun 1998


Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas.
• Persentase lanjut usia di Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2020)
 9,92 persen (26 juta-an)
• Lansia perempuan > lansia laki-laki
WHO

• Antara 2015 dan 2050, proporsi populasi dunia di atas 60 tahun


akan hampir dua kali lipat  12% menjadi 22%.
• Pada tahun 2020, jumlah orang berusia 60 tahun ke atas akan
melebihi jumlah anak di bawah 5 tahun.
• Pada tahun 2050, 80% orang lanjut usia akan tinggal di negara
berpenghasilan rendah dan menengah.
• Laju populasi lansia jauh lebih tinggi daripada di masa lalu.
Lansia merupakan
Depresi kelompok usia yang
7% mengalami berbagai
kemunduran baik fisik
maupun psikis.
>20%
Gangguan
Cemas NAPZA
jiwa dan
3.8% 1%
Neurologis

Sekitar seperempat kematian


Demensia akibat tindakan menyakiti diri
5% sendiri terjadi pada orang yang
berusia 60 tahun atau lebih
Depresi pada lansia
- Umum terjadi pada
lansia, tetapi secara
klinis bukanlah
Pikira bagian normal dari
n Depresi penuaan.
- Lansia yang
memiliki riwayat
Ganggua depresi pada masa
n Mood sebelumnya,
memiliki risiko lebih
Perilaku Perasaa tinggi.
n
Depresi pada lansia
Faktor-faktor ini terkait dengan risiko depresi :
• Kondisi medis, seperti stroke atau kanker
• Genetik
• Stres
• Gangguan tidur
• Isolasi sosial dan kesepian
• Kurang olahraga atau aktivitas fisik
• Keterbatasan fungsional yang membuat aktivitas kehidupan sehari-hari menjadi
sulit
• Kecanduan dan/atau alkoholisme—termasuk dalam Gangguan Depresi Akibat
Zat
Depresi pada lansia
• Suasana sedih, cemas, atau "kosong" yang terus-menerus
• Perasaan putus asa, bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya
• Iritabilitas, kegelisahan, atau kesulitan duduk diam
• Kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya menyenangkan, termasuk seks
• Berkurangnya energi atau kelelahan
• Bergerak atau berbicara lebih lambat
• Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan
• Kesulitan tidur, bangun terlalu pagi, atau tidur berlebihan
• Makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya, biasanya dengan penambahan atau
penurunan berat badan yang tidak direncanakan
• Pikiran tentang kematian atau bunuh diri, atau upaya bunuh diri
Geriatric
Depression
Scale 15
Pencegahan Depresi

• Pertahankan aktivitas fisik dan mental


• Bergaul dengan teman sebaya /lebih muda
• Tingkatkan minat dan kegiatan untuk menolong orang lain agar
hidup menjadi bermanfaat (merasa berguna)
• Bersikap positif, selalu bersyukur!
• Contoh kegiatan: menjadi relawan posyandu ikut kelompok
senam, kelompok kesenian, kelompok pengajian, dll.
Depresi pada lansia
Apa yang dapat dilakukan untuk membantu :
• Berikan dorongan kepada lansia untuk mencari perawatan medis
dan mengikuti rencana perawatan yang ditentukan.
• Membantu mengatur jadwal kontrol atau menemani orang tersebut
ke profesional kesehatan atau kelompok pendukung.
• Berpartisipasi dalam aktivitas yang disukai orang tersebut.
• Tanyakan apakah orang tersebut ingin berjalan-jalan atau
bersepeda. Aktivitas fisik bisa sangat bagus untuk meningkatkan
mood.
• Penting untuk memperhatikan ide mengakhiri hidup.
Konseling

Tatalak
sana

Psiko
Psikoterapi
farmaka
Demensia
• Demensia adalah suatu sindrom di mana terjadi penurunan fungsi kognitif
• Saat ini lebih dari 55 juta orang hidup dengan demensia di seluruh dunia, dan
ada hampir 10 juta kasus baru setiap tahun.
• Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada
tahun 2015, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada
tahun 2050
• Demensia saat ini merupakan penyebab kematian ketujuh di antara semua
penyakit dan salah satu penyebab utama kecacatan dan ketergantungan di
antara orang tua secara global.
• Demensia memiliki dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi, tidak hanya
untuk orang yang hidup dengan demensia, tetapi juga untuk pengasuh mereka,
keluarga dan masyarakat pada umumnya.
Demensia

Hilangnya kemampuan fungsi kognitif berupa:


• Daya ingat & kemampuan belajar
• Konsentrasi, orientasi, atensi
• Kalkulasi (menghitung)
• Bahasa (pemahaman, kosa kata)
• Visuospasial (orientasi geografis, menggambar)
• Daya pikir (kemampuan memecahkan masalah, abstraksi)
Untuk memperlambat timbulnya Demensia/Alzheimer maka beberapa
hal dapat dilakukan yakni:
• Menurunkan/menjaga kadar kolesterol dalam darah
• Menurunkan/menjaga tekanan darah
• Mengendalikan diabetes
• Berolahraga secara teratur
• Terlibat dalam kegiatan yang merangsang pikiran
• Peningkatan kualitas hidup.
• Diet sehat dan gizi seimbang.
• Selain itu disarankan beberapa diet berikut:
buah dan sayuran berwarna oranye dan hijau seperti wortel
terbukti bermanfaat untuk penundaan penurunan kognitif
hingga 13 tahun lamanya.
• Mengajak otak agar terus aktif, misalnya dengan mengerjakan
teka-teki silang akan mempertahankan ingatan hingga usia
senja.
Insomnia
Perubahan Pola Tidur sehingga mempengaruhi kesegaran tubuh pada
keesokan harinya
Gejala:
• Tidur berkurang jumlah jam nya
• Tidak Bisa Tidur sama sekali
• Bisa tidur tapi terbangun-bangun (tak nyenyak)
• Sulit masuk tidur, pikiran berjalan terus
• Tidur tapi merasa tidak tidur, gelisah, mimpi2
• Pola tidur terbalik (siang tidur, malam terjaga)
Cara deteksi?

• Keluhan pasien
• Informasi teman tidur / orang serumah
• Periksa kebiasaan tidur pasien dan kegiatan pasien pada siang
hari
• Riwayat penggunaan obat-obatan
• Riwayat penyakit fisik
• Kondisi ruang tidur
• Aktivitas sebelum tidur
• Peristiwa yang membuat stres atau kuatir
Tatalaksana Insomnia

• Cari tahu penyebab Insomnia


• Konseling pasien dan keluarganya
• Perhatikan kesehatan tidur/Sleep Hygiene
• Jika belum bisa tidur juga setelah berbaring 20 menit, lebih baik
bangkit dan mencoba kembali untuk tidur jika merasa mengantuk
• Aktivitas fisik siang hari dapat membantu tidur
• Hindari pemberian obat tidur pada insomnia kronis, pemakaian
obat sesekali boleh, hati-hati ketergantungan (Estazolam 1 mg)
Rekomendasi
WHO and CDC
selama pandemic
S IH
I MA KA
TE R
• https://puspensos.kemensos.go.id/mengenal-kesehatan-mental-pada-lanjut-
usia
• https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and-health
• STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2020. Badan Pusat Statistik
• https://www.nia.nih.gov/health/depression-and-older-adults
• https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia
• https://www.alz.org/alzheimers-dementia/what-is-dementia
• http://padk.kemkes.go.id/article/read/2018/09/23/1/selamatkan-otak-peduli-
gangguan-demensiaalzheimer-pikun.html

Anda mungkin juga menyukai