PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan gejala hiperglikemia (kadar gula darah melebih batas normal) yang
normal kadar glukosa darah yaitu sekitar 60-120 mg/dl waktu puasa dan <
dan akan terus meningkat. Penyakit diabetes juga bertanggung jawab atas
kematian 1,5 juta orang pada tahun 2012 diseluruh dunia dan menempati
1
2
jumlah total pada tahun 2014 sebesar 227 penyandang diabetes dan hampir
meningkat dari 4,7 % pada tahun 1980 menjadi 8,5 % pada tahun 2014.
Gambar 1.
Peningkatan penyandang diabetes 1980-2014 (WHO 2016)
3
bersama dengan china, india, amerika, brazil, dan meksiko dengan jumlah
usia > 15 tahun di Indonesia sebesar 1,5% dan pada penduduk perkotaan
Gambar 2.
Data penyandang diabetes mellitus di indonesia
atau insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) dan diabetes mellitus tipe
4
disebabkan oleh perubahan pola hidup masa kini seperti makanan serba
II (wijaya, 2014).
berdampak pada kondisi fisik dan psikologis. Ancaman fisik yang harus
untuk merubah pola hidupnya menuju pola hidup yang lebih sehat yang
mellitus pertama kali pasti akan mengalami berbagai macam reaksi seperti
diantaranya ialah depresi, kecemasan dan stress (siregar & hidajat, 2017).
diri dan rasa tidak nyaman (azzahra, 2017). Pada tubuh seseorang yang
secara medis dinyatakan sehat secara fisik kadang sering terjadi merasa
korban, mesina (60) korban telah lama mengalami frustasi, stress, dan
depresi akibat penyakit diabetes yang tak kunjung sembuh. Kasus serupa
pria paruh baya berinisial “MS” (49) ditemukan bunuh diri dengan
korban, korban mengalamii putus asa dan depresi akibat penyakit diabetes
yang tak kunjung sembuh. Dari beberapa kasus diatas dapat diambil
mungkin kasus tersebut akan meningkat bila tidak ada kesadaran diri
Beliau dulu sempat merasa sedih, kesal, cemas terhadap keluarga dan
putus asa karena harus menjalani perubahan hidup terkait pola makan,
olahraga dan ditambah lagi beliau mengetahui bahwa penyakit beliau tidak
anak dan istrinya sehingga saat ini beliau tetap menjalani kehidupan
dilakukan dari pagi jam 08.00 hingga toko tutup jam 12.00 siang, subjek
pada rentang jam 12.00 siang hingga jam 16.00 istirahat. kemudian toko
8
dibuka lagi pukul 16.00 hingga 21.00. subjek cukup komunikatif dengan
tiga faktor yaitu faktor fisiologis, faktor kognitif dan faktor sosial.
dan tidak bersikap reaktif akan apa yang terjadi saat ini, sebuah cara untuk
(Germer, Siegel, dan Fulton, 2005). Sedangkan Snyder dan Lopez (2002)
dan perspektif dalam suatu situasi yang terjadi saat ini. Saat seseorang
mindfulness adalah individu yang memiliki fisik dan mental yang sehat,
tidak mudah cemas, tidak mudah depresi, memandang hidup lebih baik,
memiliki hubungan positif dengan orang lain, dan memiliki self esteem
New York terbebas dari pikiran, kebiasaan, dan perilaku yang tidak sehat.
memiliki fisik dan mental yang baiksehingga, dapat terhindar dari pikiran,
kebiasaan, dan perilaku yang tidak sehat (Ryan & Deci, dalam savitri
2017).
2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
tipe 2.
D. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
a. Subjek penelitian
akan digunakan.
13
E. Keaslian Penelitian
penelitian baik dalam dan luar negeri Untuk membedakan dan mendukung
dalam penelitian ini, dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-
dialaminya, mampu mengendalikan diri dan yakin dengan tuhan yang akan
berdarah. Dan pada penelitian pidgeon, dkk (2014, dalam azzahra 2017)
lebih rendah.
lebih jelas, dan munculnya sudut pandang baru yang lebih positif dalam
apa yang dirasakan saat ini, menjadi kontribusi yang penting untuk
kualitas hidup orang dewasa, yang artinya bahwa seorang dewasa harus
memiliki mindfulness yang tinggi agar bisa memiliki kualitas hidup yang
baik.
dilakukan oleh umniah dan afiatin (2009) diperoleh hasil bahwa pelatihan
remaj yang berarti semakin tinggi mindfulness yang dimiliki maka skor
A. Distres Psikologis
stres subektif yang dialami individu yang biasanya terwujud dalam bentuk
distres). Konsep distres pertama kali diambil dari teori Hans Selye mengenai
respon fisiologis dan psikologis umum terhadap stres yang diakibatkan oleh
peristiwa hidup yang mengancam (Matthews, 2000). Dalam teori ini, distres
Dijelaska
17
18
komponen, yaitu mood dan tubuh yang senantiasa merasa tidak nyaman
jatung berdetak kencang, nafas yang pendek, gemetar, tidak bergairah dan
pengalaman saat ini, merasa benar-benar hadir dalam situasi yang dihadapi
dan menjadi lebih sensitif terhadap suatu hal yang sedang terjadi.
pola sosial dasar yang mempengaruhi distres. Pola sosial yang pertama adalah
18
19
individu yang sudah menikah cenderung lebih resilien terhadap distres bila
semakin tinggi tingkat distres yang dialami. Serta terakhir, yaitu kelas sosial
a. Pengaruh fisiologis
b. Pengaruh Kognitif
20
c. Pengaruh Sosial
individu.
d. Kepribadian
individu dapat sangat terbantu dengan pemberian latihan coping skill yang
a. Depresi
b. Kecemasan
B. Mindfullness
1. Definisi Mindfulness
dari 40 tahun, tradisi Budha ini menyebar di dunia Barat, dan dari tahun-ke
22
melayang pada kejadian di hari kemaren atau rencana pada esok hari.
Individu hanya fokus pada kegiatan yang dikerjakan pada saat ini Kabat-
dengan cara tertentu seperti tujuan pada saat ini, dan tanpa menilai dengan
dimana individu menyadari nafas yang keluar masuk dari tubuhnya selama
yang terpengaruh oleh individu dan faktor situasional, seperti suasana hati,
tidak bersikap reaktif akan apa yang terjadi saat ini, sebuah cara untuk
pengalaman saat ini, merasa benar-benar hadir dalam situasi yang dihadapi
dan menjadi lebih sensitif terhadap suatu hal yang sedang terjadi.
2. Aspek-aspek mindfulness
a. Non konseptual
seseuatu yang dihadapi. Pada peristiwa sekarang, dan di waktu saat ini
(Flores, 2015).
e. Observasi subjek
2007).
f. Non verbal
g. Membebaskan (liberating)
a. Observasi
asal, bentuk, intensitas, dan durasi dari stimulus yang muncul (Baer,
b. Deskripsi
pemberian label baik atau buruk pada pengalaman pada situasi yang
Sedangkan orang yang tidak memiliki kelekatan tidak aman, maka akan
C. Diabetes Mellitus
tingginya glukosa dalam darah dan gangguan kerja fungsi hormon insulin
darah melebihi normal yaitu kadar guladarah yang lebih dari 200 mg/dl.
29
Diabetes mellitus juga sering disebut sebagai the great imitator, karena
upaya penanganan yang tepat dan serius. Dampak dari penyakit tersebut
banyak makan, mudah capek dan terjadi penurunan badan yang tidak jelas
penyebabnya.
kronik progresif dengan gejala hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari
perawatan medis secara rutin ataupun dengan diet. Jika perawatan medis
hal ini bisa disebabkan karena semakin banyaknya kasus obesitas dan
kegemukan.
tidak memiliki riwayat diabetes dan sekitar 50% pengidap kelainan ini
lain yang muncul biasanya dapat berupa penurunan berat badan, gatal,
32
kesemutan, mata kabur, mudah lelah, luka yang tidak sembuh dan
yang merupakan aspek dari distres psikoligis (myrowsky and ross, 2003). Hal
jantung koroner, diabetes, Dll) secara signifikan memiliki resiko yang besar
gairah (kelesuan), serta distraksi pada depresi atau kegelisahan dan penyakit-
penyakit ringan (seperti mual, sakit kepala dan lain-lain) pada kecemasan
yang tidak menyenangkan seperti merasa putus asa, gelisah dan merasa tidak
tinggi, maka ia akan memiliki nilai kesehatan mental yang rendah. distres
33
psikologi tidak bisa lepas dari kondisi kesehatan mental seseorang. Hal ini
diperkuat oleh penelitiaan keyes et al dan wood (dalam fledderus, dkk, 2011)
akan menurunkan distres psikologi pada individu. Salah satu ciri individu
yang memliki kesehatan mental yang baik ialah dengan memiliki mindfulness
fisik dan mental yang sehat, tidak mudah cemas, tidak mudah depresi,
memandang hidup lebih baik, memiliki hubungan positif dengan orang lain,
dan memiliki self esteem (Kabat-Zinn dalam West, 2008). Mindfulness dapat
membantu remaja di New York terbebas dari pikiran, kebiasaan, dan perilaku
yang tidak sehat. Oleh karena itu, dengan memiliki mindfulness remaja akan
mampu memiliki fisik dan mental yang sehingga, dapat terhindar dari pikiran,
kebiasaan, dan perilaku yang tidak sehat (Ryan & Deci, dalam savitri 2017).
dengan depresi yang merupakan salah satu aspek distres psikologis. Oleh
karena itu mindfulness merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap
individu yang rentan terkena distres seperti mahasiswa, karyawan dan orang
dengan resptif dan terbuka (brown, ryan & creswell, 2006). Mindfulness
terhadap apa yang terjadi pada saat sekarang yang sedang dihadapi (brown
and ryan, 2004). Kondisi mindfulness adalah kondisi individu yang secara
untuk fokus pada tujuan, dengan tidak menghakimi dan tidak menghindari
kondisi yang tidak dapat dikuasai (KabatZinn, 2004 dalam Harris, 2009).
dengan stres pada mahasiswa tahun pertama, pada penelitian ini mindfullnes
memiliki mindfulness tinggi maka akan memiliki skor depresi yang rendah.
penyandang diabetes.
35
mellitus.
E. Kerangka Teoritis
marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang meningkat, stress dan depresi.
depresi. Senada dengan hal tersebut, Mirowsky dan Ross (2003) memandang
semua sulit dan merasa tidak mampu untuk memulai sesuatu. Sedangkan
cenderung bisa terbuka dan menerima perspektif yang lebih luas akan pikiran
pikiran negative sebagai mental yang muncul dalam arus kesadaran (lau &
mcmain, 2005; finucane & mercer, 2006). Hal ini diperkuat Penelitian yang
mindfulness adalah individu yang memiliki fisik dan mental yang sehat, tidak
mudah cemas, tidak mudah depresi, memandang hidup lebih baik, memiliki
hubungan positif dengan orang lain, dan memiliki self esteem (Kabat-Zinn
psikologis.
37
Gambar 3.
(X) (Y)
F. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Subana dan Sudrajat (2005) penelitian kuantitatif dilihat dari segi tujuan,
penelitian ini dipakai untuk menguji suatu teori, menyajikan suatu fakta
1. Variabel Penelitian
yang dapat diukur atau di observasi dan bervariasi dalam dua atau
dalam suatu penelitian. Variabel adalah suatu atribut, sifat, atau nilai
dari orang lain serta obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
sebuah kesimpulan..
2. Definisi Operasional
1. Populasi
2. Sampel
3. Teknik Sampling
macam, salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
menjelaskan Teknik pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
bahasa indonesia. Tes reliabilitas pada K10 ini telah dilakukan dengan
menggunakan nilai kappa dan skor kappa yang berkisar dari 0.42
K10 merupakan alat ukur lapor diri (self report) yang terdiri dari
Wales. Hasil dari skor skala K10 ini berkisar antara 10 hingga 50
sama sekali pada saya, jarang terjadi pada saya, sering terjadi pada
alat ukur yang telah digunakan oleh Fatimah azzahra (2017) yang telah
ini:
Tabel 1.
Blueprint Skala Distres Psikologis
Aspek-aspek favorable Jumlah
Depresi 2,3,5,6 4
Kecemasan 1,4,7,8,9,10 6
Total Aitem 10
2. Skala mindfulness
ukur FFMQ yang disusun oleh baer, dkk (2006). FFMQ digunakan
penghitungan skor total per dimensi dibagi dengan jumlah item yang
ada, sehingga akan didapatkan skor paling tinggi 1 dan paling rendah
5. Dari 39 item yang telah diujicoba, terdapat satu item nomor 17 pada
didapatkan total 38 item yang terdiri dari 8 item untuk tiga dimensi
Tabel 2
Blueprint FMMQ Mindfulness
No Aspek Pernyataan Total
1 Describing 2,7,12R,16R,22R, 27,32,37 8
2 Observing 1,6,11,15,20,26,31,36 8
3 Acting with awareness 5R,8R,13R,18R,23R,28R,34 8
R,38R
4 Non judging 3R,10R,14R,25R,30R,35R,39 8
R
5 Non reactivity 4,9,19,21,24,29,33 7
Jumlah 38 38
Alat itu harus valid (sahih) dan harus reliabel (dapat dipercaya).
1. Validitas
Suatu alat pengukur dianggap valid, jika alat itu mengukur apa
yang harus diukur oleh alat itu. Meter itu valid karena mengukur jarak.
Demikian pula timbangan valid karena mengukur berat akan tetapi hal
fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika
apabila tes tersebut mengukur apa yang akan diukur. Tes memiliki
46
validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
2. Reliabilitas
merupakan tingkat konsistensi suatu tes, adalah sejauh mana tes dapat
berubah meskipun tes digunakan pada situasi yang berbeda. Hal ini
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Begitu juga kuesioner atau
skala sebagai alat ukur untuk gejala-gejala sosial (non fisik) harus
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
Kemuudian semua hasil data tes yang dperoleh akan diolah menggunakan
aplikasi SPSS.
(2012).
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Persiapan awal
berikut:
ukur penelitian.
internasional.
psikologis.
c. Pelaksanaan penelitian
51
pada pihak rumah sakit haji tanggal 14 Januari 2019, pada tangal
21 januari 2019 pada pihak rumah sakit haji membalas surat izin
Surabaya.
a. Deskripsi Subjek
mellitus tipe 2 yang sedang menjalani rawat jalan di rumah sakit haji
pernikahan.
perempuan.
Status
No Jumlah Persentase (%)
pernikahan
1 Menikah 49 70 %
2 Belum menikah 21 30 %
Total 70 100 %
sebesar 30%.
b. Deskripsi Data
Jumlah Std.
Variabel Range Min. Max. Mean Variance
Subjek Deviation
Mindfulness 70 31 97 128 111 6.31 39.883
Distres
70 19 12 31 22 4.89 23.929
Psikologis
Valid N
70
(listwise)
range sebesar 31, nilai rata-ratanya (mean) adalah 111 nilai standar
Jenis Std.
N Mean
Kelamin Deviasi
Distres Laki-laki 31 20.83 4.50
psikologis Perempuan 39 23.12 5.00
Laki-laki 31 113.45 6.33
mindfulness
Perempuan 39 105,54 6.06
pada laki-laki.
Std.
Usia N Mean
Deviasi
15-21 21 21.80 5.22
Distress
21-40 30 21.80 5.15
psikologis
40-60 19 22.94 4.19
mindfulness 15-21 21 112.86 6.84
57
Status Std.
N Mean
pekerjaan Deviasi
Bekerja 46 21.93 4.88
Distres
Menganggur 24 22.45 4.99
Psikologis
Bekerja 46 111.63 6.25
mindfulness Menganggur 24 112.13 6.55
58
pernikahan
Status Std.
N Mean
pernikahan Deviasi
Menikah 49 21.87 4.81
Distres Belum
21 22.66 5.15
psikologis menikah/bercerai
penelitian meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Berikut hasil uji
normal atau tidak. Hal ini dilakukan guna menentukan uji hipotesis
yang digunakan yaitu jika p > 0,05 maka sebaran data normal,
sedangkan jika p < 0,05 maka sebaran data tidak normal. Berikut
Tabel 12.
Output Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig. Statistik Df Sig.
*
Mindfulness .049 70 .200 .995 70 .996
Distres
.105 70 .054 .969 70 .078
psikologis
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
psikologis sebesar 0,054 > 0,05 dan nilai signifikansi dari skala
b. Uji Linieritas
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Distress Between (Combined) 686.752 26 26.414 1.178 .311
psikologis * Groups Linearity 171.319 1 171.319 7.639 .008
mindfulness
Deviation from
515.434 25 20.617 .919 .580
Linearity
Within Groups 964.333 43 22.426
Total 1651.086 69
hubungan linier
62
B. Pengujian Hipotesis
melakuka uji asumsi penelitian yang meliputi uji nirmalitas dan linieritas. Hal
Package for the Social Sciences 16), untuk mengungkap tujuan penelitian ini
psikologiss.
perubahan variabel lainnya, perubahan tersebut dapat terjadi baik dalam arah
Correlations
Distress
Mindfulness
psikologis
Mindfulness Korelasi Pearson 1 -.322**
Sig. (2-tailed) .007
Jumlah Subjek 70 70
Distres psikologis Korelasi Pearson -.322** 1
Sig. (2-tailed) .007
Jumlah Subjek 70 70
**. signifikansi korelasi berada pada level 0.01 (2 tailed).
Dari hasil analisis data yang dapat dilihat pada tabel 9 hasil uji
0,007. Karena nilai signifikasi < 0.05 maka dapat dikatakan hipotesis diterima
yang bersifat negatif (-) yang artinya adanya arah hubungan yang bertolak
C. Pembahasan
variabel linier.
distress psikologis sebesar 0,55 > 0,05 sedangkan nilai signifikansi untuk
skala mindfulness sebesar 0,200 > 0,05. Karena nilai signifikansi kedua skala
tersebut lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut
untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel linier, hasil uji linieritas
diperoleh nilai sig. sebesar 0,580 > 0,05 artinya variabel mindfulness dan
Selanjutnya hasil uji analisis korelasi pada tabel 18, didapatkan harga
signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 yang berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan
tipe 2. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan harga koefisien korelasi
yang negatif yaitu -0,322 maka arah hubungannya adalah negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi mindfulness yang tinggi maka akan kecil
65
tipe 2 dan begitu juga sebaliknya jika memiliki mindfulness yang rendah akan
antara kedua variabel cukup baik. Hasil tersebut menunjukan bahwa ketika
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh matthews (2000) yang
mindfulness yang tinggi akan lebih kebal terhadap keadaan yang tidak
mellitus memliki mindfulness yang tinggi, maka akan lebih terampil untuk
mindfulness.
terdapat empat pola sosial dasar yang mempengaruhi distres. Pola sosial yang
dibandingkan dengan laki-laki hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata 23.12
lebih besar disbanding laki-laki. Dan pada jenis kelamin laki-laki memiliki
nilai mindfulness yang lebih besar dengan nilai 113,45 sedangkan perempuan
menikah/bercerai memiliki nilai rata rata yang lebih besar dengan jumlah
22.66 dan memiliki nilai mindfulness 110.81 lebih kecil dibandingkan dengan
dialami. Serta terakhir, yaitu kelas sosial ekonomi, dimana disebutkan bahwa
semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang (baik dari segi pendidikan,
tipe 2 yang tidak bekerja lebih tinggi nilai distres psikologis dengan nilai rata
mindfulness yang tinggi maka akan memiliki fisik dan mental yang sehat, tida
mudah cemas, tidak mudah depresi yang merupakan aspek dari distres
psikologis.
mindfullnes dengan stres pada mahasiswa tahun pertama, pada penelitian ini
tinggi maka akan memiliki skor depresi yang rendah. penelitian lain yang
mellitus.
cenderung bisa terbuka dan menerima perspektif yang lebih luas akan pikiran
pikiran negative sebagai mental yang muncul dalam arus kesadaran (lau &
mcmain, 2005; finucane & mercer, 2006). Hal ini diperkuat Penelitian yang
mindfulness adalah individu yang memiliki fisik dan mental yang sehat, tidak
mudah cemas, tidak mudah depresi, memandang hidup lebih baik, memiliki
hubungan positif dengan orang lain, dan memiliki self esteem (Kabat-Zinn
dengan depresi yang merupakan salah satu aspek distres psikologis. Oleh
karena itu mindfulness merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap
69
individu yang rentan terkena distres seperti mahasiswa, karyawan dan orang
menerima perspektif yang lebih luas akan pikiran dan perasaanya sehingga
mental yang muncul dalam arus kesadaran (lau & mcmain, 2005; finucane &
individu yang memiliki fisik dan mental yang sehat, tidak mudah cemas,
positif dengan orang lain, dan memiliki self esteem (Kabat-Zinn dalam West,
2008).
umniah dan afiatin (2009) diperoleh hasil bahwa pelatihan mindfulness efektif
rendah dan prestasi tinggi daripada mahasiswa lain dalam kelompok kontrol.
70
berarti semakin tinggi mindfulness yang dimiliki maka skor depresi semakin
kecil.
.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dengan arah negatif dengan distres psikologis. Artinya semakin tinggi nilai
B. SARAN
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penelitian ini, untuk itu,
Diharapkan pula untuk lebih memperhatikan jam tidur agar kondisi fisik
71
72
dan kondisi mental dapat beristirahat dengan baik dan berkualitas agar
ilmu dapat lebih berkembang. Oleh karena itu disarankan bagi peneliti
untuk menggunakan retang usia dewasa sebagai subjek agar dapat menjadi