SKRIPSI
Mabsusah
B07212020
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Kualitas Hidup
(Quality Of Lrfe) Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD.DR. H. Slamet Martodirdjo
Kabupaten Pamekasan Madura" merupakan karya asli yang diajukan untuk
memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya. Karya ini sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
MABSUSAH
lll
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi
MADURA
Oleh:
Mabsusah 807212020
Pembimbing
dr-t
\\1 \
\J
Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag
Nip. 1 9720927 1996A32002
Penguji IIi,
Pfrluii rv.
*rmOr,
Nip. i 97609222009122001
$ KEMENTERIAN AGAMA
UNTYERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300
E-Mail : perpus@uinsby.ac.id
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Sumbaya, yang bertandatangandi bawah ini, saya:
Narna : ffiSUSAH
NIM : 807272020
Fakultas/Jurusan : PSIKOLOGI DAN KESEHATAN/PSIKOLOGI
E-mail address : mabsusah.psikologi93@gmail.com
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Pelpustakaan
UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
E Skripsi E Tesis l_l Desertasi E Lun-larr_(..... ......)
yang beriudul :
Kualitas Hidup (puali4t OfUft) Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD. DR. H. Slamet Martodfudio
Beserta petangkat yang dipetlukan (bil" ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusifini
Perpustakaan UIN Sunan Ampel Suabaya berhak menyimpan, mengalih-medtafformat-kan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkanfmempublikasikannya di Intemet atau media lain secara fitlltextuntuk kepentingan
akademis taflpl petlu meminta' litr drri s*ya selama tetap mericantumkan flaLnrre- suy^ sebagai
penulis/pencipta dan atau penerb it yangbersangkutan.
Saya bersedia unnrk meflanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pelpustakaan UIN
Snaan Ampel Surab*ye, segal* bentek tu{rtsta{r hd<urn yang tirnbul atas pelaaggaan Hak eipta
dalam karya ihniah saya ini.
(I\.{absusah)
INTISARI
xii
xiii
ix
Gambar1:KerangkaTeoritik ............................................................................... 48
Gambar2:Persentase Responden Berdasarkan Usia (tahun) ................................ 61
Gambar3:Persentase Responden Berdasarkan JenisKelamin .............................. 62
Gambar4:Persentase Responden Berdasarkan Status Perkawinan....................... 63
Gambar5:Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan.......................... 64
Gambar6:Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.................... 65
Gambar7:Persentase Responden Berdasarkan SaatIni Tinggal Bersama ............. 66
Gambar8:Persentase Responden Berdasarkan Penghasilan Tiap Bulan............... 67
Gambar9:Persentase Responden Berdasarkan Diagnosa DM.............................. 68
Gambar 10: Persentase Responden Berdasarkan Lama Menderita DM............... 69
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidup, salah satu yang dijaga adalah kesehatan. Seseorang yang hidup
sehat tanpa mengidap penyakit akan lebih bahagia dan positif dalam
yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja
dan atau sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada pasien Diabetes
kesemutan.
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
mikroskop elektron.
ini Indonesia cukup tinggi mencapai angka 8,2 juta jiwa pasien diabetes
mellitus yang akan meningkat pada tahun 2010 menjadi 194 juta.
secara cukup. Insulin adalah hormone yang dilepaskan oleh pankreas, yang
Diabetes Mellitus (DM) terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan
Brazil. Penyakit kronis seperti DM, jantung, dan kanker adalah masalah
meningkat dari 8,4 juta tahun 2000 menjadi 21,3 juta di tahun 2030.
Jumlah pasien DM ini, akan lebih besar dari jumlah seluruh penduduk
jumlah kasus sebesar 8,4 juta orang dan diprediksi akan meningkat pada
2012 angka kejadian diabetes melitus didunia adalah sebanyak 371 juta
jiwa dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari
disebabkan oleh faktor resiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis
kelamin, umur, dan faktor resiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis
kelamin, umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor resiko yang
mencapai 371 juta orang. Adapun Indonesia masuk dalam urutan ketujuh
dengan 92,3 juta pasien, Indiasebanyak 63 juta jiwa, Amerika Serikat 24,1
juta jiwa, Brasil 13,4 juta jiwa, Rusia 12,7 juta jiwa, Meksiko 10,6 juta
jiwa, dan Indonesia dengan jumlah pasien diabetes sebanyak 7,6 juta
terdapat 4,6 juta kematian akibat diabetes melitus setiap tahun dan lebih
jumlah pasien DM dari tahun 2009 hingga 2030 sebanyak 2-3 kali liat.
Melitus tipe 2. Diabetes sudah dianggap sebagai suatu epidemik dan pada
tahun 2025, diperkirakan sekitar 380 juta orang atau 7,3% dari populasi
diatas 20-79 tahun sebesar 7,6 jutajiwa dan asumsi prevalensi Diabetes
jumlah pasien Diabetes Melitus. Urutan diatasnya adalah Cina (92,3 juta
jiwa), India (63,0 juta jiwa), dan Amerika Serikat (24,1 juta jiwa), Brazil
(13,6 juta jiwa), Federasi Rusia (12,7 juta jiwa), Meksiko (10,6 juta jiwa).
manusia. Pasien DM di seluruh dunia pada tahun 2025 berkisar 333 juta
Indonesia semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun
peningkatan sekitar 230 ribu pasien setiap tahun, sehingga pada tahun
lanjut dan perubahan gaya hidup, mulai dari pola makan/jenis makanan
2007)
empat tertinggi di dunia setelah Cina, India dan Amerika, yaitu 8,4
laporan program yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas di Jawa
dari 10.796 pada tahun 2009 dan 8.107 pasien pada tahun 2008
Timur pada tahun 2012 dan 2013. Pada tahun 2012, terdapat 25,1% kasusu
Jawa Timur (Dinkes Prov. Jatim, 2012; Dinkes Prov Jatim, 2013 dalam
Nilla, 2015)
peningkatan dari tahun ke tahunnya dari survey atau data yang saya ambil
pada tahun 2012 sampai 2014 pasien rawat inap di RSUD Dr. Martodirdjo
558 orang, tahun 2013 sebanyak 698 orang, dan tahun 2014 sebanyak
diabetes melitus yang tidak terkendali dan tidak diobati dengan benar akan
memunculkan dua atau lebih penyakit, dengan salah satu penyakit tidak
selalu lebih sentral dari pada yang lain. Komplikasi kronis dapat
aktivitas fisik setiap hari, serta rajin memeriksakan kadar gula darah setiap
pengatura diet saja serta gerak badan ringan dan teratur (Soegondo &
2011)
dicapai apabila kadar gula darah terkontrol. Oleh karena itu, individu
dengan diabetes harus mengatur pola makan dengan makanan yang sehat,
rendah lemak dan cukup hidrat arang, menjalani pemeriksaan gula darah,
(Melina, 2011)
bantuan orang lai. Demikian halnya dengan pasien penyakit krosi seperti
tidak berdaya dan putus asa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
maupun kelompok.
bentuk nyata dukungan sosial berupa tindakan yang diberikan oleh orang
disekitar baik dari keluarga, teman dan masyarakat. (2) Aktivitas religius
sekitarnya.
penyakit ini yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu: 1). Adanya tuntutan
darah; 2). Gejala yang timbul saat kadar gula darah turun ataupun tinggi;
seksual.
budaya dan system nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan
(Nimas, 2012)
nilai tempat ia tinggal. Jadi dalam skala yang luas meliputi berbagai
meliputi aspek fisik, psikologis, dan social, dari bidang kesehatan yang
pasien dan harus meliputi domain yang terkait dengan fungsi harian (fisik,
Klem, Hickey & Dayton, 2000) emosi negatif, efikasi diri, dukungan
koping (Rose et al., 1998; 2002), tipe dan lamanya diabetes, tritmen
diabetes (Polonsky, Fisher, Earles, Dudl, Lees, Mullan & Richard, 2005),
yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapinya dengan positif maka akan
baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapinya dengan
negative maka akan buruk pula kualitas hidupnya. Kualitas hidup pasien
bagi pasien.
tercapai apabila kadar gula darah terkontrol. Oleh karena itu, individu
semua orang.Begitu pula bagi pasien diabetes mellitus. Disadari atau tidak
masa sulit, mereka harus mulai membenah diri, mulai mengontrol pola
makan dan aktifitas. Hal tersebut pasti membutuhkan bantuan dari orang
pada orang terdekat, maka akan membantu dalam kontrol diet dan program
kepatuhan pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Pamekasan Madura.
E. Keaslian Penelitian
kondusif seperti menjadi tegang atau perhatian berlebih, kerja yang sangat
intervensi atau terapi. Disamping itu, data tentang kualitas hidup juga
intervensi atau terapi. Disamping itu, data tentang kualitas hidup juga
bahwa semua dimensi dari kualitas hidup yang terdiri dari psikologis,
yang terkait dengan kualitas hidup selama menderita penyakit DM. karena
DM, maka subjek dalam penelitian ini terdiri dari 50 orang DM dewasa
KAJIAN PUSTAKA
23
standart dan fokus hidup mereka. Konsep ini meliputi beberapa dimensi
dan lingkungan.
nilai tempat ia tinggal. Jadi dalam skala yang luas meliputi berbagai sisi
hidup individu yang satu dengan yang lainnya akan berbeda, hal itu
tentang kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup akan sangat rendah
dipenuhi.
dimana mereka tinggal dan hidup yang ada hubungannya dengan tujuan
kepribadian dan perilaku koping (Rose et al., 1998; 2002), tipe dan
seseorang, yaitu:
kursus tertentu.
seseorang. Sumber daya pada dasarnya adalah apa yang dimiliki oleh
bencana.
pencaharian.
pada zat obat dan alat bantu medis, energi dan kelelahan, mobilitas,
konsentrasi.
aktivitas seksual.
(Nimas, 2012)
konsentrasi.
aktivitas seksual
serta transportasi.
145 mg/dl.
absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.Gejala yang
dengan 145 mg/gl). Hal ini disebabkan karena tidak dapatnya gula
yang melibatkan organ lain seperti mata, ginjal, saraf, pembuluh darah
mengklasifikasikannya.
Diabetes.
4. Hipertensi: >140/90mmHg
2008).
mellitus jika:
eksim, encok)
4. Gejala Klinik
lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan
kulit)
4. Infeksi dikulit
makan, dan lekas lapar, selain lesu dan lemah, keluhan awal kencing
tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM, umur > 45
tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi
satu kali lagi kadar gula darah sewaktu yang abnormal tinggi
manis atau diabetes mellitus apabila kadar gula darah puasa (10 jam)
lebih 26 mg/gl pada dua kali pemeriksaan saat yang berbeda. Adan
atau kadar gula sewaktu (diperiksa kapan saja) lebih dari 180 mg/gl,
lapar, selain lesu dan lemah, keluhan awal kencing manis. Berat
manis.
10 kg. Pada DM jenis yang didapat atau DM tipe 2 berat badan tidak
begitu berpengaruh.
Dan itu baru terjadi apabila kadar gula darah sudah mencapai 180
mg/gl, padahal gula darah sewaktu atau sesudah makan lebih dari
126 mg/gl saja, yang berarti di atas normalnya 110 mg/gl sudah
1. Pencegahan primordial
2. Pencegahan primer
diantaranya:
b. Kegemukan
d. Riwayat keluarga DM
3. Pencegahan sekunder
pengelolaan DM meliputi:
a. Penyuluhan
b. Perencanaan makanan
c. Latihan jasmani
4. Percegahan tersier
a. Pengaturan diet
hidup.
b. Olahraga
kadar gula darah tetap normal. Saat ini ada dokter olahraga
2. Terapi obat
3. Farmako terapi
a. Terapi insulin
maupun psikologis. Dilihat dari faktor psikologis fakta yang ada sekarang
adalah seperti stress yang dapat menyebabkan kadar gula menjadi tidak
tahap yaitu 1).Shock. Tahap ini akan muncul pada saat seseorang
mencoba hidup dengan cara yang baru. Menurut teori ini penyesuaian
bila tidak mendapatkan perawatan yang tidak tepat. Beberapa aspek dari
penyakit ini yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu: 1). Adanya tuntutan
darah, 2). Gejala yang timbul saat kadar gula darah turun ataupun tinggi,
yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapinya dengan positif maka akan
baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapinya dengan
negatif maka akan buruk pula kualitas hidupnya. Kualitas hidup pasien
bagi pasien.
D. Kerangka Teoritik
kehidupan pada konteks system nilai dan budaya dimana mereka tinggal
defenisi kualitas hidup ini fokus pada kualitas hidup yang dirasakan
tetapi lebih pada efek dari penyakit dan intervensi kesehatan pada kualitas
being”.
2012)
konsentrasi.
aktivitas seksual
Fisik
Penyakit
Kualitas Hidup
Diabetes
Mellitus (DM)
Psikologis
Sosial
Lingkungan
penelitian ini kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus dapat dilihat dari
METODE PENELITIAN
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
hidup (Quality of Life) sebagai alat ukur. Variabel tersebut ini diukur
50
1996)
B. Subjek Penelitian
Pamekasan.
tersebut, diantaranya:
C. Instrumen Penelitian
ada) yang telah dibuat oleh WHO sehingga lebih mempermudah peneliti,
sudah memiliki standart uji reliabilitas suatu koefisien alpha dari 0.90
alpha 0.76. Koefisien alpha yang diperoleh WHOQOL BREF di atas yaitu
Indonesia.
Likert lima poin (1-5) yang fokus pada intensitas, kapasitas, frekuensi
Aspek 1 – Fisik terdapat pada pertanyaan nomor 3, 4, 10, 15, 16, 17,
11, 19, dan 26. Aspek 3 Hubungan sosial ada pada pertanyaan
nomor 20, 21, dan 22. Aspek 4 Lingkungan ada pada pertanyaan
nomor 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Instrumen ini juga terdiri
atas pertanyaan positif, kecuali pada tiga pertanyaan yaitu nomor 3,4,
Tabel 1
Blue Print Blue print gambaran kualitas hidup (Quality Of Life ) pasien
Diabetes Mellitus di RSUD. DR. H. Slamer Martodirdjo Pamekasan
Keterangan
No. Jumlah
No Aspek Indikator Bobot
Aitem Favor Unfav soal
able orable
1. Aktivitas sehari-
hari
2. Ketergantungan
pada obat-obatan 3, 4,
10, 15,
Kesehatan 3. Energi dan 10, 15,
1 kelelahan 16, 17, 3, 4, 7
fisik 16, 17,
4. mobilitas 18
dan 18
5. sakit dan
ketidaknyamanan
6. tidur/istirahat
30%
7. kapasitas kerja
1. bodily image
appearance
2. perasaan negative
3. perasaan positif 5, 6,
4. self-esteem 7, 11, 5, 6, 7,
2 Psikologis 5. spiritual/agama/ 26 6
19, 11, 19,
keyakinan dan 26
pribadi
6. berpikir, belajar, 25%
memori dan
konsentrasi.
3 Sosial 1. relasi personal 20, 21, 20, 21, 3
2.
dukungan sosial dan 22 22 12%
3.
aktivitas seksual.
1.
sumber financial
2.
kebebasan,
keamanan dan
keselamatan fisik
3. perawatan
kesehatan dan
sosial termasuk
aksesbilitas dan
kualitas
4. lingkungan
rumah
5. kesempatan
untuk
mendapatkan 8, 9, 8
8, 9,
berbagai 12, 13,
12, 13,
4 Lingkungan informasi baru 14, 23,
14, 23,
maupun 24,
24, 25
keterampilan dan 25
6. partisispasi dan
mendapat
kesempatan
untuk melakukan
rekreasi dan
kegiatan yang
menyenangkan di
waktu luang
7. lingkungan fisik 33%
termasuk
polusi/kebisingan
/lalulintas/iklim
8. transportasi.
Jumlah 24 21 3 100% 24
oleh Field Trial Version (1996), yang terdiri dari aspek kesehatan fisik,
psikologis, sosial, dan lingkungan. Blue print ini dijadikan patokan oleh WHO
1. Validitas
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat. Syarat
positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel dengan menggunakan
nilai daya diskriminasi item atau r sama dengan atau lebih dari 0,30.
Jadi korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka
butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid atau tidak dapat
2. Reliabilitas
oleh taraf keajegan (konsisten) skor yang diperoleh oleh para subjek
yang diukur dengan alat yang sama, atau di ukur dengan alat yang
setara pada kondisi yang berbeda. Dalam artian yang paling luas
reliabilitas tes.
alpha.
E. Analisis Data
2010)
A. Hasil Penelitian
dari aspek kesehatan fisik, aspek psikologis, aspek hubungan sosial, dan
kemudian data diolah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
60
sebaran responden yang menjadi penelitian ini dan dapat dilihat pada
14%
22%
> 40 th
40-60 th
> 60 th
64%
yaitu responden yang berusia kurang dari 40 tahun sebanyak 14% dari
tahun sebanyak 64% dan yang terakhir responden yang berusia lebih dari
46% LK-LK
54% PR
penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54% dan yang
16%
MENIKAH
16% T' MENIKAH
JANDA/DUDA
68%
pada penelitian ini yang memilikii status menikah sebanyak 68% dari
tidak menikah sebanyak 16% dan yang terakhir responden yang memiliki
36%
Bekerja
Tdk Bekerja
64%
64% dan yang mempunyai status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 36%
dari total sampel purposive ini. Selanjutnya dapat dilihat pada sebaran
Gambar 6 persentase
per rakhir.
responden berdasarkan pendidikan terakhi
disajikan data
ta sebaran responden berdasarkan pada saat iini tinggal
bersama siapa.
pa.
18%
Sendirian
Suami/Istri
14%
Anak
66% Ortu
bersama.
12%
< 1 JT
26% 1-2,5 JT
kurang dari 1 juta sebanyak 62% dari total sampel purposive ini,
38%
tipe 1
tipe 2
62%
sebanyak 62% dari total sampel purposive ini. berikutnya akan disajikan
penyakit DM.
80% > 10 TH
sampel pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel sebaran responden
berikut ini
Tabel 3
Data Umum Responden Pasien Diabetes Mellitus di RSUD. DR.
H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan
JUMLAH PERSENTASE
KARAKTERISTIK
(N=50) (%)
USIA
< 40 Thn 6 14
40-60 Thn
32 64
60 Thn
12 22
JENI KELAMIN
Laki-laki 28 54
Perempuan
22 45
STATUS PERKAWINAN
Menikah 38 68
Tidak menikah
7 16
Janda/dud
8 16
PEKERJAAN
Bekerja
Tidak bekerja 31 64
19 36
PENDIDIKAN
TERAKHIR
9 22
SD
8 18
SMP
20 40
SMA
PT 8 8
Tidak sekolah
5 12
BERSAMA
1 2
Sendirian
36 66
Suami/istri
6 14
Anak
Orang tua 8 18
PENGHASILAN TIAP
BULAN
31 62
< 1 juta
13 26
1-2.5 juta
6 12
2.5 juta
DIAGNOSA DM
Tipe 1 31 62
Tipe 2
19 38
LAMA MENDERITA
DM
5 10
< 1 Thn
40 80
1-5 Thn
3 8
6-10 Thn
10 Thn 2 2
yang paling banyak adalah responden yang berusia di antara 40-60 tahun
adalah berjumlah 38 orang (68%) dan 7 orang responden (16%) yang tidak
menikah atau belum memiliki pasangan dan untuk responden yang berstatus
SMA sebanyak 20 orang (40%). Responden yang saat ini tinggal bersama
2. Hasil Penelitian
Tabel 4
Distribusi Rata-Rata Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus (DM)
Dilihat dari Aspek Kesehatan Fisik Pasien Diabetes Mellitus di
RSUD. DR. H Slamet Martodirdjo Pamekasan Madura
(n=50)
NO AITEM QOL RATA-RATA (X)
obat-obatan
kehidupan sehari
ketidaknyamanan
aspek Psikologis
Tabel 5
Distribusi Rata-Rata Kualtas Hidup Pasien Diabetes Mellitus (DM)
Dilihat dari Aspek psikologis Pasien Diabetes Mellitus
di RSUD. DR. H Slamet Martodirdjo Pamekasan Madura
(n=50)
diri sendiri
5. Memiliki 3.680
Spiritual/agama/keyakinan
pribadi
Tabel 6
Distribusi Rata-Rata Kualtas Hidup Pasien Diabetes Mellitus (DM)
Dilihat dari Aspek Hubungan Sosial Pasien Diabetes Mellitus
di RSUD. DR. H Slamet Martodirdjo Pamekasan Madura
(n=50)
NO AITEM QOL RATA-RATA (X)
personal
2. Membutuhkan 3.020
Dukungan sosial
Aktivitas seksual
Aspek Lingkungan
Tabel 7
Distribusi Rata-Rata Kualtas Hidup Pasien Diabetes Mellitus (DM)
Dilihat dari Aspek Lingkungan Pasien Diabetes Mellitus
di RSUD. DR. H Slamet Martodirdjo Pamekasan Madura
(n=50)
fisik
rumah
lintas/iklim
dari ketegori usia 40-60 tahun, 11 reponden dari kategori >60 tahun.
usia ada pada kategori usia <40 tahun dengan nilai mean 93.3333,
sedangkan untuk rata-rata terendah ada pada usia >60 tahun dengan nilai
rata-rata 85.8182
Dari tabel diatas dapat diketahui banyaknya data dari kategori jenis
dapat diketahui nilai rata-rata tertinggi dari kedua kategori jenis kelamin
untuk rata-rata rendah ada pada laki-laki dengan nilai rata-rata 88.500.
dari ketiga kategori status kawin ada pada kategori tidak menikah dengan
nilai mean 104.00, sedangkan untuk rata-rata terendah ada pada kategori
diketahui nilai rata-rata tertinggi dari kedua kategori pekerjaan ada pada
kategori tidak bekerja dengan nilai mean 104.00, sedangkan untuk rata-
rata rendah ada pada kategori bekerja dengan nilai rata-rata 87.7500.
ini tingga bersama dari pasien diabetes mellitus yaitu 1 responden dari
diketahui nilai rata-rata tertinggi dari keempat kategori saat ini tinggal
bersama ada pada kategori tinggal bersama anak dengan nilai mean
nilai rata-rata tertinggi dari ketiga kategori penghasilan ada pada kategori
tipe 1 dengan nilai mean 90.2333, sedangkan untuk rata-rata rendah ada
lama menderita DM ada pada kategori 6-10 tahun dengan nilai mean
B. PEMBAHASAN
Daily Living merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kapasitas
2011)
Pada saat pasien diabetes mengalami tingkat gula darah yang tinggi
Sementara itu jika mengalami kadar gula darah yang sangat rendah
(Kurniawan, 2008).
cemas dan depresi. Hasil penelitian ini juga kurang sesuai dengan
fungsi fisik pada pasien Diabetes Melitus secara tidak langsung akan
kondisinya saat ini, sehingga bisa menimbulkan rasa cemas, sedih, dan
lain-lain.
juga lebih sedikit menyalahkan diri-sendiri dan lari dari masalah serta
Melina 2011)
yang tinggi karena beban dari penyakit Diabretes Mellitus (DM) yang
yang kronis.
melihat apa yang individu rasakan pada tanggung jawab, dukungan, dan
tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada
adalah orang yang paling dekat dengan sikap saling mendukung serta
2015)
erat dengan kontrol gula darah, seperti kejadian sehari-hari, ada tidaknya
stress, efikasi diri dan dukungan sosial (Bradly, dkk, dalam Melina
2011).
saat ini atau karena manjalani rawat inap dan kondisi fisik responden
yang ada dilingkungan rumah baik keluarga maupun orang yang ada
(X=1.840).
Responden
Tabel 9
Data Persentase Tingkat Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus
di RSUD. DR. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan Berdasarkan
Karakteristik (Demografi) Responden
KARAKTERISTIK JUMLAH (N=50) PERSENTASE (%)
USIA
< 40 Thn 6 12
40-61 Thn
60 Thn 33 66
11 22
JENI KELAMIN
Laki-laki 28 48
Perempuan
22 52
STATUS PERKAWINAN
Menikah 35 70
Tidak menikah
Janda/dud 7 14
8 16
PEKERJAAN
Bekerja 32 64
Tidak bekerja
18 36
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD 9 18
SMP
SMA 8 16
PT
20 40
Tidak sekolah
8 16
5 10
PENGHASILAN TIAP
BULAN
31 62
< 1 juta
1-2.5 juta 13 26
2.5 juta
6 12
DIAGNOSA DM
Tipe 1 30 60
Tipe 2
20 40
LAMA MENDERITA DM
< 1 Thn 5 10
1-5 Thn
6-10 Thn 36 82
10 Thn
3 6
6 2
antara 40-60 tahun yaitu sebanyak 33 orang (66%). Hasil penelitian ini
Maliya & Wibawati, 2011) yang menyatakan bahwa kadar gula darah
tahun, terutama pada orang-orang yang kurang aktivitas. Usia lebih 45 tahun
hidup pasien Diabetes Melitus (DM) terhadap responden dengan usia 40-60
tahun pada penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Anas, 2007) yaitu
kualitas hidup pasien Diabetes Melitus (DM) rentang usia responden paling
banyak yaitu 50-69 tahun adalah baik. Harlock (2002) juga menyatakan
bahwa tahap terakhir dalam rentang kehidupan sering dibagi menjadi usia
lanjut dini, yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh dan usia
lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan seseorang.
Selain itu, menurut teori Pranoto (dalam Wijaya, 2015) Diabetes mellitus
menjadi penyebab kematian tertinggi ke-2 pada kelompok umur 45-54 tahun
yaitu 26 orang (52%). Kualitas hidup secara umum adalah baik . Menurut
Fadda dan Jiron (1992, dalam Nofitri, 2009) mengatakan bahwa laki-laki
dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan kendali
lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan
kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek pendidikan dan
jumlah 35 orang (70%). Sesuai dengan data penelitian (Issa, 2006) juga
individu bercerai ataupun janda, dan individu yang menikah atau kohabitasi.
pendidikan SMA sebanyak 20 orang (40%), serta pasien saat ini tinggal
orang (66%) dan penghasilan di bawah 1 juta sebanyak 35 orang (70%) tetapi
seperti penelitian yang dilakukan oleh (Ayu dkk, 2007) yang memperoleh
hasil yaitu jumlah responden yang tidak bekerja adalah paling banyak yaitu
15 orang (21,12%) dan secara umum kualitas hidup pasien adalah baik.
Sementara itu, pada sisi pendidikan, penelitian yang dilakukan oleh Noghani,
tidak banyak. Hasil yang tidak jauh berbeda pula dari peneliti yang sama,
terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak. Pada penelitian ini,
mellitus (DM) tipe 1 sebanyak 30 orang (60%). Menurut penelitian Solli, dkk
atas komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit tersebut (Astuti, 2011)
telah mengetahui penyakitnya sekitar 1-5 tahun. Data ini sesuai dengan
kepribadian dan perilaku koping (Rose et al., 1998; 2002), tipe dan lamanya
diabetes, tritmen diabetes, kadar gula darah, locus of control, jenis kelamin,
dengan diabetes (Polonsky, Fisher, Earles, Dudl, Lees, Mullan & Richard,
A. KESIMPULAN
WHOQOL-BREEF.
(X=4.480).
102
a. dilihat dari usia, responden yang memiliki kualitas hidup baik yaitu
26 orang (52%).
kualitas hidup yang baik yaitu yang saat ini tinggal bersama
B. Saran
dua minggu.
106
Maulana, Mirza. (2009). Diet Sehat untuk Membentuk Tubuh Langsing dan
Bugar. Jogjakarta: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Mei, Lina Susanti, dkk. (2013). Dukungan Keluarga Meningkatkan Kepatuhan
Diet Pasien Diabetes Mellitus Di Ruang Rawat Inap RS. Baptis Kediri.
Jurnal STIKES volume 6. No. 1
Melina, Dian Kusumadewi. (2011). Peran Stresor Harian, Optimesme dan
Regulasi Diri terhadap Kualitas Hidup Individu dengan Diabetes Mellitu
Tipe 2.PSOKOISLAMIKA.Jurnal Psikologi Islam. Vol.8. no. 1
Muchid, Abdul. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes
Mellitus.Depertemen Kesehatan RI.
Nadesul, Handrawan. (2009). Resep Mudah Tetap Sehat. Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara.
Nilla, Retnowati. Prijo Satyabakti. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Di Puskesmas Tanah
Kalikedinding.Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3. No. 1
Nimas, Ayu Fitriana. Tri, Kurniati Ambarani. (2012). Kualitas Hidup Pada
Pasien Kanker Serviks yang Menjalani Pengobatan Radioterapi.Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.Vol. 1. No. 02
Notoatmodjo, S. (2005).Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Prawitasari, Johana E. (2012). Psikologi Terapan Melintas Batas Disiplin Ilmu.
Jakarta: Erlangga
Purwakania Hasan, Aliah B. (2008). Pengantar Psikologi Kesehatan Islami.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Restyana, Noor Fatimah. (2005). Diabetes Melitus Tipe 2.J MAJORITY.Vol. 4.
No. 5
Sharkey, Brian J. (2003). Kebugaran dan Kesehatan.Jakarta: PT Raja Grafindo
Indonesia
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis.Yogyakarta:
Andi