Anda di halaman 1dari 9

ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1.

Februari 2014

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN MEKANISME


KOPING PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI
POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA
Yanes P. Taluta
Mulyadi
Rivelino S. Hamel

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: anestaluta@yahoo.com

Abstract. Diabetes mellitus is a chronic disease that has a negative impact on psychological
well-being of patients, the psychological effects such as anxiety. Anxiety is a reaction to the
disease as perceived as a threat, discomfort. Coping mechanism is a method to adapt to the
changes that occur. The purpose of the study was to determine the level of anxiety is there a
relationship with coping mechanisms in patients with type II diabetes mellitus in internal
medicine clinic Tobelo hospital. The design of this study using cross-sectional approach. Sample
of 32 people, with purposive sampling method. Data were collected by interview using a
questionnaire. The results of the study found a 12,5% rate of mild anxiety, medium anxiety
43,8%, severe anxiety 43,8% and adaptive coping mechanism 62,5%, maladaptive coping 37,5%
. The results of hypothesis testing with Chi Square test shows that the value of p = 0,002, p is
less than α (0,05) . Conclusion that there is a relationship anxiety levels with coping mechanisms
in patients with type II diabetes mellitus . Keywords : anxiety , coping mechanism

Abstrak. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang mempunyai dampak negatif
terhadap fisik maupun psikologis penderita, dampak psikologis seperti kecemasan. Kecemasan
merupakan reaksi terhadap penyakit karena dirasakan sebagai ancaman, ketidaknyamanan.
Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah hubungan tingkat kecemasan dengan
mekanisme koping pada penderita DM tipe II di poliklinik penyakit dalam RSUD Tobelo. Desain
penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 32 orang, dengan
metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian terdapat tingkat kecemasan ringan 12,5 %, kecemasan sedang 43,8%, kecemasan
berat 43,8% dan mekanisme koping adaptif 62,5%, mekanisme koping maladaptif 37,5%. Hasil
uji hipotesis dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0,002, p lebih kecil dari α
(0,05). Kesimpulan, ada hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada penderita
DM tipe II.
Kata Kunci : kecemasan, mekanisme koping

1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

PENDAHULUAN Survei awal yang dilakukan oleh


Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang peneliti di RSUD Tobelo Kabupaten
kesehatan menyatakan, sehat adalah suatu Halmahera Utara, data pasien DM tipe 2
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang rawat jalan pada tahun 2011 sebanyak
yang memungkinkan seseorang hidup 335 orang, tahun 2012 sebanyak 349 orang,
produktif secara sosial dan ekonomi. Sakit dan pada bulan Januari hingga September
adalah status yang sangat personal saat 2013 sebanyak 317 orang (Data Rekam
seseorang merasa tidak sehat, sakit bersifat medik RSUD Tobelo), ini menunjukkan
sangat subjektif hanya individu itu sendiri bahwa penderita DM dari tahun ke tahun
yang dapat mengatakan bahwa dia semakin meningkat.
sakit(Blais et all, 2007). Penyakit DM merupakan suatu
Diabetes Melitus (DM) tipe II penyakit kronis yang mempunyai dampak
merupakan penyakit hiperglikemia akibat negatif terhadap fisik maupun psikologis
insensitifitas sel terhadap insulin. Oleh penderita, gangguan fisik yang terjadi
karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel seperti poliuria, polidipsia, polifagia,
beta pankreas maka DM tipe II dianggap mengeluh lelah dan mengantuk (Price &
sebagai Non Insulin Dependen Diabetes Wilson, 2006), disamping itu dapat
Melitus (Corwin , 2009). mengalami penglihatan kabur, kelemahan
DM merupakan salah satu penyakit dan sakit kepala. Dampak psikologis yang
yang prevalensinya terus mengalami terjadi seperti kecemasan, kemarahan,
peningkatan di dunia, baik di negara maju berduka, malu, rasa bersalah, hilang
maupun negara sedang berkembang, jumlah harapan, depresi, kesepian, tidak berdaya
penderita yang mengalami DM tipe II (Brunner & Suddarth, 2002), juga dapat
merupakan kelompok yang terbanyak, menjadi pasif, tergantung, merasa tidak
mencapai kurang lebih 90 – 95 % dari nyaman, bingung dan merasa menderita
pengidap DM di dunia (Suiraoka, 2012). (Purwaningsih & Karlina, 2012).
Data Organisasi Kesehatan Dunia, Penelitian yang dilakukan Putra I,G
saat ini terdapat 366 juta jiwa dengan DM di tentang Tingkat Kecemasan Pasien DM di
dunia, di Indonesia pada tahun 2000 RSUD Sanjiwani Gianjar, menunjukkan
sebanyak 8,4 juta dan akan meningkat bahwa responden yang mengalami tingkat
menjadi 21,8 juta pada tahun 2030, sehingga kecemasan berat sebanyak 81,82% (Putra
Indonesia menduduki peringkat keempat I,G 2012). Kecemasan merupakan reaksi
setelah Amerika Serikat, China dan India terhadap penyakit karena dirasakan sebagai
diantara negara-negara yang memiliki suatu ancaman, ketidaknyamanan akibat
penyandang diabetes terbanyak, dengan nyeri dan keletihan, perubahan diet,
populasi penduduk terbesar di dunia berkurangnya kepuasan seksual, timbulnya
(Sidartawan, 2011) . krisis finansial, frustasi dalam mencapai
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tujuan, kebingungan dan ketidakpastian
tahun 2007, jumlah penduduk Indonesia masa kini dan masa depan (Brunner &
yang mengalami diabetes adalah 5,7% atau Suddarth, 2002).
sekitar 12 juta penduduk. Provinsi Seseorang dapat mengatasi stres dan
Kalimantan Barat dan Maluku Utara kecemasan dengan menggerakkan sumber
menduduki peringkat tertinggi untuk koping di lingkungan yang berupa modal
pengidap penyakit DM dengan prevalensi ekonomi, kemampuan penyelesaian
masing-masing 11,1% (Aditama, 2011). masalah, dukungan sosial dan keyakinan
budaya (Stuart, 2007). Mekanisme Koping

2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

adalah salah satu cara yang dilakukan untuk Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Tobelo,
beradaptasi terhadap stress (Saam & Kabupaten Halmahera Utara. pada tanggal
Wahyuni, 2012). 18 Desember 2013 sampai 13 Januari 2014.
Penelitian yang dilakukan oleh Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
Heriani P, tentang hubungan tingkat pasien DM tipe II yang rawat jalan di Poliklinik
pengetahuan tentang penyakit Diabetes penyakit Dalam RSUD Tobelo pada bulan Desember
2013 sampai Januari 2014. Jumlah kunjungan tiga
Melitus terhadap mekanisme koping pasien
bulan terakhir sejak Juli sampai dengan September
diabetes melitus tipe 2 di RSUD Teluk 2013 berjumlah 97 orang, jadi rata-rata jumlah
Kuantan menunjukkan bahwa dalam pasien setiap bulan adalah 32 orang.
menghadapi stresor pasien menggunakan Pengambilan sampel dilakukan dengan
mekanisme koping yang adaptif sebanyak teknik purposive sampling yaitu
53,3% (Heriani, P 2013). pengambilan sampel didasarkan pada
Fenomena yang terjadi saat ini pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
pasien yang mengidap DM di RSUD Tobelo, peneliti sendiri , jadi yang menjadi sampel
dari hasil wawancara awal yang dilakukan adalah semua pasien DM tipe II yang rawat
dengan empat orang yang berobat jalan ke jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD
Rumah Sakit satu orang mengatakan dapat Tobelo selama bulan Desember 2013 sampai
melaksanakan anjuran dari petugas Januari 2014, dengan jumlah responden
kesehatan sehingga kadar gula darahnya sebanyak 32 orang.
tetap terkendali, sedangkan tiga orang Instrumen pengumpulan data dalam
mengatakan bahwa mereka sering merasa penelitian ini menggunakan alat ukur
tidak nyaman dan terkadang gelisah bahkan kuesioner dengan menggunakan pertanyaan-
kecewa dengan kondisi yang mereka alami, pertanyaan yang terkait dengan penelitian,
sehingga membuat mereka acuh tak acuh dimana pertanyaan tersebut mengacu pada
dengan berbagai pengaturan diet, konsep atau teori yang telah diuraikan pada
pengobatan, olah raga yang seharusnya tinjauan pustaka. Jenis dan cara
dilakukan, mengakibatkan kadar gula darah pengumpulan data :
mereka sering tidak terkendali. Uraian Instrumen dalam penelitian ini
tersebut membuat peneliti tertarik untuk berupa kuesioner tentang perilaku responden
mengetahui Hubungan tingkat kecemasan terdiri dari dua bagian yaitu tingkat
dengan mekanisme koping pada penderita kecemasan dan mekanisme koping.
Diabetes Melitus tipe II di RSUD Tobelo Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
Kabupaten Halmahera Utara . tertulis yang dibaca dan dijawab oleh
responden penelitian (Suyanto, 2011).
METODOLOGI PENELITIAN Pengambilan data variabel tingkat
Penelitian ini adalah penelitian analitik kecemasan pasien DM tipe II menggunakan
dengan pendekatan cross sectional dimana instrumen baku sesuai dengan skala
waktu pengukuran atau pengamatan data Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang
variabel independen dan dependen sekaligus dikutip dari Nursalam (2003) dengan 5 penilaian
pada satu saat, artinya tiap subjek hanya yaitu :
diobservasi sekali saja. (Elfindri dkk, 2012). Skor 0 : tidak ada gejala sama
Peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat sekali
kecemasan dengan mekanisme koping pada Skor 1 : 1 dari gejala yang ada
penderita DM tipe II di Poliklinik penyakit Skor 2 : separuh dari gejala
dalam RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera
Utara. Penelitian ini dilaksanakan di

3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

yang ada Tabel 1. Distribusi Responden menurut


Skor 3 : lebih dari separuh umur
gejala yang ada
Skor 4 : semua gejala yang Umur N %
ada
Hasil penilaian tersebut digunakan 30-40 Tahun 1 3,1
untuk menentukan derajat kecemasan 41-50 Tahun 5 15,6
sebagai berikut: 51-60 Tahun 17 53,1
Skor 6-14 : kecemasan ringan > 60 Tahun 9 28,1
Skor 15-27 : kecemasan sedang Jumlah 32 100
Skor > 27 : kecemasan berat Sumber : Data Primer 2013
Pengumpulan data variabel
mekanisme koping pada pasien DM tipe II Tabel 2. Distribusi Responden menurut
menggunakan instrumen penelitian yaitu Jenis Kelamin
kuesioner yang telah dilakukan uji validitas Jenis Kelamin N %
dan reliabilitas yang terdiri dari 18 Laki-laki 14 43,75
pernyataan sesuai dengan jenis- jenis
Perempuan 18 56,25
mekanisme koping menurut Moos dalam
Brunner dan suddarth (2002) dan Siswanto Jumlah 32 100
(2007) dengan empat tipe pilihan sesuai Sumber : Data Primer 2013
dengan skala likert yaitu Sangat Setuju (SS), Tabel 3. Distribusi Responden Menurut
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS), masing-masing diberi nilai 1- Pendidikan
4. Untuk mekanisme koping yang adaptif Pendidkan n %
terdiri dari 8 item pernyataan yang berada terakhir
pada nomor 2,4,12,13,14,15,16,18, SMP 5 15,6
penilaiannya sebagai berikut : SMA 16 50,0
Nilai 4 :Sangat Setuju (SS) Perguruan Tinggi 11 34,4
Nilai 3 : Setuju Jumlah 32 100
Nilai 2 : Tidak Setuju (TS)
Sumber : Data Primer 2013
Nilai 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut
Untuk mekanisme koping maladaptif yang
terdiri dari 10 item pernyataan yang berada Pekerjaan
pada nomor 1, 3, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11, 17
Pekerjaan n %
penilaiannya sebagai berikut :
Nilai 1 : Sangat Setuju (SS) Ibu Rumah Tangga 7 21,9
Petani 1 3,1
Nilai 2 : Setuju (S)
PNS 12 37,5
Nilai 3 : Tidak Setuju (TS)
Pensiunan 9 28,1
Nilai 4 : Sangat Tidak Setuju (STS)
Swasta 3 9,4
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah 32 100
Penelitian dilakukan di poliklinik penyakit Sumber : Data Primer 2013
dalam RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera
Utara.

4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

Tabel 5. Distribusi Responden menurut Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian


lama menderita penyakit yang dilakukan di Poliklinik penyakit dalam
Lama menderita N % RSUD Tobelo ini menggunakan 32 orang
penyakit (Tahun) sebagai subjek penelitian, berdasarkan jenis
1-5 21 65,6 kelamin, yang paling banyak adalah
6-10 8 25,0 perempuan 56,25%, penelitian yang
>10 3 9,4 dilakukan oleh Bataha Y,B (2011) di poli
Jumlah 32 100 endokrin RSUP Prof. Kandou Manado, juga
Sumber : Data Primer 2013 ditemukan penderita DM tipe
II dengan jenis kelamin perempuan lebih
Tabel 6. Distribusi Responden berdasarkan banyak. Perempuan lebih berisiko mengidap
DM tipe II karena secara fisik memiliki
tingkat kecemasan
peluang peningkatan indeks masa tubuh
Tingkat Kecemasan N % yang lebih besar, sindroma siklus bulanan,
Ringan 4 12,5 pasca-menopause membuat distribusi lemak
Sedang 14 43,8 tubuh mudah terakumulasi akibat proses
Berat 14 43,8 hormonal tersebut (Irawan dalam
Jumlah 32 100,0 Trisnawati, 2012).
Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan umur, responden yang
paling banyak menderita DM Tipe II adalah
Tabel 7. Distribusi Responden menurut pada kelompok umur 51-60 tahun 53,1%
dan yang paling sedikit yaitu pada kelompok
variabel Mekanisme Koping
umur 30-40 tahun 3,1%. Penelitian
Mekanisme Koping N % Trisnawati (2012), kejadian DM tipe II
Maladaptif 12 37,5 paling banyak yaitu terdapat pada kelompok
Adaptif 20 62,5 umur ≥ 45 tahun. Umur merupakan faktor
Jumlah 32 100,0 risiko yang tidak dapat diubah, dengan
semakin bertambahnya umur, kemampuan
Sumber : Data Primer 2013 jaringan untuk mengambil glukosa darah
semakin menurun, paling banyak terdapat
Tabel 8. Hubungan tingkat kecemasan pada orang yang berumur diatas 40 tahun
dengan mekanisme koping pada penderita (Budiyanto dalam Suiraoka, 2012).
DM tipe II di poliklinik penyakit dalam Pada penelitian ini diperoleh data
RSUD Tobelo. responden berpendidikan SMA sederajat
Tingkat Mekanisme Koping Total yang paling banyak 50% dan paling sedikit
berpendidikan SMP 15,6%, tingkat
kecemasan Adaptif Maladaptif p
pendidikan seseorang mempengaruhi
N % n % n % pengetahuannya, semakin tinggi tingkat
pendidikan maka pengetahuannya
Ringan 16 88,9 2 11,1 18 100
cenderung baik.
Sedang Pekerjaan responden yang paling banyak
0,002
Berat 4 28,6 10 71,4 14 100 adalah sebagai PNS 37,5% dan yang paling
sedikit adalah tani hanya 3,1%, penelitian
Total 20 62,5 12 37,5 32 100 terkait lainnya oleh Hartono (2012) sebagian
besar penderita DM tipe II dengan jenis
Sumber : Data Primer 2013 pekerjaan pegawai kantor termasuk BUMN,

5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

PNS, TNI dan POLRI. Pekerjaan dan eksternal, bila mekanisme koping
mempengaruhi aktivitas fisik seseorang, berhasil maka orang tersebut dapat
yang memiliki aktivitas ringan tetapi beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi
mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori (Nursalam, 2007).
dan tidak dikeluarkan melalui olah raga dan Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
aktivitas tubuh akan mengalami obesitas Mekanisme Koping pada penderita DM
yang merupakan salah satu faktor pencetus tipe II di poliklinik penyakit dalam RSUD
terjadinya DM tipe II, disamping itu gaya Tobelo
hidup karena kemajuan teknologi dan Berdasarkan hasil penelitian di
kemapanan ekonomi orang lebih cenderung poliklinik penyakit dalam RSUD Tobelo,
menggunakan kendaraan ketika keluar maka pembahasan ini guna untuk
rumah walaupun jarak yang tidak terlalu mengetahui hubungan antara tingkat
jauh yang bisa ditempuh dengan berjalan kecemasan dengan mekanisme koping pada
kaki (Suiraoka, 2012) . penderita DM tipeII. Data disajikan dalam
Lama menderita penyakit ini juga bentuk tabel 3x2 dan dilakukan uji Person
bervariasi dan paling banyak yaitu pada Chi Square, hasil uji ditemukan nilai
kisaran 1-5 tahun sebanyak 21 orang harapan < 5 pada 2 cell, oleh karena besaran
(65,6%) dan paling sedikit pada kisaran >10 sampelnya kurang dari 40 yang mempunyai
tahun hanya 3 orang (9,4%), penelitian yang syarat tidak boleh ada cell yang nilai
dilakukan oleh Bataha, Y, B bahwa harapannya < 5 berarti tidak memenuhi
mayoritas penderita DM tipe II menjadi syarat uji, maka dilakukan penggabungan
responden adalah yang lama menderita nilai cell yang kecil agar membentuk tabel
penyakit 1-5 tahun (Bataha, Y,B, 2011). 2x2 yakni pada variabel independen kategori
Variabel tingkat kecemasan dalam kecemasan ringan dan sedang digabung
penelitian ini diperoleh hasil, responden menjadi 2 kategori, yaitu kategori
dengan tingkat kecemasan ringan 12,5% dan kecemasan ringan sedang dan kategori
yang banyak adalah tingkat kecemasan kecemasan berat dan dilakukan uji Chi
sedang dan berat masing-masing 43,8% . Square diperoleh nilai p = 0,002 dan tidak
Penyakit DM tipe 2 mempunyai komplikasi ada cell yang nilai harapannya < 5, hal ini
jangka panjang seperti gangguan berarti nilai p lebih kecil dari α (0,05), maka
penglihatan, penyakit ginjal, kerusakan saraf dapat dikatakan terdapat hubungan antara
dan pembuluh darah. Selain itu perubahan tingkat kecemasan dengan mekanisme
gaya hidup untuk penatalaksanaan koping pada penderita DM tipe II di
perawatan pada penderita juga mempunyai poliklinik penyakit dalam RSUD Tobelo.
kontribusi terhadap perasaan cemas yang Penelitian yang dilakukan oleh
dialami oleh karena penderita merasa tidak Sahara (2010) tentang koping Lansia
berdaya atau tidak mampu mengatasi terhadap penyakit kronis hipertensi dan DM,
masalahnya (Purwaningsih & Karlina 2010). disimpulkan bahwa sebagian besar
Variabel mekanisme koping menggunakan koping yang adaptif yakni
menunjukkan hasil bahwa responden dengan optimis dengan masa depan, adanya harapan
koping adaptif lebih banyak dari yang akan kesembuhan, berbicara dengan orang
maladaptif yakni sebanyak 20 orang lain, mendapatkan dukungan sosial,
(62,5%), mekanisme koping terbentuk menggunakan sumber spiritual, dan
melalui proses belajar dan mengingat, menerima kenyataan hidup, hal ini sesuai
belajar yang dimaksud adalah kemampuan dengan penelitian ini bahwa masih lebih
beradaptasi pada pengaruh faktor internal banyak responden yang menggunakan

6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

mekanisme koping adaptif dalam poliklinik penyakit dalam RSUD Tobelo.


menghadapi kecemasannya yaitu sebanyak Tingkat kecemasan pada penderita DM tipe
20 dari 32 subjek penelitian dengan II yang paling banyak adalah kecemasan
persentase 62,5%. ringan sedang. Dalam mengatasi kecemasan
Penelitian yang dilakukan penderita DM tipe II di poliklinik penyakit
oleh dalam RSUD Tobelo lebih banyak yang
Khuwaja di Karachi Pakistan, menggunakan mekanisme koping adaptif.
menyimpulkan bahwa sebagian besar
penderita DM tipe II mengalami kecemasan DAFTAR PUSTAKA
maka penanganan terhadap kecemasan Aditama, T, (2012). Kemitraan Pemerintah
merupakan salah satu komponen dalam dan Swasta dalam Pengendalian
perawatan bagi penderita DM (Khuwaja, Diabetes Melitus di Indonesia .
2010). Salah satu diagnosa keperawatan Pusat Komunikasi Publik Sekjen
yang ada pada penderita dengan penyakit Kemenkes RI
kronis seperti DM yakni kecemasan yang http://www.depkes.go.id/index.php/
meningkat berhubungan dengan index.phpvw=UnitLayananTerpadu
ketidakmampuan mengekspresikan perasaan (Diakses 10 November 2013)
(Purwaningsih & Karlina, 2012). __________, (2011). RI Rangking keempat
Perawat sebagai tenaga kesehatan Jumlah penderita Diabetes
yang ada di rumah sakit memiliki peranan terbanyak di Dunia. PDPERSI.
penting dalam memberikan asuhan Jakarta, http://www.pdpersi.co.id.
keperawatan dalam mengatasi kecemasan. (Diakses 12 November 2013) Blais
Menurut Doenges, Townsend dan K.K, Hayes J.S, Kozier B, Erb G.
Moorhouse (2007), intervensi keperawatan (2007), Praktik Keperawatan
yang dapat dilakukan adalah bantu pasien Profesional, Konsep dan
mengenali kecemasannya sendiri, bantu Perspektif. EGC, Jakarta
meningkatkan pengetahuan tentang Brunner & Suddarth, (2002), Keperawatan
kecemasan dan faktor yang berkaitan, beri Medikal Bedah, vol 1. EGC,
kesempatan untuk belajar koping adaptif,
Jakarta
libatkan pasien dan keluarga dalam aktivitas,
_________________, (2002), Keperawatan
pendidikan kesehatan dan dukungan.
Medikal Bedah, vol 2, EGC,
Responden yang mengalami tingkat
Jakarta
kecemasan ringan sedang yang mempunyai
mekanisme koping adaptif sebanyak 16 Corwin,E.J, (2009), Buku Saku Patofisiologi
orang (50%) dan yang mekanisme koping , EGC, Jakarta.
maladaptif sebanyak 2 orang (6,25%) Doenges, M,E, Townsend M,C, Moorhouse,
sedangkan tingkat kecemasan berat yang (2007), Rencana
mempunyai mekanisme koping adaptif Asuhan
sebanyak 4 orang (12,5%) dan yang Keperawatan Psikiatri, EGC,
mekanisme koping maladaptif sebanyak 10 Jakarta
orang (31,25%). Elfindri, Hasnita E, Abidin Z, Machmud
R, Elmiyasna (2012) Metodologi
KESIMPULAN Penelitian Kesehatan, Baduose
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Media Jakarta, Jakarta.
diketahui bahwa ada hubungan antara Hastono, S,P, Sabri, L (2011) Statistik
tingkat kecemasan dengan mekanisme Kesehatan , Rajagrafindo Persada,
koping pada penderita DM tipe II di Jakarta

7
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

Hartono, R (2012), Hubungan Asupan Serat ______________,(2013), Kumpulan Jurnal


Larut (Soluble Dietary Fiber) dan Keperawatan, vol 1
Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Manado.
Diabetes Melitus Tipe II Pasien Purwaningsih W, Karlia I, (2012), Asuhan
Rawat Jalan Di RSUD Dr. Rubini Keperawatan Jiwa, Nuha Medika,
Mempawah Kalimantan Barat Yogyakarta
http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filed Putra I,G, P, (2009), Tingkat Kecemasan
ownload/gizi/RUDI%20HARTON Pasien Diabetes Melitus yang
O.pdf dirawat di Rumah Sakit Umum
( Diakses tanggal 30 Januari 2014) Heriani,P Daerah Sanjiwani, Gianjar.
(2013) Hubungan Tingkat pengetahuan www.perpustakaan.litbang.depkes.
tentang DM dengan Mekanisme Koping go.id/ucs/index.php? (Diakses 12
pada pasien DM tipe II di RSUD Teluk November 2013)
Rekam Medik RSUD Tobelo (2013), Data
Kuantan, Registrasi Rawat Jalan tahun
http://repository.unri.ac.id:80/handl 2011-2013.
e/123456789/4263 (Diakses Tobelo, Halmahera Utara
2 November 2013) Saam Z, Wahyuni S, (2012), Psikologi
Khuwaja A,K, (2010) Anxiety and Keperawatan, PT Raja Grafindo
depression among outpatients with Persada, Jakarta.
type 2 diabetes
http://www.dmsjournal.com/content/ Siswanto, (2007) Kesehatan
2/1/72 (Di akses 30 Januari 2014) Mental,
Notoatmodjo S, (2010), Metodologi Konsep, cakupan
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, dan
Jakarta perkembangannya, ANDI
Yogyakarta
Nursalam, (2003), Konsep dan Penerapan Soegondo, S (2011) Masyarakat Perlu
Metodologi Penelitian Ilmu Edukasi Bahaya Diabetes Melitus,
Keperawatan, http://www.republika.co.id/berita/n
Salemba Medika, Jakarta Nursalam asional /lupsxm-masyarakat-perlu-
, Kurniawati D.N (2007), Asuhan edukasi-bahaya-diabetes-mellitus
Keperawatan Pasien Terinfeksi HIV/AIDS, (Diakses tanggal 12 November
Salemba Medika, Jakarta 2013)
Stuart G.W, (2007) Buku Saku Keperawatan
Price S.A, Wilson L.M, (2006), Jiwa, EGC, Jakarta
Patofisiologi Konsep Klinis dan Suyanto, (2011), Metodologi dan Aplikasi
Proses-Proses Penyakit, EGC, Penelitian Keperawatan, Nuha
Jakarta Medika, Yogyakarta
PSIK FK Unsrat, (2013), Panduan
Penulisan Tugas Akhir Proposal &
Skripsi, Manado.

8
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

Suiraoka I, P, (2012) Penyakit Degeneratif,


Mengenal, Mencegah, Mengurangi
Risiko 9 Penyakit Degeneratif,
Nuha Medika, Yogyakarta
Trisnawati, S (2012), Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe II
Di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat
http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/ar
tikel%202.%20vol%205%20no%2
01_shara.pdf (Diakses tanggal 30
Januari 2014)
Videbeck S,L, (2008), Buku Ajar
Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai