MAKALAH
Keperawatan Jiwa
Oleh :
Suvista P17210181015
D3 KEPERAWATAN MALANG
MARET 2019
A. NAMA OBAT
B. PENGERTIAN
Obat Carbamazepine adalah obat yang digunakan untuk
mencegah&mengontrol kejang dan untuk merawat pasien epilepsi&neuropati. Obat
Carbamazepine ini adalah obat yang termasuk ke dalam kelas obat anticonvulsant atau
obat antiepilepsi. Carbamazepine juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri di
wajah akibat gangguan saraf trigeminal (trigeminal neuralgia) dan gangguan bipolar.
Selain itu, fungsi Carbamazepine adalah untuk mengobati kondisi mental atau suasana
hati tertentu seperti gangguan bipolar. Manfaat Carbamazepine adalah untuk
meredakan jenis sakit saraf tertentu seperti trigeminal neuralgia, sehingga dapat
mengembalikan keseimbangan normal aktivitas saraf pasien.
C. INDIKASI OBAT
1. Pada profilaksis penyakit manik depresif yang tidak responsif pada litium.
a. Gangguan ginjal
(Laju filtrasi glomerulus <10 mL/menit: dosis 75% dari dosis dan
pantau Dialisis peritoneal dan hemodialisis: dosis 75% dari dosis dan
pantau)
b. Kerusakan Hati
(Gunakan dengan hati-hati; obat dimetabolisme terutama di hati)
MAO-Inhibitors
Obat ini mesti dihentikan dalam jangka waktu sedikitnya dua minggu, sebelum
konsumsi Carbamazepine dimulai, atau lebih lama apabila secara klinis tidak
memungkinkan.
Nefazodone
Pemberian yang bersamaan dengan Carbamazepine akan mengakibatkan
konsentrasi plasma obat nefazodone dan metabolit aktifnya tidak adekuat
untuk mencapai efek terapi. Nefazodone, di beberapa negara sudah dihentikan
peredarannya sejak tahun 2003, karena pernah dilaporkan terjadi efek samping
hepatotoksisitas berat yang memerlukan transplantasi hati, atau bahkan
kematian
Delavirdine
Pemberian yang bersamaan dengan Carbamazepine akan mengakibatkan
kehilangan respon virologis, dan kemungkinan resisten virus terhadap obat ini,
atau terhadap golongan obat non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors
E. FARMAKODINAMIK
Dengan mekanisme tersebut diatas, diperkirakan sebagai kunci utama potensi obat
untuk menghambat aktivitas serangan epileptik. Untuk mengatasi kejang, diperkirakan obat
ini bekerja dengan menurunkan respon polisinaptik, dan menghambat potensiasi post-tetanik
Selanjutnya, dengan menekan reflek potensial pada thalamus, bulbar, polisinaptik, dan
linguomandibular, maka nyeri yang ditimbulkan akibat stimulasi saraf-saraf pada tempat
tersebut, mampu dihilangkan meski rasa sakit berintensitas tinggi sekalipun.
Kapasitas obat dalam meningkatkan pengeluaran neuron-neuron bersifat
noradrenergik dapat berkontribusi kepada efek anti-epileptiknya. Walau efek obat menyerupai
efek fenitoin, namun terdapat beberapa perbedaan yaitu carbamazepine lebih efektif daripada
fenitoin dalam hal menurunkan pengeluaran stimulus yang diinduksi pada amigdala.
Efektivitas obat dalam mengatasi neuralgia adalah sebagai hasil dari penurunan
transmisi sinaptik excitatory dalam nukleus spinal trigeminalis. Dengan demikian akan terjadi
peningkatan waktu laten dari respon neuron trigeminal, dan menurunkan jumlah pengeluaran
neuron. Metabolit utama obat memiliki aktivitas anti neuralgia. Mekanisme kerja obat sebagai
tersebut diatas, diketahui dari hasil penelitian pada hewan percobaan.
Carbamazepine secara kimiawi tidak berhubungan dengan obat anti konvulsan
lainnya, atau obat penghilang nyeri lainnya untuk mengatasi trigeminal neuralgia. Efek anti-
diuretik obat merupakan konsekuensi dari pengurangan konsentrasi hormon anti-diuretik
dalam plasma darah.
F. FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik carbamazepine meliputi absorpsi yang cukup baik per oral, hingga
distribusinya yang melibatkan protein plasma
Absorpsi
Meski agak lambat, namun penyerapan obat sangat baik setelah
dikonsumsi per oral. Bioavailabilitas tablet extended-release adalah
89%. Konsentrasi puncak dalam plasma darah terjadi dalam waktu 4─12 jam
setelah konsumsi per oral, namun dapat mencapai hingga 24 jam dalam
keadaan overdosis
Distribusi
Carbamazepine berikatan dengan plasma protein sebesar 76%. Obat ini
dapat menembus sawar otak dan plasenta, dan bisa terakumulasi dalam
jaringan fetus. Distribusi obat juga bisa ke dalam air susu ibu dengan
konsentrasi sebesar 60% dari kadar plasma maternal.
Carbamazepine juga mencapai cairan serebrospinal dengan konsentrasi
sekitar 15% dari konsentrasi dalam serum darah.
Volume distribusi obat adalah sekitar 0,79─1,4 L/kgBB, yang dapat
meningkat pada pengobatan jangka panjang hingga mencapai kisaran
0,96─2,07 L/kgBB.
Metabolisme
Metabolisme carbamazepineTerjadi di hepar, namun obat ini dapat
menginduksi metabolismenya sendiri. Metabolit aktif utama yang dihasilkan
adalah Carbamazepine epoksid, dimana 50% nya terikat pada plasma protein,
dan mungkin mengikuti siklus enterohepatik. Carbamazepine diinaktivasi
melalui proses konyugasi dan hidroksilasi.
Waktu paruh carbamazepine adalah sekitar 30 jam, kisaran 18─60 jam
ketika obat diberikan sebagai dosis tunggal. Namun, setelah diberikan dosis
berulang, atau pemberian jangka panjang, waktu paruh akan memendek
menjadi sekitar 15 jam saja, dengan kisaran 10─35 jam. Hal ini terjadi karena
Carbamazepine merupakan obat yang memiliki efek induksi kuat terhadap
enzim hepar. Waktu paruh pada anak-anak adalah lebih pendek daripada waktu
paruh pada orang dewasa.
Eliminasi
Sekitar 72% dosis yang masuk per oral akan diekskresikan kedalam
urine, dan sekitar 28% dieliminasi kedalam feses. Hanya sekitar 1─3% dari
dosis total yang masuk kedalam tubuh diekskresikan kedalam urine dengan
bentuk yang tidak berubah.
G. RESISTENSI
Untuk anak, dosis oral karbamazepin 10-20 mg/kg sehari dalam dosis terbagi.
Wijaya, I. N., Si, S., Sp FRS, A., Noorriza, G., & Impian, A. (2006). PENENTUAN
SHELF-LIFE SEDIAAN KAPSUL RACIKAN DARI TABLET
KARBAMAZEPIN.
Riley, M.R., 2001. Edition, Drug Facts and Comparisons, J.B. Lippincott Company,
USA, St. Louis, Missouri
DokterSehat. Obat Carbamazepine – Bentuk Sediaan, Dosis & Indikasi untuk Dewasa.
https://doktersehat.com/carbamazepine-1/