Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Addison jarang dijumpai dan memiliki prevalensi 4 dari 100.000
orang; dua pertiga pasien adalah perempuan. Diagnose ditegakkan antara usia 20
dan 50 tahun. Dahulu, tuberkolosis adalah penyabab utama penyaki Addison.
Saat ini, dengan kemoterapi yang lebih baik, hanya sedikit pasien tuberkolosis
yang mempunyai insufisiensi adrenal. Kerusakan korteks adrenal merupakan
akibat dari proses autoimun pada lebih dari 50% pasien penyakit Addison.
Autoantibodi adrenal ditemukan dalam titer tinggi pada sebagian pasien dengann
penyakit Addison. Antibody ini bereaksi dengan antigen dikorteks adrenal,
termasuk enzim 21 hidroksilase dan menyebabkan reaksi peradangan yang
akhirnya menghancurkan kelenjar adrenal. Biassanya lebih dari 80% dari kedua
kelenjar harus rusak sebelum timbul gejala dan tanda insufisiensi. Penyakit
Addison dapat timbul bersaam dengan penyakit endokrin lain yang memiliki
dasar autoimuitas. Diantaranya adalah tiroiditis hashimoto, beberapa kasus
diabetes mellitus type 1, dan hipoparatiroidisme. Juga tampaknya terdapat
predisposisi familial untuk penyakit endrokin autoimun, yang mungkin berkaitan
dengan kelainan reaktifitas system imun pasien. Penyebab penyakit Addison
yang lebih jarang adalah pendarahan yang disebabkan oleh pemakaina
antikoogulan jangka panjang terutama heparin, penyakit granulomatosa non
perkijuan, infeksi sitomegalovirus (CMV) pada pasien dengan sindrom
imonodefisiensi didapat (AIDS), dan neuplasma metastatic yang mengenai kedua
kelenjar adrenal. Pernah dilaporkan kasus-kasus jarang yaitu, insufisiensi korteks
adrenal primer terjadi akibat mutasi di gen-gen yang mengode protein yang
mengendalikan perkembangan adrenal atau steroidogenesis.( Price, Sylvia. 2006)

Keperawatan Krisis 4 Page 1


B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep teori penyakit krisis adrenal?
2. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit krisisi adrenal?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep teori dan asuhan
keperawatan penyakit krisis adrenal.

Keperawatan Krisis 4 Page 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI
1. Penyakit addison

Penyakit addison merupakan kelainan insufiensi primer kelenjar


adrenal yang disebabkan idiopatik atau kerusakan kelenjar adrenal karena
proses autoimun atau penyakit lain ( Black, 2009).

Krisis Adrenal atau krisis Addison atau Acute Adrenal Insuffiency


adalah suatu insufisiensi adrenal akut yang biasanya ditemukan dalam
keadaan syok pada seseorang yang menderita insufisiensi adrenal yang
sebelumnya tidak diketahui atau pada penderita insufisiensi adrenal yang
kenudian mendapat suatu infeksi bakteri, tindakan operasi, diare atau penyakit
berat lainnya.
Krisis adrenal adalah suatu keadaan gawat darurat yang berhubungan
dengan menurunnya atau kekurangan hormon yang relatif dan terjadinya
kolaps sistem kardiovaskuler dan biasanya gejala gejalanya non spesifik,
seperti muntah dan nyeri abdomen.
2. Etiologi dan faktor resiko

Keperawatan Krisis 4 Page 3


Adrenal insufiensi penyebab utamanya adalah karena proses autoimun
seperti pada pasien dengan AIDS. Faktor lain adalah karena tuberkolosis,
metastase dari paru-paru, payudara, saluran pencernaan, melanoma.

Faktor resiko adalah adanya penyakit endokrin pemberian


glukokortikoid lebih dari tiga minggu, pemberian glukokortikoid lebih dari
satu kali dalam sehari, pengangkatan kelenjar adrenal, perdarahan kelenjar
adrenal karena terapi koagulasi dan pneumonia meningococal.

3. Patofisiologi

Pada hipofungsi kelenjar adrenal terutama disebabkan karena


autoimun, di mana sebagian sel-sel korteks adrenal dianggap mempunyai
karakteristik yang berbeda. Hal ini memicu terjadinya reaksi peradangan.
Pada kondisi yang lama dapat mengakibtakan keruskan sel kelenjar adrenal,
sehingga menyebabkan hipofungsi kelenjar adrenal yang ditandai oleh adanya
penurunan kadar mineral lokortikoid (aldosteron). Glukokortikoid (kortisol)
dan androgen.

Pada hipofungsi yang disebabkan karena disfungsi


hipothalamikpituitari-adrenal menyebabkan penurunan produksi kortisol dan
penurunan kadar ACTH plasma. Hipothalamikpituitari menyebabkan
penurunan sekresi ACTH yang kemudian berpengaruh terhadap penuruna
sekresi kortisol dan androgen. Kekurangan glukortioid mengakibatkan
penghambatan mobilisasi dari protein jaringan dan menghambat kemampuan
hati menyimpan glikogen, hal ini mengakibatkan kelemahan otot dan
hipoglikemia. Penyembuhan luka menjadi lambat, menurun tahanan vaskuler
perifer karena menurunnya respon vaskuler dari katekolanin, menurunnya
sekresi aldosteron menyebabkan kehilangan air,natrium dan klorida dari ginjal
dan meningkatnya reabsorbsi dari ion kalium sehingga menimbulkan
hiperkalimia.

Keperawatan Krisis 4 Page 4


Defisit mineralokortikoid dapat menyebabkan penurunan sekresi renin
oleh ginjal sehingga terjadi hipoangiotensinema yang berperan penting dalam
terjadinya hipoaldesteronisme dengan hiperkalemia yang lebih lanjut dapat
terjadi asidosis metabolik.

Keadaan akut insufiensi adrenal atau addisonia krisis merupakan


keadaan darurat, dengan faktor pemicu diantaranya kehamilan, pembedahan,
infksi, dehidrasi, demam, anoreksia dan emosi yang meningkat.Manifestasi
klinik krisis adrenal diantaranya tidak seimbang elektrolit, depresi atau
perubhan mental, penurunan volume, hipotensi, penurunan kesadaran dan
syok.

Insufisiensi adrenal, jarang terjadi tetapi merupakan disfungsi korteks


adrenal yang mengancam jiwa. Insufisensi hormon adrenal dapat
bersifatprimer (yang secara langsug dapat menyerang kelenjar adrenal)
ataupun sekunder (akibat penyakit hipofisis hipotalamus).

Insufisiensi adrenal primer disebut penyakit addison. Penyebab


hipoadrenalisme primer yang paling umum pada daerah industrilisasi di
negara Barat adalah adrenalitis autoimun. Pembentukan atibodi autoimun
menyebabkan kerusakan bertahap kelenjar adrenal, yang mengakibatkan
insufisiensi adrena;. Penyebab utama kedua insufisiensi adrenal adalah
kerusakan kelenjar akibat infeksi tuberculosis bakterium. Di seluruh dunia,
tuberkulosis tetap menjadi penyeba umum tersering insufisiensi adrenal
primer. Penyebab lain meliputi hemoragi bilateral kelenjar sekunder akibat
infeksi bakteri disertai sepsis dan syok, keganasan metastatik, acquared
immunodeficiency syndrome (AIDS), infeksi jamur, adrenalektomi pemdahan,
dan sarkoidosis.

Penyebab umum tersering Insufisiensi adrenal sekunder bersifat


iatrogenik, akibat pemutusan tiba-tiba pemberian hormon adrenokortikotropik
eksogen (ACTH) atau sebagai komplikasi terapi kortisol. Penekanan sekresi

Keperawatan Krisis 4 Page 5


ACTH akibat terapi kortisol eksogen mengganggu mekanisme umpan balik
alamitubuh yang mengendalikam sekresi kortisol, meebabkan pasien
mengalami insufisiensi adrenal akut. Penyebab Insufisiensi adrenal sekunder
yang lain adalahkarsinom paru atau payudara metastase, infark hipofisis,
pembedahan atau iradiasi, dan gangguan SSP, seperti patah tulang atau infeksi
tengkorak basilar.

Insufisiensi adrenal akut atau krisis adrenal terjadi ketika ada perubahan
kondisi kronik atau perdarahan adrenal masif. Selain pada penyakit kronik,
infeksi, trauma, prosedur pembedahan, atau beberapa stres tambahan yang
terjad, memicu terjadinya krisis adrenal pada pasie. Oleh sebab itu, pasien
tidak dapat memenuhi kebutuhan fungsi metabolikormal atau peningkatan
kebutuhan metabolik saat terjadi stress atau penyakit. Banyak pasien stres dan
sakit kritis dapat mengalami Insufisiensi adrenal akibat stresor tambahan yang
muncul tiba-tiba. Seiring perjuangan pasien untuk bertahan, pasien akan cepat
menghabiska smpanan kortisol dan mungkin membuthkan penggantian
kortisol eksogen.

4. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik yang terjadi diantaranya penurunan berat badan,


meningkatnya kelemahan, muntah, diare, anoreksia, nyeri sendi, postural
hipotensi atau pusing postural mungkin dapat terjadi, adanya peningkatan
pigmentasi dapat terjadi sebagai akibat meningkatnya hormon ACTH.

Gejala insufiensi adrenal primer dan insufiensi adrenal sekunder


adalah sama. Karena insufiensi adreanal mempengaruhi glukortiroid dan
mineralokortiroid, banyak fungsi tubuh terganggu, termasuk metabolisme
glukosa, keseimbangan cairan dan elektrolit, status kongitif, dan status
kardiopulponal. Kelemahan, keletihan, anoreksia, mual, muntah, diare, dan
nyeri abdomen dapat merupakan tanda awal krisis adrenal. Temuan ini tidak
spesifik, penggunaan hidrokortison sebanyak lebih dari 20 mg atau ekuivalen

Keperawatan Krisis 4 Page 6


dengannya, yang diminum lebih lama dari 7 sampai 10 hari, berpotensi
menekan aksis hipotalamus- hipofisis- adrenal.

Hiperpigmentasi pada daerah siku, lutut, tangan, atau mukosa bukal


tampak pada insufiensi adrenal primer. Adanya hiperpigmentasi , akibat
penumpukan melanian pada kulit, memperkuat gambaran klinis krisis adrenal.
Perubahan fisik yang paling umum meliputi tanda dehidrasi berat seperti
penurunan berat badan dan hipotensi ortostatik. Dehidrasi terjadi akibat
insufiensi kemampuan nefron untuk mereabsobsi natrium dan air.

5. Tes diagnostik
Nilai laboratorium pada kondidi defisiensi glukokortiroid dan
mineralokortiroid akut menunjukkan hipotermia , hiperkalemia, penurunan
kadar biokarbonat serum, dan peningkatan nitrogen urea darah (BUN).
Asidosis metabolik dapat terjadi karena dehidrasi . biasanya terjadi
hipoglikemia. Hasil laboratorium abnormal yang lain adalah anemia dan
limfositosis disertai eosinfilia. Pada insufiensi adrenal primer , pasien
mengalami peningkatan kronis kadar ACTH. Pada pasien insufiensi adrenal
sekunder, kadar ACTH dapat normal atau menurun.
Kadar kortisol serum dan pemerikasaan stimulasi kortisol (ACTH)
juga digunakan untuk memastikan diagnosis. Pada insufiensi adrenal primer,
injeksi ACTH ( atau cortrosyn) berulang tidak menyebabkan peningkatan
kadar kortisol karena kelenjar adrenal tidak berfungsi. Pada insufiensi adrenal
sekunder, injeksi adrenal menyebabkan respon yang normal tetapi lambat
terjadi.

a. Pengukuran hormon kortisol dan androgen untuk mngukur kartosol total


plasma ( terikat dan bebas) menggunakan radioimunoassay. Pada keadaan
normal kadar kortisol plasma tergantung keadaan pasien dan waktu
pengukuran. Pada keadaan stress, saat pembedahan dan setelah trauma
dapat mencapai 40-60 µg/dL, pada pagi hari jam delapan berkisaran 3-20

Keperawatan Krisis 4 Page 7


µg/dL. Nilai rata-rata normal kortisol plasma 10-12 µg/dL ( Anwar, 2005 ).
Pada hipoadrenal, terjadi penurunan kadar kortisol plasma kurang dari 5
µg/dL.
b. Hormon ACTH plasma, dengan pengukuran menggunakan
immunoradiometric assay, kadar hormon ACTH sekitar 10-50 pg/ml. Pada
insufiensi adrenal primer kadar ACTH meningkat dapt lebih dari 250
pg/ml, sebaliknya pada hipoadrenalisme sekunder kadar ACTH plasma
kurang dari 50 mg/ml ( Anwar, 2005 ).
c. Pemeriksaan serum darah
 Sodium menurun ( N : 136-145 mEq/L)
 Potasium meningkat ( N : 3.5-5.0 mEq/L)
 Kalsium meningkat (N : total 9-10.5 mg/dl)
 Bikarbonat meningkat ( N : 23-30 mEq/L)
 BUN meningkat (N :10-20 mg/dl)
 Glukosa menurun atau melemah ( N : 70-115 mg/dl)
 Kortisol menurun (N: pagi 5-23 mcg/dl. Sore 3-13 mcg/dl)
d. Peningktan ion natrium urin
e. Pemeriksaan radiologi seperti CT Scan, magnetic resonance imaging
(MRI) untuk memeriksa kelenjar adrenal dan pituitary.
f. Pemeriksaan EKG menunjukkan tanda-tanda hoperkalemia : kompleks
QRS yang melebar dan peningkatan PR interval.
6. Penatalaksanaan
Tujuan segera terapi insufensi kelenjar adrenal adalah untuk
memberikan hormon yabg dibutuhkan dan memulihkan kesimbangan cairan
dan elektrolit. Hidrokortison, 100mg intravena, sgera diberikan , dilanjutkan
dengan 100mg setiap 6 jam sampai 8 jam. Resutitasi cairan juga segera
dimulai dengan salin normal dan larutan dektrosa 5% , kecepatan penggantian
cairan dan elektolit ditentukan oleh derajat kehilangan cairan kadar elektrolit
serum, dan respon klinis terhadap terapi. Masalah medis atau maslah

Keperawatan Krisis 4 Page 8


pembedahan yang berhubungan dapat mengindikasikan kebutuhan
pemantauan tekanan darah dan hemodinamik invasif.
Tujaun penatalaksanaan yang lain adalah untuk mencegah komplikasi.
Ini meliputi pemantauan tanda dan gejala ketidakseimbangan caiaran dan
elektrolit ( hiponatremia dan hiperkalsemia) dan fungsi pernapasan serta
fungsi kardiovaskuler. Perawat memeriksa apakah ada perubahan tekanan
darah , irama dan frekuensi jantung, warna dan suhu kulit, waktu pengisian
kapiler, dan tekanan vena sentral (CVP ) . terdapat risiko terjadi hipotensi
ortostatik, berdikardi, dan distritmia. Perawat juga memantau tanda
neuromuscular, seperti kelemahan ,kedutan, hiperrefleksia , dan parestesia.
Dukungan emosional, penjelasna singkat, dan lingkungan yang tenang
merupakan upaya efektif untuk membantu pasien secara emosional melewati
krisis psikologis. Setelah krisis akut berakhir, penyuluhan pasien merupakan
tujuan perawat. Penyuluhan pasien dibutuhkan karena prognosisi akhir
bergantung pada kemampuan pasien untuk memahami dan melakukan
perawatan mandiri. Perawatan mandiri meliputi mengetahui program
pengobatan, factor- factor penyebab stress dan efeknya pada penyakit, dan
tanda krisis lanjutan ; penggunaan tanda kewaspadaan media, gelang, atau
kartu dompet, dan meminum obat- obatan yang diresepkan.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Pengkajian
1. Primary Survey
a. Airway (jalan nafas) dengan control servikal
Kaji:
1) Bersihan jalan nafas
2) Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
3) Distress pernafasan
4) Tanda tanda pendarahan di jalan nafas, muntahan, ederma laring.

Keperawatan Krisis 4 Page 9


b. Breathing dan ventilasi
Kaji:
1) Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
2) Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
3) Udara yang di keluarkan dari jalan nafas
c. Circulation
Kaji:
1) Denyut nadi karotis
2) Tekanan darah
3) Warna kulit, kelembaban kulit
4) Tanda tanda pendarahan ekternal dan internal
d. Disability
Kaji:
1) Tingkat kesadaran
2) Gerakan ekstremitas
3) Glasgow Coma Scale (GCS), atau pada anak tentukan: Alert (A),
respon verbal (V), respon nyeri/pain (P), tidak
berespon/unresponsip (U).
4) Ukuran pupil dan respons pupil terhadap cahaya
e. Exposure
Kaji: Tanda-tanda trauma yang ada

2. Primary Secondary
1) Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang
mengalami krisis adrenal
2) Anamnesa
a. Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan
muntah.

Keperawatan Krisis 4 Page 10


b. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis,
hipoglikemia maupun Ca paru, payudara dan limpoma
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul
ialah pada gejala awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea,
muntah, BB turun, hipotensi dan hipoglikemi, astenia (gejala
cardinal). Pasien lemah yang berlebih, hiperpigmentasi, rambut
pubis dan axila berkurang pada perempuan, hipotensi arterial (TD :
80/50 mm/Hg)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami
penyakit yang sama / penyakit autoimun yang lain.
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
1. Pengkajian kepala, leher dan wajah
a) Periksa wajah, adakah luka dan laserasi, perubahan tulang wajah
dan jaringan lunak, adakah perdarahan serta benda asing.
b) Periksa mata, ukuran pupil isokor/anisokor, pupil mengalami
miosis/medriasis, ketajaman mata, ptosis, diplopia.
c) Hidung, periksa ada perdarahan, perasaan nyeri, krepitasi.
d) Telinga, periksa adanya nyeri, tinitus, keutuhan membran
timpani, adanya hemotimpanum.
e) Mulut, faring, mukosa mulut, warna, kelembabab, lesi, tonsil
meradang, adanya nyeri.
f) Kaji adanya kaku leher
2. Pengkajian dada
a) Pernafasan: irama, kedalaman dan karakter pernafasan
b) Pergerakan dinding dada anterior dan posterior
c) Amati penggunaan otot bantu nafas
3. Abdomen dan pelvis

Keperawatan Krisis 4 Page 11


a) Struktur tulang pelvis dan keadaan dinding abdomen
b) Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi,
distensi abdomen, jejas.
c) Nadi femoralis
d) Bising usus
e) Distensi abdomen
4. Ekstremitas
Pengkajian di ekstremitas meliputi:
a) Tanda-tanda injuri eksternal
b) Nyeri
c) Pergerakan dan kekuatan otot ekstremitas
d) Iskemia jaringan
e) Warna kulit
f) Denyut nadi perifer
5. Inspect the posterior surface: Kaji tanda-tanda adanya jejas.

Keperawatan Krisis 4 Page 12


Diagnosa Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
3. Resiko penurunan curah jantung
4. Risiko Infeksi
5. Risiko ketidakseimbangan nutrisi:

Intervensi Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
Kekurangan NOC NIC
volume cairan  Fluid balance Fluid management
Definisi: penurunan  hydration  Timbang
cairan intra vascular,  Nutritional popok/pembalut jika
interstisial, dan/atau diperlukan
status:food and fluid
intraseluler. Ini  Pertahankan catatan
intake
intake dan output
mengacu pada
yang akurat
dehidrasi, kehilangan KriteriaHasil :  Monitor status
cairan tanpa  Mempertahankan hidrasi (kelembaban
perubahan pada urin output sesuai membrane mukosa,
natrium. dengan usia dan nadi adekuat,
Batasan BB, BJ urin tekanan darah
karakteristik ortostatik),
normal, HT normal
jikadiperlukan
 Perubahan status  Tekanan darah,  Monitor vital sign
mental nadi, suhu tubuh  Monitor masukan
 Penurunan dalam batas normal makanan/cairan dan
tekanan darah
 Tidak ada tanda- hitung intake kalori
 Penurunan
tanda dehidrasi, harian
tekanan nadi
elastisitas turgor  Kolaborasikan
 Penurunan
kulit baik, pemberian cairan IV
volume nadi
 Monitor status
 Penurunan turgor membrane mukosa
nutrisi
kulit lembab, tidak ada
 Berikan cairan IV
 Penurunan turgor rasa haus yang pada suhu ruangan
lidah berlebihan  Dorong masukan

Keperawatan Krisis 4 Page 13


 Penurunan oral
haluaran urin  Berikan penggantian
 Penurunan nasogastrik sesuai
pengisian vena output
 Membran mukosa  Dorong keluarga
kering untuk bantu pasien
 Kulit kering makan
 Peningkatan  Tawarkan snack (jus
hematokrit buah,buah segar)
 Peningkatan suhu  Kolaborasi dengan
tubuh dokter
 Peningkatan  Atur kemungkinan
frekuensi nadi transfuse
 Peningkatan Hypovolemia
konsentrasi urin Management
 Penurunanberatba  Monitor status
dan tiba-tiba cairan termasuk
 Haus intake dan output
 Kelemahan cairan
 Pelihara IV line
Faktor yang  Monitor tingkat Hb
berhubungan dan hematokrit
 Kehilangan  Monitor tanda vital
cairan aktif  Monitor respon
 Kehilangan pasien terhadap
mekanisme penambahan cairan
regulasi  Monitor berat badan
 Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
 Pemberian cairan
IV monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
 Monitor adanya
tanda gagal ginjal

Keperawatan Krisis 4 Page 14


2. Gangguan perfusi perifer

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
Ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan  Circulation Peripheral Sensation
perifer status Management
Definisi : penurunan  Tissue (Manajement sensasi
sirkulasi darah ke perfusion:cereb perifer)
perifer yang dapat ral  Monitor adanya daerah
mengganggu Kriteria hasil : tertentu yang hanya peka
kesehatan Mendemonstrasika terhadap
Batasan n status sirkulasi panas/dingin/tajam/tump
ul
Karakteristik : yang ditandai
 Instruksikan keluarga
 Tidak ada nadi dengan : untuk mengobservasi
 Perubahan fungsi  Tekanan kulit jika ada isi atau
motorik systole diastole laresi
 Perubahan dalam rentang  Gunakan sarung tangan
karakteristik yang untuk proteksi
diharapkan  Batasi gerakan pada
kulit(warna,elastisi
 Tidak ada kepala, leher dan
tas,rambut,kelemb punggung
apan,kuku,sensasi, ortostatik
 Monitor kemampuan
suhu) hipertensi BAB
 Indeks ankle-  Tidaka ada  Kolaborasi pemberian
brakhial <0,90 tanda-tanda analgetik
 Perubahan tekana peningkatan  Monitor adanya
tekanan tromboplebetis
darah
intracranial  Diskusikan mengenai
diekstremitas
(tidak lebih penyebab perubahan
 Waktu pengisi sensasi
kapiler >3 detik dari 15mmHg)
Mendemonstra
 Klaudikasi
sikan
 Warna tidak
kemampuan
kembali ketungkai
kognitif yang
saat tungkai
di tandai
diturunkan
dengan :
 Kelambatan
 Berkomunikasi
penyembuhan luka
dengan jelas
perifer
dan sesuai
 Penurunan nadi

Keperawatan Krisis 4 Page 15


 Edema dengan
 Nyeri ekstremitas kemampuan
 Bruit femoral  Menunjukkan
 Pemendekan jarak perhatian
total yang konsentrasi
ditempuh dalam dan orientasi
uji berjalan enam  Memproses
menit informasi
 Pemendekan jarak  Membuat
bebas nyeri yang keputusan
ditempuh dalam dengan benar
uji berjalan enam  Menunjukkan
menit fungsi sensori
 Perestesia motoricranial
yang
 Warna kulit pucat
utuh:tingkat
saat elevasi
kesadaran
Faktor yang
membaik,tidak
Berhubungan
ada gerakan-
 Kurang
gerakan
pengetahuan
involunter
tentang factor
pemberat(mis,mer
okok.gaya hidup
monoton,trauma,o
besitas,asupan
garam,imobilitas)
 Kurang
pengetahuan
tentang proses
penyakit(mis,diabe
tes,hiperlipidemia)
 Diabetes militus
 Hipertensi
 Gaya hidup
monoton
 Merokok

3. Penurunan Curah Jantung

Keperawatan Krisis 4 Page 16


Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Penurunan Curah NOC NIC


Jantung
Definisi:  Cardiac pump Cardiac care
Ketidakadekuatan darah effectiveness  Evaluasi adanya
yang dipompa oleh  Circulation nyeri dada
jantung untuk memenuhi status (intensitas, lokasi,
kebbutuhan metabolic  Vital sign durasi)
 Catat adanya
tubuh status
distrimia jantung
Batasan karakteristik :  Catat adanya tanda
 Perubahan frekuensi Kriteria hasil : dan gejal penurunan
atau irama :  Tanda vital cardiac output
- Aritmia dalam rentang  Monitor status
- Bradikardi, normal (tekanan cardio vaskuler
takikardi darah, nadi,  Monitor status
- Perubahan EKG respirasi) pernafasan yang
menandakan gagal
- Palpitasi  Dapat
jantung
 Perubahan preload : mentoleransi  monitor abdomen
- Penurunan aktivitas, tidak sebagai indicator
tekanan vena ada kelelahan penurunan perfusi
central (central  Tidak ada  monitor balance
venous edema paru, cairan
pressure,CVP) perifer, dan  monitor adanya
tidak ada asites perubahan tekanan
- Penurunan
darah
tekanan arteri paru  Tidak ada
 monitor respon
(pulmonary artery penurunan pasien terhadap efek
wedge pressure, kesadaran pengobatab
PAWP) antiaritmia
- Edema, keletihan  atur periode latihan
- Peningkatan CVP dan istirahatuntuk
- Penigkatan PAWP menghindari
kelelahan
- Distensi vena
 monitor toleransi
jugular aktivitas pasien
- Murmur  monitor adanya
- Peningkatan berat dispnea, fatigue,
badan tekipneu dan
ortopneu
 Perubahan afterload :  anjurkan untuk

Keperawatan Krisis 4 Page 17


- Kulit lembab menurunkan stress.
- Penurunan nadi
perifer Vital sign monitoring
- Penurunan :
resistensi vascular  monitor TD, nadi,
paru ( pulmonary suhu, dan RR
vascular  catat adanya
fluktuasi tekanan
resistence, PVR)
darah
- Penurunan  monitor VS saat
resistensi vaskuler pasien berbaring,
sistemik (SVR) duduk, atau berdiri
- Dispnea  auskultasi TD pada
- Peningkatan PVR kedua lengan dan
- Peningkatan SVR bandingkan
- Oliguria  monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
- Pengisian kapiler
selama, dan setelah
memanjang aktivitas
- Perubahan warna  monitor kualitas dari
kulit nadi
- Variasi pada  monitor adanya
pembacaan pulsus paradoksus
tekanan darah  monitor adanya
 Perubahan pulsus alterans
 monitor jumlah dan
kontraktilitas:
irama jantung
- Batuk, crackle  monitor bunyi
- Penururnan indeks jantung
jantung  monitor frekuensi
- Penurunan fraksi dan irama
ejeksi pernafasan
- Ortopnea  monitor suara paru
- Dispnea  monitor pola
pernafasan abnormal
proksismal
 monitor suhu, warna,
nocturnal
dan kelembaban
- Penurunan kulit
LVSWI (left  monitor sianosis
ventricular strok perifer
work index)  monitor adanya
- Penularan stroke chusing triad
volume indeks (tekanan nadi yang

Keperawatan Krisis 4 Page 18


(SVI) melebar, bradikardi,
- Bunyi S3, Bunyi peningkatan sistolik)
S4  identifikasi
penyebab dari
 Perilaku / emoai
perubahan vital sign
- Anesitas, gelisah

Faktor yang
berhubungan :
 Perubahan after load
 Perubahan
kontraktilitas
 Perubahan frekuensi
jantung
 Perubahan preload
 Perubahan irama
 Perubahan volume
sekuncup

4. Risiko Infeksi
Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi

Resiko Infeksi NOC NIC


Definisi : Mengalami  Immune Status Infecton control ( Kontrol
peningkatan resiko terserang  Knowledge : infeksi )
organisme patogenik Infection control  Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko :  Risk control setelah di pakai pasien
 Penyakit kronis Criteria lain
- Diabetes melitus Hasil :  Pertahankan teknik
isolasi
- Obesitas  Klien bebas dari
 Batasi pengunjung bila
 Pengetahuan yang tanda dan gejala perlu
tidak cukup untuk infeksi  Instruksikan pada
menghindari  Mendeskripsikan pengunjung untuk
pemanjanan patogen proses penularan mencuci tangan saat
 Pertahanan tubuh penyakit, faktor berkunjung dan dan
yang setelah berkunjumg

Keperawatan Krisis 4 Page 19


primer yang tidak mempengaruhi meninggalkan pasien
adekuat penularan serta  Gunakan sabun
- Gangguan penatalaksanaann antimikrobia untuk cuci
peristalsis ya, tangan
 Cuci tangan setiap
- Kerusakan  Menunjukkan
sebelum dan sesudah
integritas kulit kemampuan tindakan keperawatan
(pemasangan untuk mencegah  Gunakan baju, sarung
kateter timbulnya infeksi tangan sebagai alat
intravena,prosedur  Jumlah leukosit pelindung
invasive) dalam batas  Pertahankan lingkungan
- Perubahan sekresi normal aseptik selama
 Menunjukan pemasangan alat
PH
 Ganti letak IV perifer
- Penurunan kerja perilaku hidup
dan line central dan
siliaris sehat dressing sesuai dengan
- Pecah ketuban dini petunjuk umum
- Pecah ketuban  Gunakan kateter
lama intermiten untuk
- Merokok menurunkan infeksi
kandung kencing
- Stasis cairan tubuh
 Tingkatkan intake
- Trauma jaringan nutrisi
(mis.,trauma  Berikan terapi anti biotik
destruksi jaringan) bila perlu Infaction
 Ketidak adekuatan Protection (proteksi
pertahanan sekunder terhadap infeksi)
- Penurunan  Monitor terhadap tanda
hemoglobin dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
- Imuno supresi
 Monitor hitung
(mis.,imunitas di granulosit, WBC
dapat tidak  Monitor kerentanan
adekuat, agen tehadap infeksi
farmaseutikal  Batasi pengunjung
termasuk  Sering pengunjung
imunomudulator) terhadap penyakit
- Supresi respon menular
 Pertahankan teknik
inflamasi
aspesis pada pasien yang
 Vaksinasi tidak beresiko
adekuat  Pertahankan teknik
 Pemajanan terhadap isolasi k/p

Keperawatan Krisis 4 Page 20


patogen lingkungan  Berikan perawatan kulit
meningkat pada area epidema
- Wabah  Inspeksi kulit dan
 Prosedur invasif membran mukosa
terhadap kemerahan,
 Malnutrisi panas, drainase
 Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
 Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
 Dorong masukkan
cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
 Ajarkan cara
menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan
infeksi
 Laporkan kultur positif

5. Risiko kekurangan nutrisi


Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh food and Fluid  Kaji adanya alergi
Intake makanan
Definisi : Intake nutrisi Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli
tidak cukup untuk 1. Adanya gizi untuk menentukan
keperluan metabolisme peningkatan jumlah kalori dan
tubuh. berat badan nutrisi yang dibutuhkan
sesuai dengan pasien.
Batasan karakteristik : tujuan  Anjurkan pasien untuk
 Berat badan 20 % atau 2. Berat badan ideal meningkatkan intake
lebih di bawah ideal sesuai dengan Fe
 Dilaporkan adanya tinggi badan  Anjurkan pasien untuk
intake makanan yang 3. Mampu meningkatkan protein
kurang dari RDA mengidentifikasi dan vitamin C

Keperawatan Krisis 4 Page 21


(Recomended Daily kebutuhan nutrisi  Berikan substansi gula
Allowance) 4. Tidak ada tanda  Yakinkan diet yang
 Membran mukosa dan tanda malnutrisi dimakan mengandung
konjungtiva pucat 5. Tidak terjadi tinggi serat untuk
 Kelemahan otot yang penurunan berat mencegah konstipasi
digunakan untuk badan yang  Berikan makanan yang
menelan/mengunyah berarti terpilih ( sudah
 Luka, inflamasi pada dikonsultasikan dengan
rongga mulut ahli gizi)
 Mudah merasa  Ajarkan pasien
kenyang, sesaat bagaimana membuat
setelah mengunyah catatan makanan
makanan harian.
 Dilaporkan atau fakta  Monitor jumlah nutrisi
adanya kekurangan dan kandungan kalori
makanan  Berikan informasi
 Dilaporkan adanya tentang kebutuhan
perubahan sensasi rasa nutrisi
 Perasaan  Kaji kemampuan
ketidakmampuan pasien untuk
untuk mengunyah mendapatkan nutrisi
makanan yang dibutuhkan
 Miskonsepsi
 Kehilangan BB Nutrition Monitoring
dengan makanan  BB pasien dalam
cukup batas normal
 Keengganan untuk  Monitor adanya
makan penurunan berat
 Kram pada abdomen badan
 Tonus otot jelek  Monitor tipe dan
 Nyeri abdominal jumlah aktivitas
dengan atau tanpa yang biasa
patologi dilakukan
 Kurang berminat  Monitor interaksi
terhadap makanan anak atau orangtua
 Pembuluh darah selama makan
kapiler mulai rapuh  Monitor lingkungan
 Diare dan atau selama makan
steatorrhea  Jadwalkan
 Kehilangan rambut pengobatan dan
yang cukup banyak tindakan tidak
(rontok) selama jam makan
 Suara usus hiperaktif  Monitor kulit kering
dan perubahan

Keperawatan Krisis 4 Page 22


 Kurangnya informasi pigmentasi
 Monitor turgor kulit
Faktor-faktor yang  Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
berhubungan
mudah patah
:Ketidakmampuan  Monitor mual dan
pemasukan atau mencerna muntah
 Monitor kadar
makanan atau albumin, total
mengabsorpsi zat-zat gizi protein, Hb, dan
kadar Ht
berhubungan dengan  Monitor makanan
faktor biologis, psikologis kesukaan
 Monitor
atau ekonomi. pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan
intake nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral.
 Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan (Gordon, 2006, dalam Potter & Perry, 2006).

Keperawatan Krisis 4 Page 23


Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tinjdakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan, dan implementasinya sudah berhasil dicapai. (Ferry,
2009).

Keperawatan Krisis 4 Page 24


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Penyakit addison merupakan kelainan insufiensi primer kelenjar adrenal yang
disebabkan idiopatik atau kerusakan kelenjar adrenal karena proses autoimun
atau penyakit lain.

Adrenal insufiensi penyebab utamanya adalah karena proses autoimun


seperti pada pasien dengan AIDS. Faktor lain adalah karena tuberkolosis,
metastase dari paru-paru, payudara, saluran pencernaan, melanoma.

Pada hipofungsi kelenjar adrenal terutama disebabkan karena


autoimun, di mana sebagian sel-sel korteks adrenal dianggap mempunyai
karakteristik yang berbeda. Hal ini memicu terjadinya reaksi peradangan.
Pada kondisi yang lama dapat mengakibtakan keruskan sel kelenjar adrenal,
sehingga menyebabkan hipofungsi kelenjar adrenal yang ditandai oleh adanya
penurunan kadar mineral lokortikoid (aldosteron). Glukokortikoid (kortisol)
dan androgen.

2. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan, Peningkatan terhadap suatu pembelajaran
seharusnya harus lebih didukung oleh sumber daya manusia yang lebih
tinggi dari para pendidiknya, sehingga dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dapat lebih meningkatkan prestasi mahasiswa khususnya
mahasiswa keperawatan.
2. Bagi mahasiswa/pembaca, aktiflah dalam menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang ilmu kegawatdaruratan, dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi pendidikan serta
belajar mandiri demi keberhasilan pendidikan, dan menjadi tenaga yang
professional.

Keperawatan Krisis 4 Page 25


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC


Morton, Patricia Gonce. Keperawatan Kritis Vol.2. Jakarta: EGC.
Potter perry. 2006. Fundamental keperawatan ed 2. Jakarta: EGC.
Rosdahl, Caroline Bunker. 2015. buku ajar keperawatan dasar, ed. 10, vol. 4. Jakarta :
EGC.

Tarwoto. 2012. Keperawatan Medical Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta :


Trans Info Medika

Keperawatan Krisis 4 Page 26

Anda mungkin juga menyukai