Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sindrom insufisiensi korteks adrenal terjadi akibat defisiensi sekresi kortisol dan
aldosterone. Apabila tidak diobati, maka penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Penyebaba utama insufisiensi korteks adrenal adalah (1) penyakit primer korteks adrenal
atau (2) defisiensi sekresi hormone adrenokortikotropik (ACTH).defisisensi corticotropin-
realising-hormone (CRH) saja dapat meyebabkan defisiensi ACTH dan kortisol. Tetapi
penyakit ini hanya dijumpai pada pajajn kronik glukookortikoid dosis farmakologik atau
setelah pengangkatan adenoma adrenokorteks penghasil kortisol.
Apabila penyebab insufisiensi korteks adrenal adalah suatu proses patologik dikorteks
adrenal, maka penyakit ini disebut penyakitAddison. Pasien dengan penyakit Addison
memperlihatkan ketiga zona korteks sehingga terjadi difisiensi semua sekresi korteks
adrenal: kortisol, aldosterone, dan androgen. Kadang-kadang pasien datang dengan
defisiensi parsial sekresi hormone korteks adrenal. Defisiensi ini dijumpai pada kasus-
kasus hipoaldesteronisme-hiporeninemik, yang hanya mengenai sekresi aldesteron, atau
hiperplasi adrenal konginetal, dengan suatu defek enzim persial yang hanya menghambat
sekresi kortisol.
Penyakit Addison jarang dijumpai dan memiliki prevalensi 4 dari 100.000 orang; dua
pertiga pasien adalah perempuan. Diagnose ditegakkan antara usia 20 dan 50 tahun.
Dahulu, tuberkolosis adalah penyabab utama penyaki Addison. Saat ini, dengan
kemoterapi yang lebih baik, hanya sedikit pasien tuberkolosis yang mempunyai
insufisiensi adrenal. Kerusakan korteks adrenal merupakan akibat dari proses
autoimunpada lebih dari 50% pasien penyakit Addison. Autoantibodi adrenal ditemukan
dalam titer tinggi pada sebagian pasien dengann penyakit Addison. Antibody ini bereaksi
dengan antigen dikorteks adrenal, termasuk enzim 21 hidroksilase dan menyebabkan
reaksi peradangan yang akhirnya menghancurkan kelenjar adrenal. Biassanya lebih dari
80% dari kedua kelenjar harus rusak sebelum timbul gejala dan tanda insufisiensi.
Penyakit Addison dapat timbul bersaam dengan penyakit endokrin lain yang memiliki
dasar autoimuitas. Diantaranya adalah tiroiditis hashimoto, beberapa kasus diabetes
mellitus type 1, dan hipoparatiroidisme. Juga tampaknya terdapat predisposisi familial
untuk penyakit endrokin autoimun, yang mungkin berkaitan dengan kelainan reaktifitas
system imun pasien. Penyebab penyakit Addison yang lebih jarang adalah pendarahan

Krisis Addison Page 1


yang disebabkan oleh pemakaina antikoogulan jangka panjang terutama heparin, penyakit
granulomatosa non perkijuan, infeksi sitomegalovirus (CMV) pada pasien dengan sindrom
imonodefisiensi didapat (AIDS), dan neuplasma metastatic yang mengenai kedua kelenjar
adrenal. Pernah dilaporkan kasus-kasus jarang yaitu, insufisiensi korteks adrenal primer
terjadi akibat mutasi di gen-gen yang mengode protein yang mengendalikan
perkembangan adrenal atau steroidogenesis.( Price, Sylvia. 2006)
2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori penyakit krisis adrenal?
2. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit krisisi adrenal?
3.1 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep teori dan asuhan keperawatan
penyakit krisis adrenal.

Krisis Addison Page 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Konsep Teori
2.2.1 Definisi
Krisis Adrenal atau krisis Addison atau Acute Adrenal Insuffiency adalah
suatu insufisiensi adrenal akut yang biasanya ditemukan dalam keadaan syok pada
seseorang yang menderita insufisiensi adrenal yang sebelumnya tidak diketahui atau
pada penderita insufisiensi adrenal yang kenudian mendapat suatu infeksi bakteri,
tindakan operasi, diare atau penyakit berat lainnya.
Krisis adrenal adalah suatu keadaan gawat darurat yang berhubungan dengan
menurunnya atau kekurangan hormon yang relatif dan terjadinya kolaps sistem
kardiovaskuler dan biasanya gejala gejalanya non spesifik, seperti muntah dan nyeri
abdomen.
2.2.2 Etiologi
Penyebab primer adalah perdarahan kelenjar adrenal bilateral, trombosis atau
nekrosis selama terjadi sepsis atau ketika mendapat antikoagulan. Bila kehilangan
kelenjar adrenal unilateral tidak akan menyebabkan insufisiensi adrenal.
Penyebab sekunder adalah peripartum pituitary infark (Sheehan`s syndrom),
Pituitary apoplexy ( perdarahan pada kelenjar pituitary), trauma kepala dengan
gangguan batang kelenjar pitutari, tetapi biasanya tidak seberat pada keadaan
adrenal insuficiency primer karena sekresi aldosteron tidak dipengaruhi.
Beberapa hal yang dapat juga menyebabkan krisis adrenal:
1. Infeksi pada kelenjar adrenal
2. Tb
3. Perdarahan
4. Thrombosis
5. Trauma
6. Insufisiensi ACTH Hipofise
7. Tindakan pembedahan
8. Anastesi umum
9. Keadaan hipermetabolik
Terdapat beberapa faktor resiko terhadap terjadinya adrenal krisis, yaitu
Penggunaan steroid , kurang lebih 20 mg sehari dari prednison atau persamaannya
sekurang kurangnya 5 hari pada 1 tahun terahir, penderita menerima dosis yang

Krisis Addison Page 3


mendekati kadar fisiologis yang dibutuhkan selama 1 bulan untuk memulihkan
fungsi dari kelenjar adrenal.
Stres fisiologik yang berat seperti sepsis, trauma, luka bakar, tindakan
pembedahan. Berikut ini adalah keadaan yang terjadi pada hipotalamik-
pituitaryadrenal axis pada keadaan normal, keadaan stress fisiologis yang berat dan
dalam keadaan critical illness.
Organisme yang berhubungan dengan krisis adrenal yaitu haemophilus
Influenza,staphilokokus aureus, streptokokus pneumonia, jamur.Selain itu
penggunaan obat inhalasi fluticasone, setelah injeksi steroid intraartikular, dan pada
pengguna obat-obatan ketokonazole, phenitoin, rifampisin.
2.2.3 Patofisiologi
2.2.4 Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang mendukung suatu diagnosis krisis adrenal adalah sebagai berikut:
1. Syok yang sulit dijelaskan etiologinya biasanya tidak ada pengaruh dengan
pemberian resusitasi cairan atau vasopresor.
2. Hipotermia atau hipertermia
3. Yang berhubungan dengan kekurangan kortisol yaitu cepat lelah, lemah badan,
anoreksia, mual mual dan muntah , diare, hipoglikemi, hipotensi, hiponatremi.
4. Yang berhubungan dengan kekurangan hormon aldosteron yaitu hiperkalemia dan
hipotensi berat yang menetap
5. Lain lain tergantung dari penyebab, mungkin didapatkan panas badan, nyeri,
abdomen dan pinggang yang berhubungan dengan perdarahan kelenjar adrenal.
2.2.5 Komplikasi
a. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemiae
e. Sepsis
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium memperlihatkan kadar glukosa darah yang rendah.
Biasanya kadar natrium plasma juga rendah tetapi jarang dibawah 120 meq/L dan
kadar kaliumdalah meningkat, tetapi jarang diatas 7 meq.L. Penderita biasanya
mengalami asidosis dengan kadar bikarbonat plasma antara 15-20 meq /L. Kadar
ureum juga meningkat.

Krisis Addison Page 4


Kemungkinan diagnosa juga dapat di lihat dari adanya eosinofilia dan
limpositosis pada SADT, dan adanya gangguan kadar serum tiroid.
Diagnosa paling spesifik yaitu dengan memeriksa kadar ACTH dan kortisol,
jika terdapat banyak waktu. Serum kotisol biasanya kadarnya kurang dari 20 mcg/dl
tetapi kita dapat menunggu untuk melakukan pemeriksaan ini bila pasien sudah
dapat distabilkan. Jika akan dilakukan test untuk menstimulasi ACTH setelah
memulai stess dose steroid, pastikanlah steroid sudah diganti ke dexametason karena
tidak akan mempengaruhi test.
Cara melakukan ACTH test adalah pertama tetapkan kadar kortisol plasma
baseline, kemudian berikan ACTH 250 mcg intavena yang diberi tekanan kemudian
pantau serum kortisol 30-60 menit setelah diberikan ACTH. Kenaikan kurang dari 9
mcg dapat dipikirkan sebagai insuficiensi adrenal.
Pada foto thorax harus dicari tanda tanda tuberculosis, histoplasmosis,
keganasan, sarkoid dan lymphoma. Pada pemeriksaan CT scan abdomen
menggambarkan kelenjar adrenal mengalami perdarahan, atropi, gangguan infiltrasi,
penyakit metabolik. Perdarahan adrenal terlihat sebagai bayangan hiperdens, dan
terdapat pembesaran kelenjar adrenal yang bilateral. Pada pemeriksaan EKG
mempelihatkan adanya pemanjangan dari interval QT yang dapat mengakibatkan
ventikular aritmia, gelombang t inverted yang dalam dapat terjadi pada akut adrenal
krisis.
Pemeriksaan histologis tergantung dari penyebab kegagalan adrenal. Pada
kegagalan adrenokotikal yang primer, terlihat gambaran infeksi dan penyakit
infiltratif.
Pada kegagalan adrenokotikal yang sekunder dapat menyebabkan atrofi
kelenjar adrenal. Gambaran dari perdarahan adrenal bilateral mungkin hanya
ditemukan gambaran darah saja.
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Cairan isotonik seperti NaCl 9% diberikan untuk menambah volume dangaram.
b. Jika penderita hipoglikemi dapat di berikan cairan dextrose 50%
c. Steroid IV secepatnya : dexametason 4 mg atau hydrokortisone 100 mg.
d. Setelah penderita stabil lanjutkan dengan dexametasone 4 mg IV tiap 12jam atau
hydrokortison 100 mg IV tiap 6-8 jam.
e. Obati penyakit dasarnya seperti infeksi dan perdarahan, untuk infeksi
dapatdiberikan antibiotik.

Krisis Addison Page 5


f. Untuk meningkatkan tekanan darah dapat diberikan dopamin atau norepineprin.
g. Terapi pengganti mineralokortikoid dengan fludricortisone
h. Penderita harus dikonsultasikan dengan endokrinologist, spesialis
penyakitInfeksi, ahli critical care, kardiologis, ahli bedah.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.1.2 Pengkajian
1. Primary Survey
a. Airway (jalan nafas) dengan control servikal
Kaji:
1) Bersihan jalan nafas
2) Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
3) Distress pernafasan
4) Tanda tanda pendarahan di jalan nafas, muntahan, ederma laring.
b. Breathing dan ventilasi
Kaji:
1) Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
2) Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
3) Udara yang di keluarkan dari jalan nafas
c. Circulation
Kaji:
1) Denyut nadi karotis
2) Tekanan darah
3) Warna kulit, kelembaban kulit
4) Tanda tanda pendarahan ekternal dan internal
d. Disability
Kaji:
1) Tingkat kesadaran
2) Gerakan ekstremitas
3) Glasgow Coma Scale (GCS), atau pada anak tentukan: Alert (A), respon
verbal (V), respon nyeri/pain (P), tidak berespon/unresponsip (U).
4) Ukuran pupil dan respons pupil terhadap cahaya
e. Exposure
Kaji: Tanda-tanda trauma yang ada

Krisis Addison Page 6


2. Primary Secondary
1) Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang
mengalami krisis adrenal
2) Anamnesa
a. Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan muntah.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia
maupun Ca paru, payudara dan limpoma
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada
gejala awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun,
hipotensi dan hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang
berlebih, hiperpigmentasi, rambut pubis dan axila berkurang pada
perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50 mm/Hg)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit
yang sama / penyakit autoimun yang lain.
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
1. Pengkajian kepala, leher dan wajah
a) Periksa wajah, adakah luka dan laserasi, perubahan tulang wajah dan
jaringan lunak, adakah perdarahan serta benda asing.
b) Periksa mata, ukuran pupil isokor/anisokor, pupil mengalami
miosis/medriasis, ketajaman mata, ptosis, diplopia.
c) Hidung, periksa ada perdarahan, perasaan nyeri, krepitasi.
d) Telinga, periksa adanya nyeri, tinitus, keutuhan membran timpani,
adanya hemotimpanum.
e) Mulut, faring, mukosa mulut, warna, kelembabab, lesi, tonsil meradang,
adanya nyeri.
f) Kaji adanya kaku leher
2. Pengkajian dada
a) Pernafasan: irama, kedalaman dan karakter pernafasan
b) Pergerakan dinding dada anterior dan posterior

Krisis Addison Page 7


c) Amati penggunaan otot bantu nafas
3. Abdomen dan pelvis
a) Struktur tulang pelvis dan keadaan dinding abdomen
b) Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi,
distensi abdomen, jejas.
c) Nadi femoralis
d) Bising usus
e) Distensi abdomen
4. Ekstremitas
Pengkajian di ekstremitas meliputi:
a) Tanda-tanda injuri eksternal
b) Nyeri
c) Pergerakan dan kekuatan otot ekstremitas
d) Iskemia jaringan
e) Warna kulit
f) Denyut nadi perifer
5. Inspect the posterior surface: Kaji tanda-tanda adanya jejas.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
3. Resiko penurunan curah jantung
2.3.2 Intervensi Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Hipovolemia Keseimbangan cairan Manajemen


berhubungan dengan cairan/elektolit
kehilangan cairan aktif Kriteria Hasil :  Pantau kadar serum
 Tekanan darah elektrolit yang
 Denyut nadi radial abnormal, seperti yang
 Keseimbangan intake tersedia
output dalam 24 jam  Monitor perubahan
 Denyut perifer status paru atau

Krisis Addison Page 8


 Turgor kulit jantung yang
menunjukkan
kelebihan cairan atau
dehidrasi
 Pantau adanya tanda
dan gejala
overdehidrasi
 Berikan cairan, yang
sesuai
 Tingkatkan
intake/asupan cairan
per oral, yang sesuai
 Jaga pencatatan
intake/asupan atau
output yang akurat.
 Berikan sulemen
elektol seplemen yang
ditamabakan.

Perfusi perifer tidak Status sirkulasi Management syok


efektif berhubungan  Monitor tanda tanda
dengan penurunan Kriteria hasil : vital tekanan darah
konsentrasi hemoglobin  tekanan darah sistol ortostastik, status
diastol mental dan output
 kekuatan nadi urine
 urin output  Posisikan pasien untuk
 kapilari refil (CRT) mendapatkan perfusi
 PaO2 (tekanan parsial yang optimal
dalam arteri)  Buat dan pertahankan
kepatenan jalan napas,
sesuai kebutuhan
 Beri oksigen atau
ventilasi mekanik
sesuai kebutuhan

Krisis Addison Page 9


 Monitor timbulnya
gejala gagal napas
misalnya(PaO2)

2.4.2 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 2006, dalam Potter & Perry, 2006).
2.5.2 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tinjdakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
implementasinya sudah berhasil dicapai. (Ferry, 2009).

Krisis Addison Page 10


BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Krisis Adrenal atau krisis Addison atau Acute Adrenal Insuffiency adalah suatu
insufisiensi adrenal akut yang biasanya ditemukan dalam keadaan syok pada
seseorang yang menderita insufisiensi adrenal yang sebelumnya tidak diketahui atau
pada penderita insufisiensi adrenal yang kenudian mendapat suatu infeksi bakteri,
tindakan operasi, diare atau penyakit berat lainnya.
Etiologi adrenal krisis:
1. Penyebab primer adalah perdarahan kelenjar adrenal bilateral, trombosis atau
nekrosis selama terjadi sepsis atau ketika mendapat antikoagulan. Bila kehilangan
kelenjar adrenal unilateral tidak akan menyebabkan insufisiensi adrenal.
2. Penyebab sekunder adalah peripartum pituitary infark (Sheehan`s syndrom),
Pituitary apoplexy ( perdarahan pada kelenjar pituitary), trauma kepala dengan
gangguan batang kelenjar pitutari, tetapi biasanya tidak seberat pada keadaan
adrenal insuficiency primer karena sekresi aldosteron tidak dipengaruhi.
2.3 Saran
Semoga dengan memahami makalah tentang konsep asuhan keperawatan
kegawatdaruratan dengan krisis addison ini. Kita bisa menerapkan dan membagi ilmu
dalam menyelesaikan masalah gangguan tidak nyaman ini dalam kehidupan

Krisis Addison Page 11


DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC
Guyton. 2012. Fisiologi Manusia & Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga
Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rubeinstein, David, dkk. 2007. Kedokteran klinis. Jakarta: EGC

Krisis Addison Page 12

Anda mungkin juga menyukai