Anda di halaman 1dari 5

LIMFADENOPATI (PEMBESARAN KELENJAR GETAH BENING)

10 Desember 2018
Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh kita. Seringkali timbul benjolan-benjolan di daerah
tempat kelenjar getah bening berada dan seringkali pula hal itu menimbulkan kecemasan baik pada pasien,
ataupun orang tua pasien apakah pembesaran ini merupakan hal yang normal, penyakit yang berbahaya
ataukah merupakan suatu gejala dari keganasan. Untuk itu perlu dikenali kemungkinan-kemungkinan penyebab
dari pembesaran kelenjar getah bening tersebut dan gambaran klinisnya sehingga mengetahui alur tatalaksana
yang akan dilakukan. Pembesaran kelenjar getah bening 55% berada di daerah kepala dan leher karena itu
bahasan diutamakan pada pembesaran kelenjar getah bening di daerah kepala dan leher.

Kelenjar getah bening (KGB)

Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar
600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah submandibular (bagian bawah rahang bawah; sub:
bawah;mandibula:rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat.Terbungkus
kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan
antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe
akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya.

Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan
memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat
menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar
getah bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan
tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit,atau karena datangnya
sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi
(masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease).Dengan
mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi
atau penyebab pembesaran KGB.

Epidemiologi

Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah bening dalam ukuran, konsistensi ataupun
jumlahnya. Pada daerah leher (cervikal), pembesaran kelenjar getah bening didefinisikan bila kelenjar membesar
lebih dari diameter satu sentimeter. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher sering terjadi pada anak-
anak. Sekitar 38% sampai 45% pada anak normal memiliki kelenjar getah bening daerah leher yang teraba. Dari
studi di Belanda terdapat 2.556 kasus limadenopati yang tidak dapat dijelaskan dan 10% dirujuk kepada
subspesialis, 3.2% membutuhkan biopsi dan 1.1% mengalami keganasan. Studi kedokteran keluarga di amerika
serikat tidak ada dari 80 pasien dengan limfadenopati yang tidak dapat dijelaskan yang mengalami keganasan
dan tiga dari 238 pasien yang mengalami keganasan dari limadenopati yang tidak dapat dijelaskan.Pasien usia
>40tahun dengan limfadenopati yang tidak dapat dijelaskan memiliki risiko keanasan 4% dibanding risiko
keganasan 0,4% bila ditemukan pada psien.Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi lokal
atau umum (generalized). Pembesaran kelenjar getah bening umum didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar
getah bening pada dua atau lebih daerah.

Penyebab yang paling sering adalah hasil dari proses infeksi dan infeksi yang biasanya terjadi adalah infeksi oleh
virus pada saluran pernapasan bagian atas (rinovirus, virus parainfluenza, influenza, respiratory syncytial virus
(RSV), coronavirus, adenovirus atau reovirus). Virus lainnya virus ebstein barr, cytomegalovirus, rubela, rubeola,
virus varicella-zooster, herpes simpleks virus, coxsackievirus, human immunodeficiency virus. Bakteri pada
peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus.
Bakteri anaerob bila berhubungan dengan caries dentis (gigi berlubang) dan penyakit gusi. Difteri, Hemofilus
influenza tipe b jarang menyebabkan hal ini. Bartonella henselae, mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan
toksoplasma.

Keganasan seperti leukimia, neuroblastoma, rhabdomyosarkoma dan limfoma juga dapat menyebabkan
limfadenopati. Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah kawasaki, penyakit
kolagen, lupus. Obat-obatan juga menyebabkan limfadenopati umum. Limfadenopati daerah leher perah
dilaporkan setelah imunisasi (DPT,polio atau tifoid).Masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari
pembesaran kelenjar getah bening saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran
kelenjar getah bening.
Gejala klinis

Diagnosis limfadenopati memerlukan anamnesis (wawancara), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
bila diperlukan.

Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus
saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi
saja. Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium, toksoplasma, ebstein barr
virus atau citomegalovirus.

Gejala-gejala penyerta (symptoms)

Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan.
Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit
kolagen atau penyakit serum (serum sickness-ditambah riwayat obat-obatan atau produk darah).

Riwayat penyakit sekarang dan dahulu

Adanya peradangan tonsil (amandel) sebelumnya mengarahkan kepada infeksi oleh streptokokus; luka lecet
pada wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi stafilokokus; dan adanya infeksi
gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat
mengarahkan kepada citomegalovirus, epstein barr virus atau HIV.

Penggunaan obat-obatan

Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya
seperti allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine,
quinidine, sulfonamida, sulindac). Pembesaran karena obat umumnya seluruh tubuh (generalisata)

Paparan terhadap infeksi

Paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh streptokokus, atau
tuberkulosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati.

Riwayat perjalanan atau pekerjaan

Perjalanan ke daerah-daerah afrika dapat mengakibatkan terkena tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam
hutan dapat terkena tularemia
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik

Secara umum

Malnutrisi atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan kepada penyakit kronik (berjalan lama) seperti
tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem kekebalan tubuh

 Ukuran : normal bila diameter 0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal) Nyeri tekan : umumnya
diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
 Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada
limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya
abses/pernanahan
 Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat
akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.
Pembesaran KGB leher bagian posterior (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan mononukleosis.
Supraklavikula atau KGB leher bagian belakang memiliki risiko keganasan lebih besar daripada pembesaran KGB
bagian anterior.Pembesaran KGB leher yang disertai daerah lainnya juga sering disebabkan oleh infeksi virus.

Keganasan, obat-obatan, penyakit kolagen umumnya dikaitkan degnan pembesaran KGB generalisata.
Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, KGB umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan kanan), lunak dan dapat
digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi
dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan. Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya
mengarahkan infeksi bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenopati disebabkan
keganasan tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak dapat digerakkan (terikat degnan jaringan di
bawahnya)

Pada infekswi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan minguan-bulan, walaupun dapat mendadak,
KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah dan terbentuk jembatan-jembatan
kulit di atasnya.

Tanda-tanda penyerta

Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit
mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit
yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan
kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi
epstein barr virus. Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada campak. Adanya
pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang degnan penekanan), memar yang tidak jelas
penyebabnya, dan pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada leukomia. Demam panjang yang tidak
berespon dengan obat demam; kemerahan pada mata; peradangan pada tenggorok, “strawberry tongue”;
perubahan pada tangan dan kaki (bengkak, kemerahan pada telapak tangan dan kaki); limfadenopati satu sisi
(unilateral) mengarahkan kepada penyakit kawasaki.

Diagnosis banding

Benjolan di leher yang seringkali disalahartikan sebagai pembesaran KGB leher :

 Gondongan : pembesaran kelenjar parotits akibat infeksi virus, sudut rahang bawah dapat menghilang
karena bengkak
 Kista duktus tiroglosus : berada di garis tengah dan bergerak dengan menelan
 Kista dermoid : benjolan di garis tengah dapat padat atau berisi cairan
 Hemangioma : kelainan pembuluh darah sehingga timbul benjolan berisi jalinan pembuluh darah, berwarna
merah atau kebiruan.
Tatalaksana

Tatalaksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus dari pembesaran KGB leher
sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apapun selain dari observasi. Kegagalan untuk
mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening. Biopsi
dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan, KGB yang menetap atau
bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.

Pembesaran KGB pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran
KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral
10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25mg/kg BB empat kali sehari. Bila ada reaksi
alergi terhadap antibiotik golongan penisilin dapat diberikan cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg) tiga
kali sehari atau eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.

Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium tuberkulosis maka diberikan obat anti tuberkulosis selama 9-
12 bulan. Bila disebabkan mikobakterium selain tuberkulosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang
terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotik golongan
makrolida dan antimikobakterium. Pemeriksaan penunjang bila limfadenopati akut tidak diperlukan, namun bila
berlangsung >2minggu dapat diperiksakan serologi darah untuk epstein barr virus, citomegalovirus, hiv,
toxoplasma; tes mantoux, rontgen dada, biopsi dimana semuanya disesuaikan dengan tanda dan gejala yang
ada dan yang paling mengarahkan diagnosis.

Kesimpulan

Pembesaran kelenjar getah bening daerah leher biasa ditemukan dan umumnya tidak berbahaya. Observasi
merupakan hal utama. Diagnosis didapatkan dari wawancara pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
apabila diperlukan. Bila diagnosis belum dapat ditentukan dan tidak didapatkan tanda dan gejala ke arah
keganasan dapat doibservasi dahulu selama 3-4 minggu.
Penyebab Limfadenopati
Limfadenopati dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, di antaranya:

 Infeksi, seperti infeksi telinga, infeksi pada gigi atau gusi (seperti gingivitis), faringitis, infeksi kulit, campak, mononukleosis, Tuberkulosis, HIV.
 Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
 Kanker, seperti limfoma dan leukemia.
 Penggunaan obat-obatan, seperti obat antikejang (misalnya phenytoin) atau vaksin tifus.

Limfadenopati juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang tidak tercantum pada daftar di atas. Segera temui dokter apabila merasakan gejala limfadenopati.

Diagnosis Limfadenopati
Dalam mendiagnosis kondisi, dokter awalnya akan melakukan pemeriksaan riwayat penyakit dan gejala yang muncul. Dokter akan melakukan sesi tanya jawab, memberikan pertanyaan ke
pasien terkait kondisi yang diderita, seperti bagaimana dan sejak kapan pembengkakan kelenjar getah bening dialami. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan berupa pengamatan
terhadap ukuran dan tekstur benjolan.
Setelah itu, prosedur medis juga dapat dijalani untuk memastikan kondisi pasien. Beberapa prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis limfadenopati meliputi:

 Tes darah. Dokter akan menjalankan tes hitung darah lengkap atau complete blood count(CBC) untuk melihat kemungkinan infeksi.
 CT scan atau MRI. Kedua tes ini dapat dilakukan dengan disuntikkan zat pewarna kontras sebelumnya. Beri tahu dokter apabila memiliki riwayat alergi terhadap zat tersebut.
Pemindaian ini berfungsi untuk mendeteksi sumber infeksi dan juga tumor.
 Biopsi. Dokter akan mengambil sampel dari kelenjar getah bening yang bermasalah, dan kemudian akan diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan Limfadenopati
Pengobatan harus disesuaikan dengan penyebab, lokasi pembengkakan kelenjar getah bening, dan kondisi pasien. Pada beberapa kasus, limfadenopati dapat pulih dengan sendirinya.

 Infeksi. Pengobatan terhadap infeksi tergantung dari jenis infeksinya sendiri. Infeksi bakteri adalah salah satu penyebab limfadenopati. Pengobatan limfadenopati yang
disebabkan oleh adanya infeksi bakteri dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik.
 Penyakit autoimun. Apabila pembengkakan kelenjar getah bening disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, maka pengobatan dapat dilakukan dengan
menggunakan obat imunosupresif, seperti kortikosteroid. Untuk rasa sakit yang dirasakan, dapat diberikan obat pereda rasa sakit, seperti ibuprofen atau naproxen.
 Kanker. Pengobatan limfadenopati yang disebabkan oleh kanker dilakukan dengan mengatasi kanker itu sendiri. Tergantung jenis kanker dan kondisi pasien, metode
pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker berupa operasi, radioterapi, atau kemoterapi.

Konsultasikan dengan dokter terkait metode pengobatan yang tepat dalam mengatasi limfadenopati. Pengobatan yang tidak tepat dapat memperburuk kondisi dan menimbulkan komplikasi
penyakit.Selain pengobatan di atas, pasien limfadenopati juga dapat melakukan upaya yang bisa dilakukan sendiri di rumah guna meredakan gejala rasa nyeri yang muncul, seperti:

 Kompres area yang bermasalah dengan air hangat.


 Konsumsi obat pereda rasa sakit, yang dijual bebas seperti paracetamol. Konsultasikan penggunaan obat dengan dokter.
 Istirahat yang cukup.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul akibat limfadenopati dapat berbeda, tergantung penyebab yang menyertainya. Apabila kondisi ini disebabkan oleh infeksi, maka komplikasi yang dapat terjadi
berupa abses dan sepsis.

Pengobatan untuk kelenjar bengkak berfokus pada mengobati penyebabnya. Misalnya, infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik, sementara infeksi virus dapat
hilang dengan sendirinya. Jika kanker dicurigai, biopsi dapat dilakukan untuk mengonfirmasikan diagnosis.

Setiap pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak hilang atau tidak kembali ke ukuran normal dalam waktu sekitar satu bulan harus diperiksa oleh dokter.
Kelenjar getah bening dapat tetap bengkak atau keras setelah infeksi awal hilang. Hal ini terutama berlaku pada anak-anak, di mana kelenjar dapat dikecilkan
namun tetap tegas dan terlihat selama berminggu-minggu.

Namun jika limfadenopati disebabkan karena penyakit lain, maka diperlukan juga penanganan terhadap penyakit yang menjadi penyebabnya. Misalnya pada kanker
kelenjar getah bening, biasanya pengobatan terhadap kanker juga diperlukan dan pengobatan selanjutnya dapat dengan metode kemoterapi dan radiasi.

Limfadenopati tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun risiko terjadi limfadenopati dapat diturunkan bila seseorang menjalani pola hidup yang sehat, yaitu:

 Mengonsumsi banyak makanan serat


 Berolahraga teratur.
 Tidak merokok
 Menjaga berat badan ideal.
 Tidur yang cukup.

Berikut ini adalah metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk limfadenitis, antara lain adalah:

 Jika limfadenitis yang terjadi diakibatkan oleh tumor atau kanker, pasien dapat menjalani pembedahan untuk mengangkat tumor, kemoterapi, atau
radioterapi.

 Mengalirkan abses atau nanah. Metode ini dilakukan untuk mengobati limfadenitis yang sudah berkembang menjadi abses. Nanah akan dialirkan melalui
irisan (insisi) kecil pada kulit yang dibuat di daerah abses. Setelah insisi dibuat, cairan nanah dibiarkan keluar dengan sendirinya, kemudian insisi
ditutup menggunakan perban steril.
 Obat-obatan. Antibiotik, antivirus, atau antijamur akan diberikan oleh dokter untuk mengobati limfadenitis yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit,
atau jamur. Selain itu jika diperlukan, dokter akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (misalnya ibuprofen) jika pasien mengalami gejala nyeri
dan demam akibat limfadenitis.

Pengobatan untuk kelenjar bengkak berfokus pada mengobati penyebabnya. Misalnya, infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik, sementara infeksi virus dapat
hilang dengan sendirinya. Jika kanker dicurigai, biopsi dapat dilakukan untuk mengonfirmasikan diagnosis.

Setiap pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak hilang atau tidak kembali ke ukuran normal dalam waktu sekitar satu bulan harus diperiksa oleh dokter.
Kelenjar getah bening dapat tetap bengkak atau keras setelah infeksi awal hilang. Hal ini terutama berlaku pada anak-anak, di mana kelenjar dapat dikecilkan
namun tetap tegas dan terlihat selama berminggu-minggu.

Namun jika limfadenopati disebabkan karena penyakit lain, maka diperlukan juga penanganan terhadap penyakit yang menjadi penyebabnya. Misalnya pada kanker
kelenjar getah bening, biasanya pengobatan terhadap kanker juga diperlukan dan pengobatan selanjutnya dapat dengan metode kemoterapi dan radiasi.

Limfadenopati tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun risiko terjadi limfadenopati dapat diturunkan bila seseorang menjalani pola hidup yang sehat, yaitu:

 Mengonsumsi banyak makanan serat


 Berolahraga teratur.
 Tidak merokok
 Menjaga berat badan ideal.
 Tidur yang cukup.

Berikut ini adalah metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk limfadenitis, antara lain adalah:

 Jika limfadenitis yang terjadi diakibatkan oleh tumor atau kanker, pasien dapat menjalani pembedahan untuk mengangkat tumor, kemoterapi, atau
radioterapi.

 Mengalirkan abses atau nanah. Metode ini dilakukan untuk mengobati limfadenitis yang sudah berkembang menjadi abses. Nanah akan dialirkan melalui
irisan (insisi) kecil pada kulit yang dibuat di daerah abses. Setelah insisi dibuat, cairan nanah dibiarkan keluar dengan sendirinya, kemudian insisi
ditutup menggunakan perban steril.

 Obat-obatan. Antibiotik, antivirus, atau antijamur akan diberikan oleh dokter untuk mengobati limfadenitis yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit,
atau jamur. Selain itu jika diperlukan, dokter akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (misalnya ibuprofen) jika pasien mengalami gejala nyeri
dan demam akibat limfadenitis.

Anda mungkin juga menyukai