POST OP KISTAOVARIUM
TIPE CYSTADENOKARSINOMA, SEROSUM
PAPILIFERUM
Disusun Oleh :
Nur Safriyanti
N 111 16 037
Pembimbing Klinik :
TINJAUAN PUSTAKA
I.1 DEFINISI
I.2 KLASIFIKASI
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang
berifat nonneoplastik. Tumor nonneoplastik dalam hal ini dibagi menjadi tumor
akibat radang dan tumor lain, yaitu kista folikel, kista korpus luteum, kista lutein,
kista inklusi germinal, kista endometrium dan kista stein-leventhal. Tentang
tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua
pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau
embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya
pengetahuan mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung dengan
adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal
yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi
atas tumor jinak dan tumor ganas. Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat
jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Berdasarkan hal tersebut
diatas, tumor kistik dari ovarium yang jinak dapat dibagi dalam golongan
nonneoplastik dan golongan neoplastik6,7.
Kista folikel merupakan jenis tumor ovarium jinak yang paling banyak
dijumpai. Ukuran bervariasi antara 3-8 cm. Kista ini berasal dari folikel de Graff
yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari
beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bila
dilihat secara histologi, kista folikel dilapisi oleh lapisan dalam berupa sel-sel
granulosa dan dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan yang terdapat di
dalam folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi sehingga
menyebabkan pembesaran dari kista folikel. Biasanya jenis kista ini tidak
menimbulkan gejala, meskipun ketidakteraturan haid, perdarahan di luar haid
bahkan torsi bisa terjadi. Bila ukuran kista telah membesar maka dapat
menyebabkan nyeri panggul. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat
menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista menghilang pula. Apabila
ukuran kista yang tidak lebih dari 5 cm maka dilakukan observasi selama 3 siklus
haid tanpa pengobatan untuk melihat regresi dari kista tersebut. Bila setelah
observasi tidak didapati adanya regresi kista atau ukuran kista semakin membesar
maka dilakukan tindakan operatif.
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista
lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum. Dalam keadaan
normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Pada
keadaan tertentu, kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus
luteum persistens); Perdarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan
terbentuknya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.
Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberikan gambaran yang
khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum
yang berasal dari sel-sel teka.
Kista korpus luteum dapat memberikan gangguan haid, berupa amenorea
diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat juga menyebabkan rasa
berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista dapat
menyebabkan ruptur. Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik
sehingga menyulitkan diagnosis.
Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium. Biasanya
terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin
berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor
berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini
mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
Gambaran Klinik. Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu,
permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang
amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor
yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor
biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi
torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan
perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya
perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini
khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada
pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan
berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak
tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar
karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan
mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar
menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika
terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada
permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya
penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak
perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan atau inanisi. Pada
kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler.
Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat
ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari
kistadenoma musinosum.
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran Klinik. Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang
amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor
biasanya licin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih
keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam
rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista
cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang
kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler
(solid papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan
gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang
jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada
pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik
atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar
dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam
tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan
bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa
tumor itu ganas.
Perubahan Ganas. Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan
stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum
secara mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi,
garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-
kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi
keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat
dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai
dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis
histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis
kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium
yang ganas (clinically malignant).
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa
tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Gambaran Klinik. Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding
kista kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga
satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan
kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding
bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.
Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang
rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus
gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal).
Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa
massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat
beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di
perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista
dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan
keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan
biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma
epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkina
pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor
yang khas. Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat
menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo Surabaya
pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanya tak berfungsi dan tidak
ganas.
2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu elemen
dari epitelium germinativum.
3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan
adanya hormon koriogonadotropin.
Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umunya teratoma solid
merupakan suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan
teratoma solid yang jinak.
I.3 EPIDEMIOLOGI
Kista ovarium paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20 – 50 tahun
dan jarang sekali pada masa prapubertas. Di antara beberapa kista ovarium, kista
folikel, kista korpus luteum, kistadenoma musinosum, kistadenoma serosun dan kista
dermoid merupakan beberapa tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kistadenoma
ovarii musinosum banyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii
serosum. Kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok
neoplasma ovarium. Sementara Kistadenoma ovarii serosum ditemukan dalam
frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma musinosum dan dijumpai pada
golongan umur yang sama. Agak lebih sering ditemukan kista bilateral (10 –
20%). Kedua tumor ini merupakan 60% dari seluruh kelompok neoplasma
ovarium. Kista dermoid dijumpai 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang
kistik dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25%
dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi
walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil7.
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut7,8.
I.5 DIAGNOSIS
I.7 PENATALAKSANAAN
Terapi kista ovarium bergantung dari beberapa faktor, yaitu ukuran dan jenis
kista, umur dan kondisi kesehatan penderita, rencana kehamilan di masa depan,
demikian juga dengan beratnya gejala-gejala yang terjadi.
Dua prinsip penting dalam manajemen kista ovarium yaitu7,10:
1. Sikap wait and see. Oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang
akan menyusut dengan sendirinya dalam 2 – 3 bulan. Semakin dini deteksinya
semakin mudah pengobatannya. Tentu setiap wanita berharap agar ovariumnya
tetap utuh, tidak rusak atau dapat dipertahankan, jika diputuskan untuk
mengangkat kista. Kemungkinan ini dapat terjadi jika kista ditemukan dalam
stadium dini.
2. Pilihan lainnya ialah terapi bedah. Indikasi bedah ialah kista yang tidak
menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki
ukuran demikian besar, kista yang ditemukan pada wanita yang menopause atau
kista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa dan sampai timbul perdarahan.
Tindakan bedah dapat sangat terbatas berupa pengangkatan kista dengan tetap
mempertahankan ovarium. Tindakan ini kemungkinan dapat menjadi lebih
ekstensif, mulai dari pengangkatan seluruh ovarium atau lebih luas lagi merembet
ke pengangkatan uterus (histerektomi total).
Prinsip penanganan kista ovarium bahwa tumor ovarium neoplastik
memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor
ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya
tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista
folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami
pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk
menunggu selama 2 – 3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan
dalam pertumbuhan tumor tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk
pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai pengangkatan tuba
(salphyngo-ooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngo-ooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda
yang masih ingin mendapatkan keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor
yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. D
Usia : 70 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Pemenang Barat
MRS : 30 Juli 2011
Rekam Medik : 219266
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan di perut kanan bagian bawah yang semakin
lama semakin membesar sejak ± 5 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan Puskesmas Pemenang dengan diagnosa Susp. Kista Ovarium
datang ke poliklinik RSUP-NTB dengan keluhan terdapat benjolan di perut kanan
bagian bawah. Pasien mengatakan benjolan dirasakan sejak ± 5 bulan yang lalu,
semakin lama semakin membesar namun tidak disertai rasa nyeri. Pasien
mengatakan perut terasa semakin berat dan keras serta pasien semakin sulit
beraktivitas ± 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sesak terutama saat sedang
duduk. Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami perdarahan ± 3 bulan
yang lalu, selama 3 hari, darah yang keluar berupa darah merah segar, dalam
jumlah sedang dan disertai sedikit nyeri perut.
Pasien mengatakan nafsu makannya menurun sejak ± 2 bulan terakhir dan berat
badannya menurun ± 5 kg. Pasien tidak mengeluh pusing, demam dan nyeri perut.
BAK dan BAB dirasakan lancar.
Kronologis : -
V. DIAGNOSIS
Pre Operasi : Kistadenoma Ovarii Dekstra
Post Operasi : Kistadenoma Ovarii Dekstra Multilokuler Musinosum
Nonpapileferus Nonkarsinomatosus.
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus berikut, diajukan suatu kasus seorang wanita berusia 70
tahun yang kemudian didiagnosa dengan diagnosa Kistadenoma Ovarium Dekstra.
Selanjutnya akan dibahas :
Tindakan yang dilakukan pada pasien kista pada kasus ini adalah terapi bedah
yaitu salphyngo-ooforektomi dextra. Indikasi tindakan bedah yaitu kista yang
tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki
ukuran demikian besar, kista yang ditemukan pada wanita yang menopause atau
kista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa dan sampai timbul perdarahan. Pada
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi pada kasus ini tumor demikian besar sehingga
perlu dilakukan pengangkatan ovarium yang disertai pengangkatan tuba
(salphyngo-ooforektomi).
Pada kasus ini setelah dilakukan laparatomi, pasien dalam kondisi baik dan
sudah melakukan mobilisasi sehingga sudah dapat dipulangkan pada hari ke-3
post operasi.
BAB V
KESIMPULAN
1. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, penemuan intraoperatif dan pemeriksaan
patologi anatomi yaitu Kistadenoma ovarii dekstra multilokuler musinosum
nonpapileferus nonkarsinomatosus.
2. Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat yaitu tindakan
bedah dengan melakukan pengangkatan ovarium yang disertai pengangkatan
tuba (salphyngo-ooforektomi).
DAFTAR PUSTAKA
02-08-2011 Nyeri luka operasi KU : Baik Hari pertama post Observasi KU, VS,
08.00 Kes/GCS : CM/E4V5M6 laparotomi (SOD) Perdarahan dan UO
Vital Sign Terapi :
TD : 140/60 mmHg Ampicillin 1gr/8jam
N : 80 x/menit As.Mefenamat 3x1
RR : 18 x/menit SF 1x1
KIE :
To : 37,1oC
Menganjurkan ibu
Perdarahan aktif (-)
istirahat cukup dan
BAK (+) lancer
mobilisasi
Pemeriksaan Lab :
WBC : 14,11 x 103 µL
Hb : 9,3 g/dL
RBC : 3,60 x 106 µL
PLT : 360 x 103 µL
03-08-2011 Nyeri luka operasi KU : Baik Hari kedua post Observasi KU, VS,
08.00 berkurang Kes/GCS : CM/E4V5M6 laparotomi (SOD) Perdarahan dan UO
Vital Sign Terapi :
TD : 130/80 mmHg Ampicillin 1gr/8jam
N : 92 x/menit As.Mefenamat 3x1
RR : 18 x/menit SF 1x1
KIE :
To : 36,5oC
Menganjurkan ibu
Perdarahan aktif (-)
istirahat cukup dan
BAK (+) lancar
mobilisasi
04-08-2011 Nyeri luka operasi KU : Baik Hari ketiga post Observasi KU, VS,
berkurang Kes/GCS : CM/E4V5M6 laparotomi (SOD) Perdarahan dan UO
Vital Sign Terapi :
TD : 140/80 mmHg Amoxicillin 3x1
N : 96 x/menit As.Mefenamat 3x1
RR : 18 x/menit SF 1x1
Pasien boleh pulang
To : 36,8oC
KIE :
Perdarahan aktif (-) Menganjurkan ibu
BAK (+) lancar istirahat cukup
Menganjurkan ibu
untuk melakukan
kontrol ke poliklinik
RSUP-NTB dan
membawa hasil
pemeriksaan PA