KISTA OVARIUM
Oleh:
Meriza Rifani 1740312082
Mia Eka Putri 1210312042
Preseptor :
RSUP DR M. DJAMILPADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kistoma ovarii didefinisikan sebagai terjadinya pembesaran ovarium yang
bersifat fungsional atau disfungsional, berupa kistik, padat atau campuran kistik
padat dan dapat bersifat neoplastik maupun non neoplastik.1,2,3
2.2 Insidensi
Angka insiden dari kistoma ovariidilaporkan sebesar 7% dari populasi wanita
di Indonesia dan dimana dari angka insiden kistoma ovarii ini, hampir 85%
merupakan kista yang bersifat jinak. Kistoma ovarii yang bersifat ganas sangat
jarang ditemukan, namun kistoma ovarii jinak bisa menjadi ganas jika tidak
diobati.Kista ovarium paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20 – 50
tahun dan jarang sekali pada masa prapubertas. Di antara beberapa kista ovarium,
kista folikel, kista korpus luteum, kistadenoma musinosum, kistadenoma serosum
dan kista dermoid merupakan beberapa tipe kista yang paling banyak ditemukan.
2,3,4
2.3 Etiologi
Sampai saat ini etiologi dari kistoma ovarii masih menjadi tanda tanya,
namun terdapat beberapa teori yang membahas tentang etiologi dari kistoma
ovarii ini. Dimana terdapat 3 teori yang dikatakan menjadi etiologi dari kistoma
ovarii, yaitu teori hiperepitelisasi dari sel epethelium ovari, teori hormonal dan
teori genetika.5
2.4 Klasifikasi
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang
berifat nonneoplastik. Tumor nonneoplastik dalam hal ini dibagi menjadi tumor
akibat radang dan tumor lain, yaitu kista folikel, kista korpus luteum, kista lutein,
kista inklusi germinal, kista endometrium dan kista stein-leventhal. Tentang
tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua
pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau
embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya
pengetahuan mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung dengan
adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal
yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi
atas tumor jinak dan tumor ganas. Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat
jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Berdasarkan hal tersebut
diatas, tumor kistik dari ovarium yang jinak dapat dibagi dalam golongan
nonneoplastik dan golongan neoplastik.3,6
Kista folikel merupakan jenis tumor ovarium jinak yang paling banyak
dijumpai. Ukuran bervariasi antara 3-8 cm. Kista ini berasal dari folikel de Graff
yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari
beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bila
dilihat secara histologi, kista folikel dilapisi oleh lapisan dalam berupa sel-sel
granulosa dan dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan yang terdapat di
dalam folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi sehingga
menyebabkan pembesaran dari kista folikel. Biasanya jenis kista ini tidak
menimbulkan gejala, meskipun ketidakteraturan haid, perdarahan di luar haid
bahkan torsi bisa terjadi. Bila ukuran kista telah membesar maka dapat
menyebabkan nyeri panggul. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat
menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista menghilang pula. Apabila
ukuran kista yang tidak lebih dari 5 cm maka dilakukan observasi selama 3 siklus
haid tanpa pengobatan untuk melihat regresi dari kista tersebut. Bila setelah
observasi tidak didapati adanya regresi kista atau ukuran kista semakin membesar
maka dilakukan tindakan operatif.
Gambar 1. Kista Folikel
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista
lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum. Dalam keadaan
normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Pada
keadaan tertentu, kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus
luteum persistens); Perdarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan
terbentuknya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.
Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberikan gambaran yang
khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum
yang berasal dari sel-sel teka.
Kista korpus luteum dapat memberikan gangguan haid, berupa amenorea
diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat juga menyebabkan rasa
berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista dapat
menyebabkan ruptur. Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik
sehingga menyulitkan diagnosis.3,6
Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium. Biasanya
terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.3,6
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut. 3,8
Akibat Pertumbuhan. Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa
menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya
disebabkan oleh besarnya tumor dan posisinya didalam perut. Suatu kista dapat
menekan kandung kencing dan menyebabkan gangguan miksi atau terkadang
hanya menimbulkan rasa berat diperut jika terletak bebas di rongga perut. Selain
gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi dan edema pada
tungkai karena tekanan pada pembuluh balik atau limf. Pada tumor yang besar
dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain.
Akibat Aktivitas Hormonal. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah
pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon yang sering terjadi
pada tumor ganas, misalnya tumor sel granulose yang dapat menimbulkan
hipermenorea dan arhenoblastoma yang dapat menyebabkan amenorea.
Akibat Komplikasi. Perdarahan ke dalam kista. Biasanya terjadi sedikit-
sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya
menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi apabila perdarahan
dalam jumlah banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan
nyeri perut mendadak.
Putaran Tangkai. Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm
atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya.
Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi adalah kehamilan, karena pada
kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor. Sesudah
persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut. Selain itu,
putaran tangkai sering menyebabkan gangguan sirkulasi walaupun gangguan
ini jarang bersifat total, rasa nyeri, dan bila putaran tangkai berjalan terus akan
terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor yang dapat menyebabkan robekan
dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder.
Infeksi pada Tumor. Terjadi jika di dekat tumor terdapat sumber kuman
pathogen, seperti appendicitis, diverticulitis atau salpingitis akuta. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
Robek Dinding Kista. Terjadi pada torsi tangkai atau karena trauma. Apabila
kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi
peritoneum akan segera berkurang. Tetapi, apabila robekan pada kista disertai
perdarahan yang timbul secara akut dan berlangsung terus ke dalam rongga
peritoneum maka akan menyebabkan rasa nyeri yang terus menerus disertai
tanda-tanda abdominal akut. Robekan dinding kista pada kistadenoma
musinosum dapat menyebabkan terjadinya keadaan yang disebut
pseudomiksoma peritonei.
Perubahan Keganasan. Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti
kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista
dermoid. Oleh karena itu, setelah tumor diangkat pada operasi, perlu
dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan
perubahan keganasan. Adanya asites dan anak sebar (metastasis) memperkuat
kecurigaan terhadap keganasan.
2.5 Diagnosis
Diagnosis dari kistoma ovarii tergantung dari kombinasi beberapa faktor
termasuk usia dan status menopause pasien, gejala-gejala, gambaran USG, lokasi
bilateral/unilateral, ukuran dari massa, dan tingkat serologik marker. 4,5
2. Gejala-gejala
Keganasan pada ovarium yang bersifat lokal umumnya hanya sedikit atau
sama sekali tidak menampakkan gejala-gejala, dan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya penundaan pada penanganan.
3. Gambaran USG
Hasil dari USG sangat tergantung dari skill dan pengalaman dari operator,
bahkan antara sonografer yang sudah berpengalaman sering terjadi
perbedaan hasil. Kistoma ovarii umumnya didiagnosis melalui USG
transvaginal, tetapi setelah didiagnosis, abdominal scan dapat dilanjutkan.
2.6 Penatalaksanaan
2.7 Komplikasi
Bila dijumpai hemoperitonium atau kotoran ruptur kista jinak preoperatif
atau intraoperatif, kista yang ruptur tersebut dibuang dan kasvum abdomen
dibersihkan dengan saline normal. Para ahli lebih menyukai pencucian dengan
saline hangat untuk membantu mengeluarkan sebum dari komponen yang
mengalami ruptur atau kebocoran terhadap teratoma dan kista musinosum. Bila
dijumpai iritasi kimiawi dan distensi usus, dekompresi dengan menggunakan
tabung panjang transnasal, hidrasi, dan monitoring elektrolit dianjurkan.
Selanjutnya, bila dijumpai proses tumpang tindih, proses infeksi dicurigai
(khususnya selama masa nifas). Spesimen dikirim untuk dilakukan kultur
terhadap kuman aerob dan anaerob, dan dilakukan drainase isap transperitoneal
serta pemberian terapi anti mikroba. 4,9,10
Nama : Ny. EW
Umur : 46 Tahun
Pekerjaan : IRT
No. MR : 00.99.86.89
Alamat : Padang
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 08-01-2018
ANAMNESIS
Seorang pasien wanita usia 46 tahun kiriman masuk ke Ruang Rawatan
RSUP dr. M.Djamil Padang kiriman dari Poli Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil
Padang tanggal 8 Januari 2018 dengan diagnosis NOK suspek malignancy pro
laparotomi.
Keluhan Utama :
berusia 14 tahun
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis Cooperative
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 37,0 °C
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 65 Kg
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak tampak ikterik
Leher :
Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O
Kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
KGB tidak teraba membesar
Thorax :
Pulmo
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris Kanan = Kiri
Palpasi : Fremitus Normal Kiri = Kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi : Sikatrik (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans muscular (-)
Teraba massa sebesar telur ayam
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia
Inspeksi : V/U tenang, Perdarahan pervaginam (-)
VT :
Vagina : tumor (-), laserasi (-), fluksus (-)
Portio : MP, sebesar jempol kaki dewasa, tumor (-),
laserasi (-)
CUT : teraba sebesar kepala bayi
A/P : lemas kiri dan kanan
CD : tidak menonjol
USG
- Uterus anteflexi, ukuran 6x4x3 cm, endline (+)
- Tidak tampak mioma maupun adenomiosis
- Tampak massa kistik simplex, berbatas tegas, ukuran 5x5 cm, papil (-),
unilokule, vaskularisasi tidak ada, diduga berasal dari adnexa dextra, echo
interna (+)
- Ovarium kiri sulit diidentifikasi.
Kesan: Kista Endometriosis
Laboratorium
Hb : 13,3 gr/dl PT : 9.8 detik
Ht : 41 % APTT : 35 detik
Leukosit : 7.710 /mm3 CA 125 : 143,179
Trombosit : 245.000 /mm3 HbsAg : Non Reaktif
Ur/Cr : 29/0,7 mg%
FOLLOW UP
09 Januari 2018
Pukul 08.00 WIB
S/
Demam (-), Nyeri perut (-), Keluar darah dari kemaluan (-), BAK dan BAB (+)
Normal
O/
KU KS TD ND NF T
Sdg CMC 110/8 80 20 36,5
0
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cm H2O, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : sikatrik (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defense muculaire (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Ekstremitas : Edema -/-, Akral hangat
A/
NOK Suspect Malignancy + Riwayat Laparotomi
P/
Terapi :
Kontrol KU, VS
Informed Concent
Bowel Preparation
Rencana : Pro Laparotomi
10 Januari 2018
Pukul 08.00 WIB
S/
Demam (-), Nyeri perut (-), Keluar darah dari kemaluan (-), BAK dan BAB (+)
Normal
O/
KU KS TD ND NF T
Sdg CMC 110/70 82 20 36
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cm H2O, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : sikatrik (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defense muculaire (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Ekstremitas : Edema -/-, Akral hangat
A/
NOK Suspect Malignancy + Riwayat Laparotomi
P/
Terapi :
Kontrol KU, VS
Informed Concent
Bowel Preparation
Rencana : Pro Laparotomi
11 Januari 2018
Pukul 08.00 WIB
S/
Demam (-), Nyeri perut (-), Keluar darah dari kemaluan (-), BAK dan BAB (+)
Normal
O/
KU KS TD N NF T
D
Sdg CMC 120/70 78 20 36,5
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cm H2O, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : sikatrik (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defense muculaire (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Ekstremitas : Edema -/-, Akral hangat
A/
NOK Suspect Malignancy + Riwayat Laparotomi
P/
Terapi :
Kontrol KU, VS
Informed Concent
Bowel Preparation
Rencana : Pro Laparotomi
12 Januari 2018
Pukul 08.00 WIB
S/
Demam (-), Nyeri perut (-), Keluar darah dari kemaluan (-), BAK dan BAB (+)
Normal
O/
KU KS TD ND NF T
Sdg CMC 110/78 82 18 36
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cm H2O, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : sikatrik (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defense muculaire (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Ekstremitas : Edema -/-, Akral hangat
A/
NOK Suspect Malignancy + Riwayat Laparotomi
P/
Terapi :
Kontrol KU, VS
Informed Concent
Bowel Preparation
Rencana : Pro Laparotomi
13 Januari 2018
Pukul 08.00 WIB
S/
Demam (-), Nyeri perut (-), Keluar darah dari kemaluan (-), BAK dan BAB (+)
Normal
O/
KU KS TD ND NF T
Sdg CMC 100/70 84 19 36,6
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cm H2O, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : sikatrik (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defense muculaire (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Ekstremitas : Edema -/-, Akral hangat
A/
NOK Suspect Malignancy + Riwayat Laparotomi
P/
Terapi :
Kontrol KU, VS
Informed Concent
Bowel Preparation
Rencana : Pro Laparotomi
14 Januari 2018
Pukul 08.00 WIB
S/
Demam (-), Nyeri perut (-), Keluar darah dari kemaluan (-), BAK dan BAB (+)
Normal
O/
KU KS TD ND NF T
Sdg CMC 110/80 80 18 36,2
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cm H2O, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : sikatrik (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defense muculaire (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Ekstremitas : Edema -/-, Akral hangat
A/
NOK Suspect Malignancy + Riwayat Laparotomi
P/
Terapi :
Kontrol KU, VS
Informed Concent
Bowel Preparation
Rencana : Pro Laparotomi besok
LAPORAN OPERASI
Tanggal 15 Januari 2018
urinaria, dilakukan adhesiolisis. Tampak massa coklat berbentuk bulat berasal dari
IVFD RL 20tts/menit
Vitamin K 3x1
Vitamin C 3x1
Pronalges sup
16 Januari 2018
Pukul 08.00 WIB
S/
Demam (-), Nyeri perut (-), Keluar darah dari kemaluan (-), BAK dan BAB (+)
Normal, nyeri bekas luka operasi (+)
O/
KU KS TD ND NF T
Sdg CMC 120/80 80 18 36,2
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cm H2O, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : luka operasi tertutup verban, rembesan darah (-)
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Ekstremitas : Edema -/-, Akral hangat
A/
Post optimal debulking ai Ca ovarium stadium lanjut
P/
Kontrol KU, VS
Ceftriaxon 2 x 1 g
Inj. Kalnex 3x1
Vitamin K 3x1
Vitamin C 3x1
Pronalges sup
Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 8 Januari 2018, kiriman
pasien ini ditemukan keluhan perut yang membengkak sejak 7 bulan yang lalu dan
tampak seperti kehamilan cukup bulan. Perut tampak membuncit tanpa adanya
kehamilan dapat kita simpulkan sebagai suatu massa di abdomen. Selain itu,
pasien ini mengeluhkan adanya penurunan berat badan dan nafsu makan. Hal ini
keputihan dan trauma pada pasien ini, maka suatu infeksi dan trauma dapat
disingkirkan. Pasien tidak mengeluh keluarnya darah dari kemaluan, di sini dapat
Pada pemeriksaan fisik pasien ini, ditemukan pada abdomen, perut tempak
membuncit sesuai usia kehamilan cukup bulan, pada palpasi ditemukan teraba
digerakkan tetapi portio serviks tidak ikut gerak, dapat kita simpulkan bahwa
massa itu berada di ovarium. Dengan ditemukan suatu massa kistik dan
permukaan rata, dapat kita simpulkan bahwa adanya suatu kista ovarium. Dari
kiri. Diagnosis yang ditegakkan pada pasien ini adalah suatu Neoplasma Ovarium
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini sudah sesuai yaitu laporatomi
10. Ulla BK, Ann T, Berit M, et. al. Management of ovarian cysts. Acta
Obstet Gynecol Scand 2004: 83: 1012-1021.