Anda di halaman 1dari 29

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN 10 Desember 2022

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU

RETENSIO PLASENTA

OLEH :
Suharfina Nur Arifani, S.Ked
16 20 777 14 413

PEMBIMBING :
dr. H. Abdul Faris, Sp. OG(K)

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:


Nama : Suharfina Nur Arifani, S. Ked
No. Stambuk : 16 20 777 14 413
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Alkhairaat Palu
Judul Refka : Retensio Plasenta
Bagian : Bagian Obstetri dan Ginekologi

Bagian Obstetri Ginekologi


RSU ANUTAPURA PALU
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu, 10 Desember 2022

Pembimbing Dokter Muda

dr. Abdul Faris Sp.OG (K) Suharfina Nur Arifani, S.Ked

2
BAB I
PENDAHULUAN

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan


menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah
kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1

Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh


dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau
materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena
adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat
yang jinak (80-84%). Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko
pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan
USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma
terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.2

Tubo-ovarian abscesses (TOA) adalah komplikasi serius infeksi saluran genital atas
wanita, paling sering setelah terpapar penyakit menular seksual (PMS). Abses tubo-
ovarium sering mengakibatkan kerusakan tuba dan ovarium ireversibel 1. Abses ini
pada umumnya terjadi pada wanita usia produktif dan biasanya merupakan kelanjutan
dari infeksi saluran genital bagian bawah. TOA berhubungan erat dengan PID (Pelvic
inflammatory disease. 5

Endometriosis adalah suatu penyakit yang lazim menyerang wanita di usia


reproduksi. Penyakit ini merupakan kelainan ginekologis yang menimbulkan keluhan
nyeri haid, nyeri saat senggama, pembesaran ovarium dan infertilitas. Endometriosis
terjadi ketika suatu jaringan normal dari lapisan uterus yaitu endometrium menyerang
organ-organ di rongga pelvis dan tumbuh di sana. Jaringan endometrium yang salah
tempat ini menyebabkan iritasi di rongga pelvis dan menimbulkan gejala nyeri serta
infertilitas. 6

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kista Ovarium

1. Definisi

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui.
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Pada
wanita organ yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.1

2. Sifat kista

1) Kista Fisiologis

Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang,


dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat
dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang.
Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan
tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami
pembesaran atau tidak.1,4

4
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena
masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri pada
saat haid.4

2) Kista Patologis (Kanker Ovarium)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala
dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70%
pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer.
Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.1

Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit
umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut
yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru
dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu
dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.1,2

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak
dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar.
Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum
diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.1,2

Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel
tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat
ganas. 1

3. Jenis kista

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu


kista non-neoplastik dan kista neoplastik. 1
5
Kista ovarium non neoplastik

a. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel. Bisa didapatkan satu kista atau beberapa dan
besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm.1,3

Dalam menangani tumor ovarium, timbul persoalan apakah tumor yang


dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih
dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang
sendiri.1,3

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai
saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi FSH ( folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing
hormone) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal
berukuran limit 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi.
Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.1

b. Kista korpus lutein

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus
luteum persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista,
berisi cairan berwarna merah coklat karena darah tua.1,3

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang
berasal dari sel-sel teka.1,3

Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal
ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.1,3

6
c. Kista teka lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik


terlihat luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah
yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami;


biasanya berhubungan dengan tipe lain dari pertumbuhan indung telur, serta terapi
hormon.

d. Kista inklusi germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian - bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan
besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan
isinya cairan jernih dan serous.1,3

e. Kista endometrium

Kista ini merupakan endometriosis yang berlokasi di ovarium.1

Neoplastik jinak

1) Kistik:
a. Kistoma ovari simpleks

Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.1,3

7
Terapinya terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan.1,3

b. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya jenis ini tak mencapai
ukuran yang sangat besar, di bandingkan dengan kistadenoma muscinosum.
Pertumbuhan menjadi ganas apabila di temukan pertumbuhan papilifer,
proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel.
Secara mikroskopik di golongkan dalam kelompok tumor ganas.1,3

c. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor belum diketahui dengan pasti. Menurut meyer, berasal dari
teratoma dimana di dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-
elemen lain.1,3

Umumnya berbentuk multilokuler, ukurannya dapat mencapai ukuran yang


amat besar1,3

d. Kista endometroid

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid
dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim
tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid,
lapisan tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun
dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama
yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3

8
e. Kista dermoid

Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh
menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi
pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit
bila kista terpuntir/ pecah. 1,3

Solid:

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi
maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis.

a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma
d. Papiloma

9
e. Angioma
f. Limfangioma
g. Tumor brenner

4. Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan


hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya


b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan

5. Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graaf. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan
menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
bertahap akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk
FSH dan HCG.1,2

10
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.1,2
Kista neoplastik dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2

6. Tanda dan gejala

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam


waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.4

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;

a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
11
d. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut.4;

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

7. Diagnosis

a. Anamnesa

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak


tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau tidak
nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista
tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan
terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan
miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga
menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus


terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang
sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada
penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu
makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan hormon.
Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat terjadi.
Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.

Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism,


inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat ditemukan

12
penurunan berat badan yang drastis.

b. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit
pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral,
ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin
didapatkan ascites yang pasif.

c. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen
125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium
normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah
kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma
epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak
dan pada 6% pasien sehat.

b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat
tumor.

c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga
perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang
utama untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular,
dindingnya tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo.
Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal,
kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.

Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam


13
lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista
neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan
hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat
memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis.
Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG
transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa
yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini
memerlukan kandung kemih yang penuh.

d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini
biasanya tidak diperlukan

e. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang
baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk
mengidentifikasi organ intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus
keganasan ovarium.

f. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.

g. Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu
pada anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada
pemeriksaan fisik

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm


2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau
mengisi kavum douglasi
3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

14
8. Komplikasi

Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit, berangsur -


angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik
yang minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan
nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan melalui
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale. Robekan dinding
kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu jatuh, pukulan
pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan serosa, rasa nyeri akbat
robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi hemoragi yang timbul secara
akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus menerus dalam rongga peritoneum
dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen,
seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Perubahan keganasan dapat
terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista denoma ovarii derosum, kistadenoma
ovarii musinosum dan kista dermoid. Sindroma Meigs ditemukan pada 40% dari
kasus fibroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai asites dan hidrotoraks.

9. Penatalaksanaan

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan


operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya
tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba. Seluruh
jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk

15
diperiksa.

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.


Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran
kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak
dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial.
Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm
dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih
besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunanan pada pasien
dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan.
Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan panda
pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi
kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan
ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.

Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita


postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35
tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan
infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi
dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan
serum CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma
ovarium pada keluarga.

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radiasi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika
seperti agents alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit
(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2
bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan
seterusnya setiap tahun sekali.

16
10. Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena
karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali
dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.2

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.2

17
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Identitas
Nama lengkap : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Jln. -

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan Utama : Nyeri Perut Bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien usia 21 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bawah
sejak 2 minggu yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul. Keluar cairan dari jalan
lahir (-). Pasien juga mengeluh seringkali nyeri ketika berhubungan dengan suami.
Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari di rumah, demam naik turun. Demam
sekarang (-) Mual (-), muntah (-), pusing ( -), sesak (-). BAK lancar, BAB (+)
biasa.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada.
E. Riwayat Menstruasi
Pertama kali haid saat berusia 17 tahun, siklus tidak teratur tiap bulan, lama haid
5->7 hari, nyeri hadi >4 hari ganti pembalut 3-4 kali hari pertama haid. HPHT : 08
– 09 – 2022.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : Sakit sedang.
Kesadaran :Compos Mentis
Tanda vital
 Tekanan darah: 100/70 mmHg
 Nadi : 87 x/ menit
 Nafas : 20 x/ menit
 Suhu : 36,60C
 Sp02 : 99%

Kulit : warna kulit kecoklatan, sianosis (-), pucat (-), ikterik (-)
Kepala : tidak ada kelainan bentuk, simetris.
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Sekret (-)
Hidung : Rhinorea (-), Deviasi septum (-)
Mulut : bibir sianosis (-)
Leher : pembesaran limfonodi (-)

Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : iktus kordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
 Perkusi : batas atas: SIC II linea parasternal sinistra
batas jantung kiri : SIC IV linea midklavikularis
batas jantung kanan : SIC V linea parasterna dekstra

19
 Auskultasi : BJ I/II reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
- Inspeksi : statis : simetris, dinamis : gerakan paru simetris
- Palpasi : fremitus menurun pada paru sinistra
- Perkusi : redup pada seluruh lapang paru sinistra
- Auskultasi : suara nafas pokok vesikuler (-/-), wheezing (-/-), rhonki
(-/-)
Abdomen
- Inspeksi : Perut cembung kesan normal (+)
- Palpasi : Tfu tidak teraba, nyeri tekan suprapubik (+)
- Perkusi : Timpani (+)
- Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas
Edema (-), sianosis (-), jari tabuh (-), capillary refill < 2 detik pada anggota
gerak atas dan bawah.

Status Ginekologi
-Genitalia eksterna
Inspeksi : Perdarahan (-),Massa (-),Edema (-),lesi (-).
Genitalia interna
Tidak dilakukan pemeriksan

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium ( 20 Oktober 2022)


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hb 9,5 12 -15 g/dL
Hct 27,3 42 – 52 %
Wbc 18,4 4.800-10.800/ul
20
Rbc 3,51 4.7 juta-6,1 juta/ ul
MCV 77,8 80-99 fl
MCH 27,1 27 – 32 pg
MCHC 33,3 31-36 g/Dl
PLT 479 150-440
Pemeriksaan Hasil
SARS CoV-2-Antibody Non reaktif
HbsAG Non reaktif
HCV Non Reaktif

RESUME
Pasien usia 21 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bawah
sejak 2 minggu yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul. Keluar cairan dari jalan
lahir (-). Pasien juga mengeluh seringkali nyeri ketika berhubungan dengan suami.
Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari di rumah, demam naik turun. Demam
sekarang (-) Mual (-), muntah (-), pusing ( -), sesak (-). BAK lancar, BAB (+)
biasa.. Pertama kali haid saat berusia 17 tahun, siklus tidak teratur tiap bulan,
lama haid 5->7 hari, nyeri hadi >4 hari ganti pembalut 3-4 kali hari pertama haid.
HPHT : 08 – 09 – 2022
Keadaan umum sakit sedang dengan kesadaran compos mentis E 4 M6 V5, tanda
vital didapatkan tekanan darah : 100/70 mmHg nadi : 87 x/menit pernapasan: 20
x/menit Suhu axilla : 36,6°C. Pemeriksaan Abdomen : Inspeksi perut cembung
kesan normal (+) Palpasi Tfu tidak teraba, nyeri tekan suprapubik (+). Genitalia
eksterna : Perdarahan (-),Massa (-),Edema (-),lesi (-).

II. DIAGNOSIS
- Kista Ovarium Multilobuler

21
III. TERAPI/TATALAKSANA
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2 gram/12 jam/IV
- Metronidazole 500/8 jam/IV
- Inj Ketorolac/1amp/8jam
- Drips Paracetamol 500/8jam

IV. PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanactionam : dubia ad bonam

TINDAKAN OPERASI :
SO Kiri + Tes Potensi Tuba + Drilling Ovarium Kanan
TANGGAL OPERASI :
22/10/2022, jam 13.29 – 15.06 wita
DPJP :
dr. H. Abdul Faris Sp.OG (K)
Diagnosis Pre OP :
Kista Ovarium Multilobuler
Diagnosis Pasca Bedah :
Kista Ovarium + Tuba Kanan Paten + Polikistik Ovarium Kanan

22
Laporan Operasi elektif : 22/10/2022

23
Terapi Post OP:
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Cefotaxime 1 gram/12 jam/IV
- Inj. Metronidazole 500mg/8 jam/IV
- Inj. Asam traneksamat 1 amp/8 jam/IV
- Ketorolac 30 mg/8 jam

Follow up
Hari/ Tanggal Follow Up
23 Oktober/ PH 2 / S : nyeri perut (+), keluar cairan dari jalan lahir (-), sakit kepala (-),
demam (-), mual (-), muntah (2x tadi malam), BAB (+) BAK (+)
lancar.
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 100/70 mmHg, N: 98 x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36.7 oC, SPO2: 99%
A : Kista Ovarium + Tuba Kanan Paten + Polikistik Ovarium Kanan
P:
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2 gram/12 jam/IV
- Metronidazole 500/8 jam/IV
- Inj Ketorolac/1amp/8jam
24 Oktober / PH 3 / S : nyeri perut (+), keluar cairan dari jalan lahir (-), sakit kepala (-),
demam (-), mual (-), muntah (-), BAB (+) BAK (+) lancar.
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 90/60 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36.9 oC, SPO2: 99%
A : Kista Ovarium + Tuba Kanan Paten + Polikistik Ovarium Kanan
P:
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2 gram/12 jam/IV

24
- Metronidazole 500/8 jam/IV
- Inj Ketorolac/1amp/8jam
25 Oktober/ PH 4 / S : nyeri perut (+), keluar cairan dari jalan lahir (-), sakit kepala (-),
demam (-), mual (-), muntah (-), BAB (+) BAK (+) lancar.
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 90/60 mmHg, N: 105 x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36.4 oC, SPO2: 99%
A : Kista Ovarium + Tuba Kanan Paten + Polikistik Ovarium Kanan
P:
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2 gram/12 jam/IV
- Metronidazole 500/8 jam/IV
- Inj Ketorolac/1amp/8jam
26 Oktober / PH 5 / S : nyeri bekas jahitan op (+), keluar cairan dari jalan lahir (-), sakit
kepala (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAB (-) BAK (+), flatus
(-)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 90/60 mmHg, N: 105 x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36.4 oC, SPO2: 99%
A : P2A0 + Kista Paraovarial Kanan + TOA Kiri + Perlengketan
Uterus + Kista Endometriosis Kiri
P:
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Cefotaxime 1 gram/12 jam/IV
- Inj Metronidazole 500mg/8 jam/IV
- Ketorolac 30 mg/8 jam
- Inj asam traneksamat 1 amp/8 jam/IV

25
27 Oktober/ PH 6 / S : nyeri bekas jahitan op (+) berkurang, keluar cairan dari jalan
lahir (-), sakit kepala (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAB (+)
BAK (+)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 100/60 mmHg, N: 87 x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36.8 oC, SPO2: 99%
A : Kista Ovarium + Tuba Kanan Paten + Polikistik Ovarium Kanan
P:
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Cefotaxime 1 gram/12 jam/IV
- Inj Metronidazole 500mg/8 jam/IV
- Ketorolac 30 mg/8 jam
- Inj asam traneksamat 1 amp/8 jam/IV

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien usia 21 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
bawah sejak 2 minggu yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul. Keluar
cairan dari jalan lahir (-). Pasien juga mengeluh seringkali nyeri ketika
berhubungan dengan suami. Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari di
rumah, demam naik turun. Demam sekarang (-) Mual (-), muntah (-), pusing
( -), sesak (-). BAK lancar, BAB (+) biasa. Pertama kali haid saat berusia 17
tahun, siklus tidak teratur tiap bulan, lama haid 5->7 hari, nyeri hadi >4 hari
ganti pembalut 3-4 kali hari pertama haid. HPHT : 08 – 09 – 2022.
Keadaan umum sakit sedang dengan kesadaran compos mentis E 4 M6 V5,
tanda vital didapatkan tekanan darah : 100/70 mmHg nadi : 87 x/menit
pernapasan: 20 x/menit Suhu axilla : 36,6°C. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi perut cembung kesan normal (+). Palpasi TFU tidak teraba, nyeri
tekan suprapubik (+). Genitalia eksterna : Perdarahan (-),Massa (-),Edema
(-),lesi (-).
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui.
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Pada
wanita organ yang paling sering terjadi adalah kista ovarium ditandai adanya
angguan haid, dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut dan nyeri saat bersenggama.
Riwayat nyeri perut atau nyeri panggul (88%)
Biasanya disertai demam (> 38,5˚C) dan menggigil (35%)
Tenderness
Discharge servikovaginal
Massa adneksa
Diare (24%)
Mual dan muntah
Haid tidakteratur
27
Beberapa gejala klinis dari kista endometriosis adalah :
 Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada
dan selama haid (dismenore). Sebab dari dismenore ini tidak diketahui
tetapi mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan
dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid.
Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan
sudah luas sebaliknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri
yang hebat. Nyeri yang hebat dapat menyebabkan mual, muntah, dan
diare.
 Dispareunia
Merupakan gejala yang sering dijumpai disebabkan oleh karena adanya
endometriosis di kavum Douglasi.
 Polip dan Hipermenorea dapat terjadi pada endometriosis apabila
kelainan pada ovarium sangat luas sehingga fungsi ovarium terganggu.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin


A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2018: 13-
14

2. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin


A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2018:
279-92.

3. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis


and Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 2015. p. 744-51.

4. Helm, CW. Medscape: Ovarian Cyst. 19 maret 2008. Available at :


http://.emedicine.com/med/topic1699.htm, accessed on 5 November 2017.

29

Anda mungkin juga menyukai