Fakultas Kedokteran
11 November 2022
Universitas Alkhairaat
Palu
Disusun Oleh :
Ella Anggi Famela S.Lalusu, S.Ked
(13 19 777 14 478)
PEMBIMBING :
dr. Muhamad Ikhlas, M. Kes, Sp. B, FICS
dr. Muhamad Ikhlas, M. Kes, Sp. B, FICS Ella Anggi famela S.Lalusu, S. Ked
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Pengobatan Kanker Payudara.........................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Payudara...........................................................................
2.2 Definisi Radioterapi........................................................................
2.3 Radioterapi Pada Kanker Payudara................................................
2.4 Sinar untuk radioterapi.................................................................
2.5 Aparat Radioterapi………………………………………………
2.6 Unit Energi Radiasi…………………………………………….
2.7 Cara Pemberian Radioterapi…………………………………..
2.8 Intravena……………………….. ……………………………..
2.9 Radioterapi Dan Penggunaannya……………………………..
2.10 Tujuan Radioterapi………………………………………….
2.11 Cara Pemberian Radioterapi…………………………………
2.12 Terapi Tambahan…………………………………………….
BAB III PENUTUP...........................................................................................
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Radiasi pengion adalah bekas pancaran energy atau partikel yang bila
mengenai sebuah atom akan menuebabkan terpentalnya electron keluar dari orbit
electron tersebut,pancaran energy dapat berupa gelombang elektromagnetik,yang
dapat berupa radiasi-y dan sinar-X.Pancaran partikel dapat berupa pancaran
electron (sinar beta)atau pancaran pertikel netron, alfa,proton.8,9
Radiasi digunakan dalam radioterapi, sedangkan sinar alfa dan sinar beta
digunakan dalam terapi radiasi internal. Sinar-X atau radiasi-y merupakan
pancaran gelombang elektromaknetik yang di gunakan oleh pesawat teleterapi,
digunakan untuk radiasi eksternal.8,9
Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat
pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun
lobulusnya) dan komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh
darah, dan persyarafan jaringan payudara. Kanker payudara merupakan jenis
kanker yang paling ditakuti oleh seluruh wanita di dunia, yang cukup mematikan,
menjadi penyakit nomor satu penyebab kasus kematian wanita di Indonesia.
Banyak yang belum dan tidak menyadari gejala awal pada kanker payudara ini
sehingga pengobatanpun tidak segera dilakukan. Akibatnya stadium pada kanker
akan semakin tinggi, dan penyebaran kanker telah meluas ke jaringan organ tubuh
yang lain sehingga akan semakin sulit untuk disembuhkan. Adapun efek langsung
yang disebabkan oleh kanker payudara dapat melemahkan fisik dan terjadinya
perubahan fisik pada tubuh penderita7,6
1) Operasi
Umumnya langkah pertama untuk mengobati kanker payudara adalah
mengangkat tumornya. Operasi kanker payudara ini ada 2 jenis, yaitu lumpektomi
dan mastektomi. Operasi lumpektomi atau kadang-kadang disebut operasi
konservasi payudara hanya mengangkat bagian payudara yang terkena kanker.
Dalam mastektomi, dokter mengangkat seluruh payudara. Ada berbagai jenis
mastektomi dan lumpektomi.5,10
2) Terapi Radiasi
5. Terapi Target
Obat-obat dalam terapi target ini memiliki kerja yang berbeda dari pada obat
kemoterapi standar. Terapi ini merupakan yang paling sering digunakan
bersamaan dengan kemoterapi saat ini.5,10
Obat-obat target ditujukan terutama jika ada indikasi yaitu adanya ekspresi protein
tertentu pada jaringan kanker, seperti :
Setiap terapi yang dipilih perlu dilakukan Follow-up untuk evaluasi tindakan:
Stadium 1: ukuran tumor kecil dan hanya terletak pada payudara, atau terdapat
kemungkinan kecil bermetastasis ke kelenjar getah bening di dekat payudara
Stadium 2: Tumor terletak pada payudara atau kelenjar getah bening, atau
keduanya
IIA Tidak ditemukan tumor primer (T0) atau tumor tidak lebih besar dari 20 mm
(T1) ; metastasis ditemukan di kelenjar getah bening aksila level I/II
ipsilateral dan kelenjar getah bening dapat digerakkan (N1) ; tidak
ditemukan metastasis jauh (M0)
Tumor lebih besar dari 20 mm tapi tidak lebih besar dari 50 mm (T2) dan
hanya terdapat di payudara (N0) ; tidak ditemukan metastasis jauh (M0)
IIB Tumor lebih besar dari 20 mm tapi tidak lebih besar dari 50 mm (T2) ;
metastasis ditemukan di kelenjar getah bening level I/II ipsilateral dan
kelenjar getah bening dapat digerakkan (N1); tidak ditemukan metastasis
jauh (M0)
Stadium III: Tumor telah menyebar dari payudara ke kelenjar getah bening yang
dekat dengan payudara, ke kulit payudara atau dinding dada
IIIA Tidak ditemukan tumor primer (T0), tumor tidak lebih besar dari 20 mm
(T1), tumor lebih besar dari 20 mm tapi tidak lebih besar dari 50 mm (T2),
tumor lebih besar dari 50 mm (T3) ; metastasis ditemukan di kelenjar
getah bening level I/II ipsilateral dan kelenjar getah bening terfiksir (N2) ;
tidak terdapat metastasis jauh (M0)
IIIB Tumor (ukuran berapa pun) telah meluas ke dinding dada atau kulit (T4);
tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening (N0) atau terdapat metastasis
di kelenjar getah bening aksila level I/II ipsilateral dan kelenjar getah bening
dapat digerakkan (N1) atau kelenjar getah bening terfiksir (N2); tidak
terdapat metastasis jauh (M0)
IIIC Tumor dari semua stadium (T apa saja); metastasis terdapat pada kelenjar
getah bening aksilaris level III ipsilateral, pada kelenjar getah bening
mamaria interna ipsilateral dengan metastasis kelenjar getah bening aksila
level I/II yang terbukti secara klinis, atau dalam nodus limfa supraklavikular
ipsilateral (N2 atau N3) ; tidak terdapat metastasis jauh hadir (M0)
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Definisi
Radiasi pada jaringan dapat menimbulkan ionisasi air dan elektrolit dari cairan
tubuh, baik intra maupun ekstra celluler, sehingga timbul ion H+ dan OH- yang
sangat reaktif,Ion itu dapat bereaksi dengan melekul DNA dalam cromosom,
sehingga dapat terjadi :11
Dosis lethal dan kemampuan reparasi kerusakan pada sel-sel kanker lebih rendah
dari sel-sel normal,sehingga akibat radiasi sel-sel kanker banyak yang mati dan
yang tetap rusak dibandingkan dengan sel-sel normal.11
Sel-sel yang masi tahan hidup akan mengandakan reparasi kerusakan DNA-nya
sendir.Kemampuan reparasi DNA sel normal lebih baik dan lebih cepat dari sel
kanker.Keadaan ini dipakai sebagai dasar untuk radioterapi pada kanker.11
a. Sinar Alfa
Sinar alfa adalah sinar korpuskuler atau partikel dari inti atom.Inti atom itu
terdiri dari proton dan neutron.Sinar alfa itu tidak dapat menembus kulit
dan tidak banyak dipakai dalam radioterapi. Keuntungan sinar alfa itu
ialah tidak dipengaruhi oleh oksigenasi dalam tumor.11
b. Sinar Beta
Sinar beta adalah sinar electron,sinar ini dipancarkan oleh zat radioaktif
yang mempunyai energy rendah.daya tembusnya pada kulit terbatas 3-5
mm, digunakan untuk terapi lesi yang superficial. Isotope yang
memancarkan sinar beta adalah
Strontium,Phosphor,Yitrium,aurum,Iodium.11
c. Sinar Gamma
Sinar gamma adalah sinar elektromagnetik atau foton.Sinar ini dapat
menembus tubuh. Daya tembusnya tergantung dari besar energy yang
menimbulkan sinar itu.Makin tinggi energinya atau makin tinggi
voltagenya, makin besar daya tubuhnya dan makin dalam letak dosis
maksimalnya.
Aparat radioterapi adalah alat atau unit untuk menghasilkan sinar ionisasi.Ada
bermacam-macam alat yang di pakai, yaitu :1,11
a. Sinar rontgren :
1.Radiasi grenz : 10-15 kV
2.Radiasi superficial : 10-125 kV
3.Radiasi dalam
Orthovaltage unit :125-600 kV
Megavoltage (supervoltage) unit :2-30 MeV
b. Radioisotope :
1.Calcium unit ,sinar gamma : 0.6 Mev
Untuk mengukur kekuatan radiasi dipakai dosimetri yaitu alat untuk mengukur
energy yang diserap perunit jaringan (Rad= Radiation Absorbed dose).1,11
2.8 Intravena
Larutan radioisotope disuntikan kedalam vena.Misalnya yang di suntikan
intravena akan diserap oleh tiroid untuk mengobati kanker tiroid dan akan di serap
oleh tulang dan sumsum tulang untuk mengobati kanker myelum.Kini
radioisotope dapat pula digabungkan secara kimiawi dengan antibody yang
spesifik terhadap satu jenis kanker,sehingga dengan demikian terciptalah apa yang
disebut “Pleura ajaib” (magic bullet),Pleura ajaib yang di sutikan ke intravena itu
akan mencari sel-sel kanker berada dan membunuhnya tanpa merusak sel-sel
normal.Konsep pleura ajaib itu telah di coba pada tahun 1982 oleh Order di USA
pada kanker hati dan di katakana hasilnya cukup memuaskan.Order menyebut
tekniknya itu dengan terapi radio immunoglobulin.antibodi monoclonal yang
spesifik terhadap satu jenis kanker dapat di buat dengan teknik rekayasa gen,yaitu
teknik hibridoma.1,11
3.6 Radiosensitivitas Tumor
Radiosensitivitas tumor adalah tumor yang dapat di hancurkan dengan radiasi
yang tidak merusak atau di toleransi dengan baik oleh jaringan normal
disekitarnya. Radiosensitivitas tumor di tentukan oleh rasio dosis letal dan dosis
toleransi jaringan normal.1,11
Tiap-tiap jaringan normal mempunyai dosis toleransi supaya jangan menjadi
nekrose karena radiasi,sedang tumor mempunyai dosis letal yang mematikan
tumor itu. Dosis letal adalah dosis yang dapat mematikan 95% sel tumor.1,11
Radiosensitivitas tumor tergantung dari banyak factor,antara lain :
1. Tipe histologi tumor
2. Derajat difesiensi sel
3. Besar tumor
4. Vaskularisasi tumor
5. Lokasi topografi tumor
Tumor yang berasal dari jaringan epithel skwamosa, epithel saluran napas,
saluran area saluran kencing, yang ukurannya sedang (T2,T3),umumnya
radioresponsif.1,11
1. Kulit
2. Mulut
3. Mamma
4. Serviks
5. Paru
6. Nasopharix
Tumor ini baru dapat dihancurkan dengan dosis 8000 rads ke atas, Tumor
yang radioresisten itu sukar dapat dihancurkan tanpa juga merusak jaringan
normal di sekitar tumor seperti :
1. Oksigenasi
2. Hipertermi
3. Levamisol
4. Beberapa sitostatika
2.9 Radioterapi Dan Penggunaannya
2.Palatif
a. Terapi Utama
Sebagai terapi utama radioterapi diberikan pada kasus
1. Kanker yang radiosensitive
2. Kanker yang oprasinya sukar atau yang resiko oprasinya sangat
besarseperti :
a.Kanker pada orang yang sangt tua
b.kanker yang disertai penyakit lain yang berat
c.Kanker nasopharynx
d.Kanker pangal lidah
3. Kanker yang inoperable
a.Kanker otak
b.Kanker mamma
c.kanker serviks
2. Radioterapi intraoperative
- Metastase tulang
- kompresio medullae
Dalam hal kombinasi dengan khemoterapi dapat terjadi lesi lokalnya dengan
radiotherapy dan khemoterapi untuk penyebaran kanker.Dalam hal sebaliknya
khemoterapi di tambahkan pada radioterapi,karena ada beberapa khemoterapi
yang menambah radiosensitivitas.1,11
a. Pra oprasi
Radioterapi pra oprasi diberikan untuk tumor yang oprabilitasnya diragukan
atau yang inoparabel.1,11
Tujuan adalah :
1. Mengecilkan tumor supaya menjadi operable serta memudahkan oprasi
2. Mensterilkan lapangan oprasi dari sel-sel kanker,sehingga kalau ada sel
kanker yang lepas atau tertinggal pada waktu oprasi tidak dapat
tumbuh,sehingga mencegah residif atau metastase iatrogen.
Dosis radiasi lebih kecil kalau akan dikerjakan oprasi.Oprasi dikerjakan reaksi
radiasi meredah,kurang lebih 2 minggu setelah selesai radiasi. Pasca oprasikalau
perlu di tambah lagi dengan dosis yang kurang.1,11
b. Intra-oprasi
Radioterapi intra oprasi diberikan pada kanker intra thorakal,abdominal atau
pelvinal dengan dosis tinggi sekali saja,20-50 Gy.kalau perlu pasca bedah dapat di
tambahkan radioterapi pasca bedah.Intra oprasi waktu laparotomy atau
thorakotomi radioterapi dapat langsung diarahkan ketumor,sedangkan jaringan
yang tidak perlu mendapat sinar dapat dilindungi dengan baik.Hasilnya dikatakan
lebih baik dari pada pemberian radioterapi hanya pra atau pasca oparsi saja.1,11
c.Pasca-Oprasi
Radioterapi pasca bedah diberikan setelah oprasi menyebuh,yaitu 1-2
minggu setelah oprasi,umumnya dengan cara fraksinol, selama 4-6 minggu.1,11
a) Radiasi Payudara
3) Indikasi BCT :
Efek samping terapi radiasi pada kanker mammae dibagi menjadi efek
samping akut dan efek samping lanjut. Efek samping akut berupa eritema hingga
epidemolisis pada kulit sedangkan efek samping lanjut meliputi teleangiestasis
dan fibrosis pada kulit, pneumonitis radiasi dan fibrosis pada axilla (edema lengan
dan brachialgia).1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radioterapi adalah metode pengobatan di bidang kesehatan dimana radiasi
pengion di gunakan untuk mengobati penyakit keganasan yang bertujuan
mematikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker.Kanker payudara merukan
penyinaran radioterapi yang sering di temui di instalasi radiologi,penyinaran
kanker payudara dengan terknik dapat menghasilkan manfaat dosis yang terukur
tanpa merusak organ.
DAFTAR PUSTAKA