BRAKHITERAPI
Makalah
Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Dalam penanganan penyakit keganasan saat ini, disamping hasil terapi, kualitas
hidup penderita merupakan hal yangjuga sangat penting dan perlu mendapat perhatian
khusus. maka perlu sekali adanya modalitas terapi yang dapat memberikan hasil terapi
sebanding dengan tingkat fungsi organ dan yang memberi kenyamanan pada penderita.
Salah satu modalitas yang dapat digunakan pada beberapa keadaan khusus keganasan
yang memberikan tingkat keberhasilan terapi disertai dengan kualitas hidup yang baik
bagi penderita adalah penggunaan brakiterapi.
Brakiterapi adalah salah satu metode pemberian radiasi dengan mendekatkan atau
menusukkan sumber radiasi kedaerah tumor primer. Dengan teknik ini ditempakan suatu
sumber radiasi ke dalam tumor. Penempatan sumber radiasi ini umumnya idak besifat
permanen, dimana bila dosis radiasi yang direncanakan telah tercapai maka sumber
radiasi ini diangkat kembali (Rasjidi, 2011). Sehingga akan memberikan dosis yang
dapat mematikan sel tumor pada daerah target atau tumor primer, dengan dosis serendah
mungkin pada organ penting sekitarnya. dengan ditemukan berbagai sumber radiasi
misalnya iridium penggunaan brakiterapi sangat berkembang.
Teknik brakiterapi dapat diberikan sebagai pengobatan primer dengan brakiterapi
saja sebagai booster setelah radiasi eksterna, intra/perioperasi sebagai radiasi pasca
operasi.Terdapat beragam cara penempatan sumer radiasi secara implantasi seperti pada
kanker lidah, payudara pasca lumpectomy, kanker kandung kemih, prostat. secara
intrakaviter seperti pada kanker leher rahim, kanker naofaring. Secara intraluminal
seperti pada kanker oesofagus, kanker bronkus. baik kombinasi dengan radiasi eksterna
maupun brakiterapi saja, dapat memberikan hasil terapi yang baik dengan penyelamatan
organ dan fungsinya.
Kelebihan brakiterapi adalah tumor akan mendapat dosis yang besar dengan
menjaga jaringan sehat dari dosis yang berlebihan. Selain itu teknik brakiterapi
bermanfaat untuk tumor yang bersifat hipoksik atau memiliki daya proliferasi lambat
karena secara kontinu memberikan radiasi. Sedangakan kekurangannya adalah letak
umor harus dapa dijangkau dan tidak dapat digunakan sebagai terapi tunggal pada tumor
dengan resiko adanya keterlibatan kelenjar getah bening regional. Disamping itu
diperlukan kerampilan khusus dan perencanaan terapi yang baik dan benar-benar presisi.
Kombinasi radiasi eksterna dan brakiterapi dilakukan pula guna memperoleh hasil
yang optimal. Radiasi eksterna bisa didapat dari pesawat cobalt-60 yang kemudian
dikombinasikan mengguakan metode brakiterapi sebagai booster atau tambahan radiasi.
Di waktu lampau pemasangan sumber radioaktif pada tindakan brakiterapi dilakukan
secara manual, sehingga mau tidak mau operator terpapar pada sinar radioaktif. Meode
lain untuk mengurangi paparan radiasi adalah dengan memperhatikan sistem proteksi
yang baik, bisa berupa lempeng timah hitam yang tebal ataupun beton pembatas setinggi
pinggang, yang ditempakan antara sumber radiasi dan operator. Dengan menggunakan
metode ini maka akan diperoleh tingkat kecermatan bekerja serta akurasi yang tinggi dan
memperoleh hasil pengobatan yang sempurna. Untuk inisejak lebih dari tiga dasawarsa
lalu para pakar telah menciptakan metode yang disebut afterloading. Dengan metode ini
banyak sekali keuntungan yang diperoleh. Berbeda dengan metode pemasangan secara
manual, pada sisem aferloading operator melakukan pemasangan aplikator yang terbuat
dari plastik, silikon atau aluminium pada daerah yang akan memperoleh brakiterapi yang
nantinya akan dimuati sumber radiasi. Karena aplikator ini idak bersifa radioaktif maka
operator dapat memasang dengan tenang tanpa perasaan khawatir terpapar sinar
radioakif.
Pemasangan aplikator yang nantinya akan dimuati sumber radiasi menggunakan
pesawat afterloading. Terdapat dua pesawat afterloading, yaitu pesawat afterloading
dengan laju dosis tinggi (high dose rate/HDR), yaitu bila lajunya diatas 12 Gy/jam
(umumnya 100 Gy/jam). Yang termasuk pesawat ini adalah Selectron dengan sumber
radiasi Cobalt-60 (60Co), atau Curietron dengan sumber radiasi Cesium (137Cs).
Selain itu ada pesawat afterloading dengan intensitas radiasi rendah (LDR) secara
manual, yaitu bila laju dosisnya < 2 Gy/jam. Yang termasuk pesawat ini adalah Selectron
dengan sumber radiasi Cesium (137Cs) dan pesawat dengan sumber radiasi Radium
(226Ra).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan modalitas brakhiterapi dalam bidang radioterapi?
BAB II
LANDASAN TEORI
c. Intraperitonel
Sumber radiasi yang dipakai berupa larutan yang mengandung radioisotop
misalnya koloid radioaktif emas,198Au atau 32
P, dimasukkan kedalam rongga
peritonium untuk mengobati metastase kanker pada dinding rongga peritoneum.
Cara ini digunakan ada kanker ovarium epitelial dalam usaha mengatasi pola
penyebaran transperitoneal yang menjadi karakteristik penyakit ini.
e. Intravaskuler
Sumber radiasi ditempatkan didalam pembuluh koroner jantung untuk mengatasi
restenosis koroner yang pernah dilakukan angioplasti. Radioaktif yang dipakai
adalah 192Ir.
D. SOP Brakhiterapi
1. Pesawat C-Arm
a. Menghidupkan pesawat C-Arm Nanjing Perlove
1) Posisikan box handser pada posisi ON
2) Tekan tombol power ON pada pesawat
3) Nyalakan UPS
4) Nyalakan sistem komputer kontrol hingga gambar tampil dalam monitor
b. Mengoperasikan program
1) Nyalakan sistem komputer
F. Proses Treatment
1. Klik program GZP3 pada desktop komputer
2. Masukkan password
3. Klik menu “File” dan pilih “Import Treatment Data” dari TPS
4. Tunggu sampai proses Impor data selesai lalu tekan icon “CLOSE”
5. Klik menu “File” pilih “Open Treatment Data”
6. Lalu pilih ID pasien yang akan dilakukan treatment dan masukkan nomor rekam
medik pasien
7. Setelah data pasien muncul dalam monitor, putar enable/disable switch pada pesawat
ke posisi enable
8. Selanjutnya sistem akan melakukan self test, yang meliputi koneksi antara computer
dan pesawat, RAM komputer, flash memory, baterai, indexer treatment unit, indikator
panel kontrol, real time clock, sound dan alarm, channel indicator dan pintu interlock
9. Lanjutkan dengan klik pada icon “Treatment”
10. Lalu muncul konfirmasi dari program, pastikan sekali lagi data pasien
11. Jika sudah sesuai klik OK.
12. Setelah selesai treatment matikan komputer.
G. Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi yang dapat diterapkan dalam proses brakhiterapi adalah:
1. Prinsip jarak
a. Menjaga jarak dari kontainer
b. Tidak masuk ruangan jika tidak diperlukans
2. Prinsip waktu
a. Bekerja secepat mungkin di area radiasi
3. Prinsip perisai
a. Operator berada di luar ruang radiasi
b. Menggunakan personal dosimetri
c. Terdapat tanda bahaya radiasi pada pintu ruang brakhiterapi
d. Terdapat alarm untuk keamanan sumber
e. Terdapat lampu merah sebagai indikator radiasi
f. Tembok dan pintu sesuai dengan standar keamanan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Brakhiterapi adalah salah satu jenis pengobatan kanker dengan memaparkan
zat radioaktif di sekitar atau langsung ke dalam tumor yang akan dihancurkan.
Brakiterapi disebut sebagai radioterapi internal, karena prosedur ini berlawanan
dengan radioterapi eksternal di mana energi radiasi diberikan melalui bagian tubuh
luar. Brakiterapi mulai diterapkan sejak awal tahun 1900. Namun, popularitasnya
semakin menurun karena efek samping yang ditimbulkan akibat paparan zat
radioaktif dalam jangka panjang, terutama pada tim medis yang mengatur mesin
radioterapi. Beruntungnya, teknologi modern telah berkembang pesat, sehingga saat
ini, tim medis dapat meminimalisir kontak langsung dengan mengendalikan mesin
radioterapi dari jarak jauh.