• Dikenal juga dengan istilah kurva D Log E atau kurva H&D (Hurter and Driffield).
• Ada 3 tahap dalam pembuatan kurva karakteristik menurut Ball and Price (1989), yaitu
eksposi, prosesing film, pengukuran nilai densitas dan plotting kurva.
• Secara garis besar, terdapat tiga daerah atau bagian kurva karakteristik, yaitu daerah
samping kiri toe, daerah kanan toe dan shoulder serta daerah samping kanan shoulder.
Fungsi Kurva Karakteristik
• Membanding satu film dengan yang lain • Mengetahui latitude film (toleransi film
terhadap kesalahan pemilihan faktor
eksposi seperti kV; mA; second, pada
saat eksposi dilakukan)
• Mengontrol kualitas prosesing otomatis
Daerah TOE
• Daerah ini merupakan daerah underexposure.
• Terbagi atas daerah base density dan fog (b+f) (dikenal dengan istilah Gross Fog atau
Basic Fog).
• Base density merupakan densitas bawaan film. Densitas base berasal dari penyerapan
cahaya yang ditransmisikan melalui polyester base film.
• Fog atau kabut,merupakan densitas yang dihasilkan oleh perak metalik sebelum
mendapat eksposi, yang bukan berasal dari intensitas eksposi, dapat disebabkan karena
panas, bahan kimia,cahaya dan sinar-X selama penyimpanan film.
• Nilai base density dan fog yang dinyatakan sebagai gross fog tidak boleh melebihi 0.22
(Carlton dan Adler, 2001).
• Daerah treshold: daerah dimana emulsi film mulai merespon terhadap eksposure.
• Daerah Gross Fog/ Basic Fog ditunjukkan pada nilai densitas yang terletak
pada garis horizontal dari kurva pada tingkat eksposure minimum.
• Fog yaitu densitas yang dihasilkan oleh pembangkitan Kristal silver halide
yang tidak terkena eksposi.
2. Kontras Film
3. Latitude Film
Kecepatan (Speed Film)
• Kecepatan film (Speed) adalah kemampuan film dalam
menerima eksposi dalam menghasilkan suatu tingkat
densitas tertentu.
• Kecepatan film dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran
butiran kristal perak halida pada emulsi film. Kecepatan
film juga menunjukkan sensitivitas film.
• Digambarkan pada kurva dengan bentuk kurva semakin
mendekati sumbu y, semakin besar kecepatannya atau
semakin sensitif.
• The American National Standards Institute (ANSI) menyatakan
kecepatan film sebagai besaran nilai eksposi yang dibutuhkan
untuk memperoleh densitas sama dengan 1.
• Speed point merupakan titik pada kurva karakteristik suatu
film dimana dihasilkan densitas sebesar OD 1.0 + b+f.
• Sedangkan speed exposure point adalah nilai log eksposi yang
menghasilkan nilai speed point pada film (Carlton dan Adler,
2001).
• Nilai speed film dapat dipengaruhi oleh: waktu pencelupan,
suhu larutan, dan aktivitas kimiawi.
• Perbedaan kecepatan antara dua film diperoleh dengan
• dimana log E1= log eksposi film pertama, log E2= log eksposi film kedua.
Kontras Film
• Kontras film ditentukan oleh kemiringan daerah straight line. Semakin
besar kemiringan kurva atau semakin tegak, maka semakin tinggi nilai
kontrasnya.
• Daerah straight line yang berupa garis lurus, dapat diukur dengan Gamma,
dimana gamma adalah nilai tangent sudut kemiringan daerah straight line.
• Dalam kenyataannya, bentuk kurva menyerupai huruf “s”, maka
dipergunakanlah Gradient rata-rata (G) untuk mengetahui nilai kontras.
Gradient rata-rata (G) =
Dimana:
D1 = OD 0.25 + b+f
D2 = OD 2.0 + b+f
E1 = nilai eksposi yang menghasilkan D1
E2 = nilai eksposi yang menghasilkan D2
• Makin tegak
kurva, kontras
makin tinggi
• Makin landai
kurva, kontras
maki rendah
Latitude Film
• Film Latitude, yaitu kemampuan suatu film menerima
rentang eksposi dalam menghasilkan densitas guna.
Latitude film menunjukkan batas atas dan bawah dari
nilai eksposi yang menghasilkan densitas guna,
dinyatakan dalam:
Latitude film = E1 - E2
• Latitude eksposure menunjukkan kebebasan radiografer dalam
memilih faktor eskposi yang berbeda pada beberapa pemeriksaan
namun densitas yang dihasilkan tetap berada dalam rentang
densitas guna.
• Eksposure latitude = Film latitude – Subject Contrast
• Keterangan: Subject Contrast adalah rentang log relative exposure
yang ditransmisikan ke beberapa bagian objek yang diperiksa).
• Film A memiliki Latitude
yang lebih sempit daripada
film B
• Makin tegak kurva, latitude
makin sempit.
• Latitude yang sempit
memiliki kontras yang
tinggi.
Shoulder
• Daerah shoulder ditandai dengan kecilnya kenaikan densitas pada tingkat
eksposi yang sama dan dinamakan juga daerah overexposure.
• Pada daerah reversal, kenaikan eksposi yang lebih tinggi dari Dmax justru
menghasilkan penurunan nilai densitas
Metode Sensitometri
1. Time Scale
2. Intensity Scale
a. X-Ray Sensitometry
b. Light Sensitometry
Metode Time Scale
• Pada metode ini, satu film diekspose
dengan pengaturan kV dan mA yang
tetap, namun pengaturan second (s)
berubah (bervariasi), pada daerah yang
berbeda pada film tersebut
Ilustrasi Metode Time Scale
Contoh Radiograf Hasil
Time Scale
Metode X-Ray Sensitometry
• Melakukan eksposi pada film dengan sinar-x untuk mendapatkan
atau penetrometer.
rentang intensitas.
HASIL STEPWEDGE
Metode Light Sensitometry
• Melakukan eksposi pada film dengan
cahaya tampak, untuk mendapatkan
intensitas yang berbeda-beda,
menggunakan alat sensitometer.
Prosedur Metode Light Sensitometry
FILM
DENSITOMETER
SENSITOMETER
• Prosedur dilakukan di dalam kamar
gelap, dengan bantuan pencahayaan
safelight.