BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1. Dapat membuat kurva karakteristik dengan metode time scale sensitometry dan
intensity scale sensitometry
2. Dapat menentukan kontras film menggunakan gradient rata-rata.
3. Dapat menentukan letak speed point dan speed eksposure
4. Dapat menentukan latitude film.
1
2
1. Dapat mengetahui tahapan pembuatan kurva karakteristik menggunakan metode time scale
sensitometry dan intensity scale sensitometry.
2. Dapat mengetahui cara menentukan kontras film menggunakan gradien rata-rata.
3. Dapat mengetahui letak speed point dan speed eksposure.
4. Dapat mengetahui latitude film.
Tahap 3 : Plotting kurva pada kertas milimeter atau kertas data sheet sensitometri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kurva Karakteristik
2
3
3
4
c. Sebagian besar dari penghitaman yang timbul dikarenakan oleh sebab yang
tidak berhubungan dengan eksposi, misalnya karena penyerapan cahaya oleh
lapisan film, terutama pada lapisan dasar (base).
d. Densitas awal (fog level) selalu ada, meskipun telah disinar dengan sejumlah
radiasi tertentu dan ditambah dengan densitas yang ada dari hasil eksposi
tersebut.
e. Daerah penghitaman atau densitas awal ini digambarkan sebagai garis
horisontal. Lihat gambar 2, daerah ini dimulai dari titik awal garis hingga
nomor (1).
2. Daerah Jari Kaki (Toe)
a. Pada daerah ini densitas naik secara perlahan dari 0,1 pada (1) sampai sekitar
0,5 pada (2).
b. Rentang densitas ini menunjukan daerah terang dari radiografi.
c. Densitas di daerah ini lebih besar sedikit dibandingkan tingkat kabut dan
menunjukkan efek eksposi dan disebut dengan eksposi ambang.
3. Daerah Garis Lurus (Straight line)
a. Bagian ini adalah daerah yang terpenting dari film radiografi.
b. Pada gambar kurva, terdapat pada garis nomor (2) hingga (3)
c. Dalam jangka waktu eksposi ini densitas berbanding lurus dengan log eksposi
yang berarti perkalian eksposi dengan faktor yang sama akan menambah
densitas dengan jumlah yang sama.
4. Daerah Bahu (Shoulder)
a. Pada daerah D ini merupakan daerah yang mempunyai densitas maksimum
dari film radiografi.
b. Pada gambar kurva, terdapat pada garis nomor (3) hingga (4)
4
5
Pada langkah “EKSPOSI” ada dua cara yng dapat digunakan yaitu Time Scale
Sensitometry dan Intensity Scale Sensitometry.
o Time Scale Sensitometry (menggunakan eksposi X-ray). Pada metode ini, satu
film diekspose dengan Kv, mA tetap yg berubah s pada daerah yang berbeda
pada film tersebut.
o Intensity Scale Sensitometry
dengan step wedge/penetrometer (diekspose dengan X-ray)
dengan sensitometer (diekspose dengan cahaya tampak)
1.Resolusi (Resolution)
a. Resolusi adalah kemampuan untuk mengakuratkan antara gambaran dengan obyek.
b. Resolusi biasa disebut juga dengan detail, ketajaman dan daya urai (resolving power).
2.Kecepatan (Speed)
5
6
a. Kecepatan (speed) adalah kecepatan atau besarnya kemampuan emulsi film dalam
merespon sejumlah cahaya.
b. Nilai speed dipengaruhi oleh ukuran kristal perak halida dan tebalnya.
c. Makin besar kristal maka makin cepat kecepatan (speed) film tersebut. Film dengan
kecepatan (speed) rendah memerlukan faktor eksposi yang besar, sedangkan film
dengan kecepatan (speed) yang tinggi memerlukan faktor eksposi yang kecil.
3.Kontras
a. Kontras film adalah banyaknya warna kehitaman (densitas) yang membedakan antara
densitas minimum dan densitas maksimum.
b. Adapun rentang densitas yang biasa digunakan dalam bidang radiografi adalah antara
0,25 - 2,00.
4.Latitude
a. Latitude film adalah respon emulsi film terhadap rentang perbedaan nilai eksposi
yang disebut juga dengan eksposi.
b. Nilai latitude film ini berbanding terbalik dengan kontras film.
c. Bila nilai latitude besar maka kontras akan rendah.
d. Sedangkan bila nilai latitude kecil maka kontrasnya akan tinggi.
Dan pada tahun 1929 oleh Martin, Smith dan Hodgson memperkenalkan
metode Standarisasi untuk pembangkitan Developer (A.G.Haus, 1993).
1. Menilai speed relatif dari film sinar-x, misalnya menggunakan screen film atau
tidak, sebagai koreksi terhadap eksposi.
2. Untuk menilai karakteristk film pada kondisi tertentu.
3. Untuk mengevaluasi teknik factor eksposi, dan intensifying screen.
4. Sensitivitas dan kontras dengan panjang gelombangn.
5. karateristik pembangkitan.
6
7
1. Sensitometer
Sebuah alat dengan mana suatu emulsi fotografi diberikan serangkaian lulus dari
eksposur terhadap cahaya kualitas spektral terkontrol, intensitas, dan durasi. Tergantung pada
apakah paparan bervariasi dalam kecerahan atau durasi, instrumen yang dapat disebut skala
intensitas atau sensitometer skala waktu.
Dengan Menggunakan Sensitometer
Cara Kerja :
1. Proses dengan sensitometer dilakakukan di kamar gelap.
2. Keadaan dikamar gelap benar-benar gelap atau lampu pengaman safety light dimatikan.
3. Ambil selembar film, kemudian film tersebut dieksposi dengan menggunakan
sensitometer.
4. Kemudian film dicuci dengan suhu dan waktu standar.
5. Plotting kurva karakteristik dengan sensitometric data sheet.
Keuntungan:
a. Cepat dan mudah digunakan
7
8
2. Densitometer
Densitometer adalah alat penelitian yang biasa digunakan untuk mengukur kerapatan
cahaya suatu objek namun dalam dunia fotografi densitometer juga digunakan untuk menilai
a. Densitometer pantulan/refleksi
Densitometer ini digunakan untuk mengukur kerapatan cahaya pada sampel yang
tidak permukaan yang tidak tembus cahaya/transparan.
b. Densitometer transmisi
Densitometer yang digunakan untuk mengukur kerapatan cahaya pada sampel yang
transparan, misalnya hasil negative foto.
Dalam dunia kesehatan, densitometer digunakan dalam mendeteksi keadaan
osteophorosis. Densitometer akan mengukur kerapatan tulang. Tulang yang rapuh
kerapatannya akan berkurang. Inilah yang dinamakan osteophorosis.
8
9
3. Bone densitometer
Dalam kimia sendiri, densitometer merupakan salah satu komponen pendukung pada
metode kromatografi, yaitu kromatografi lempeng tipis dan kromatografi kertas.
Densitometer akan mengukur kerapatan titik pada daerah rambatan. Adanya densitometer
dapat menunjang dugaan komposisi dari sampel.
4. Step wedge
Step wedge adalah sebuah benda yang terbuat dari Al dengan bentuk yang bertingkat –
Apabila Step Wedge dieksposi oleh sinar–X maka akan dihasilkan densitas yang
berbeda pada tiap tingkatan. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan atenuasi yang diserap oleh
objek atau perbedaan intensitas sinar–X yang diterima oleh film.
9
10
Opasiti : Io/It
OPTIKAL DENSITI (OD) = Log Opasiti = Log Io/It
1. Persiapan alat/bahan
a. Pesawat sinar-x
b. Kaset dan film ukuran 24x30 cm
c. Timbal penutup lapangan penyinaran
d. Densitometer
e. Prosesing
f. Kertas dan alat tulis
2.Cara Pembuatan
10
11
1. Teknik Stepwedge
a. Persiapan alat
a. Peasawat sinar-x
b. Stepwedge
c. Kaset dan film ukuran 24x30 cm
d. Prosesing
e. Kertas dan bolpoint
b. Cara pembuatan
a. Letakkan stepwedge diatas kaset yang telah terisi film.
b. Atur sensasi pada pertengahan stepwedge
c. Luas lapangan diatur secukupnya
d. Buat sekali eksposi dengan kV 45, mAs 20
e. Setelah itu film diproses dalam kamar gelap, setelah film kering densitas diukur dengan
densitometer.
f. Buatalah tabel hasil percobaan, dan sumbu vertikal merupakan densitas serta sumbu
horisontal menunjukkan step.
g. Plotting kurva
2.Teknik Sensitometer
a.Persiapan Alat
a. Sensitometer
b. Film ukuran 18x24 cm
c. Densitometer
d. Kertas sensitometric dan sheet
e. Prosesing
b.Cara Pembuatan
11
12
Teknik Stepwedge
S =2,0
Ma =50
12
13
= 0,08
2.00 + 0.62
=2.62
ND MIN = 0,62
= 2.62- 0,62
= 2.00
= 2.00 – 0.62
= 1.38
𝑑𝑦−𝑑𝑥
Gradient =
log 𝑒 𝑑𝑦−log 𝑒 𝑑𝑥
dy = Bf + D max
= 0.62 + 2.00
=2.62
dx = Bf + base
13
14
= 0.62 + 0.70
= 1.32
GRADIENT
2.62−1.32 1.3
= -1.62
0.62−0.70 −0.08
= 1 + 0.62
= 1.62
Pembahasan:
Dari nilai – nilai diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai densitas minimum 0.62 dan nilai
c. Latitude film, dari rentang densitas film dan hubungan dengan rentang log E pada axis.
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan melakukan eksposure dengan menggunakan metode intensity scale sensitometry dan
tehnik stepwedge pada kaset, dengan objek stepwedge dengan menggunakan faktor eksposi (Kv 70,
Mas 100) untuk mendapatkan tingkat densitas dari masing-masing bagian telah dicapai hasil densitas
yang tidak jauh berbeda pada gambaran radiograf yang dihasilkan.
3.2Saran
Sebaiknya kita harus mengetahui bagian bagian dari sensitometri, agar kita juga
mengetahui bagaimana proses pengukuran kurva karakteristik yang baik dan benar.
Sebaiknya juga saat melakukan praktikum ada pembimbing yang mengawasi agar tidak ada
kesalahan saat menghitung kurva karakteristik.
15
16
LAMPIRAN
16
17
DAFTAR PUSTAKA
http://amrinachipp.blogspot.com/2017/05/sensitometri-tugas-radiologi.html
https://www.google.com/search?q=makalah+sensitometri&ie=utf-8&oe=utf-8
http://anggraeniwinda.blogspot.com/2013/10/sensitometry.html
https://www.academia.edu/33532708/LAPORAN_PRAKTIKUM_RADIOFOT
OGRAFI_2_PEMBUATAN_KURVA_KARAKTERISTIK
17