Anda di halaman 1dari 43

Film Radiografi

Pendahuluan
Film radiografi memegang peranan penting
pada pembentukan bayangan suatu organ
dalam prosedur radiografi.
Pengetahuan mengenai karakteristik film
radiografi menjadi faktor penting untuk
dipelajari dan dipahami.
Dalam aplikasinya melakukan kombinasi dari
faktor-faktor tersebut mampu
menghasilkan mutu citra radiografi yang
optimal.
Double emulsi
Konstruksi Film Radiografi
0,001 in = 1/40 mm
0,008 in = 1/50 mm
Lapisan film double emulsi:
1. Film base: cellulose acetate or polyester
2. Lapisan emulsion: gelatin dan AgBr crystal
3. Lapisan perekat: gelatin dan cellulose acetat
4. Lapisan supercoating: gelatin bening

1
2
3
4
2
4
3
0,0004 in = 1/100 mm
Single emulsi
0,001 in = 1/40 mm
0,008 in = 1/50 mm
Lapisan film double emulsi:
1. Film base: cellulose acetate or polyester
2. Lapisan emulsion: gelatin dan AgBr crystal
3. Lapisan perekat: gelatin dan cellulose acetat
4. Lapisan supercoating: gelatin bening
5. Prehardener/gelatin layer

1
2
3
4
5
Supercoat : merupakan lapisan pelindung, lapisan anti
abrasive.terbuat dari gelatin murni dengan kecenderungan
keras dan mengkilap, melindungi dari debu, kotoran,
goresan dan memperlambat proses kimiawi.
Emulsi : sensitif thd radiasi/cahaya, terdiri dari butiran2
perak halida/perak bromida (AgBr).
Lapisan Perekat (adhesive) : sering disebut subbing layer,
berfungsi untuk merekatkan lapisan emulsi dengan film
base.
Film Base : merupakan bahan plastik transparan
(polyester), tipis, tidak kaku dan kuat.
Prehardener : sebagai anti halation backing yang berfungsi
unt menyerap cahaya dan mencegah terjadinya
pemantulan.


Film Base: Evolution

Glass plates (1890s): fragile
Cellulose Nitrate (WWI): highly
flammable
Cellulose Triacetate (1920s): less
flammable
Polyester: 1960s to present
Syarat Film Base
Uniformity
Daya Serap cahaya rendah
Fleksibel, mudah di bawa dan mudah di
proses
Ukuran stabil
Tidah mudah terbakar
Pada umumnya berwarna biru atau blue
gray
FILM EMULSION
Gelatin:
Sebagai tempat Melekatnya kristal perak halida
Mampu menyerap cairan developer
Silver Halide Crystals (Active Ingredient)
AgNO
3
+ KBr AgBr + KNO
3
Ukuran kristal AgBr tergantung pada tujuannya,
biasanya berukuran 1 micron.
Sensitization:
Dengan menambahkan Iodide.
Sensitivity specks (Silver Sulfide)
Bentuk emulsi film
Sensitization
Sensitization (Cont)
Tahap Pembuatan Emulsi Film
1. Produksi Kristal ( precifitation )
Suatu proses pengendapan melalui reaksi campuran antara AgBr dalam
medan gelatin.

AgNO
3
+ KBr ---- gelatin AgBr + KNO
3

Ada dua cara pengendapan yaitu :
a. Single Jet
Dalam pasu berisi gelatin dan KBr dicampur kemudian dimasukkan
AgNO
3
, kemudian dicampur sehingga akan diperoleh endapan AgBr
dalam gelatin.

a. Double Jet
Dalam pasu berisi gelatin dimasukkan AgNO
3
dan KBr secara
bersama-sama kemudian dicampur, setelah itu didinginkan
sehingga terjadi endapan AgBr. Endapan tersebut kemudian dicuci
dan disaring sehingga emulsinya yang halus.
2. Ripening ( pematangan )
Dari Kristal-kristal AgBr yang sudah disaring tersebut
kemudian dipanaskan lagi ( 50C ), dalam waktu beberapa
jam, sehingga Kristal yang besar akan lebih rapat
kemudian dikeringkan dan disaring. Tujuannya untuk
mendapatkan Kristal AgBr yang sama rata.

3. Mixing ( pematangan kembali )
Pemanasan kembali Kristal-kristal yang telah disaring pada
suhu sama ditambah dengan gelatin yang mengandung
sulfur, untuk membentuk bintik kepekaan ( sensitivity
speak ) yang sangat penting dalam proses pembentukan
bayangan laten.
4. Coating
Pada tahap ini dalam keadaan panas ditambahkan
bahan pemeka ( sensitizer ) yang berguna untuk
memperpanjang kepekaan terhadap warna
tertentu.setelah jadi kemudian dioleskan pada
dasar film dalam keadaan panas dan cair
sedangkan dalam pengeringannya harus bebas
udara dan air. Kemudian semua proses tersebut
dikerjakan oleh pabrik diruangan yang tertutup
dan keadaan gelap, karena jika terkena sinar
emulsi akan menjadi hitam
BAHAN BAHAN TAMBAHAN
PADA FILM RADIOGRAFI
PEMEKA ( Sensitizer )
ANTI FROTHING AGENT
PENGERAS ( HARDENER )
ANTI RETAK ( Plastizer )
ANTI FOGGANT
BACTERICIDE & FUNGICIDE
SIFAT-SIFAT GELATIN

SANGAT COCOK DALAM MEMBANTU PEMBENTUKAN KRISTAL
AgBr
Ag NO + KBr + GELATIN AgBr + KNO HASILNYA AgBr
BERUPA SUSPENSI
DAPAT MENAHAN KRISTAL-KRISTAL AgBr DALAM KEADAAN
TERSEBAR DIDALAM SUSPENSI, SEHINGGA AgBr SELALU
DALAM POSISINYA
BILA DIPANASKAN AKAN MENJADI LARUTAN ATAU CAIRAN
YANG MUDAH DIOLESKAN PADA BASE FILM
APABILA DIDINGINKAN MAKA GELATIN MENJADI BUBUR
YANG PADAT DAN MELEKAT PADA LAPISAN DASAR, MUDAH
DIKERINGKAN DAN MEMILIKI RESISTENSI TAHAN
TEKANAN MEKANIK
SIFAT-SIFAT GELATIN
MEMPUNYAI PERMEBILITAS YANG TINGGI TERHADAP
CAIRAN, APABILA DIKENAI CAIRAN MAKA AKAN MUDAH
DISERAP ATAU DITEMBUS SEHINGGA MUDAH TERJADI
REAKSI , HAL DEMKIAN SANGAT MEMBANTU DIDALAM
PROCESSING ( PEMBANGKITAN )

DAPAT BERPERAN SEBAGAI SENSITIZER

DAPAT MEMBANTU MENCEGAH TERJADINYA REAKSI BALIK
TERHADAP PENGURAIAN AgBr

GELATIN BERSIFAT TRANSPARAN
Proses terbentuknya image
film
PEMBENTUKAN BAYANGAN
LATEN

KRISTAL PERAK BROMIDA ( AgBr ) DIDALAM EMULSI TERDIRI
ION-ION BROMIDA ( Br ) YANG TERIKAT DALAM CORAK
GEOMETRICK ( Ag
+
Br
-
)

DALAM KRISTAL MENGANDUNG UNSUR KECIL YANG DISEBUT
BINTIK KEPEKAAN, INI MENGANDUNG STRUKTUR BELERANG
YANG DISEBUT SENSITIVITY SPECK

SETELAH AgBr TERKENA RADIASI IKATAN AgBr AKAN LEPAS
MENJADI Ag
+
+ Br
BILA Br TERKENA RADIASI Br AKAN MELEPASKAN ELECTRON
SEHINGGA Br MENJADI NETRAL, ELECTRON AKAN BERGERAK DAN
AKAN DITANGKAP OLEH BINTIK KEPEKAAN SEHINGGA BERMUATAN
NEGATIF

ION DIDALAM KRISTAL Ag
+
TIDAK SEMUA TERIKAT KEPADA LATICE
AKAN TETAPI TERDAPAT PULA BEBERAPA ION YANG BERGERAK
BEBAS. ION-ION INI AKAN DITARIK OLEH ELEKTRON YANG
BERMUATAN NEGATIF DIDALAM SENSITIFITI SPECK

MUATAN NEGATIF PADA ELECTRON ERSEBUT KEMUDIAN
MENETRALISIR MUATAN POSITIF ( Ag
+
) DAN SEBAGAI SIFAT INI (
LOGAM BERWARNA HITAM )

DEPOSIT DARI Ag LOGAM YANG BERWARNA HITAM DISEBUT
BAYANGAN LATEN
Latent Image Formation: Gurney-Mott
Light photon absorbed
by/ejects Br electron
Electron trapped at
sensitivity spect
Neg electron attracts
interstitial Ag
+
ion
Ag+ and e
-
combine to
form neutral (black) Ag
If >6-10 Ag
0
accumulate
at speck, it becomes a
latent image center: ie,
it is developable.
Latent Image Formation
Respon emulsi thd spektrum cahaya
Kuantitas cahaya : jumlah cahaya yg mengenai film.
Kualitas cahaya : intensitas cahaya yag mengenai
film.
spektrum cahaya dapat diuraikan berdasarkan warna
dan panjang gelombangnya :
merah : 650 760 nm.
Jingga : 600 650 nm.
Kuning : 560 600 nm.
Hijau : 500 560 nm.
Biru : 470 500 nm.
Nila : 440 470 nm.
Ungu : 400 440 nm.
Film radiografi sensitif terhadap sinar-X
dan cahaya tampak, padahal kenyataannya
lebih sensitif terhadap cahaya tampak.
Sebabnya:
cahaya tampak > sinar-X.
E cahaya tampak < E sinar-X.
Penyerapan foton cahaya tampak > penyerapan
foton sinar-X.
Cahaya tampak terserap 80 % dibanding sinar-
X 20%.
Sehingga pengolahan film radiografi
dilakukan di kamar gelap.
Efek cahaya tampak
Untuk sinar-X
Densitas sebanding dengan eksposi radiasi
(mR).
R = I x t
Dengan: I = intesitas; t = lama penyinaran.
Untuk harga R yang tetap perubahan harga I
atau t tidak merubah nilai densitas (D)
Untuk cahaya tampak
Banyak atau sedikit intesitas cahaya maka
semuanya akan diserap.
Hukum reciprocal (imbal balik) tak berlaku.
Reciprocal law (timbal balik)
Sifat Film Radiografi
Bereaksi apabila terpapar
cahaya tampak
Mempunyai kemampuan
membuat variasi pola
penghitaman (densitas).
Tingkat penghitamannya
sebanding dengan
intensitas cahaya yang
diserap.
Dengan kata lain semakin
tinggi intensitas cahaya
maka penghitamannya
akan sebakin besar
D
mR
Jenis-jenis Film Radiografi
Double Emulsion ( Emulsi Ganda )
Adalah jenis film yang mempunyai dua
lapisan emulsi yang sama tebalnya pada
kedua permukaan dasar film. Film ini
dapat digunakan secara bolak-balik.

Single Emilsion ( emulsi tunggal ).
Adalah jenis film yang mempunyai lapisan
emulsi hanya pada satu permukaan.
I. Dilihat Dari Lapisan Emulsi.
Keuntungan/kerugian Film double emulsi
Sensitivitas akan meningkat
sehingga menyebabkan factor
eksposi yang digunakan rendah
akibatnya dosis radiasi kecil,
waktu eksposi lebih singkat
sehingga ketajaman gambar akan
lebih baik karena pergerakan yang
kecil, penggunaan pesawat yang
tahan lama/awet.
Menaikkan kontras bayangan.
Mengurangi kerusakan film yang
berupa film curl ( bergelombang ).
Kontras yang diperoleh optimum,
karena menggunakan IS.
Menambah kepekaan film
Mepercepat melemahnya
bahan kimia pada cairan
prosesing.
Film lebih mahal karena
banyak menggunakan silver.
Akan timbul dua gambaran
bila film base tebal.
Keuntungan Kerugian
Keuntungan/kerugian Film Single emulsi
Perak lebih sedikit
karena hanya satu
emulsi dan cairan
pembangkitan awet.
Hanya untuk
pemotretan
tertentu, tidak
dapat digunakan
bolak-balik.
Keuntungan Kerugian
Jenis-jenis Film Radiografi
Screen film.
Adalah jenis film
yang dalam
pemakaiannya selalu
memekai intensifying
screen. Umumnya
digunakan pada
objek yang tebal.
Tanda- tandanya adalah :
Factor eksposi rendah.
Dalam penggunaannya
selalu menggunakan kaset.
Radiasi yang diterima
pasien sedikit.
Dapat digunakan untuk
seluruh tubuh.
Detail yang dihasilkan
tidak tinggi karena butiran
AgBr besar.
Emulsinya tipis.
II. Ditinjau Dari penggunaan Screen.
Jenis-jenis Film Radiografi
Non screen film.
Adalah jenis film
yang pemakaiannya
tanpa menggunakan
IS, dan diletakkan
dalam amplop
Tanda- tandanya
adalah :
Factor eksposi tinggi.
Emulsi tebal.
Detail yang dihasilkan
tinggi karena butiran
AgBr halus.tetapi
kontras nya rendah.
Sangat praktis
dimasikkan dalam
amplop..
II. Ditinjau Dari penggunaan Screen.
Jenis-jenis Film Radiografi
High Speed.
Adalah jenis film yang memiliki butiran AgBr
besar-besar, yang menghasilkan yang detail
kurang tetapi memerlukan sedikit jumlah
eksposi.
Medium Speed.
Adalah jenis film yang memiliki butiran AgBr
yang sedang dan menghasilkan kontras serta
factor eksposi yang sedang juga.
Low Speed.
Adalah jenis film yang memiliki butiran AgBr
halus, sehingga menghasilkan kontras tinggi
tetapi factor eksposi yang dibutuhkan besar.
III. Dari Segi Kecepatan Film.
Jenis-jenis Film Radiografi
Blue sensitive
Emulsi film akan lebih sensitif terhadap warna biru (
470 - 500 nm)

Green sensitive
Emulsi film lebih sensitif terhadap warna hijau.
Sebagai akibat dari penggunaan fosfor rare earth
dalam intensifying screen (IS).

Agar film menjadi lebih sensitif terhadap warna hijau, maka
emusi film perlu ditambah dengan lapisan tipis yang mampu
menyerap cahaya warna hijau dengan baik ( ortho film).
IV. Dari Segi sensitivitas Film terhadap cahaya.
Dental Film.
Jenis non screen film.
Menggunakan amplop.
Pemakaiannya tidak
boleh terbalik karena
pada bagian belakang
amplop terdapat
lapisan Pb yang
berfungsi untuk
menahan sinar hambur
balik.
Ukuran 2,5 x 3,5 cm
dan 3 x 4 cm.
Oclosal film.
Digunakan untuk
pemotretan OPG.
Ukuran 6 x 7,5 cm.
Jenis non screen film.
Pemakaiannya tidak
boleh terbalik.
Jenis-jenis Film Radiografi
V. Dari Segi Penggunaannya.
Personal Monitoring.
Dipakai untuk film
badge.
Fungsi untuk mencata
radiasi yang diterima
oleh setiap personal
yang bekerja di
daerah radiasi.
Ukuran 4 x 5 cm.
Jenis non screen film.
Tidak ada lapisan Pb
pada bagian belakang
Renal Surgery.
Jenis non screen film.
Digunakan dalam
amplop.
Pemakaian khusus
untuk pemotretan
ginjal di ruang operasi,
sehingga amplop harus
steril.
Mammografi Film.
Umumnya non
screen film.
Digunakan untuk
pemotretan
payudara.
Ukuran 15 x 20
cm.
Fluorografi Film.
Jenis film khusus
untuk kamera.
Digunakan dalam MCS
( mass chest survey ).
Gambaran
diproyeksikan ke film
melelui fluorocen
screen.
Ukuran 7 x 7 cm
dalam bentuk roll.
Ukuran film menyesuaikan dengan kaset yang digunakan
dalam pemeriksaan
Ukuran yang digunakan dalam radiografi
adalah :
18 x 24 cm.
24 x 30 cm.
30 x 40 cm.
15 x 30 cm.
35,5 x 35,5 cm.
35,5 x 43 cm.
Bentuk kurva tergantung
dari:
Cara pembuatan film
Penyimpanan film
Pengolahan film
(prosesing)
Kurva Karakteristik
Densitas
Log E (mR)
B
C
A
D
E
Daerah kabut (fog): A B
Tidak tergantung dari
besarnya eksposi
Tergantung dari
penyimpanan film
Densitas dari base film
Di atas densitas fog
densitas akibat eksposi

Daerah tumit (toe): B C
Daerah eksposi ambang
Daerah terang (opasitas)
Daerah awal terjadinya
penghitaman akibat
eksposi
Besarnya: 0,1 0,4.
Daerah garis lurus (straight
line): C D
Daerah signifikan dari film
radiografi
Densitas berbanding lurus
dengan eksposi
Kemiringan kurva (slope)
Perbedaan densitas
maksimum dari eksposi yang
berbeda gamma film
Daerah bahu (shoulder): D
E
Daerah sangat hitam D = 3
4
Daerah radiografi paru
Daerah kelebihan eksposi
Analisis Kurva Karakteristik
D = Log Io
It

Io = intensitas cahaya
mula-mula.
It = intensitas cahaya
pada tempat yang
sama setelah
melewati film.









Contoh:
Bila Io = 1000; It = 10
Maka
D = Log 1000
10
= 2

Kehitaman (Densitas)
Film
Io
It
Merupakan nilai perbedaan
derajat kehitaman.
Faktor yang mempengaruhi:
Perbedaan koefisien
atenuasi bahan ()
Ketebalan bahan. (d)
Kemiringan kurva
karakteristik film (gamma
film)
C = D2 D1
= gamma. (Log E2 Log E1)
= gamma. (Log E2 / Log E1)
Kontras film (C)
(1)
D2
D1
E1 E2
Densitas
Log E2/Log E1
=
Log E2 Log E1

Nilainya menunjukkan
sensitifitas (kepekaan )
film terhadap bahan
pereaksi.
Besarnya nilai eksposi akan
menghasilkan densitas
tertentu (terjadi pada nilai
D = 1)
Bila eksposi yang
dibutuhkan besar film
bereaksi lambat.
Bila eksposi yang
dibutuhkan kecil film
bereaksi cepat.
Speed film

Eksposi (mR)
Densitas
1
A

B

E
A
E
B
Realtive speed
= E
B
/A
A

EA < EB pada D = 1, maka:
Film A lebih cepat dari film B.
Bila film A 3x lebih cepat dari film B, maka
untuk mendapatkan D = 1,
Film A hanya membutuhkan 1/3 eksposi dari
film B.
Film cepat kontras meningkat tapi gamma
menurun.
Speed film

Anda mungkin juga menyukai