Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH RADIOFOTOGRAFI

JENIS PESAWAT SINAR-X DAN KOMPONEN RADIOLOGI

Dosen Pengampu : Danil Hulmansyah, S.Tr. Rad

Disusun oleh :

Febi Ernanda Mauliza 19002016

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK RADIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AWAL BROS PEKANBARU
TA. 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang telah memberikan beragam nikmat-Nya sehingga Alhamdulillah Penulis
diberikan kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul “Jenis Pesawat Sinar
X dan Komponen Radiologi”.Proses penyusunan makalah ini Penulis buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pesawat Radiologi Semester I.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Untuk itu,Penulis mohon kritik dan saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.Sekian dan terima kasih.

Pekanbaru, 24 September 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulisan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Jenis-jenis Pesawat Sinar X .................................................................
B. Komponen Alat Radiologi ...................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan sinar X ray dalam kehidupan sehari-hari sangatlah


dibutuhkan, terutama dalam bidang kesehatan. Semakin berkembangnya
teknologi maka semakin berkembang pula teknik dalam pemanfaatan sinar X
ray yang dikenal dengan istilah radiografi. Radiografi adalah penggunaan
sinar pengionan(sinar X,sinar gama) untuk membentuk bayanngan yang
dikaji pada film. Radiografi umumnya digunakan untuk melihat benda tak
tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh manusia.Gambaran yang
diambil disebut radiograf.Biasanya digunakan dalam bidang kesehatan.

Seiring berkembangnya zaman, pemanfaatan sinar-X pun ikut


berkembang, sehingga terciptalah teknologi pesawat sinar-X. Pesawat sinar-X
terdiri dari berbagai jenis macam, mulai dari yang portable hingga
mammografi. Dalam penerapan ilmu radiologi tentulah kita harus memahami
mulai dari hal yang mendasar seperti pesawat sinar-X.

B. Rumusan masalah
1. Jelaskan jenis-jenis dari pesawat sinar-X ?
2. Jelaskan tentang komponen radiologi ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan jenis-jenis pesawat sinar-X, definisi,fungsi,kelebihan dan
kekurangannya
2. Menjelaskan komponen radiologi, definisi,jenis, fungsi, kelebihan dan
kekurangannya

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian film radiografi


Film radiograf adalah film yang digunakan sebagai tempat terciptanya
gambar radiograf dalam ilmu radiologi. Film merupakan salah satu peralatan
radiologi yang sangat vital dan sangat sensitive terhadap cahaya maupun sinar
X. Film ini, berdasarkan kesensitifan dan emulsinya dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu bkue sensitive dan green sensitive atau sering disebut juga
dengan istilah film yang memiliki karakteristik low speed dan high speed.
Film radiograf memegang peranan penting pada pembentukan
bayangan suatu organ dalam prosedur radiografi. Pengetahuan mengenai
karakteristik film radiografi menjadi factor penting untuk dipelajari dan
dipahami. Dalam aplikasinya melakukan kombinasi dari factor-faktor tersebut
mampu menghasilkan mutu citra radiografi yang optimal.

B. Cara kerja (pembentukan gambar)


1. Konstruksi film radiograf

a. Double emulsi

Lapisan film double emulsi:

1) Film base: cellulose acetate or polyester


2) Lapisan emulsion: gelatin dan AgBr crystal
3) Lapisan perekat: gelatin dan cellulose acetat
4) Lapisan supercoating: gelatin benin

4
b. Single emulsi
1) Film yang mempunyai lepisan emulsi hanya pada satu permukaan.
2) Perak lebih sedikit karena hanya satu emulsi dan cairan pembangkit
awet.
3) Hanya utk pemotretan tertentu, tidak bisa digunakan bolak-balik,
Contoh : film mammografi, film gigi dll.

Lapisan film double emulsi:

1. Film base: cellulose acetate or polyester


2. Lapisan emulsion: gelatin dan AgBr crystal
3. Lapisan perekat: gelatin dan cellulose acetat
4. Lapisan supercoating: gelatin bening
5. Prehardener/gelatin layer

Definisi

1. Supercoat : merupakan lapisan pelindung, lapisan anti abrasive.terbuat dari


gelatin murni dengan kecenderungan keras dan mengkilap, melindungi
dari debu, kotoran, goresan dan memperlambat proses kimiawi.
2. Emulsi : sensitif thd radiasi/cahaya, terdiri dari butiran2 perak
halida/perak bromida (AgBr).
3. Lapisan Perekat (adhesive) : sering disebut subbing layer, berfungsi untuk
merekatkan lapisan emulsi dengan film base.
4. Film Base : merupakan bahan plastik transparan (polyester), tipis, tidak
kaku dan kuat.
5. Prehardener : sebagai anti halation backing yang berfungsi unt menyerap
cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.

Sifat-Sifat Gelatin

1. Sangat cocok dalam membantu pembentukan kristal agbr


2. Ag NOэ + KBr + gelatin AgBr + KNOэ hasilnya AgBr berupa
suspensi

5
3. Dapat menahan kristal-kristal agbr dalam keadaan tersebar didalam
suspensi, sehingga agbr selalu dalam posisinya
4. Bila dipanaskan akan menjadi larutan atau cairan yang mudah
dioleskan pada base film
5. Apabila didinginkan maka gelatin menjadi bubur yang padat dan
melekat pada lapisan dasar, mudah dikeringkan dan memiliki resistensi
tahan tekanan mekanik.

Tahap pembuatan emulsi film

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat
terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. Atau Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak
stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang
tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam
bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan
dengan emulgator/surfaktan yang cocok.

Komponen Emulsi

Digolongkan menjadi 2 macam yaitu :

A.Komponen Dasar

Yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi,


biasanya terdiri dari :

1. Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu

Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair
lain.

2. Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar

Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar
(pendukung) dari emulsi tersebut.

3. Emulgator

6
Adalah bagian Berupa zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.

B. Komponen Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang sering ditambahkan pada emulsi


untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya : corrigen saporis,odoris,
colouris, preservatif (pengawet), antoksidant. Preservatif yang biasa
digunakan adalah : metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol,
kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dll.
Antioksidant yang digunakan antara lain : asam askorbat, L.tocoperol, asam
sitrat, propil gallat dan asam gallat.

Tipe emulsi

Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal


ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :

1. Emulsi tipe O/W (oil in water)atau M/A (minyak dalam air).


Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak).
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak.
Air sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal.

Tujuan Pemakaian Emulsi

Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari
campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur.

Tujuan pemakaian emulsi adalah :

1. Dipergunakan sebagai obat dalam / peroal. Umumnya emulsi tipe O/W.


2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung
banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki.

7
Teori Terjadinya Emulsi

Proses terbentuknya emulsi dikenal 4 macam teori, yang melihat proses


terjadinya emulsi dari sudut pandang yang berbeda-beda.

1. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension)


Molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis
yang disebut dengan daya kohesi. Selain itu molekul juga memiliki
daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut
dengan daya adhesi. Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada
permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak
adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada
permukaan tersebut dinamakan tegangan permukaan. Dengan cara
yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan bidang
batas dua cairan yang tidak dapat bercampur. Tegangan yang terjadi
antara dua cairan tersebut dinamakan tegangan bidang batas. Semakin
tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang mengakibatkan
antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan
yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-
garam anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan
berkurang dengan penambahan senyawa organik tetentu antara lain
sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan
menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi
pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah
bercampur.

2. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)


Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni :
a. Kelompok hidrofilik,yakni bagian dari emulgator yang suka pada
air.
b. Kelompok lipofilik, yakni bagian yang suka pada minyak.

8
3. Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas
antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan
membungkus partikel fase dispers. Dengan terbungkusnya partikel
tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis untuk bergabung
menjadi terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil. Untuk
memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang
dipakai adalah :
a. Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.
b. Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase
dispers.
c. Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup
semua permukaan partikel dengan segera.

4. Teori Electric Double Layer (lapisan listrik ganda)


Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung
berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis,
sedangkan lapisan berikutnya akan bermuatan yang berlawanan
dengan lapisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel
minyak dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang saling
berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel
minyak yang akan menggandakan penggabungan menjadi satu
molekul besar.
Karena susunan listrik yang menyelubungisesama partikel akan
tolak menolak dan stabilitas emulsi akan bertambah. Terjadinya
muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga cara dibawah ini.
a. Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel.
b. Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya.
c. Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya.

9
Emulgator (Bahan Pengemulsi)

A.Emulgator alam

Yaitu Emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit,
dapat digolongkan menjadi tiga golongan :

1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan

Bahan-bahan karbohidrat , bahan-bahan alami seperti akasia (gom),


tragakan, agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid
hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan umumnya menghasilkan emulsi
m/a.

a. Gom arab

Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat minum. Kestabilan
emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu :

– Kerja gom sebagai koloid pelindung

– Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup


kecil sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi).

– Lemak-lemak padat : PGA sama banyak dengan lemak padat.

– Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri.

– Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak.

– Minyak lemak + minyak atsiri + Zat padat larut dalam minyak lemak.

– Bahan obat cair BJ tinggi seperti chloroform

dan bromoform.

– Balsam-balsam.

– Oleum lecoris aseli

b. Tragacanth

10
c. Agar-agar

d. Chondrus

e. Emulgator lain: Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.

2. Emulgator alam dari hewan

Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae.
Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu
zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih cair pada
pendiaman.

3. Emulgator alam dari tanah mineral

Zat padat yang terbagi halus, seperti : tanah liat koloid termasuk
bentonit, magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya
membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika
jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika serbuk bahan padat
ditambahkan dalam inyak dan volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu
zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Selain itu juga
terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat

4. Emulgator buatan

1. Sabun

2. Tween 20; 40; 60; 80

3. Span 20; 40; 80

Cara Pembuatan Emulsi

Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi yaitu :

1.Metode gom kering

Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat


dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah

11
emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air
dan 1 bagian emulgator.

Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air


sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk
korpus emulsi.

2.Metode gom basah

Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi


dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan
perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika
emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu
kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian air
lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit

3.Metode botol

Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi dari
bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.
Metode ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom
basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian
diencerkan dengan fase luar.

Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.


Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang
sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat.

4.Metode Penyabunan In Situ

. Sabun Kalsium

Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang
dibuat dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah
yang sama dan dikocok kuat-kuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium oleat,

12
dibentuk secara in situ disiapkan dari minyak sayur alami yang mengandung
asam lemak bebas.

b. Sabun Lunak

Metode ini, basis di larutkan dalam fase air dan asam lemak dalam fase
minyak. Jika perlu, maka bahan dapat dilelehkan, komponen tersebut dapat
dipisahkan dalam dua gelas beker dan dipanaskan hingga meleleh, jika kedua
fase telah mencapai temperature yang sama, maka fase eksternal ditambahkan
kedalam fase internal dengan pengadukan.

c. Pengemulsi Sintetik

Alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi, untuk pembuatan


emulsi yang baik.

1.Mortar dan stamper

2.Botol

3.Mixer, blender

4.Homogenizer

5.Colloid mill

Proses Pembuatan Film Radiologi

1. PRODUKSI KRISTAL

Proses produksi kristal dilakukan di dalam keadaan gelap total dalam medium
gelatin untuk mengurangi oksidasi. Reaksinya :

AgNo3 + KBr à AgBr + KNO3

Bentu dari kristal flat, kasar, dan berbentuk segitiga. Ukuran kristalnya 1 μm
( mikrometer ). Dalam 1 ml3 terdapat lebih dari 500.000.000 kristal.
Permukaan kristal bermuatan negatif sedangkan bagian dalam kristal
bermuatan positif. Setiap kristal terdiri dari ikatan yang terdiri dari atom-atom
Bromida (Br-) dan beberapa atom-atom Iodine ( I- ) dengan atom-atom

13
( Ag+ ). Kristal belum bersih benar maka ditambahkan silver sulfida yang
mengakibatkan timbulnya sensentive specks / bintik kepekaan.

2. PEMASAKAN ( RIPENING )

Dimulai sejak kristal halida sudah cukup banyak. Ukuran kristal menentukan
fotosensentivenya yang menyebabkan semakin lama proses pemasakan.
Penentuan besarnya kristal dan tebalnya lapisan emulsi mempengaruhi film
faktor. Pada waktu tertentu dilakukan pendinginan, diparut, dan dibersihkan
untuk menghilangkan potasium nitrate.

3. PENCAMPURAN ( MIXING )

Pemarutan emulsi dilelehkan pada suhu yang tepat untuk menjaga kesensitifan
Kristal. Kemudian ditambahkan :

• Pewarnaan ( Coloured ) untuk menambah kepekaan kristal selama eksposi.


Pewarnaan ( Coloured ) Film terbagi menjadi 2 jenis :

1. Panchromatic Film

Panchromatic sensentive terhadap semua jenis warna cahaya.

2. Orthochromatic Film

Orthochromatic tidak sensentive terhadap spektrum warna merah.

• Pengerasan ( Hardness ) untuk menjaga dari benturan fisik.

• Bactericidies & fungicides untuk mencegah pertumbuhan bakteri & jamur.

• Antifogging agent untuk mengurangi sensitivity terhadap lingkungan agar


tidak terjadi pemanasan.

4. PELAPISAN ( COATING )

Pada proses coating memerlukan ketepatan yang ekstrim dan peralatan yang
mahal. Pertama lapisan adhesive pada permukaan base lalu emulsi dan
terakhir supercoat

14
a. EFEK PARALAKS

Merupakan pola penghitaman emulsi depan dan emulsi belakang tidak


bertumpuk secara tepat, sehingga menghasilkan kekaburan.

Faktor yang Mempengaruhi Paralaks

• Ketebalan lapisan emulsi

Jika lapisan emulsi film makin tebal, maka kekaburan akibat paralaks makin
besar

• Film basah dan film kering

Film yang masih basah maka kekaburan paralaks lebih besar karena pengaruh
pengembangan gelatin. Oleh karena alasan tersebut, maka film kering
memiliki detail gambar yang lebih baik.

b. EFEK HALATION

Merupakan bertambahnya kekaburan pada emulsi karena pantulan cahaya dari


base film. Ini bisa terjadi pada single emulsi. Lapisan anti halation yang
menyerap / menghentikan cahaya. Lapisan ini akan hilang saat pencucian film.

Faktor yang Mempengaruhi Efek Halation

• Makin tebal base film makin besar terjadinya “halation”

• Tidak adanya lapisan anti halation

15
Lapisan Anti Halation

• Mampu menyerap sinar hambur yang datang dari base film dan yang akan
memantul

• Diberi warna kelabu untuk mencegah halation

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan kemajuan


teknologi telah menghasilkan banyak karya karya baru yang sangat berguna
bagi kehidupan kita. Contohnya seperti pengembangan pesawat sinar x
menjadi banyak macam yang sampai sekarang masih kita gunakan
diantaranya mamografi, ct scan dan lainnya. Dalam penggunaannya setiap
alat mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk itu
penting bagi kita agar mempelajari hal tersebut.

Selain pesawat sinar X terdapat juga komponen pada alat radiologi


yang memiliki peranannya masing masing. Misalnya grid yang berfungsi
menangkap hambur sinar X agar gambar yang dihasilkan jelas. Diantara
contoh lain komponen alat raadiologi adalah marker, cairan,grid,kaset, film,
dan lainnya

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini Penulis menyadari akan banyak


banyaknya kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh sebab ini Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya makalah
ini dapat lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.amazine.co

indahsuci13.blogspot.com

https://www.honestdocs.id/ct-scan

https://zonaradiology.blogspot.com

academia.edu

ilmuradiologi.blogspot.com

alodokter.com

slideshare.net

www.vidyaristu14.blogspot.com

https://ilmuradiologi.blogspot.com/2012/01/alat-pelindung-diri-apd.html

18

Anda mungkin juga menyukai