Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA RADIASI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

Dosen Pengampu :T.Mohd. Yoshandi, M.Sc.

Disusun oleh:
Repila Susmita (19002048)
Tengku Imam Maulana (19002054)
Vera Puspita Sari (19002056)
Violita Yani Putri (19002058)

PROGRAM STUDI D-III RADIOLOGI


STIKES AWAL BROS PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
memberikan beragam nikmat-Nya sehingga Alhamdulillah Penulis diberikan kelancaran
dalam membuat makalah yang berjudul ” Interaksi Radiasi Dengan Materi ”.Proses
penyusunan makalah ini Penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Radiasi II.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu,Penulis mohon kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Sekian dan terima kasih.

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................
D.Manfaat penulisan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Radiasi ..........................................................................................
B. Interaksi Radiasi dengan Materi ........................................................................
C. Interaksi Radiasi Dengan Materi Biologik.........................................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................................................
2. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang
gelombang masing-masing.Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik ialah radiasi yang tidak
memiliki massa.
Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak,
sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel ialah radiasi berupa partikel yang
memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.
Radiasi apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi interaksi yang akan
menimbulkan berbagai efek. Efek-efek radiasi ini bergantung pada jenis radiasi, energi
dan juga bergantung pada jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya radiasi dapat
menyebabkan proses ionisasi dan atau proses eksitasi ketika melewati materi yang
ditumbuknya oleh karna itu pada kesempatan ini kita akan mempelajari bagaimana
interaksi radiasi dengan materi dan interaksi radiasi dengan biologik.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang termasuk Jenis – jenis radiasi
2. Apakah yang dimaksut dengan Interaksi radiasi dengan materi
3. Apakah yang dimaksut dengan interaksi Radiasi dengan materi biologik.

C. Tujuan penulisan
1. untuk mengetahui apa saja yang termasukjenis – jenis radiasi ?
2. umtuk mengetahui apa yang dimaksut dengan interaksi radiasi dengan materi ?
3. umtuk mengetahui apa yang dimaksut dengan interaksi radiasi dengan materibiologik ?

D. Manfaat penulisan
1. Dapat mengetahui apa saja yang termasukjenis – jenis radiasi
2. Dapat mengetahui apa yang dimaksut dengan interaksi radiasi dengan materi
3. Dapat mengetahui apa yang dimaksut dengan interaksi radiasi dengan materi biologik

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Radiasi

Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang
gelombang masing-masing.Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi
radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik ialah radiasi
yang tidak memiliki massa.
Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel ialah radiasi berupa
partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.
Bila ditinjau dari “muatan listriknya” radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan
radiasi non-pengion. Radiasi pengion ialah radiasi yang apabila menumbuk atau
menabrak sesuatu akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa
terjadinya ion ini disebut ionisasi, Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau
pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup.

Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir.Termasuk ke dalam
radiasi pengion ialah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan
neutron.Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung.
Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar
kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi
secara tidak langsung. Radiasi non-pengion ialah radiasi yang tidak dapat
menimbulkan ionisasi.Termasuk ke dalam radiasi non-pengion ialah gelombang radio,
gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.

Secara garis besar radiasi digolongkan antara lain :

a. Radiasi Ionisasi
Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasipartikel.
Secara umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang ‘terlempar’ dari cangkang
atom elektron, yang akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering
mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.
Jenis radiasi umumnya terjadi di limbahradioaktifpeluruhanradioaktifdan
sampah.Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, Beta,
dan sinar gamma.Radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana,
Rutherford menggunakan sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar
menghasilkan memukul tiga daerah yang berbeda.Salah satu dari mereka menjadi
positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang
negatif.Dengan data ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga
sinar. Beliau memberi nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad
Yunani yaitu alfa, beta, dan gamma.
Radiasi pengion dapat dibagi menjadi dua bagian menurut jenisnya :

2
b. Radiasi Eksterna
Adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh pasien atau pasien mendapat
pajanan radiasi dari luar tubuhnya yang dapat mengenai seluruh tubuh (penyinaran
total) ataupun mengenai sebagian tubuh saja (penyinaran parsial).Radiasi eksterna
ada yang dimanfaatkan untuk keperluan diagnosa biasanya digunakan sumber
radiasi sinar-X yang dibangkitkan pada tegangan 40 kV-150 kV, sedangkan untuk
keperluan terapi selain digunakan sinar gamma dari radioisotope Cobalt dan
Cessium.

c. Radiasi Interna
Adalah sumber radiasi yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.Sumber radiasi
yang diperlukan adalah radioisotope non toksik yang mempunyai waktu paruh
pendek dan aktivitas rendah, misalnya Tc 99 atau I-131.Radiasi interna
kebanyakan untuk keperluan diagnosa.

d. Radiasi Non-Ionisasi
Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang tidak
membawaenergiyangcukupperfotonuntukmengionisasiatomataumolekul.Ini
terutama mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah dari radiasi
elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz,
cahaya inframerah, dan cahaya yang tampak).Dampak dari bentuk radiasi pada
jaringan hidup hanya baru-baru ini telah dipelajari.
Alih-alih membentuk ion berenergi ketika melewati materi, radiasi
elektromagnetik memiliki energi yang cukup hanya untuk mengubah rotasi,
getaran atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom.

Namun demikian, efek biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi
non-ionisasi

a. Radiasi Neutron
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron
bebas.Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir,
proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya.Ia tidak mengionisasi atom
dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan seperti proton dan elektron
tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun, neutron
mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang
tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang
sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron.

b. Radiasi elektromagnetik

Radiasielektromagnetikmengambil
bentukgelombangyangmenyebardalamudara kosong atau dalam materi. Radiasi

3
EM memiliki komponen medan listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase
saling tegak lurus dan ke arah propagasi energi.

Radiasi elektromagnetikdiklasifikasikan ke dalam jenis :

menurutfrekuensigelombang,jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan


frekuensi):gelombang radio,gelombangmikro,radiasi terahertz, radiasiinframerah,
cahaya yang terlihat, radiasiultraviolet,sinar-Xdansinar gamma. Dari jumlah
tersebut,gelombang radiomemilikipanjang gelombangterpanjang dansinar
gammamemiliki gelombang terpendek. Sebuah jendela kecilfrekuensi, yang
disebutspektrumyang dapat dilihat atau cahaya, yang dilihat dengan mata
berbagaiorganisme, dengan variasi batasspektrum sempit ini.EM radiasi
membawa energi dan momentum, yang dapat disampaikan ketika berinteraksi
dengan materi.

i. Cahaya

Cahayaadalahradiasi elektromagnetikdaripanjanggelombangyangterlihatoleh
mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi,
fisikawan menganggapcahayasebagairadiasi elektromagnetikdari
semuapanjanggelombang,baikyangterlihatmaupuntidak.

ii. Radiasi termal

Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi


panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator
rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, sepertipanas
dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya.

Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam
atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik.Gelombang frekuensi yang
dipancarkan dariradiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya
pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi
Planck.hukum Wien memberikan frekuensi paling mungkin dari radiasi yang
dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmannmemberikan intensitas panas.

4
C. Hamburan Compton (Compton Scattering)

Peristiwa hamburan Compton sebenarnya tidak berbeda jauh dengan efek


fotolistrik. Akan tetapi, pada hamburan Compton tidak semua energi foton
diberikan kepada elektron, melainkan hanya sebagian saja, sisa energi foton
masih berupa gelombang elektromagnetik (foton) yang dihamburkan. Foton yang
dihamburkan ini akan terus berinteraksi dengan elektron lain sampai
energinya habis dan elektron yang dihasilkan (fotoelektron) akan
menyebabkan proses ionisasi sekunder.
Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton mempunyai energi
sedang (di atas 0,5 MeV) dan lebih banyak terjadi pada material dengan
nomor massa (Z) yang rendah.

1. Efek fotolistrik (Photoelectric Effect)

Pada proses efek fotolistik, radiasi gelombang elektromagnetik


(foton) yang datang mengenai atom, seolah-olah ’menumbuk” salah satu
elektron orbital dan memberikan seluruh energinya. Jika energi foton yang
diberikan lebih besar dari energi ikat elektron, maka elektron tersebut
dapat terlepas dari atom dan menghasilkan ion. Elektron yang terlepas (atau
biasa disebut fotoelektron) dapat menyebabkan peristiwa ionisasi sekunder
pada atom sekitarnya dengan cara yang mirip dengan yang dilakukan beta.
Efek fotolistrik sangat mungkin terjadi jika foton memiliki energi yang
rendah (kurang dari 0,5 MeV) dan materi memiliki massa besar (nomor atom
besar). Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah
hitam (Z = 82) daripada tembaga (Z = 29).
Dalam peristiwa efek fotolistri, foton yang mengenai materi akan
diserap sepenuhnya dan salah satu elektron orbital akan dipancarkan dengan
energi kinetik yang hampir sama dengan energi foton yang mengenainya
Elektron yang terlempar ke luar dari atom yang paling mungkin berasal
dari electron dikulit K. Energi foton datang (hv) sebagian besar berpindah
ke electron fotolistrik dalam bentuk energy kinetic elektrondan sebagian
sangat kecil dipakai untuk melawan energy ikat electron (Be). electron
terlempar selanjutnya dapat melakukan proses ionisasi atom-atom lain di
dalam bahan. Besar energy kinetic fotoelektron (Be)dalam peristiwa ini
adalah
                             Ek = hv –
Be

5
2. Ion-pair Production

Pada tahun tigapuluhan itu banyak fisikawan mempelajari radiasi


pengion yang datang dari kosmos. Deteksinya dilakukan dengan pencacah
Geiger-Muller secara sendiri, atau pencacah GM yang dikaitkan dengan suatu
kamar kabut. Apabila suatu radiasi pengion melalui kamar kabut maka
jejaknya dapat dilihat sebagai butir-butir kondensasi. Ini terjadi karena
ion-ion udar dalam kamar kabut itu merupakan inti-inti kondensasi. Dengan
pemotretan jejak itu dapat direkam dan dianalisa. Studi-studi semacam ini
dapat membedakan jejak sinar a, elektron, atau pun sinar gama.
Dengan menempatkan seluruh kamar kabut dalam medan magnet, maka dapat
pula diperkirakan muatan zarah yang membuat jejak. Dalam jejak itu Anderson
menemukan jejak suatu zarah yang mirik elektron, kecuali tentang muatannya
yang positif (positron).Kekekalan energi mensyaratkan bahwa energi foton hn
harus memenuhi :
            hv = E+ + E-
dengan E+ dan E- secara berturut-turut adalah energi relativistik positron
dan elektron. Apabila tenaga kinetik dinyatakan dalam K, maka berlaku.
            E+ = K+ + m0c2
dan
            E- = K- + m0c2
Oleh karena itu kekekalan energi mempersyaratkan
            hv = K+ + K- + 2 m0c2
            dengan ..mo =  9,11.10-31 kg
            c =  3,00.10sm/s
            2 m0c2 = 1,022 MeV

Eawal = Eakhir atau 2moc2  + K+ + K- = hυ1+ hυ2


pawal  = pakhir  atau m+v+  + m-v- = (h/2π)k1 + (h/2π)k2
dengan k adalah vektor perambatan foton, |k|=2π/λ.
Berlawanan dengan produksi pasangan, ternyata pemisahan pasangan dapat dilakukan
di ruang hampa dan prinsip-prinsip energi dan momentum dapat diterapkan (Gautreau &
Savin,1999).

6
ii. Ion Pair Production
Produksi pasangan (PP), seperti efek fotolistrik, menghasilkan pelemahan lengkap
dari foton kejadian. Produksi pasangan hanya dapat terjadi jika energi foton kejadiannya
setidaknya 1,022 MeV. Ketika foton berinteraksi dengan medan listrik yang kuat di sekitar
nukleus, foton mengalami perubahan keadaan dan diubah menjadi dua partikel (pada
dasarnya menciptakan materi dari energi):

1. satu electron
2. satu positron (setara antimateri dari elektron)

Kedua partikel ini membentuk pasangan yang disebut atas nama proses. Patut dicatat
bahwa 'pasangan' lepton lain (yang merupakan elektron tipe) dapat dibuat seperti pasangan
muon - antimuon dan tau - antitau, namun jenis pasangan lepton akan menentukan energi dari
foton kejadian yang diperlukan untuk membuat keduanya karena keduanya memiliki massa
energi istirahat yang jauh lebih tinggi (1776 MeV untuk tau dan 105 MeV untuk muon)
daripada elektron dan positron.

Alasan paling tidak diperlukan 1,022 MeV energi foton adalah karena massa istirahat
(menggunakan E = MC²) dari elektron dan positron yang dinyatakan dalam satuan energi
masing-masing adalah 0,511 MeV (atau 9,1 x 10-31 kg), oleh karena itu kecuali ada
setidaknya 0,511 MeV * 2 (yaitu, 1,022 MeV) tidak mungkin untuk pasangan elektron-
positron dibuat. Jika energi foton kejadian lebih besar dari 1,022 MeV, kelebihan dibagi
(meskipun tidak selalu sama) antara elektron dan positron sebagai energi kinetik.

PP terkait dengan nomor atom (Z) dari attenuator, energi foton (E) dan kepadatan fisik (p)
oleh Z E (- 1,022) p.

Elektron dan positron, yang pernah dibebaskan dalam medium dihamburkan melalui
interaksi berturut-turut dalam medium tersebut. Elektron cepat diserap, namun nasib positron
tidak begitu lurus ke depan. Ketika datang ke istirahat, ia bergabung dengan elektron tetangga
dan dua partikel saling menetralkan dalam sebuah fenomena yang dikenal sebagai radiasi
pemusnahan. Di sini, dua partikel diubah kembali menjadi dua foton radiasi elektromagnetik,
masing-masing energi 0,511 MeV berjalan pada 180 derajat satu sama lain (sebuah konsep
yang digunakan dalam positron emission tomography - PET). Foton ini kemudian diserap
atau tersebar di dalam medium.

7
Produksi pasangan pada kenyataannya tidak menjadi proses dominan dalam air di
bawah sekitar 30 MeV (karena ketergantungannya pada 'Z' absorber) dan karena itu kurang
penting dalam jumlah elemen jaringan lunak nomor atom yang rendah. Dalam radiografi
industri di mana elemen nomor atom tinggi diiradiasi, produksi pasangan dapat menjadi
proses pelemahan utama dengan asumsi energi radiasi kejadian melebihi 1,022 MeV.

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI BIOLOGI

Interaksi radiasi dengan materi biologi merupakan proses yang berlangsung secara bertahap.
Tahap awal adalah tahap fisik dan tahap akhir adalah tahap biologik. Secara ringkas tahapan
interaksi radiasi dengan materi biologi adalah sebagai berikut.

1. Tahap Fisik
Tahap fisik merupakan tahap terjadinya absorbsi energi radiasi pengion sehingga
menyebabkan proses eksitasi dan ionisasi pada molekul atau atom penyusun bahan biologi.
Proses tersebut berlangsung sangat singkat dalam waktu 10-16 detik. Proses ionisasi awal
dalam sel umumnya adalah terurainya molekul air menjadi ion positif H2O+ dan e- sebagai ion
negatif karena sel sebagian besar tersusun oleh air (70%). Proses terurainya molekul air oleh
radiasi pengion dapat ditulis sebagai berikut. 14-16 Radiasi Pengion + H2O → H2O+ + e-

2. Tahap Fisikokimia
Tahap fisikokimia adalah tahap lanjutan yaitu ion yang terbentuk pada tahap awal mengalami
reaksi termasuk reaksi dengan molekul air lainnya sehingga terbentuk radikal bebas. Radikal
bebas adalah suatu atom atau molekul bebas yang tidak bermuatan dan mempunyai sebuah
elektron tidak berpasangan pada orbit terluarnya.14,15 Keadaan tersebut menyebabkan radikal
bebas menjadi tidak stabil, sangat reaktif dan toksik terhadap molekul biologi. Tahap
fisikokimia berlangsung dalam waktu 10-6 detik. Reaksi kimia dalam tahap fisikokimia adalah
sebagai berikut. H2O+ akan bereaksi membentuk radikal bebas OH*

8
H2O+ → H+ + OH*
Radikal bebas OH* dapat membentuk peroksida (H2O2) yang bersifat oksidator kuat dengan
reaksi berikut.
OH* + OH* → H2O2
Reaksi lainnya yaitu reaksi elektron bebas dengan molekul air lainnya adalah sebagai berikut.
e- + H2O → H2O-
H2O- → OH- + H*

3. Tahap Kimia dan Biologi

Tahap kimia dan biologi berlangsung dalam beberapa detik dan ditandai dengan
terjadinya reaksi antara radikal bebas serta peroksida dengan molekul organik dalam sel
maupun inti sel. Radikal bebas dapat menginduksi reaksi biokimia yang menimbulkan
kerusakan terutama pada DNA. Elektron sekunder yang dihasilkan dari proses pengion pada
tahap fisik dapat berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi secara
langsung terjadi bila energi dari elektron langsung terserap oleh molekul organik penting
dalam sel seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung adalah apabila terlebih
dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan
mengenai molekul organik penting (Gambar II.2).15 Efek langsung radiasi pengion terhadap
kerusakan materi biologis dalam tubuh hanya memberikan sumbangan kecil bila
dibandingkan dengan efek tak langsung.14

9
Gambar : Efek langsung dan tak langsung terhadap DNA.

Radiasi dapat menyebabkan beberapa jenis kerusakan pada DNA yaitu perubahan
struktur molekul gula atau basa, pembentukan dimer, putusnya ikatan hidrogen antar basa,
hilangnya gula atau basa dan lainnya (Gambar II.3). Kerusakan yang lebih berat adalah
putusnya salah satu untai DNA (single strand break/SSB) dan putusnya kedua untai DNA
pada posisi yang berhadapan (double strand breaks/DSB). Secara alamiah sel memiliki
kemampuan untuk melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan DNA dalam batas
normal. Perbaikan dapat berlangsung tanpa kesalahan sehingga struktur DNA kembali seperti
semula dan tidak menimbulkan perubahan fungsi pada sel.

10
Gambar : Beberapa jenis kerusakan DNA akibat paparan radiasi pengion

Kesimpulan

11
KESIMPULAN

1.Jika inti yang ditinggalkan setelah terjadi interaksi dengan neutron mengalami eksitasi
maka dapat meluruh dengan mengemisi sinar γ. Emisi sinar γ dapat merusak DNA,
mengakibatkan luka bakar, merusak jaringan sel sehatdan mengakibatkan kerusakan organ
dan menyebabkan kematian. Selain dampak negative, terdapat dampak positif yaitu dapat
membunuh mikroorganisme yang bisa memperpanjang tempo penyimpanan makanan
kaleng atau makanan yang dikemas, penyembuhan kanker, serta sebagai bahan
senjatanuklir.

2.Keradioaktifan hasil – hasil fisi adalah penyebab dari sejumlah masalah dalam
pemanfaatan energi nuklir. Untuk suatu hal, hasil – hasil fisi terakumulasi dalam suatu
operating reaktor sebagai bahan bakar yang mengalami fisi, dan perluasan dalam tindakan
pencegahan harus menjamin bahwa unsur – unsur yang radioaktif tidak akan menyebar ke
lingkungan sekitarnya. Selanjutnya panas yang dilepaskan oleh hasil fisi yang meluruh
dapat sangat besar, sehingga reaktor harus didinginkan setelah shutdown untuk mencegah
kerusakan bahanbakar.

3.Emisi radiasi yang terus menerus dari hasil – hasil fisi juga cenderung untuk menjadi
bagian dari reaktor yang tidak dapat teratasi setelah reaktor shutdown, karena hasil – hasil
fisi menyimpan bahan bakar yang radioaktifnya tinggi. Ketika dipindahkan dari reaktor
harus didinginkan yang biasanya memakan waktu yang cukup lama sebelum dapat diproses.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Interaksi Radiasi dengan Materi.


http://kreatif-sains-madina.blogspot.com/2010/09/interaksi-radiasi-gelombang.html.
(26 Maret 2014).
Anonim. 2011. Interaksi Radiasi dengan Materi.
http://www.infonuklir.com/read/detail/95/interaksi-radiasi-dengan-materi#.
(26 Maret 2014).
Mukmin, S. 2011. Interaksi Radiasi dengan Materi.
http://smukmin.blogspot.com/2011/10/interaksi-radiasi-dengan-materi.html
(26 Maret 2014).
Zaki. 2009. Interaksi Radiasi. http://zakizaka.blogspot.com/2009/05/interaksi-
radiasi.html.
(26 Maret 2014).

Anda mungkin juga menyukai