Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RADIOFOTOGRAFI 2
TENTANG
MODALITAS AUTOMATIC PROCESSING
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Radiofotografi 2
Dosen Pengampu: Dwi Rochmayanti, S.ST., M.ENG

Disusun oleh :
Kelompok 1 kelas 1b
1. Alfahry Reza Mahendra (P1337430117048)
2. Endy Ahmaruzamry (P1337430117056)
3. Hesti Fitriatul L (P1337430117057)
4. Ayu Budi Warsiti (P1337430117064)
5. Widdatul Husna (P1337430117065)
6. Mega Kusuma Astuti (P1337430117073)
7. Nadia Riandari (P1337430117074)
8. Wizdan Daniswara (P1337430117081)
9. Ivani Betharia Dwi Putri S (P1337430117082)
10. Cesna Dwi Saputri (P1337430117090)
11. Muhammad Gamar N (P1337430117091)

PRODI DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan limpahan rahmat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah radiofotografi 2 tentang modalitas automatic processing.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi
koreksi yang baik bagi kami.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Ibu Dwi Rochmayanti, S.ST., M.ENG selaku dosen pembimbing mata kuliah
Radiofotografi 2 Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes
Kemenkes Semarang,
2. Teman-teman mahasiswa Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Poltekkes Kemenkes Semarang,
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami saja,melainkan
juga bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, 16 Mei 2018

Kelompok 1

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………..……………….……1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
D. Manfaat.................................................................................................................1

BAB II ISI
A. Spesifikasi dari automatic processing………………………………………...2
B. Operasional dari automatic processing……………………………………….6
C. Pemeliharaan dari automatic processing……………………………………..13

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ………………………………………………………………………...18
B. Saran……………………………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sinar X adalah pemancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan gelombang radio, panas, cahaya dan sinar ultraviolet, tetapi
dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar X bersifat
heterogen, panjang gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat.
Perbedaan antara sinar X dengan sinar elektromagnetik lainnya jug
aterletak pada panjang gelombang, dimana panjang gelombang sinar X
sangat pendek, yaitu hanya 1/10.000 panjang gelombang cahaya yang
kelihatan. Karena panjang gelombang yang pendek itu, maka sinar dapat
menembus benda-benda. Panjang gelombang sinar elektromagnetik
dinyatakan dalam satuan Angstrom

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diangkat penulis dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana spesifikasi dari automatic processing?
2. Bagaimana operasional dari automatic processing?
3. Bagaimana pemeliharaan dari automatic processing?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah radiofotografi 2.
2. Mengetahui spesifikasi dari automatic processing.
3. Mengetahui operasional dari automatic processing.
4. Serta mengetahui pemeliharaan dari automatic processing.

D. Manfaat
Membantu dalam pemahaman tentang modalitasautomatic processing

1
BAB II.
ISI
A. Spesifikasi dari automatic processing
Automatic processing film adalah alat untuk pemprosessan film secara
konvensional yang dapat melakukan berbagai langkah pencucian film secara
otomatis. Automatic processing yang akan kami bahas yaitu:
Merk : JPI Healthcare
Tipe : JP-33
Produk : Korea

Spesifikasi dari automatic processing film yang akan kami bahas yaitu:
1. Jenis processor : Sistem transportasi Rol kontinyu
2. Waktu processing : Standard : 90 detik

2
3. Kapasitas proses : 100 lembar/jam 9 ukuran campuran pada
90 detik waktu pemprosessan standard
4. Suhu pengering : mikroprosessor otomatis dikendalikan
 Rentang kendali suhu : 28-38˚C
(82-100˚ F)
 Suhu dapat dengan mudah diubah
dan diatur ulang
5. Mode sirkulasi : antri-artikulasi oleh pompa sirkulasi
otomatis
6. Mode pengisian ulang : mikroprosesor otomatis dan di
kendalikan secara manual
7. Jenis pengering : kipas pemanas
8. Sensor umpan film : sensor saklar mikro
9. Kapasitas tangka : Developer : 4,8 liter (1,27 galon)
Fixer : 4,8 liter (1,27 galon)
Washer (mesin cuci) : 4,8 liter (1,27)
10. Konsumsi air : 1,0 liter (0,25 galon) per menit
11. Konsumsi daya : mode operasi : 1,1 kw
Mode siaga :0,8 kw
12. Sambungan listrik : AC 220-240 volt , 50 atau 60 Hz, fase
tunggal
AC 110-120 volt , 50 atau 60 Hz, fase
tunggal

13. Ukuran : Baki umpan tutup


 Panjang 63,5 cm ( 25,6 inchi)
 Tinggi : 42,0 cm (16,5 inchi)
 Lebar : 54,5 cm(21,5 inchi)
Baki umpan terbuka
 Panjang : 88,5 cm (34,9 inchi)
 Tinggi :42,0 cm (16,5 inchi)
 lebar :54,5 c,m (21,5 inchi)
14. Standar aksesori :
 Tangka pengisisam kembali : 25 liter ( 7 galin )…… 2 pcs
 Selang
 Sand untuk pemrosesan
 Pengoprasian manual

3
Processor type Continuous roller transport system
Processing
90 to 210 sec
time
Film size From 4″x4″ (10cm x 10cm) up to 14″x51″ (35cm x 130cm)
Processing 100sheets/hr (mixed sizes)
capacity at 90 sec standard processing time
Automatic microprocessor controlled
Developer
Temperature control range: 28-38’C (82-100’F)
temperature
Temperature can be easily changed and reset
Automatic microprocessor controlled
Dryer
Temperature control range: 45-55’C (113-131’F)
temperature
Temperature can be easily changed and reset
Circulation Anti-crystallization and temperature control by automatic circulation
mode pump
Replenishment
Automatic microprocessor and manual-controlled
mode
Dryer type Blower-heater
Film feed
Dual Magnetic Switches
sensor
Developer: 5.0 liters (1.32 gallons)
Tank
Fixed: 5.0 liters (1.32 gallons)
capacities
Washer:6.0 liters (1.58 gallons)
Water
1.5 liters (0.4 gallon) / min
consumption
Power Operation mode: 1.7 kw
consumption Stand-by mode: 0.8 kw
AC 220-240 Volt, 50Hz/60Hz, Single phase
Electrical
AC 110-120 Volt, 50Hz/60Hz, Single phase
connections

Net: 35 kg (77.1 lbs)


Weight
Gross: 77 kg (169.8 lbs)
Standard Replenishment tanks: 2 x 25 litters (7.0 gallons)
Accessories Hoses / Stand / Manual / Spare parts kit
Dimensions Net: 35 kg (77.1 lbs)

4
Gross: 77 kg (169.8 lbs)

B. Operasional dari automatic processing.


Prinsip yang digunakan pada pengolahan film secara otomatis
sebenarnya sama dengan pengolahan film secara manual. Namun pada
pengolahan film secara otomatis tidak terdapat tahapan rinsing. Hal ini
dikarenakan tahapan rinsing telah digantikan oleh roller yang berada di dalam
mesin automatic processing. Tahapan-tahapan yang ada pada automatic
processing adalah Developing, Fixing, Washing dan Drying.
Semua tahapan di atas sama dengan manual seperti bagaimana proses
di developer, fixer hingga masuk ke dryer. Perbedaannya hanya pada proses
ini cairan yang digunakan untuk developer dan fixer tidak boleh yang berjenis
powder.
Developer dan fixer untuk pengolahan film secara otomatis hanya
boleh dari jenis liquid. Hal ini disebabkan pada developer dan fixer dari jenis
powder masih ada beberapa Kristal dari developer dan fixer yang tidak larut
dalam cairan sehingga jika digunakan pada mesin automatic processing,
kristal ini dapat menempel pada roller yang kemudian akan berakibat
tergoresnya film saat roller menjepit film.

1. Sistem dalam automatic processing :


a) Sistem Transportasi Film
Jika membahas mengenai pengolahan film secara otomatis, maka sudah
pasti dibahas mengenai system transportasi film karena bagian-bagian lain sama
dengan pengolahan film secara manual dan sudah pernah dibahas pada bab

5
sebelumnya. Sistem transportasi film pada pengolahan film secara otomatis
meliputi system film masuk (feeding system) dan system roller.

b) Sistem film masuk (feeding system)


Sistem film masuk meruapakan system yang bekerja saat film mulai
masuk ke dalam mesin automatic processing. Sistem film masuk ini terdiri
dari dua jenis yaitu manual dan otomatis. Berikut dari masing-masing
system tersebut :
 Sistem Manual
Untuk yang manual, system film masuknya (feeding
system) menggunakan microswitch yang diletakkan diatas roller
pada tempat masuknya film (feed tray). Cara kerjanya adalah film
yang dimasukkan melewati feed tray akan menekan roller ke atas.
Tekanan ini akan mengaktifkan microswitch. Bila microswitch
aktif, maka semua mekanik dari mesin prosesing akan bergerak,
termasuk system roller dan replenisher.
 Sistem Otomatis
Untuk yang otomatis, system film masuknya (feeding
system) menggunakan detector infrared yang diletakkan pada
tempat masuknya film (feed tray).Cara kerjanya adalah film yang
dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan infrared.
Pemutusan hubungan infrared ini akan mengaktifkan semua
mekanik dari mesin processing yang meyebabkan mesin akan
bergerak, termasuk system roller dan replenisher.

c) Sistem roller
Roller adalah silinder yang akan mentransportasikan film di
dalam mesin prosesing. Roller terbuat dari bahan yang tidak korosif
atau tidak bereaksi terhadap cairan prosesing seperti developer dan
fixer. Bahan yang biasa digunakan adalah nylon, atau stainless steel

6
yang dibungkus dengan rasin-epoxy. Sistem roler transportasi terdiri
dari, penggerak utama, dan sejumlah roller penggerak film pada tangki
cairan :
 Ketika film ini ditempatkan di baki dua roler menarik film tersebut
ke dalam mesin. Sebuah tombol mikro biasanya digunakan sebagai
alat pengaman untuk memperingatkan operator ketika lebih dari satu
film ditempatkan dalam mesinpada saat yang sama. Juga, saklar
mikro akan aktif ketika sistem sedang beroperasi.
 Film ini bergerak sirkuler melalui jalurnya dan vertikal ke bawah
masuk kedalam cairan developer melalui serangkaian roler
menyusun mengitarisusunan roler lalu bergerak vertikal ke atas,
melewati rol yang lain. Bergerak dengan cara yang sama melalui bahan
kimia.
 Roler bergerak melewati rangkaian roler melalui poros penggerak
utamadijalankan oleh motor penggerak. Melalui serangkaian roda
gigi, gir, gerak mekanik yang diberikan kepada rol dari penggerak
utama.
Pada pembahasan mengenai roller ini, pembahasan akan terbagi
menjadi dua yaitu fungsi roller dan susunan roller.
I. Fungsi Roller
Roller dalam pengolahan film secara otomatis mempunyai fungsi
sebagai berikut :
 Menggerakkan film dengan kecepatan sama pada setiap
kompartemen.
Film yang masuk ke dalam mesin prosesing, akan
ditransportasikan dan digerakkan oleh roller ini. Roller ini akan
menjepit film di kedua sisinya, kemudian bergerak dengan
kecepatan yang sama, sehingga film akan terbawa. Film ini
bergerak dengan kecepatan yang sama pada setiap kompartemen
(ruangan), maksudnya di ruangan developing, fixing, dan
washing.

7
 Untuk memeras film yang membawa cairan prosesing.
Saat film masuk ke developer, maka film akan membawa
cairan ini pada tahap berikutnya.
Pada system manual, sebelum masuk ke dalam fixer, film
akan masuk ke rinsing terlebih dahulu untuk proses pembilasan.
Pada system otomatis peran rinsing digantikan dengan roller. Saat
membawa film dengan cara menjepit dan menggerakkannya,
maka dengan sendirinya film akan diperas oleh roller. Itulah
mengapa pada system pengolahan film otomatis tidak
memerlukan rinsing.
 Memberi kontribusi terhadap agitasi cairan.
Agitasi yang biasa dilakukan pada system pengolahan
film manual dilakukan oleh manusia, pada system pengolahan
film secara otomatis dilakukan oleh roller. Dengan pergerakan
roller maka secara otomatis akan menggetarkan film itu sendiri.
Ini berarti telah terjadi agitasi.

II. Susunan Roller


Roller yang digunakan pada mesin automatic processing, disusun
sedemikian rupa sehingga film yang berada di dalam mesin akan
terjepit sempurna saat melewati kompartemen yang berisi cairan
prosesing. Susunan roller yang berada di dalam mesin automatic
processing terbagi menjadi dua yaitu :
 Roller yang disusun berhadapan
Pada jarak tertentu terdapat dua roller yang disusun
berhadapan. Dengan susunan seperti ini roller bisa menjepit film
secara sempurna, sehingga tidak terjadi kemacetan transportasi film
(film jamming) di dalam mesin. Pada susunan ini jumlah roller yang
dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan susunan lain.
 Roller yang disusun secara zig-zag

8
Pada susunan ini, roller disusun secara zig-zag, artinya jika
pada sebelah kanan terdapat roller, maka roller berikutnya ada
dibagian bawah di sebelah kiri jadi tidak berhadapan seperti pada
susunan di atas.
Pada susunan roller seperti ini, masih ada kemungkinan film
mengalami kemacetan pada transportasi (film jamming). Susunan
seperti ini membutuhkan lebih sedikit roller dibandingkan dengan
susunan di atas.
Pada ujung atas dan bawah susunan roller, baik pada susunan
roller yang saling berhadapan maupun susunan roller secara zig-zag,
terdapat bagian yang disebut dengan guide plate. Guide plate adalah
semacam lempengan yang terbuat dari logam anti korosif biasanya
terbuat dari stainless steel, yang berfungsi untuk mengarahkan film
menuju roller yang berada pada kompartemen berikutnya. Dengan
adanya guide plate ini, film tidak akan kehilangan arah sehingga akan
masuk ke kompartemen berikutnya secara tepat melalui transportasi
roller.

2. Pengoperasian automatic processing


a) Awal Pengoperasian
1) Membuka kran air pembilas dan katup tangki pengisian.
2) Menghidupkan semua saklar.
3) Membiarkan 15 menit untuk pemanasan cairan.
4) Membuka penutup prosesing. Putar rodagigi dan bersihkan rol
denganspons basah atau kain. Lap rol stainless steel dan pelat
developer. Hal ini harus dilakukan setiap kali telah mesin
dioperasikan cukup lama untuk bahan kimia yang mengering pada
roller.
5) Memeriksa permukaan dalam tangki prosesing dan tangki
pengisian.Periksa aliran air pembersih
6) Memeriksa filer air
7) Memasukkan film ke dalam prosesing dan sesuaikan ukuran aliran
untuk tingkat pengisian yang benar.

9
8) Memasang kembali penutup prosesing lalu periksa rangkaian
rolpengering.
9) Memastikan semua penutup dan panel di tempatnya.Menjalankan
film pembersih untuk membersihkan roler, yang terendam cairan.
Jangan menggunakan kain pembersih.
10) Memastikan developer dan air pembersih telah stabil pada suhu
yang tepat
b) Feeding Film
1) Tempat film di tray input prosesing dan dorong sampai
rolermenariknya. (Lihat rekomendasi pabrik untuk petunjuk
lengkapnya.)
2) Ketika indikator bunyi berbunyi, tandanya prosesing siap
diisidenganfilm lain
c) Selama Operasi.
1) Lihat pengisian dan aliran air sesekali.
2) Lihat air pembersih dan termometer developer sesekali.
d) Menghentikan
1) Matikan semua switch.
2) Buka cover dan bersihkan dengan spons basah atau kain.
Gunakanalas bukan logam untuk kotoran membandel dan bahan
kimia.
3) Bersihkan rol stainless stell dan periksa bahwa putaran roller
bebasdari noda dan kemudian pasang penutupnya.
4) Bersihkan roller pengering.
5) Siram bak di bawah tangki cairan
6) Lap zat kimia yang menempel pada processing.
7) Matikan air pembersih.
8) Untuk mencegah berkarat, biarkan tutup pengering dan
prosesingterbuka sedikit ketika mesin tidak berjalan.

e) Posisi diam
1) Untuk mengatasi pekerjaan darurat pada malam hari
atau selama masa-masa sepi lainnya, biarkan hanya tombol pemanas
dan pengering tetap menyala.. Kemudian, ketika switch lain
diaktifkan,mesin siap untuk memproses.

10
2) Juga biarkan katup terbuka pada saat air pembilas dingin
mengisiuntukpenggantian air yang panasnva.
3) Untuk menghemat waktu, putar switch lainnya sebelum
memprosesfilm.

f) Melepaskan Film Tersumbat.


a. Film
1. Membiarkan prosesing tetap menyala
2. Membuka penutup prosesing di depan tumpukan film.
3. Lepaskan film pada titik itu untuk menghindari lagi film
yangmenumpuk.Masukan film
ke dalam tangki berisi airuntuk mencegah film saling menempel.
4. Atasi film tersumbat. Matikan sirkulasi, jika susunan roler
telah dipindahkan.
5. Lepaskan film di dalam susunan roler yang
dekat dengan titik sumbatan.
6. Menentukan penyebab sumbatan dan memperbaiki sumbatan.
b. Roll film.
1. Matikan prosesin
2. memotong film
3. membersihkan film dari rangkaian roler
g) Ukuran waktu pemrosesan
1. Jumlah waktu yang dibutuhkan fil melewati proses pencucian
denganrentang waktu antara45-210second
2. Jenis film, temperature dan ukuran replenishmen menentukan
waktupemrosesan.

Table ukuran waktu pemrosesan pada tiap cairan danpengering:


WAKTU PEMROSESAN
DEVELOPER 20-25 secs
FIXER 20 secs
WASH 20 secs
DRYER 25-30 secs

C. Pemeliharaan dari automatic processing.


1. Perawatan harian
Sebelum prosesing automatic dinyalakan:

11
 Buka tutup processing, cek keadaan cairan developer, fixer, dan air.
 Periksa suhu cairan
 eriksa pH larutan.
 Periksa warna dan bau dari cairan
 Periksa ukuran larutan pada tangki
 Periksa tangki replenishmen.
 Periksa selang karet tangki replenishmen untuk menghindariselang me
nekuk atau bocor.
 Periksa kecepatan pengisian replenishmnen
 Tempatkan pipa saluran air dengan kedudukan yang tepat.
 Nyalakan air dan periksa bahwa tangki air telah terisi.
 Bersihkan bagian permukaan luar mencakup tray alur masuknya
film dan tempat keluarnya film.
 Bersihkan penutup tangki.
 Periksa kebersihan sekitar bagian dalam prosesing.
 Tempatkan kembali plat pengarah alur film dan penutup tangki.

Prosesing automatic dinyalakan :


 Nyalakan tombol prosesing, (tombol kecil manual pada
penutuptangki.
 Dengarkan apakah ada suara yang tidak normal atau terjadi getaran.
 Periksa system penggerak film.
 Periksa system kerja pengisian replenishmen.
 Lakukan satu proses tes prosesing dengan menggunakan film 35 x43
cm (jangan dilakukan pada proses pencucian film )
 Periksa proses pembersihan film, masukkan film ke dua biladirasakan
perlu.
 Periksa operasional prosesing sampai kondisi tanpa suara yang janggal
dan sampai kondisi normal.
 Tempatkan kembali penutup prosesing

Operasional normal prosesing automatic


 Ikuti instruksi pengoperasian
 Respek terhadap beberapa suara yang tidak normal, perubahandalam
pengoperasian, kebocoran atau kerusakan pada film yangdiproses
 Jangan menarik film yang telah di tarik oleh roler pada saat
prosespencucian.

12
Prosesing otomatis dimatikan :
 Tombol prosesing mati
 Buka penutup prosesing. Ingat penutup prosesing bila dibuka
tidak akan bisa beroperasi, tetapi bila perlu untuk menyalakannya
adatombol kecil untuk mengoperasikannya. (lihat petunjuk pemeliha
raan)
 Tempatkan kembali penutup prosesing, tinggalkan sedikit celah
untuk menghindari penguapan dan pengembunan cairan dan
menghindari mengencernya cairan.
 Pintu kamar gelap dibuka untuk system ventilasi
 Tulis semua hasil pemeriksaan dan laporkan hasilnya.

2. Perawatan mingguan
 Ikuti aturan perawatan pabrik.
 Cek suhu cairan, untuk developer.
 Bandingkan dengan beberapa aturan di instalasi dan recommendasip
abrik Sesuaikan bila diperlukan
 Periksa kecepatan tangki pengisian replenishmen, Sesuaikan
biladiperlukan
 Buka dan bersihkan semua rangkaian dalam roler dan tangki cairand
engan air panas.
 Periksa untuk fungsi yang benar pada semua prosesing automatik,
bisadigunakan atau tidak.
 Periksa batang penggerak utama roler dan rangkaian penggerak.
 Cek semua alur selang pengisian dan pembuangan cairan
 Cek system pengering film.
 Cek filter air
 Servis pada ahlinya untuk pemeliharaan yang di recommendasikan
daripabrik.
 Laporkan semua kerusakan

3. Perawatan Bulanan
 Bersihkan seluruh tanki prosessing dan cuci dengan air. Gunakan
spon untuk membersihkan dari kotoran
 Bilas dengan air dan isi kembali dengan larutan kimia yang tepat.
Larutan developer harus “diracik” sebelum film diproses, karena
jenis larutan replenisher terlalu tinggi konsentrasinya. Dapat

13
dilakukan dengan penambahan larutan starter, yang dapat
menstabilkan potassium bromide. Hal ini dapat meningkatkan
bromide sampai batas antara 4–8 g/L, ini merupakan batas normal
larutan developer untuk prosessing film. Replenisher developer yang
baru dapat digunakan untuk mengisi kembali tanki jika batas kurang
dari level tersebut, yang mana dapat meningkatkan fog level pada
film. Jumlah larutan starter yang dibutuhkan sekitar 100 mL/gal.

4. Tiga Bulan
 Bersihkan dan bilas seluruh tanki replenisher dengan air. Harus hati-
hati saat memindahkan developer teroksidasi dari sisi tanki
replenisher developer.
 Isi kembali tanki dengan larutan yang baru dan cek spesifik gravity
dengan hydromete
r.
5. Perawatan tahunan
 Servis prosesing automatik kepada unit servis yang ditentukan oleh
penyedia alat.
Replenisher dan pompa system sirkulasi dan tabung dapat
menyebabkan timbulnya kotoran dan endapan kimia, dan hal ini
dapat mengurangi efisiensi kerja dari processor. Beberapa pabrik
menganjurkan penggunaan system pembersihan untuk mengurangi
endapan ini. Pada developer digunakan pembersih yag mempunyai
pH asam untuk menetralisir pH developer yang basa. Sedangkan
pada fixer digunakan pembersih yang bersifat basa. Rak transport
dipindahkan dahulu sebelum digunakan pembersih ini, karena
phenolic dan karet roll akan menyerap pembersih ini sehingga
kedepannya dapat menyebabkan kontaminasi. Sistem pembersih ini
sebagian besar menggunakan bahan chlorine(yang dapat mengurai
hydroquinone) atau bahan sulfamic (yang dapat mengganggu
hydroquinone dan mengurai perak metalik).Harus juga diperhatikan
untuk menyemprot dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa bahan

14
pembersih. Beberapa pabrikan tidak merekomendasikan cara ini
dilakukan didalam processor karena resiko kontaminas

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Walaupun pengolahan film secara otomatis lebih cepat di bandingkan dengan
pengolahan film secara manual namun kita harus tetap berhati-hati dalam melakukan
pencucian film secaa otomatis dan apabila mesin automatic processing kotor di anjurkan
untuk selalu melakukan pembersihan roll pada mesin agar tidak menghasilkan artefak
pada gambar radiograf .

B. Saran
Pemeliharaan mesin automatic processing dapat di lakukan secara harian, bulanan,
maupun tahunan agar hasil gambaran radiograf menjadi lebih baik tanpa ada artefak yang
di karenakan mesin automatic processing yang kotor.

16
DAFTAR PUSTAKA
www.jpihealtcare.com/jp-33-film-pocessor/
http://ririru.blogspot.co.id/2014/05/automatic-processing.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai