REPRO EKSPOSURE
Disusun Oleh:
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
B. LATAR BELAKANG
Karena mA sangat berpengaruh pada kuantitas sinar-X yang keluar dari tabung.
Dengan demikian maka akurasi nilai mA yang dipilih sama pentingnya dengan
akurasi timer eksposi (waktu eksposi). Satu metode untuk pengujian akurasi mA yang
dapat dilakukan adalah dengan membuat satu eksposi radiasi sambil mencermati mas meter
pada panel control. Metode terbaik selain ini adalah dengan menguji resiprositas dan
kelineran mA.
Resiprositas berarti eksposi dilakukan pada nilai mAs yang sama dengan
kombinasi mA dan s yang berbeda-beda. Jika pengujian kelineran mA maka pengujian
dilakukan dengan kV yang sama, dan mAs yang naik secara berkala hingga dapat
memperoleh data.
Output radiasi seharusnya sama, sepanjang kVp yang digunakan dijaga pada
posisi konstan. Untuk menghitung nilai resiprositas dari suatu eksposi radiasi maka dapat
digunakan rumus sbb :
mR/mAs rata-rata
C. TUJUAN
TINJAUAN TEORI
A. Faktor Eksposi
Faktor eksposi ( factor penyinaran ) terdiri dari kV ( kilo volt ), mA ( mili
Amper ) dan s ( second ) . kV adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda
dan anoda didalam tabung Roentgen. KV akan menentukan Kualitas sinar - x. mA adalah
suatu arus tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan menentukan
kuantitas sinar - x.
Tegangan listrik (kV)
Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda
dan anoda didalam tabung Roentgen. kV atau Tegangan listrik akan menentukan kualitas
sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi besaran tegangan listrik yang di gunakan
makin besar pula daya tembusnya.
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV) adalah
a.Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film akan menigkat
b. Mengurangi kontras obye
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat
Arus dan Waktu
Arus dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s), yang
mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap pemotretan pada
berbagai bagian tubuh mempunyai besaran arus dan waktu tertentu. Pada dasarnya arus
tabung yang dipilih adalah pada mA yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat,
agar waktu exposi dapat sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan
gambar yang disebabkan oleh pergerakan. Waktu exposi yang relatif panjang digunakan
pada teknik pemeriksaan yang khusus misalnya tomografi.
mAs adalah salah satu cara untuk mengukur muatan elektrostatik. Ini
menentukan jumlah/kuantitas elektron. mAs adalah perkalian antara besaran nilai ampere
dengan waktu eksposi. mAs menunjukan kuantitas radiasi.
Contoh :
MAS = MA X S
100 X 1/10 detik
400 X 1/40 detik
50 X 1/5 detik
Dengan contoh di atas mAs dapat di peroleh dengan berbagai cara, sehingga
untuk organ yang bergerak yang memerlukan waktu yang singkat dapat menggunakan
mA tertentu.
Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-x, dan penurunan mA akan
mengurangi intensitas. Oleh sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan mengubah
mA.Waktu pemaparan biasanya di buat sesingkat mungkin untuk mengurangi kekaburan
pada radiograf akibat pergerakan pasien.
Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-x, dan penurunan mA akan
mengurangi intensitas. Sehingga semua intensitas sinar-x atau derajat
terang/brightness akan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-x di
titik fokus. Oleh sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan mengubah mA. Perlu juga
dipahami bahwa intensitas sinar-x yang bervariasi akan terus membawa hubungan yang
sama antara satu dengan yang lainnya
Densitas Radiografi
Menurut Stuart dan Michael, densitas radiografi adalah keseluruhan derajat
penghitaman pada film radiografi yang telah dieksposi dan mengalami proses pencucian.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur Kerja
Cara pengujian
a. Letakkan dose meter probe diatas meja dengan jarak 100 cm dengan tabung sinar
X
b. Kolimasi diatur sesuai ukuran detektor
d. Buat eksposure
e. Ulangi eksposure setidaknya 4 kali dan catat pembacaan pada lembar yang telah
disiapkan
Uji Kelinearitas mA
1. Pesawat sinar-X yang akan diuji dipanaskan terlebih dahulu
2. Letakkan dosimeter kurang lebih 24cm dari atas penyangga acrylic pada meja
pemeriksaan membujur searah dengan sumbu anoda-katoda
3. Atur SID 100cm
4. Lakukan serangkaian eksposi dengan menerapkan teknik eksposi yang
menghasilkan nilai dosis paparan secara bertingkat dari rendah ke tinggi.
n No mA Ms mAs mR mR/mAs
1 25 0.1 2.5 0.06 0.024
2 50 0.1 5 0.13 0.026
3 100 0.1 10 0.25 0.025
4 200 0.1 20 0.48 0.024
Resiprositas mA
1. Pesawat sinar-X yang akan dilakukan pengujian dipanaskan.
2. Film dimasukkan ke dalam kaset 18 x 24
3. Letakkan kaset diatas meja pemeriksaan membujur searah dengan sumbu
anoda-katoda
4. Atur FFD 100cm
5. Bagi dua kaset dengan penutup blok pb, gunakan separuh bagian kaset untuk
pembuatan radiograf stepwedge dengan teknik eksposi 1 (original eksposure)
dan separuh bagian kaset untuk pembuatan radiograf stepwedge dengan teknik
eksposi II (reciproc eksposure)
6. Perhatikan ketinggian setiap step ke-1 dari kedua radiograf sebaiknya
tergambar pada ketinggian yang sama dan simetris.
7. Gunakan faktor eksposi dibawah ini :
8. Lakukan prossesing film, setelah film dikeringkan dan ukur OD serta catat
densitas , pada bagian kolom referensi usahakan densitas berkisar 1.0
C. Evaluasi
1. Kelinearan mA dinilai memenuhi syarat bila penambahan nilai arus tabung (mA)
adalah linier terhadap nilai paparan radiasi yang dihasilkan.
2. Repro luaran dikatakan baik bila nilai paparan radiasi/arus tabung waktu (mR/mAs)
adalah konsisten pada pemakaian mA yang berbeda-beda
3. Nilai koefisisan linearitas CL harus lebih kecil atau sama dengan 10%
D. Tindakan
1. Lakukan perbaikan dan kalibrasi pesawat sinar-X
2. Hubungi teknisi pesawat sinar-X
E. Hasil Praktikum
mAs = 8
mA s Output
1
C= =
222,06
Ʃ (219,0−222,06 ) ²+ ( 216,4−222,06 ) ²+ ( 223,3−222,06 ) ²+ (224,7−222,06 ) ²+ (226,9−222,06 ) ²
[
½
5−1 ]
1 73,332
C=
222,06
= [4 ]
½
1
C= x 18,333 x 2
222,06
C = 0,16511754
Untuk nilai x =
0,219−0,22206 −0,00306
X= = = -0,0137800594 = -1,37%
0,22206 0,22206
0,2164−0,22206 −0,00566
X= = = -0,0254886067 = -2,54%
0,22206 0,22206
0,2233−0,22206 0,00124
X= = = 0,00558407638= 0,55%
0,22206 0,22206
0,2247−0,22206 0,00264
X= = = 0,0118886787 = 1,18%
0,22206 0,22206
0,2269−0,22206 0,00484
X= = = 0,021795911 = 2,17%
0,22206 0,22206
Pada hasil pengukuran 5 kali eksposure tidak ada yang lebih dari 20%. Hal itu
menunjukan bahwa reproducibility pesawat sinar-X dalam batas yang diperkenankan
untuk menghasilkan keluaran yang sama saat faktor teknis disetting di table control.
Sehingga tidak perlu dilakukan kalibasi lagi terhadap pesawat sinar x.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sinar-X yang keluar dari peswat sinar-X menghasilkan intensitas sinar-X, yang
mempengaruhi intesitas sinar-X adalah KV,mA dan s. Jika salah satu faktor yang
mempengaruhi intensitas tersebut terganggu maka intensitas sinar-X juga terganggu
dan hasil radiograf juga akan terganggu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi intensitas adalah mA, mA berpengaruh
pada kuantitas sinar-X yang keluar dari pesawat sinar-X yang nantinya akan
mempengaruhi densitas film. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji mA. Uji mA terdiri
dari 2 tipe yaitu uji kelinearitas mA dan uji resiprositas mA. Keduanya memiliki
tujuan untuk mengetahui mA yang dihasilkan pesawat sinar-X masih baik atau tidak.
B. SARAN
Lakukan uji mA pada peswat sinar-x yang didampingi dengan uji kv juga s guna
mengetahui apakah pesawat tersebut masih menghasilkan faktor eksposi yang baik
atau tidak. Saat melakukan uji mA pastikan alat pengukur dosis sudah dikalibrasi dan
saat melakukan perhitungan menggunkan alat bantu hitung (kalkulator) agar tidak
terjadi kesalahan perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://nadyaulfahh.blogspot.com/2013/11/kualitas-gambar-radiografi.html
http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/08/faktor-eksposi.html
Modul praktikum