KUANTITAS SINAR-X
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Radiasi
Dosen Pengampu: Siti Daryati, S. Si, M.Sc
Oleh:
KELOMPOK 4 Kelas 1C
2017
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tiada terhingga selalu kami panjatkan
kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah fisika radiasi tentang
Kuantitas (intensitas) Sinar-X. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat . 2
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan . 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
efek negatif pada pasien, agar dosis radiasi yang tepat dapat diberikan maka
diperlukan filtrasi yang cukup untuk mengabsorbsi sinar-X ber energi rendah.
(Nova Rahman, 2009)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kuantitas Sinar-X
Kuantitas sinar-X adalah pengukuran jumlah foton sinar-X dalam
berkas utama. Kadang disebut juga output sinar-X, intensitas atau
exposure. Satuan dari kuantitas sinar-X adalah Roentgen (R). Faktor
yang berpengaruh secara langsung adalah kV, mAs, jarak dan filtrasi
(Nova Rahman, 2009)
Kuantitas atau intensitas sinar-X dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :
a. Tegangan listrik (kV)
b. mAs (miliampere-second)
c. Jarak
d. Filtrasi
B. Tegangan listrik (kV)
Volt merupakan satuan dari beda potensial atau tegangan dari
tabung sinar-X. penambahan kata kilo di depannya berarti volt yang
digunakan mempunyai orde 103. Ini berarti tegangan yang digunakan
untuk pemeriksaan radiografi dimulai dari ribuan volt. Bahkan dalam
beberapa literature disebutkan bahwa sinar-X baru dapat dihasilkan pada
tegangan 40 kV. Sinar-X baru akan dihasilkan apabila tumbukan elektron
di anoda tepatnya di target, sangat cepat dan seketika itu juga dihentikan
mendadak. Hal ini biasa disebut dengan sinar-X bremstrahlung. Elektron
yang dihasilkan di katoda tidak akan bisa bergerak dengan sangat cepat
jika tidak diberi beda potensial atau tegangan yang sangat tinggi diantara
katoda dan anoda. Elektron yang dihasilkan pada anoda bermuatan
negatif sementara anoda tempat elektron menumbuk bermuatan positif.
Secara alami elektron yang bermuatan negatif akan tertarik ke anoda
yang bermuatan positif. Supaya elektron ini dapat bergerak dengan
sangat cepat, maka diberi beda potensial di antara katoda dan anoda. Hal
3
ini akan membuat muatan positif pada anoda bertambah besar yang
secara alami akan menarik elektron dengan kekuatan yang lebih besar,
inilah yang menyebabkan elektron bergerak sangat cepat menuju anoda.
(Nova Rahman, 2009)
Dalam menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan
tegangan optimal yang mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas.
Hal-hal yang mempengaruhi tegangan tabung adalah :
a. Jenis pemotretan
b. Ketebalan obyek
c. Jarak pemotretan
d. Perlengkapan yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik
(kV) adalah :
a. Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film
akan menigkat
b. Mengurangi kontras obyek
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat
1 (1 )
Hubungan matematis : =
2 (2 )
Dimana:
I adalah intensitas sinar-X (watt/m2)
V adalah beda potensial (kV)
4
akan menumbuk anoda dihasilkan di katoda tepatnya di filamen. Filamen
ini kan menghasilkan elektron ketika dipanaskan. Pemanasan filament ini
dapat terjadi apabila tabung sinar-X diberi arus listrik. Semakin besar
arus yang diberikan pada tabung sinar-X, maka akan semakin banyak
elektron yang dihasilkan oleh filamen. Semakin banyak elektron yang
dihasilkan oleh filamen, maka akan semakin banyak elektron yang
menumbuk anoda dan itu berarti semakin banyak foton sinar-X yang
dihasilkan. Karena penambahan arus berhubungan dengan banyaknya
foton sinar-X yang dihasilkan, maka dapat disimpulkan bahwa mAs
berhubungan dengan kuantitas sinar-X. mAs (arus tabung) tidak
mempengaruhi kualitas sinar-X karena panjang gelombang tidak ikut
berubah seiring dengan berubahnya nilai mA. Kuat arus yang diberikan
pada tabung sinar-X ini harus dikombinasikan dengan waktu eksposi
yang dinyatakan dalam second (s). Kombinasi antara kuat arus dengan
waktu yang diberikan ke tabung sinar-X yang kemudian disebut dengan
mAs.
Dalam radiografi, pembentukan gambar dihasilkan dari nilai mAs.
Pada dasarnya arus tabung yang dipilih adalah pada mA yang paling
tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat, agar waktu eksposi dapat
sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan gambar yang
disebabkan oleh pergerakan. Waktu eksposi yang relatif panjang
digunakan pada teknik pemeriksaan yang khusus misalnya tomografi.
5
D. Jarak
Jarak dalam pemotretan terdiri atas:
a. Jarak fokus ke obyek (FOD = focus obyek distance)
b. Jarak obyek ke film (OFD = obyek film distance)
Bila OFD dijauhkan maka akan terjadi
Geometric unsharpness meningkat
Magnifikasi (pembesaran) bertambah
c. Jarak fokus ke film ( FFD = focus film distance)
Memperpanjang jarak fokus ke film dapat menyebabkan:
Mengurangi ketidaktajaman (kekaburan) gambaran yang
disebabkan oleh faktor geometrik.
Mengurangi magnifikasi (pembesaran) pada gambar terutama pada
pemotretan thorax.
Mengurangi dosis kulit pada pasien.
Menaikkan arus dan waktu (mAs).
1 22
Hubungan matematis : =
2 12
Dimana :
d adalah Jarak fokus film (meter)
I adalah Intensitas
E. Filtrasi
Pada umumnya tabung pesawat sinar-x menggunakan filter inheret
dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa aluminium yang
6
kalau di disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini berfungsi menyaring
radiasi yang lemah. Sedangkan pada pemotretan yang menggunakan
tegangan yang rendah seperti pada teknik pemotretan mammografi, filter
tambahan tidak diperlukan akan tetapi pada pemotretan tegangan tinggi.
Filter tambahan perlu diperhitungkan.
7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Pesawat sinar-X
2. Dosimeter Radcal model 9015
3. Meteran
4. Alat Tulis
8
1. Atur faktor eksposi pada kV 70, mAs 10, dan FFD 100 cm. Lakukan
eksposi dan catat hasil ukur dengan menggunakan detektor chamber
2. Selanjutnya dengan faktor eksposi yang sama, pasang lembar filtrasi
pada jendela tabung sinar-X dengan perekat, kemudian catat hasil
ukur
3. Lakukan analisis hasil ukur
9
BAB IV
PEMBAHASAN
Faktor Eksposi
NO kV mAs FFD Kuantitas
1 70 10 100 1,94
2 70 20 100 2,58
Dengan kV dan FFD yang sama namun mAs yang berbeda (dinaikkan 10 dari
eksposi awal) terukur kuantitas yang berbeda pada dosimeter. Kuantitas
dengan mAs 20 lebih tinggi daripada kuantitas dengan mAs 10. Semakin
tinggi mAs yang diberikan, maka Kuantitas sinar-X akan semakin tinggi pula.
Faktor Eksposi
NO kV mAs FFD Kuantitas
1 55 10 100 1,84
2 70 10 100 1,94
10
Analisis Tabel 1.2
Dengan mAs dan FFD yang sama namun kV diturunkan 15, terukur kuantitas
yang berbeda pada dosimeter. Kuantitas dengan kV 70 lebih tinggi daripada
kuantitas dengan kV 55. Semakin tinggi kV yang diberikan, maka Kuantitas
akan semakin tinggi pula.
Faktor Eksposi
NO kV mAs FFD Kuantitas
1 70 10 100 1,94
2 70 10 90 1,95
Dengan kV dan mAs yang sama dan FFD yang berbeda (diturunkan 10 cm
dari eksposi awal) terukur kuantitas yang berbeda pada dosimeter. Kuantitas
dengan FFD 90 cm lebih tinggi daripada kuantitas dengan FFD 100 cm.
Semakin rendah FFD, Kuantitas akan semakin tinggi.
11
Analisis Tabel 1.4
Dengan faktor eksposi yang sama, kuantitas sinar-X tanpa dan dengan filtrasi
terukur hasil yang berbeda pada dosimeter. Pada eksposi dengan filtrasi
kuantitas sinar-X lebih rendah daripada tanpa menggunakan filtrasi. Jadi
pemasangan filtrasi dapat menurunkan kuantitas sinar-X
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuradiologi.blogspot.co.id/2011/08/faktor-eksposi.html
14