Anda di halaman 1dari 21

Produksi Sinar X, Spectrum, Kualitas dan

Kuantitas Sinar X

Mata Kuliah: Fisika Radiasi


Nama Dosen: Imam Suyudi, S.Si

Nama: Fadilah Syifayanti


NIM: 45010619A009

Sekolah Tinggi Kesehatan Cirebon


D3 Radiologi
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

SEJARAH SINAR-X

Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan Jerman

pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan sebelumnya antara

lain dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua

percobaan tersebut mengamati gerak electron yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang

berada dalam tabung kaca yang hampa udara. Pembangkit sinar-X berupa tabung hampa

udara yang di dalamnya terdapat filament yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen

anoda. Jika filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan

anoda diberi beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke anoda. Dengan

percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak kenyal sempurna antara

elektron dengan anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X. Pemanfaatan sinar-X di

bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat.

Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi untuk diagnostic, pemeriksaan

sinar-X gigi dan penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi. Radioterapi adalah suatu

pengobatanyang menggunakan sinar pengion yang banyak dipakai untuk menangani penyakit

kanker. Alat diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah pesawat sinar-X (photo

Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan organ tubuh yang

lainnya. Alatterapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah sakit perkotaan karena

membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Di negara maju, fasilitas kesehatan yang

menggunakan radiasi sinar-X telah sangat umum dan sering digunakan.


Radiasi di bidang kedokteran membawa manfaat yang cukup nyata bagi yang

menggunakannya. Dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ tubuh dapat lebih awal

dan lebih teliti dideteksi, sementara terapi dengan radiasi dapat lebih memperpanjang usia

penderita kanker atau tumor

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Produksi Sinar X?
2. Apa yang dimaksud dengan Spectrum ?
3. Bagaimana kualitas Sinar X?
4. Bagaimana kuantitas Sinar X?

Tujuan
1. Agar dapat memahami bagaimana produksi Sinar X
2. Untuk mengetahui tentang Spectrum
3. Agar bisa mengetahui kualiatas Sinar X
4. Agar bisa mengetahui kualitas Sinar X
BAB II

SINAR X

DASAR PERCOBAAN SINAR-X

Peristiwa terjadinya sinar-X diawali dari percobaan Heinrich Hertz pada tahun 1887

dengan menggunakan tabung hampa yang berisi katoda dan anoda. Katoda dan anoda

dihubungkan dengan sumber listrik E. Pada tegangan, E, yang rendah tidak ada arus elektron

dari katoda ke anoda yang dapat dilihat dari galvanometer. Pada saat katoda disinari

gelombang pendek elektromagnetik ternyata dari katoda keluar elektron menuju anoda yang

diamati dari galvanometer. Arus yang terbaca di Galvanometer adalah arus yang sangat kecil

dalam order mikro ampere. Peristiwa di atas disebut dengan efek foto listrik. Kecuali disinari

dengan gelombang pendek elektron dapat keluar dari katoda dengan cara dipanaskan

sehingga terjadi emisi thermis. Jadi dengan cara dipanaskan atau

diberi gelombang pendek elektromagnetik katoda dapat memancarkan elektron lebih banyak.

Makin pendek gelombang elektromagnetik yang menumbuk katoda, maka makin

besar arus yang mengalir dan sebaliknya makin panjang gelombangnya, makin kecil arus

yang terbaca di galvanometer. Hal demikian dapat dipahami karena bila gelombang

elektromagnetik panjang gelombangnya makin pendek berarti frekuensinya makin besar dan

energinya juga makin besar. Karakteristik gelombang elektromagnetik ditentukan oleh

panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan. Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik

di udara untuk semua panjang gelombang adalah sama yaitu sama dengan kecepatan dalam

ruang hampa c = 3 1010cm/det.

C = v × λ (1)

dengan :
c : Kecepatan rambat dalam hampa (cm/det)

v : Frekuensi gelombang (cycle/det)

λ : Panjang gelombang, (cm)

Pemancaran energi radiasi elektromagnetik oleh sumbernya tidak berlangsung secara

kontinyu melainkan secara terputus-putus (diskrit), sehingga berupa paket yang harganya

tertentu yang disebut dengan kuanta/foton. Besar energi kuanta tergantung pada frekuensi

gelombang.

E =h ×v (2)

dengan :

E : Energi foton, (eV)

h : Tetapan Max Plank, (Joule/det)

v : Frekuensi gelombang, (cycle/det)

TERJADINYA SINAR-X

Pada peristiwa terjadinya tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron dengan atom

anoda (targed) akan terjadi dua hal sebagai berikut.

1. Terjadi radiasi yang dikenal dengan “ bremstrahlung” yaitu elektron yang mendekati

atom targed (anoda) akan berinteraksi dengan atom bahan anoda, tepatnya dengan

elektron luar atom tersebut. Ia mengalami perlambatan sehingga mengeluarkan

radiasi. Radiasi ini memiliki aneka ragam panjang gelombang, oleh karena itu proses

bremstrahlung dapat dialami elektron berulang kali, sehingga spektrum radiasi ini
bersifat kontinyu. Spektrum sinar-X bremstrahlung Peristiwa tumbukan antara

electron dengan atom anoda dengan Anoda

2. Elektron yang mendekati atom didalam anoda berinteraksi dengan elektron dalam

atom ersebut, berupa tumbukan tak kenyal sempurna, akibatnya elektron anoda

terlepas dari kulitnya. Atom tertinggal dalam keadaan bereksitasi yang dalam keadaan

tidak stabil. Maka terjadilah (dalam waktu 10-8 detik) pengisian kekosongan itu oleh

elektron-elektron yang lebih luar. Perpindahan kulit yang luar ke kulit yang dalam

disertai pancaran radiasi dengan panjang gelombang tertentu, maka radiasi ini

bersifat diskrit. Interaksi elektron dengan atom anoda

SPECTRUM
A. PENGERTIAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau
tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan
beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi,
amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan
panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak.Frekuensi adalah jumlah
gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.Frekuensi tergantung
dari kecepatan merambatnya gelombang.Karena kecepatan energi elektromagnetik
adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding
terbalik.Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan
semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.

Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di


alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu
sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan
semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan
untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.
Teori Maxwel tentang gelombang ekektromagnetik mempersatukan Kedua
teori ini dimana menurut Faraday”medan listrik dapat ditimbulkan dari perubahan
medan magnet”.

Sedangkan Maxwell membuat hipotesa bahwa medan listrik yang berubah


terhadap waktu akan menghasilkan medan magnet, yang sama halnya dengan dengan
medan magnet yang berubah terhadap waktu akan menghasilkan akan menghasilkan
medan listrik. Hal ini melengkapi teori maxwell , yaitu hubungan yang sangat penting
antara medan listrik dan medan magnet yang dikenal dengan persamaan Maxwell.

Dengan Teori Maxwel tentang gelombang ekektromagnetik mempersatukan


pula teori Newton serta Huygesa tentang ilmu cahaya. Menurut teori maxwell tentang
gelombang elektromagnetik bahwa cahaya adalah suatu bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dihasilkan oleh muatan yang dipercepat
terdiri dari medan magnet B dan Medan listrik E yang bergetar saling tegak lurus serta
keduanya tegak lurus arah perambatan gelombang. Sehingga gelombang
elektromagnetik temasuk gelombang transversal.

Dengan Teori Maxwel tentang gelombang ekektromagnetik, Maxwell


menghitung cepat rambat gelomabang elektromagnetik dengan persamaan

Keterangan :
 C= cepat rambat gelombang elektromagnetik
 μₒ = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7Wb/Am
 Ԑₒ = permitivitas ruang hampa = 8,85418 x 10-12C2/N m2

Dengan memasukkan harga μₒ dan Ԑₒ diatas maka di peroleh cepat rambat


gelombang elektromagnetik sebesar c= 2,99792 x 108 m/s = 3 x 108 m/s.

Nilai tersebut ternyata sesuai dengan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa.
Dengan hasil ini maka Maxwell mengatakan bahwa cahaya termasuk gelombang
elektromagnetik. Seperti gelombang mekanik maka cahaya mengalami gejala
gelombang pada umumnya yaitu reflksi(pemantulan), refraksi(pembiasan),
interferensi, difraksi serta polarisasi.
Dengan Teori Maxwel tentang gelombang ekektromagnetik menyimpulkan
bahwa Sifat-sifat gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut:
1. Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi pada saat yang bersamaan
sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang
sama dan pada tempat yang sama.
2. Arah medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus
terhadap arah rambat gelombang
3. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal
4. Mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi juga polarisasi
5. Besar medan listrik dan medan magnet (E=cB)
6. Tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet karena gelombang
elektromagnetik tidak memiliki muatan
7. Kecepatan dalam ruang hampa sama dengan kecepatan di udara 3 x 108 m/s.

B. SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


Spektrum adalah sebuah kata lain yang berarti “hantu” atau bayangan hitam.
Kata Spektrum  pertama kali digunakan oleh Isaac Newton pada tahun 1671. Untuk
menjelaskan bayangan sinar yang dibentuk oleh prisma menyerupai pelangi yang
berwarna warni seperti lagu anak TK “pelangi-pelangi” yang dinamakan spektrum
gelombang elektromagnetik.

Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri atas tujuh macam gelombang


yang dibedakan berdasarkan frekuensi serta panjang gelombang tetapi cepat rambat di
ruang hampa adalah sama. Yaitu c =3 x 108 m/s. Seperti yang sudah dibahas dalam
teori Maxwell tentang gelombang elektromagnetik. frekuensi gelombang terkecil
adalah gelombang cahaya serta panjang gelombang terbesar sedangkan frekuensi
terbesar adalah sinar gamma serta panjang gelombang terpendek.

Spectrum gelombang elektrogmagnetik dengan urutan dari frekuensi terkecil


ke frekuensi terbesar dapat disusun sebagai berikut.
1. Gelombang radio
Gelombang radio merupakan gelombang yang memiliki frekuensi paling kecil
atau panjang gelombang paling panjang.Gelombang radio berada dalam rentang
frekuensi yang luas meliputi beberapa Hz sampai gigahertz (GHz atau orde
pangkat 9).Gelombang ini dihasilkan oleh alat-alat elektronik berupa rangkaian
osilator (variasi dan gabungan dari komponen Resistor (R), induktor (L), dan
kapasitor (C)).Oleh karena itu, gelombang radio banyak digunakan dalam sistem
telekomunikasi. Siaran TV, radio, dan jaringan telepon seluler menggunakan
gelombang dalam rentang gelombang radio ini.

Suatu sistem telekomunikasi yang menggunakan gelombang radio sebagai


pembawa sinyal informasinya pada dasarnya terdiri dari antena pemancar dan
antena penerima.Sebelum dirambatkan sebagai gelombang radio, sinyal informasi
dalam berbagai bentuknya (suara pada sistem radio, suara dan data pada sistem
seluler, atau suara dan gambar pada sistem TV) terlebih dahulu
dimodulasi.Modulasi di sini secara sederhana dinyatakan sebagai penggabungan
antara getaran listrik informasi (misalnya suara pada sistem radio)dengan
gelombangpembawa frekuensi radio tersebut. 

Penggabungan ini menghasilkan gelombang radio termodulasi.Gelombang inilah


yang dirambatkan melalui ruang dari pemancar menuju penerima.Oleh karena itu,
kita mengenal adanya istilah AM dan FM. Amplitudo modulation (AM) atau
modulasi amplitudo menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa berupa
perubahan amplitudonya.Adapun frequency modulation (FM) atau modulasi
frekuensi menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa dalam bentuk
perubahan frekuensinya.

2. Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling
tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka
akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi
gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat
singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak
makanan dengan cepat dan ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and
Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan
menggunakan gelombang mikro.Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan
gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108
m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan
penerimaan.

3. Sinar inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah
panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum
yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada
miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah.
Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut
radiasi inframerah.Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-
molekul yang bergetar karena benda diipanaskan.Jadi setiap benda panas pasti
memancarkan sinar inframerah.Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan
bergantung pada suhu dan warna benda.

4. Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita
dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik
yang dapat dideteksi oleh mata manusia.Panjang gelombang tampak nervariasi
tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk
cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah.Kegunaan cahaya
salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang
telekomunikasi dan kedokteran.

5. Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz
atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan
oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang
memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam
lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan
meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup
di bumi.

6. Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang
gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi
sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal
beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm

7. Sinar gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang
gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang
menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh.

C. PENERAPAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


1. Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran
panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter.
Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan
sistem radar.Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta
3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan
memonitor lingkungan.Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8-100 cm.

2. Gelombang mikro
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3-300 cm.
Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi
melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif.Pada sistem PJ aktif, pulsa
microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk
mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall
Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi
microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi
elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di
awan dan intensitas hujan.
3. Sinar inframerah
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran
inframerah dari tubuh.Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan
untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi dan kanker.Radiasi
inframerah dapat juga digunakan dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa
sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote
control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang
dihasilkan oleh LED (Light Emiting Diode) yang terdapat dalam unit, sehingga
kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.

4. Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-
kuman penyakit kulit.

5. Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan
tulang dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah.Akan tetapi
penggunaan sinar X harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak
akibat penggunaan sinar X yang terlalu lama.

KUALITAS DAN KUANTITAS SINAR X


A. KUALITAS SINAR-X

Kualitas sinar-X adalah pengukuran kemampuan berkas sinar-X untuk menembus


obyek. Daya tembus digambarkan sebagai jarak berkas sinar-X melewati obyek atau materi.
Satuan kualitas sinar-X disebut Half-value layer (HVL). HVL dari berkas sinar-X adalah
ketebalan bahan penyerap yang digunakan untuk mereduksi intensitas (kuantitas) sinar-X
menjadi setengah dari nilai sebenarnya. Faktor yang berpengaruh langsung adalah kVp dan
filter. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sinar juga akan mempengaruhi kontras
radiografi.

1. Beda Potensial Tabung (kVp, kiloVolt peak) Tegangan tabung adalah memindahkan satu
satuan muatan. Menarik elektron dari filamen ke permukaan target yang tertanam di anoda.
Beda potensial akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-x karena perubahannya
mempengaruhi panjang gelombang yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai kVp semakin
pendek panjang gelombang, semakin baik kualitas sinar-x. Pada kenyataannya kVp yg
digunakan antara 40-150 kVp. Secara teori jika intensitas x-ray dinaikkan 2x lipat maka akan
menaikkan kVp sebesar 40%. Ketika kVp dinaikkan sedangkan mAs diturunkan dengan OD
(Optical Density) tetap maka dosis yang diterima pasien akan turun secara signifikan
mengurangi kontras. Beda potensial tabung sinar-X (kVp) dapat berpengaruh pada intensitas
sinar-X yang dihasilkan dimana akan berpengaruh pula terhadap citra radiograf yang
dihasilkan pada suatu objek. Selain itu, kVp juga berperan penting dalam kemampuan daya
tembusnya dalam menembus suatu bahan atau objek terutama terhadap objek yang tebal.
Semakin tebal suatu objek maka semakin tinggi pula kVp yang kita atur dalam melakukan
eksposi. Hal tersebut mempengaruhi intensitas sinar-X yang keluar dari tabung sinar-X.
Peranan kVp sangat penting ketika peristiwa Anode Heel Effect dimana apabila ketebalan
suatu objek tidak merata maka penggunakan kVp yang tepat sangatlah mempengaruhi citra
radiografi yang dihasilkan. Dimana ketika melakukan positioning sebaiknya kita meletakkan
objek yang tebal pada sisi katoda sedangkan objek yang tipis (tidak begitu tebal) diletakkan
tepat pada sisi anoda. Hal ini dikarenakan agar intenstas sinar-X yang diterima oleh objek
sama rata.

2. Filtrasi Pengertian filter adalah suatu bahan yg dapat meningkatkan kehomogenitasan


energi radiasi yg dipancarkan oleh anoda tabung tanpa absorpsi. Menentukan kualitas berkas
dan intensitas Bahan filter yg digunakan berfungsi utk mengurangi dosis radiasi yg diterima
pasien dan meningkatkan kualitas radiasi. Berikut adalah jenis – jenis filter. a. Inherent Filter
Inherent filter adalah material yang terletak di jalan foton sinar-x dari focal spot (target)
untuk membentuk pancaran yang dikeluarkan dari tabung. Inherent filter terdiri dari glass
tabung yg membungkus anoda dan katoda, oli pada sistem pendingin tabung dan window
pada tabung Setara antara 0,5 – 1 mm Al. Filter ini sudah ada dalam tabung sinar x atau
bawaan dari pabrik. b. Additional Filter Additional filter adalah peletakan cakram aluminium
di tempat jalannya sinar-x antara collimator dan tubehead seal. Cakram ini mempunyai
ketebalan 0,5 mm dan berfungsi menghalangi lewatnya foton sinar-x berenergi rendah,
panjang gelombang lebih panjang, dan tidak berguna dalam proses diagnosis serta berbahaya
bagi pasien. Hasilnya adalah pancaran foton dengan panjang gelombang lebih rendah,
berenergi tinggi, dan mempunyai tingkat penetrasi lebih tinggi pula untuk proses diagnosis.

HVL (Half Value Layer) HVL adalah nilai ketebalan suatu bahan yg dapat menyerap 50 %
intensitas berkas sinar-X yang mengenainya. Tiap – tiap jenis bahan memiliki HVL masing-
masing. Misalnya HVL untuk diagnostik biasanya dalam rentang 3 – 5 mm Al atau 3 – 6 cm
untuk jaringan lunak. Atenuasi adalah reduksi kualitas x-ray yg dihasilkan melalui absorbsi
dan hamburan. Dalam radiografi, kualitas x-ray diukur dgn HVL. HVL adalah ketebalan
bahan penyerap untuk mengurangi intensitas x-ray menjadi setengah dari nilai intensitas
semula. Disamping itu, istilah lain yang dikenal dari HVL yaitu QVL (Quarter Value Layer)
dimana merupakan ketebalan bahan (Al) yang mengakibatkan pengurangan intensitas
menjadi ¼ Io. Istilah lain adalah TVL (tenth value layer) yaitu tebal bahan (Al) yang dapat
menyerap 90% intensitas mula-mula atau intensitas yang diteruskan tinggal sepersepuluh
(10%) nya.
Konsep HVL ini berguna untuk menghitung secara cepat tebal perisai radiasi yang diperlukan
hingga level tertentu. Perhitungan intensitas radiasi yang masih diteruskan setelah melalui
suatu bahan penyerap (penahan radiasi) lebih mudah bila menggunakan konsep HVL dan
TVL.

Dimana n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL (x / TVL).

Penambahan HVL dapat etrjadi pada penambahan HVL yang kedua dan yang ketiga.
Penambahan HVL yang kedua disebut dengan 2nd HVL yang merupakan penambahan
ketebalan bahan (Al) pada HVL yang dihasilkan oleh Io dari ½ Io menjadi ¼ Io. Sedangakan
penambahan HVL yang ketiga disebut dengan 3rd yang merupakan penambahan ketebalan
bahan (Al) yang menghasilkan intensitas sinar radiasi dari ¼ menjadi ½ dari intensitas mula-
mula.

B. KUANTITAS SINAR-X

Kuantitas sinar-X adalah pengukuran jumlah photon sinar-X dalam berkas utama. Kadang
disebut juga output sinar-X, intensitas atau exposure. Satuan dari kuantitas sinar-X adalah
Roentgen (R). Faktor yang berpengaruh secara langsung adalah mAs, kV, jarak dan filtrasi.
Pengaruh dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut : (Nova Rahman, 2009)

1. Kuat Arus (miliampere second, mAs) Ampere adalah satuan dari kuat arus. Penambahan
kata mili menandakan bahwa kuat arus yang digunakan berorde 10-3. Ini berarti kuat arus
yang digunakan pada raadiografi sangat kecil. Electron yang akan menumbuk anoda
dihasilkan di katoda tepatnya di filament. Filament ini kan menghasilkan electron ketika
dipanaskan. Pemanasan filament ini dapat terjadi apabila tabung sinar-X diberi arus listrik.
Semakin besar arus yang diberikan pada tabung sinar-X, maka akan semakin banyak electron
yang dihasilkan oleh filament. Semakin banyak electron yang dihasilkan oleh filament, maka
akan semakin banyak electron yang menumbuk anoda dan itu berarti semakin banyak foton
sinar-X yang dihasilkan. Karena penambahan arus berhubungan dengan banyaknya foton
sinar-X yang dihasilkan, maka dapat disimpulkan bahwa mAs berhubungan dengan kuantitas
sinar-X. mAs (arus tabung) tidak mempengaruhi kualitas sinar-X karena panjang gelombang
tidak ikut berubah seiring dengan berubahnya nilai mA. Kuat arus yang diberikan pada
tabung sinar-X ini harus dikombinasikan dengan waktu eksposi yang dinyatakan dalam
second (s). Kombinasi antara kuat arus dengan waktu yang diberikan ke tabung sinar-X yang
kemudian disebut dengan mAs. Dalam radiografi, pembentukan gambar dihasilkan dari nilai
mAs. Maka dalam radiografi sebaiknya digunakan kombinasi mA dan s dengan nilai mA
yang tinggi dan nilai s yang rendah atau dengan kata lain digunakan waktu eksposi yang
sesingkat mungkin. Perhatikan contoh berikut.

Penggunaan waktu eksposi yang singkat akan memberikan keuntungan sebagai berikut.

1. Mengurangi kekaburan gambar akibat pergerakan oasien (movement unsharpness).

2. Mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien berdasarkan prinsip proteksi radiasi yang
menganjurkan menggunakan waktu eksposi yang sesingkat mungkin.
Perkalian kuat arus dengan waktu mempengaruhi kuantitas sinar-X yang dikeluarkan tabung
serta berpengaruh juga terhadap kenaikan kV

Hubungan mAs terhadap kuantitas sinar-X Kenaikan mAs akan diikuti dengan
banyaknya jumlah electron yang dihasilkan dan mempengaruhi banyaknya foton sinar-X
yang dihasilkan atau dengan kata lain mAs berhubungan dengan kuantitas atau intensitas
sinar-X yang dihasilkan. Kuantitas sinar-X akan mempengaruhi densitas (derajat kehitaman)
gambaran pada film yang dihasilkan. Semakin tinggi mA yang digunakan, maka akan
semakin tinggi pula densitas yang dihasilkan. Hubungan mAs terhadap kuantitas sinar-X
dapat dirumuskan sebagai berikut. (Bushong, 1988)

2. Hubungan mAs terhadap kenaikan kV Kenaikan mAs akan mengikuti kenaikan kV yang
digunakan untuk menghasilkan sebuah gambaran pada film. Apabila pada objek yang lebih
tebal, agar sinar-X dapat menembus objek tersebut dengan baik, maka akan digunakan kV
yang lebih tinggi. Karena kV yang digunakan lebih tinggi makan untuk mengimbanginya
digunakan juga mAs yang lebih tinggi. (Ball and Price, 1990)

Pada kisaran kV tertentu antara 60 – 80 kV, terdapat kecenderungan semakin tinggi kV yang
digunakan akan semakin menurun mAs nya. Hal ini didasarkan pada aturan 10 kV (10 kV’s
rule). Aturan 10 kV menyebutkan bahwa apabila kV naik 10 kV, maka mAs akan turun 50%
dari semula dan apabila kV turun 10 kV, maka mAs akan naik 50% dari semula. Untuk
penggunaan kV yang tinggi atau biasa disebut dengan teknik kV tinggi (high kV technique)
dengan kisaran kV mulai dari 100 kV ke atas, mAs cenderung menjadi sangat rendah. Hal ini
didasarkan pada rumus hubungan antara mAs dengan kV sebagai berikut.

(kV1)4 x mAs1 = (kV2)4 x mAs2

Dimana : kV1 = kV awal sebelum diubah mAs1 = mAs awal sebelum diubah kV2 = kV
sesudah diubah mAs2 = mAs sesudah diubah. Aturan 10 kV dan penggunaan teknik kV
tinggi yang kemudian menggunakan mAs yang lebih rendah sebenarnya dapat dijelaskan
dengan menggunakan prinsip kenaikan kV. Kenaikan kV akan menimbulkan radiasi hambur
yang akan menghitamkan gambaran, artinya jika dibandingkan antara dua kV, tentunya kV
yang lebih tinggi yang akan menghasilkan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dnegan
yang lebih rendah. Kemudian mAs berpengaruh terhadap densitas film, dimana semakin
tinggi mAs yang diberikan, semakin tinggi densitas yang dihasilkan pada film. Oleh karena
itu, apabila diberikan kV tinggi, maka sebaiknya diberikan mAs tang rendah supaya densitas
pada film tetap stabill, tidak bertambah.

2. Beda Potensial (kilovolt, kV) Volt merupakan satuan dari beda potensial atau tegangan
dari tabung sinar-X. penambahan kata kilo di depannya berarti volt yang digunakan
mempunyai orde 103. Ini berarti tegangan yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi
dimulai dari ribuan volt. Bahkan dalam beberapa literature disebutkan bahwa sinar-X baru
dapat dihasilkan pada tegangan 40 kV. Sinar-X baru akan dihasilkan apabila tumbukan
electron di anoda tepatnya di target, sangat cepat dan seketika itu juga dihentikan mendadak.
Hal ini biasa disebut dnegan sinar-X bremstrahlung. Electron yang dihasilkan di katoda tidak
akan bisa bergerak dengan sangat cepat jika diberi beda potensial atau tegangan yang sangat
tinggi diantara katoda dan anoda. Electron yang dihasilkan pada anoda bermuatan negative
sementara anoda tempat electron menumbuk bermuatan positif. Secara alami electron yang
bermuatan negative akan tertarik ke anoda yang bermuatan positif. Supaya electron ini dapat
bergerak dengan sangat cepat, maka diberi beda potensial diantara katoda dan anoda. Hal ini
akan membuat muatan positif pada anoda bertambah besar yang secara alami akan menarik
electron dengan kekuatan yang lebih besar, inilah yang menyebabkan electron bergerak
sangat cepat menuju anoda. (Nova Rahman, 2009)

Beda potensial mempengari kuantitas sinar-X (intensitas sinar-X) yang dikeluarkan tabung,
berpengaruh pula pada ketebalan objek yang dilaluinya, peristiwa anode heel effect serta
pada gambaran yang dihasilkan. (Nova Rahman, 2009) 1. Pengaruh kV terhadap Kuantitas
Sinar-X Semakin tinggi kV yang diberikan diantara katoda dan anoda, maka electron akan
bergerak semakin cepat. Semakin cepat electron menumbuk anoda pada target, maka akan
semakin cepat sinar-X terbentuk dan semakin kuat daya tembus dari sinar-X yang dihasilkan
tersebut. (Nova Rahman, 2009) Beda potensial akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas
sinar-X karena perubahannya mempengaruhi panjang gelombang yang dihasilkan. Semakin
tinggi nilai kVp semakin pendek panjang gelombang, semakin baik kualitas sinar-X.
(Bushong, 1998) Kemampuan foton untuk menembus benda tergantung pada energinya.
Foton sinar-X berenergi tinggi mempunyai kemampuan menembus benda padat lebih tinggi
daripada foton sinar-X yang berenergi lebih rendah. Oleh karena itu, semakin tinggi kVp dan
energi rerata pancaran sinar, semakin tinggi kemampuan penetrasi sinar terhadap benda
padat. (Bushong, 1998)

2. Pengaruh kV terhadap Ketebalan Objek Meningkatnya intensitas sinar-X akan


meningkatkan pula daya tembus sinar-X terhadap objek yang dieksposi. Jadi pada objek yang
lebih tebal harus digunakan kV yang lebih tinggi supaya sinar-X dapat menembus objek dan
cukup untuk membentuk gambaran pada film. (Nova Rahman, 2009) Penambahan kV
terhadap objek dilakukan berdasarkan ketentuan bukan dilakukan berdasarkan perasaan.

3. Peristiwa Anode Heel Effect Sebagaimana diketahui bahwa kenaikan kV akan


mempengaruhi kenaikan intensitas sinar-x. Namun ternyata kemampuan sinar-x yang
dikeluarkan oleh anoda kekuatannya berbeda-beda. Perubahan intenstas ini selain karena
perubahan kV, juga diakibatkan oleh sudut sinar-x yang dibentuk anoda. Perbedaan sinar-x
akibat perbedaan sudut pada anoda disebut dengan Anoda Heel Effect. Intensitas sinar-x
bernilai 100% apabila berada pada garis central ray atau pusat sinar. Kebanyakan orang
mungkin memahami bahwa kekuatan penuh dimiliki oleh pusat keluarnya energy. Namun
pada peristiwa anoda heel effect, itensitas sinar-x akan mengalami kenaikan justru ketika arah
sinar bergeser menuju arah katoda. Peristiwa kenaikan intensitas sinar-x pada arah katda ini
dapat dijelasakan dengan melihat anoda sebagai tempat menumbuknya electron. Anoda
sebagai tempata menumbuknya electron arahnya tidak lurus namun memiliki sebuah sudut.
Sudut ini dibentuk dengan tujuan agar sinar-x yang dihasilkan keluar menuju window pada
tabung sinar-x dan jatuh tegak lurus dengan kaset. Sesuai dengan tujuannya, sudut yang
dibentuk akan mengarah ke katoda. Karena sudut anoda yang mengarah ke katoda inilah
maka intensitas sinar-x akan meningkat lebih daripada di pusat sinar. Namun meningkatnya
intensitas ini hanya terjadi pada daerah yang tidak begitu jauh dari pusat sinar sebab setelah
menjauhi pusat sinar, intensitas sinar-x jufa akan semakin menurun. Anode heel effect ini
dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemeriksaan pada objek yang panjang tetapi memiliki
ketebalan yang tidak sama, sementara harus menghasilkan densitas yang sama. Biasanya
anode heel effect ini dimanfaatkan untuk pemeriksaan femur.

4. Pengaruh kV terhadap Gambaran Untuk mendapatkan gambaran yang baik, dibutuhkan


penggunaan faktor eksposi yang tepat termasuk kV. Pada pasien yang gemuk cenderung
digunakan kV yang lebih tinggi dengan alasan supaya sinar-X dapat menmbus tubuh pasien
dan membentuk gambaran pada film. Apabila penggunaan kV tidak tepat maka akan terjadi
pembentukan gambaran yang bisa dianggap salah yaitu over expose atau gambaran dengan
densitas yang tinggi akibat penggunaan faktor eksposi yang terlalu tinggi dan under espose
atau gambaran dengan densitas yang rendah akibat penggunaan faktor eksposi yang terlalu
rendah. (Nova Rahman, 2009) Penggunaan kV tinggi akan menyebbakan radisi hambur
(scatter radiation). Hal ini dikarenakan sinar-X yang dihasilkan dari kV yang tinggi akan
memiliki intensitas yang tinggi pula. Saat berinteraksi dengan objek, sinar-X dengan
intensitas tinggi ini ada yang diteruskan dan ada pula yang dipantulkan. Sinar-X yang
memantul ini karena masih memliki intensitas yang tinggi maka masih sanggup untuk
menghitamkan film. Karena hal ini, gambaran yang dihasilkan, densitasnya akan lebih tinggi
dari biasanya. Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka digunakan gris yang merupakan
suatu alat berbentuk lempengan yang dipasang di atas kaset yang dieksposi, terbuat dari
aluminium yang disusun perbaris, dimana tujuan penggunaan alat ini adalah untuk menyerap
radiasi hambur, sehingga sinar-X yang masuk ke kaset dan mengenai film hanya sinar-X
yang memiliki kualitas bagus. (Nova Rahman, 2009)

3. Jarak Pemotretan Pengaruh jarak terhadap penyinaran pada image reseptor adalah
berbanding terbalik dengan kuadratnya. FFD turut berperan terhadap intensitas yang
diteruskan sampai dengan ke image reseptor tetapi tidak berpengaruh terhadap kualitas
radiasi sinar-X yang dipancarkan. (Bushong, 1998) 1. Jarak Pemotretan Jarak pemotretan
yang ada pada radiografi terbagi menjadi tiga macam yaitu (Nova Rahman, 2009) : a) FFD
(Focus Film Distance) atau SID (Source Image Distance) Istilah ini diberikan untuk jarak dari
focus yang berada pada window di tube sampai ke film dimana bayangan atau image tersebut
dicatat. b) FOD (Focus Objek Distance) atau SOD (Source Object Distance) Istilah ini
diberikan untuk jarak dari focus yang berada pada window di tube sampai ke objek yang
diinginkan. c) OFD (Object Film Distance) Istilah ini diberikan untuk jarak dari objek yang
diinginkan sampai ke permukaan film.

2. Pengaruh Jarak Pemotretan terhadap Kuantitas Sinar-X Perubahan jarak akan


mengakibatkan perubahan pada intensitas : “Jika jarak meningkat maka kuantitas akan
menurun atau dengan kata lain peningkatan jarak akan mengurangi kuantitas sinar-X”
(Bushong, 1998) Meningkatnya jarak pemotretan terutama FFD akan menyebabkan intensitas
sinar-X yang sampai ke film akan berkurang. Hal ini sesuai dengan rumus inverse square law
yang menyatakan hubungan antara jarak dengan kuantitas atau intensitas sinar-X.
3. Filtrasi Pada umumnya tabung pesawat sinar-X diagnostik menggunakan filter
inherent dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa aluminium yang kalau
di disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini berfungsi menyaring radiasi yang
lemah. Sedangkan pada pemotretan yang menggunakan tegangan yang rendah seperti
pada teknik pemotretan mammografi, filter tambahan tidak diperlukan akan tetapi
pada pemotretan tegangan tinggi. Filter tambahan perlu diperhitungkan. Pancaran
sinar-X mempunyai spektrum energi foton yang berbeda-beda, hanya foton dengan
energi tertentu yang dapat menembus struktur anatomis lalu bertabrakan dengan film.
Foton dengan energi yang lebih rendah (panjang gelombang yang panjang) berperan
serta dalam pencahayaan namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk
menyentuh film. Oleh karena itu, untuk mengurangi dosis radiasi pasien, foton dengan
kemampuan penetrasi lebih rendah harus dihilangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
meletakkan filter aluminium pada garis laluan sinar. Aluminium digunakan karena
dapat menyerap foton berenergi rendah dengan sedikit efek pada foton berenergi
tinggi yang dapat berpenetrasi sampai ke film. Filtrasi, filter logam, biasanya terbuat
dari alumunium atau tembaga, yang dimasukkan ke dalam tube housing x-ray
sehingga energi rendah yang dipancarkan oleh sinar-X dapat diserap sebelum
mencapai pasien (Bushong, 1998).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom
beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom
mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan
netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai membangkitkan minat
terhadap penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula kelemahan yaitu teori
atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang
berpengaruh pada pemanfaatan radiasi sinar-X untuk menunjang kesehatan
masyarakat antara lain.
1. Terbatasnya tenaga medis, ini sangatberpengaruh terhadap kelancaran pelayanan
penggunaan pesawat radiasi.
2. Faktor perawatan merupakan kegiatan yang sangat diperlukan pada operasi pesawat
radiasi.
3. Beban pelayanan perlu dipertimbangkan untuk menjaga ketahanan elemen pesawat.
4. Penyediaan suku cadang juga perlu dipersiapkan, agar pada saat terjadi kerusakan
dapat cepat diatasi, sehingga tidak menggangu pelayanan.
5. Teknisi ahli sangat diperlukan untuk menjaga tetap berlangsungnya operasi pesawat
radiasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. ARIF JAUHARI, 2008, ”Berkas Sinar-X dan Pembentukan gambar pada Pesawat sinar-
X”, Puskaradim, Jakarta.
2. BAMBANG .SW, 1986, ”Fisika Atom”, Karunika, Jakarta
3. CHOLID BADRI, 1998, ”Aspek Pemeliharaan Sarana Radiasi”, Instalasi Radioterapi
RS.Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
4. DARMAWAN, 1987, ”Fisika Zat Padat”, Karunika, Jakarta
5. MUKHLIS AKHADI, 2001, ”Napak Tilas 106 Tahun Perjalanan Sinar-X”,
PKRBNBATAN, Jakarta.
6. http://www.danielnugroho.com/science/prinsip-ketidakpastian-heisenberg/
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Dualitas_gelombang-partikel
8. http://ardyansyah10.co.id/2014/03/struktur-atom-sistem-periodik-dan.html
9. www.googleimage.com
10. https://id.wikipedia.orf/wiki/partikel_dasar
11. https://marisahintya.wordpress.com
12. www.academia.edu
13. https://ekaaidha.wordpress.com
14. dokumen.tips/documents/partikel-dasar-penyusun-atom.html

Anda mungkin juga menyukai