Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola
gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).
Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak antara puncak:
Gelombang adalah gangguan yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan
mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi
gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium
(yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di
mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain
tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada
perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi
tertentu.
1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa
dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda
Radiasi elektromagnetik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang
berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat
yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian
teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang
elektromagnetisme.
Sinar kosmis tidak termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil
dari 0,0001 nm.
Sinar dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio dan infra merah,
mempunyai frekuensi dan tingkat energi yang lebih rendah. Sinar dengan panjang
gelombang kecil, ultra violet, sinar x atau sinar rontgen, dan sinar gamma, mempunyai
frekuensi dan tingkat energi yang lebih tinggi.
Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep gelombang elektromagnetik.
Dan, konsep gelombang elektromagnetik ternyata sangat luas tidak hanya berkaitan
dengan TV atau ponsel saja, melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering kita
temukan sehari-hari di sekitar kita. Aplikasi tersebut meliputi microwave, radio, radar,
atau sinar-x.
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada dua hukum dasar yang
menghubungkan gejala kelistrikan dan kemagnetan.
Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal
sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah
menemukan gejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere.
Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere.
Michael Faraday, penemu induksi elektromagnetik
Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep
simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan.
Usulan yang dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah
terhadap waktu dapat menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat
terjadi. Dengan demikian Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah
terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini
kemudian menjadi hukum ketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan
kemagnetan.
Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada
dasarnya merupakan pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu,
prinsip ini dikenal dengan nama Hukum Ampere-Maxwell.
Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya
suatu pola dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan
medan listrik yang juga berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah
terhadap waktu juga dapat menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung
secara kontinu maka akan dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu.
Jika medan magnet dan medan listrik ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam
ruang ke segala arah maka ini merupakan gejala gelombang. Gelombang semacam ini
disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik dan medan magnet
yang merambat dalam ruang.
Pada mulanya gelombang elektromagnetik masih berupa ramalan dari Maxwell yang
dengan intuisinya mampu melihat adanya pola dasar dalam kelistrikan dan kemagnetan,
sebagaimana telah dibahas di atas. Kenyataan ini menjadikan J C Maxwell dianggap
sebagai penemu dan perumus dasar-dasar gelombang elektromagnetik.
Teori Maxwell tentang listrik dan magnet meramalkan adanya gelombang elektromgnetik
Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu
satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya
gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan
(kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding
terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah
frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi
frekuensinya.
i. Spektrum Elektromagnetik
b. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300
cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan
pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan
sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave
ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk
mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi
adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave
Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang
dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi
elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan,
kandungan air di awan dan intensitas hujan.
c. Infrared
d. Visible
iv. Sensor
Ada dua tipe deteksi yang dilakukan oleh sensor: deteksi pasif dan
aktif. Banyak bentuk PJ yang menggunakan deteksi pasif, dimana
sensor mengukur level energi yang secara alami dipancarkan,
dipantulkan, atau dikirimkan oleh target. Sensor ini hanya bisa bekerja
apabila terdapat sumber energi yang alami, pada umumnya sumber
radiasi adalah matahari, sedangkan pada malam hari atau apabila
permukaan bumi tertutup awan, debu, asap dan partikel atmosfer lain,
pengambilan data dengan cara deteksi pasif tidak bisa dilakukan
dengan baik. Contoh sensor pasif yang paling dikenal adalah sensor
utama pada satelit Landsat, Thematic Mapper, yang mempunyai 7 band
atau channel.
o Band 1 (0.45-0.52 _m; biru) - berguna untuk membedakan
kejernihan air dan juga membedakan antara tanah dengan
tanaman.
o Band 2 (0.52-0.60 _m; hijau) - berguna untuk mendeteksi
tanaman.
o Band 3 (0.63-0.69 _m; merah) - band yang paling berguna untuk
membedakan tipe tanaman, lebih daripada band 1 dan 2.
o Band 4 (0.76-0.90 _m; reflected IR) - berguna untuk meneliti
biomas tanaman, dan juga membedakan batas tanah-tanaman dan
daratan-air.
o Band 5 (1.55-1.75 _m; reflected IR) – menunjukkan kandungan
air tanaman dan tanah, berguna untuk membedakan tipe tanaman
dan kesehatan tanaman. Juga digunakan untuk membedakan
antara awan, salju dan es.
o Band 6 (10.4-12.5 _m; thermal IR) - berguna untuk mencari
lokasi kegiatan geothermal, mengukur tingkat stress tanaman,
kebakaran, dan kelembaban tanah.
o Band 7 (2.08-2.35 _m; reflected IR) – berhubungan dengan
mineral; ration antara band 5 dan 7 berguna untuk mendeteksi
batuan dan deposit mineral.
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada
1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori
dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the
electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima
gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan
gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal
Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan
teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh
properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa
persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut
persamaan gelombang.
Electromagnetic Research
Maxwell Review
Sekitar abad ke 19, Maxwell menyatakan persamaan nya yang cukup mengejutkan dunia
Fisika. Salah satunya menyatakan adanya gelombang elektromagnetik. Namun, saat itu
belum dapat dibuktikan. Karna itu, Heinrich Hertz mencoba untuk membuktikan
keberadaan gelombang elektromagnetik itu.
Secara teori, Hertz menyadari bahwa gelombang elektromagnetik yang dinyatakan
Maxwell merupakan gabungan dari gelombang listrik dan gelombang magnetik secara
saling tegak lurus. Begitu pula dengan arah geraknya. Karena gelombang tersebut
mengantung gelombang listrik, maka Hertz mencoba membuktikan keberadaan
gelombang elektromagnetik tersebut melalui keberadaan gelombang listriknya yang
diradiasikan oleh rangkaian pemancar.
Hertz mencoba membuat rangkaian pemancar sederhana dengan bantuan trafo untuk
memperkuat tegangan dan kapasitor sebagai penampung muatannya. Karena ada arus
pergeseran pada gap pemancar, diharapkan ada radiasi gelombang elektromagnetik yang
akan dipancarkan. Karena secara teori, dari percikan yang muncul akan dihasilkan
gelombang elektromagnetik. Alhasil, pada rangkaian loop penerima yang hanya berupa
kawat berbentuk lingkaran yang tanpa diberikan sumber tegangan apapun, ternyata
muncul percikan listrik pada gap-nya. Ini membuktikan ada listrik yang mengalir melalui
radiasi suatu benda.yang akhirnya terhantarkan ke loop. Karena merasa belum puas,
Hertz mencoba untuk menghitung frekuensi pada loop.
Ternyata frekuensi yang dihasilkan sama dengan frekuensi pemancar. Ini artinya listrik
pada loop berasal dari pemancar itu sendiri. Dengan ini terbuktilah adanya radiasi
gelombang elektromagnetik Maxwell. Percobaan Hertz ini juga memicu penemuan
telegram tanpa kabel dan radio oleh Marconi. Rangkaian ini ada dalam kaca quartz untuk
menghindari sinar UV.
Sifat Gelombang Elektromagnetik
Fisika Kelas 3 > Gelombang Elektromagnetik
339
Catatan: