Anda di halaman 1dari 16

Panjang gelombang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola
gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).

Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak antara puncak:

Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi (misalnya


tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau kekuatan listrik atau medan magnet
untuk cahaya), pada suatu titik dalam fungsi waktu x.

Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah puncak


untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjan gelombang sama
dengan kecepatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan
dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan
cahaya c, untuku sinyal (gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara.

Hubungannya adalah: di mana:

λ = panjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang


elektromagnetik
c = kecepatan cahaya dalam vakum = 299,792.458 km/d ~ 300,000 km/d =
300,000,000 m/d atau
c = kecepatan suara dalam udara = 343 m/d pada 20 °C (68 °F)
f = frekuensi gelombang
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu
gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjauh dari garis
kesetimbangan dalam gelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran
matematika - geometrika.

Gelombang adalah gangguan yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan
mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi
gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium
(yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di
mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain
tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada
perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi
tertentu.

Suatu medium disebut:

1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa
dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda

Radiasi elektromagnetik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang
berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat
yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian
teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang
elektromagnetisme.

Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz. Gelombang elektromagnetik


termsuk gelombang transversal.

Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik.


Waktu kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi
elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung
pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti
partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang
gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui
sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi
gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h
ialah konstanta Planck — 6.626 × 10 −34 J·s — dan ν adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.

[sunting] Gelombang elektromagnetik

Yang termasuk gelombang elektromagnetik

Gelombang Panjang gelombang λ


gelombang radio 1 mm-10.000 km
infra merah 0,001-1 mm
cahaya tampak 400-720 nm
ultra violet 10-400nm
sinar X 0,01-10 nm
sinar gamma 0,0001-0,1 nm

Sinar kosmis tidak termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil
dari 0,0001 nm.

Sinar dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio dan infra merah,
mempunyai frekuensi dan tingkat energi yang lebih rendah. Sinar dengan panjang
gelombang kecil, ultra violet, sinar x atau sinar rontgen, dan sinar gamma, mempunyai
frekuensi dan tingkat energi yang lebih tinggi.

Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep gelombang elektromagnetik.
Dan, konsep gelombang elektromagnetik ternyata sangat luas tidak hanya berkaitan
dengan TV atau ponsel saja, melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering kita
temukan sehari-hari di sekitar kita. Aplikasi tersebut meliputi microwave, radio, radar,
atau sinar-x.

Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada dua hukum dasar yang
menghubungkan gejala kelistrikan dan kemagnetan.

Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal
sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah
menemukan gejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere.
Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere.
Michael Faraday, penemu induksi elektromagnetik

Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan


(menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejala
induksi elektromagnet. Konsep induksi elektromagnet ditemukan secara eksperimen
oleh Michael Faraday dan dirumuskan secara lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksi
elektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai Hukum Faraday-Henry.

Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep
simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan.
Usulan yang dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah
terhadap waktu dapat menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat
terjadi. Dengan demikian Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah
terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini
kemudian menjadi hukum ketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan
kemagnetan.

James Clerk Maxwell peletak dasar teori gelombang elektromagnetik

Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada
dasarnya merupakan pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu,
prinsip ini dikenal dengan nama Hukum Ampere-Maxwell.

Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya
suatu pola dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan
medan listrik yang juga berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah
terhadap waktu juga dapat menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung
secara kontinu maka akan dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu.
Jika medan magnet dan medan listrik ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam
ruang ke segala arah maka ini merupakan gejala gelombang. Gelombang semacam ini
disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik dan medan magnet
yang merambat dalam ruang.
Pada mulanya gelombang elektromagnetik masih berupa ramalan dari Maxwell yang
dengan intuisinya mampu melihat adanya pola dasar dalam kelistrikan dan kemagnetan,
sebagaimana telah dibahas di atas. Kenyataan ini menjadikan J C Maxwell dianggap
sebagai penemu dan perumus dasar-dasar gelombang elektromagnetik.

Teori Maxwell tentang listrik dan magnet meramalkan adanya gelombang elektromgnetik

Ramalan Maxwell tentang gelombang elektromagnetik ternyata benar-benar terbukti.


Adalah Heinrich Hertz yang membuktikan adanya gelombang elektromagnetik melalui
eksperimennya. Eksperimen Hertz sendiri berupa pembangkitan gelombang
elektromagnetik dari sebuah dipol listrik (dua kutub bermuatan listrik dengan muatan
yang berbeda, positif dan negatif yang berdekatan) sebagai pemancar dan dipol listrik
lain sebagai penerima. Antena pemancar dan penerima yang ada saat ini menggunakan
prinsip seperti ini.

diagram skematik eksperimen Hertz

Melalui eksperimennya ini Hertz berhasil membangkitkan gelombang elektromagnetik


dan terdeteksi oleh bagian penerimanya. Eksperimen ini berhasil membuktikan bahwa
gelombang elektromagnetik yang awalnya hanya berupa rumusan teoritis dari Maxwell,
benar-benar ada sekaligus mengukuhkan teori Maxwell tentang gelombang
elektromagnetik.
Radiasi Elektromagnetik
3. Radiasi Elektromagnetik

Berangkat dari bahasan kita di atas mengenai komponen sistem PJ,


energi elektromagnetik adalah sebuah komponen utama dari
kebanyakan sistem PJ untuk lingkungan hidup, yaitu sebagai medium
untuk pengiriman informasi dari target kepada sensor. Energi
elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa
karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength,
frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi
gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua
puncak.

Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu
satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya
gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan
(kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding
terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah
frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi
frekuensinya.

Gambar 2. Energi elektromagnetik

Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa


di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level
energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang
dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya.
Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk
mengelompokkan energi elektromagnetik.

i. Spektrum Elektromagnetik

Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan


panjang gelombang dan frekuensinya disebut spectrum
elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun
berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup
kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi
dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang
sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi
seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.

Gambar 3. Spektrum elektromagnetik

ii. Pembahasan Mengenai Kelompok Energi


a. Radio

Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik


terendah, dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan
kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling
banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan
sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca,
badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah
hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan.
Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.

b. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300
cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan
pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan
sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave
ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk
mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi
adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave
Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang
dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi
elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan,
kandungan air di awan dan intensitas hujan.

c. Infrared

Radiasi infrared (IR) bisa dipancarkan dari sebuah obyek


ataupun dipantulkan dari sebuah permukaan. Pancaran infrared
dideteksi sebagai energi panas dan disebut thermal infrared.
Energi yang dipantulkan hampir sama dengan energi sinar
nampak dan disebut dengan reflected IR atau near IR karena
posisinya pada spektrum elektromagnetik berada di dekat sinar
nampak. Panjang gelombang radiasi infrared berkisar antara 0.7
– 300 _m, dengan spesifikasi: near IR atau reflected IR: 0.7 – 3
_m, dan thermal IR: 3 –15 _m Untuk aplikasi PJ untuk lingkungan
hidup menggunakan citra Landsat, Reflected IR pada band 4
(near IR), band 5,7 (Mid IR) dan thermal IR pada band 6,
merupakan karakteristik utama untuk interpretasi citra.
Sebagai contoh, gambar berikut menunjukkan suhu permukaan
laut global (dengan thermal IR) dan sebaran vegetasi (dengan
near IR).
Gambar 4. Infrared

d. Visible

Posisi sinar nampak pada spectrum elektromagnetik adalah di


tengah. Tipe energi ini bisa dideteksi oleh mata manusia, film
dan detektor elektronik. Panjang gelombang berkisar antara 0.4
to 0.7 _m. Perbedaan panjang gelombang dalam kisaran ini
dideteksi oleh mata manusia dan oleh otak diterjemahkan
menjadi warna. Di bawah adalah contoh komposit dari citra
Landsat 7.

Gambar 5. Citra landsat komposit

e. Ultraviolet, X-Ray, Gamma Ray


Radiasi ultraviolet, X-Ray dan Gamma Ray berada dalam urutan
paling kiri pada spectrum elektromagnetik. Tipe radiasinya
berasosiasi dengan energi tinggi, seperti pembentukan bintang,
reaksi nuklir, ledakan bintang. Panjang gelombang radiasi
ultraviolet berkisar antara 3 nm-0.4 _m, sedangkan X-Ray 0.03
– 3 nm, dan Gamma ray < 0.003nm. Radiasi UV bisa dideteksi
oleh film dan detektor elektronik, sedangkan X-ray dan Gamma-
ray diserap sepenuhnya oleh atmosfer, sehingga tidak bisa
diukur dengan PJ.

iii. Interaksi Energi

Gelombang elektromagnetik (EM) yang dihasilkan matahari dipancarkan


(radiated) dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Interaksi antara radiasi
dengan partikel atmosfer bisa berupa penyerapan (absorption),
pemencaran (scattering) atau pemantulan kembali
(reflectance).Sebagian besar radiasi dengan energi tinggi diserap oleh
atmosfer dan tidak pernah mencapai permukaan bumi. Bagian energi
yang bisa menembus atmosfer adalah yang ‘transmitted’. Semua masa
dengan suhu lebih tinggi dari 0 Kelvin (-273 C) mengeluarkan (emit)
radiasi EM.
Gambar 6. Interaksi energi

iv. Sensor

Radiometer adalah alat pengukur level energi dalam kisaran panjang


gelombang tertentu, yang disebut channel. PJ multispectral
menggunakan sebuah radiometer yang berupa deretan dari banyak
sensor, yang masing masing peka terhadap sebuah channel atau band
dari panjang gelombang tertentu. Data spectral yang dihasilkan dari
suatu target berada dalam kisaran level energi yang ditentukan.

Radiometer yang dibawa oleh pesawat terbang atau satelit mengamati


bumi dan mengukur level radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan dari
benda-benda yang ada di permukaan bumi atau pada atmosfer. Karena
masing masing jenis permukaan bumi dan tipe partikel pada atmosfer
mempunyai karakteristik spectral yang khusus (atau spectral
signature) maka data ini bisa dipakai untuk menyediakan informasi
mengenai sifat target. Pada permukaan yang rata, hampir semua energi
dipantulkan dari permukaan pada suatu arah, sedangkan pada
permukaan kasar, energi dipantulkan hampir merata ke semua arah.
Pada umumnya permukaan bumi berkisar diantara ke dua ekstrim
tersebut, tergantung pada kekasaran permukaan.
Contoh yang lebih spesifik adalah pemantulan radiasi EM dari daun dan
air. Sifat klorofil adalah menyerap sebagian besar radiasi dengan
panjang gelombang merah dan biru dan memantulkan panjang
gelombang hijau dan near IR. Sedangkan air menyerap radiasi dengan
panjang gelombang nampak tinggi dan near IR lebih banyak daripada
radiasi nampak dengan panjang gelombang pendek (biru).

Gambar 7. Karakteristik signal

Pengetahuan mengenai perbedaan spectral signature dari berbagai


bentuk di permukaan bumi memungkinkan kita untuk menginterpretasi
citra. Tabel di sebelah kanan sangat berguna dalam menginterpretasi
vegetasi dari citra Landsat TM.

Ada dua tipe deteksi yang dilakukan oleh sensor: deteksi pasif dan
aktif. Banyak bentuk PJ yang menggunakan deteksi pasif, dimana
sensor mengukur level energi yang secara alami dipancarkan,
dipantulkan, atau dikirimkan oleh target. Sensor ini hanya bisa bekerja
apabila terdapat sumber energi yang alami, pada umumnya sumber
radiasi adalah matahari, sedangkan pada malam hari atau apabila
permukaan bumi tertutup awan, debu, asap dan partikel atmosfer lain,
pengambilan data dengan cara deteksi pasif tidak bisa dilakukan
dengan baik. Contoh sensor pasif yang paling dikenal adalah sensor
utama pada satelit Landsat, Thematic Mapper, yang mempunyai 7 band
atau channel.
o Band 1 (0.45-0.52 _m; biru) - berguna untuk membedakan
kejernihan air dan juga membedakan antara tanah dengan
tanaman.
o Band 2 (0.52-0.60 _m; hijau) - berguna untuk mendeteksi
tanaman.
o Band 3 (0.63-0.69 _m; merah) - band yang paling berguna untuk
membedakan tipe tanaman, lebih daripada band 1 dan 2.
o Band 4 (0.76-0.90 _m; reflected IR) - berguna untuk meneliti
biomas tanaman, dan juga membedakan batas tanah-tanaman dan
daratan-air.
o Band 5 (1.55-1.75 _m; reflected IR) – menunjukkan kandungan
air tanaman dan tanah, berguna untuk membedakan tipe tanaman
dan kesehatan tanaman. Juga digunakan untuk membedakan
antara awan, salju dan es.
o Band 6 (10.4-12.5 _m; thermal IR) - berguna untuk mencari
lokasi kegiatan geothermal, mengukur tingkat stress tanaman,
kebakaran, dan kelembaban tanah.
o Band 7 (2.08-2.35 _m; reflected IR) – berhubungan dengan
mineral; ration antara band 5 dan 7 berguna untuk mendeteksi
batuan dan deposit mineral.

Sumber: Sabins 1986:86; Jensen 1986:34

Sedangkan pada deteksi aktif, PJ menyediakan sendiri sumber energi


untuk menyinari target dan menggunakan sensor untuk mengukur
refleksi energi oleh target dengan menghitung sudut refleksi atau
waktu yang diperlukan untuk mengembalikan energi. Keuntungan
menggunakan deteksi pasif adalah pengukuran bisa dilakukan kapan
saja. Akan tetapi sistem aktif ini memerlukan energi yang cukup besar
untuk menyinari target. Sebagai contoh adalah radar Dopler, sebuah
sistem ground-based, radar presipitasi pada satellite Tropical Rainfall
Measuring Mission (TRMM), yang merupakan spaceborne pertama yang
menghasilkan peta 3-D dari struktur badai.

Eksperimen Penemuan Gelombang Elektromagnetik


Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang
berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat
yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian
teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang
elektromagnetisme.

Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada
1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori
dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the
electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.

Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima
gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan
gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal
Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.

Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan
teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh
properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa
persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut
persamaan gelombang.

Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz.

Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik.


Waktu kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi
elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung
pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti
partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang
gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui
sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi
gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h
ialah konstanta Planck — 6.626 × 10 −34 J·s — dan ν adalah frekuensi gelombang.

Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.

 
Electromagnetic Research
Maxwell Review
Sekitar abad ke 19, Maxwell menyatakan persamaan nya yang cukup mengejutkan dunia
Fisika. Salah satunya menyatakan adanya gelombang elektromagnetik. Namun, saat itu
belum dapat dibuktikan. Karna itu, Heinrich Hertz mencoba untuk membuktikan
keberadaan gelombang elektromagnetik itu.
 
Secara teori, Hertz menyadari bahwa gelombang elektromagnetik yang dinyatakan
Maxwell merupakan gabungan dari gelombang listrik dan gelombang magnetik secara
saling tegak lurus. Begitu pula dengan arah geraknya. Karena gelombang tersebut
mengantung gelombang listrik, maka Hertz mencoba membuktikan keberadaan
gelombang elektromagnetik tersebut melalui keberadaan gelombang listriknya yang
diradiasikan oleh rangkaian pemancar.
 
Hertz mencoba membuat rangkaian pemancar sederhana dengan bantuan trafo untuk
memperkuat tegangan dan kapasitor sebagai penampung muatannya. Karena ada arus
pergeseran pada gap pemancar, diharapkan ada radiasi gelombang elektromagnetik yang
akan dipancarkan. Karena secara teori, dari percikan yang muncul akan dihasilkan
gelombang elektromagnetik. Alhasil, pada rangkaian loop penerima yang hanya berupa
kawat berbentuk lingkaran yang tanpa diberikan sumber tegangan apapun, ternyata
muncul percikan listrik pada gap-nya. Ini membuktikan ada listrik yang mengalir melalui
radiasi suatu benda.yang akhirnya terhantarkan ke loop. Karena merasa belum puas,
Hertz mencoba untuk menghitung frekuensi pada loop.
 
Ternyata frekuensi yang dihasilkan sama dengan frekuensi pemancar. Ini artinya listrik
pada loop berasal dari pemancar itu sendiri. Dengan ini terbuktilah adanya radiasi 
gelombang elektromagnetik Maxwell. Percobaan Hertz ini juga memicu penemuan
telegram tanpa kabel dan radio oleh Marconi. Rangkaian ini ada dalam kaca quartz untuk
menghindari sinar UV.
 Sifat Gelombang Elektromagnetik
Fisika Kelas 3 > Gelombang Elektromagnetik
339

< Sebelum Sesudah >

1. Dapat merambat dalam ruang hampa.


2. Merupakan gelombang transversal (arah getar  arah rambat), jadi dapat
mengalami polarisasi.
3. Dapat mengalami refleksi, refraksi, interferensi dan difraksi.
4. Tidak dibelokkan dalam medan listrik maupun medan magnet.

Catatan:

Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi karena


mudah dipantulkan oleh lapisan ionosfer.

Ada 2 macam cara membawa gelombang bunyi:

1. Modulasi Amplitudo (AM)


Amplitudo gelombang radio disesuaikan dengan frekuensi gelombang
bunyi dengan frekuensi tetap.
2. Modulasi Frekuensi (FM)
Frekuensi gelombang radio disesuaikan dengan frekuensi gelombang
bunyi dengan amplitudo tetap.

Sistem FM lebih unggul daripada AM karena FM dapat mengurangi desau akibat


kelistrikan diudara, walaupun jangkauannya terbatas sekali.

Anda mungkin juga menyukai