Anda di halaman 1dari 17

Nama : Fadsyah Muhammad Arbi

NPM : 2215051063
Kelas : C

TUGAS GELOMBANG DALAM GEOFISIKA


“GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK”

A. Pengertian Gelombang

Gelombang merupakan getaran yang merambat dimana yang merambat itu


adalah energinya bukan materinya. Gelombang juga dapat dikatakan sebagai
energi dalam bentuk getaran atau osislasi yang merambat. Sebuah getaran dapat
didefinisikan sebagai sebuah gerakan bolak balik di sekitar nilai referensi.
Namun, sebuah getaran belum tentu sebuah gelombang. Sebuah usaha untuk
menetapkan keperluan dan karakteristik yang mencukupi yang memenuhi kriteria
sebagai sebuah fenomena yang dapat disebut sebagai sebuah Gelombang yang
menghasilkan garis perbatasan kabur. Sifat dari gelombang: gelombang yang
dapat dibiaskan (refraksi), gelombang yang bisa dilenturkan (defraksi),
gelombang yang dapat dipolarisasikan (diserap arah geratannya), gelombang
yang dapat dipadukan (interferensi) dan gelombang yang dapat di pantulkan
(refleksi).

Gelombang dikelompokkan sesuai jenisnya antara lain: 1. Gelombang Mekanis,


merupakan gelombang yang membutuhkan media didalam proses
perambatannya, dan sebagai contoh dalam gelombang mekanik adalah
gelombang pada tali, bunyi dan juga gelombang di air, 2. Gelombang
elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini adalah gelombang yang bisa
merambat walaupun tidak memiliki media perambatannya, dan berdasarkan dari
frekuensinya urutan dari gelombang elektromagnetik adalah : gelombang pada
radia dan juga televise, gelombang mikro, sinar inframerah, sinar tampak, sinar
ultraviolet (matahari), sinar X, dan sinar gamma (Y)

Berdasarkan arah getarannya gelombang itu juga bisa dikelompokan menjadi


gelombang longitudinal dan juga gelombang transversal. Gelombang
Longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah getaran yang sama dengan
arah rambatan. Artinya arah gerakan medium gelombang sama atau berlawanan
arah dengan perambatan gelombang. Gelombang longitudinal mekanis juga
disebut sebagai gelombang mampatan atau gelombang kompresi. Contoh-contoh
gelombang longitudinal adalah gelombang suara dan gelombang-P seismik yang
disebabkan oleh gempa dan ledakan. Gelombang tranversal merupakan getaran
memiliki arah getaran tegak lurus terhadap arah perambatan, contoh dari
gelombang tranversal ini adalah jika anda menjumpai gelombang air di lautan
ataupun gelombang tali, dikarenakan arah getarannya tegak lurus dengan arah
dari getaran maka bentuk dari gelombang ini seperti gunung dan juga lembah
yang berurutan, dan dibawah ini adalah ilustrasi dan juga istilah yang ada di
gelombang transversal. Ciri ciri dari gelombang Transversal memiliki: 1. Puncak
Gelombang (gunung), merupakan titik tertinggi dari gelombang, 2. Dasar
Gelombang (lembah) merupakan titik dasar atau yang terendah di suatu
gelombang, 3. Bukit Gelombang merupakan bagian dari gelombang yang
menyerupai gunung dengan titik yang tertinggi atau puncak dari gelombang, 4.
Panjang Gelombang merupakan jarak antara dua puncak atau bisa juga dua
lembah gelombang, 5. Amplitudo (A) merupakan simpangan yang terjauh dari
garis keseimbangan, 6. Periode (T) merupakan Waktu yang diperlukan untuk
bisa menempuh jarak dua puncak atau dua buah lembah yang berurutan, atau
lebih gampangnnya anda bisa sebut kalau waktu yang diperlukan untuk
membentuk suatu gelombang.

B. Pengertian Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa media


rambat yang membawa muatan energi listrik dan magnet (elektromagnetik).
Tidak seperti gelombang pada umumnya yang membutuhkan media rambat,
gelombang elektromagnetik tidak memerlukan media rambat (sama seperti
radiasi). Oleh karena tidak memerlukan media perambatan, gelombang
elektromagnetik sering pula disebut sebagai radiasi eletromagnetik. Bentuk
gelombang elektromagnetik hampir sama seperti bentuk gelombang transversal
pada umumnya, namun pada gelombang ini terdapat muatan energi listrik dan
magnetik dimana medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B)
yang keduanya menuju ke arah gelombang seperti yang dapat dilihat pada
gambar berikut.

Pada tahun 1862, Maxwell mengutarakan teori gelombang elektromagnetik.


Gerakan radiasi gelombang elektromagnetik mengikuti bentuk gelombang
dengan gejala elektrik dan magnetik. Interaksinya terhadap benda tergantung atas
sifat elektrik dan sifat magnetik bendanya. Sifat elektrik dan sifat magnetiknya
merupakan satu rangkaian sifat yang tidak terpisahkan. Bila sifat elektriknya
berubah, sifat magnetiknya berubah. Selanjutnya Hubungan antara kecepatan
radiasi elektromagnetik, panjang gelombang dan frekuensinya dalam bentuk
rumus sebagai berikut :
c= λ . v

c = Kecepatan radiasi elektromagnetik = 3 x 108 m/s


λ = panjang gelombang dalam satuan mikrometer.
v = frequensi, yaitu jumlah gelombang tiap detik, dalam Hertz.

Gambar 1. Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik diprediksi oleh James Clerk Maxwell, didapatkan


dari hubungan matematis Hukum Faraday’s dan Hukum Ampere. Menurut
Hukum Faraday’s dan Hukum Maxwell tersebut : Bahwa Perubahan Pada Medan
listrik akan menyebabkan perubahan pada medan magnet demikian juga
sebaliknya. Perubahan secara terus menerus hal ini akan membawa suatu energi
yang disebut energi elektromagnetik. Berdasarkan Hukum Faraday, Medan
Listrik dan medan magnet merupakan besaran vektor, maka dengan demikian
energi gelombang elektromagnetik merupakan vektor yang artinya mempunyai
besar dan arah.
Persamaan Ampere-Maxwell:

∮ B . ds=μ 0 ε 0 dt + μ 0 +ienc

Berdasarkan persamaan maxwell maka perubahan medan listrik dan medan


magnet merupakan fungsi waktu. Secara aljabar persamaan tersebut diatas sama
dengan fungsi ajabar pada perambatan akibat perbedaan tekanan pada udara
maupun pada gelombang yang terjadi dipermukaan air. Dari hal inilah konsep
“Gelombang elektromagnetik lahir. Dalam gelombang elektromagnetik
besarnya / kerapatan energi pada medan listrik sama besarnya dengan yang
terdapat pada medan magnet, disetiap titik sepanjang gelombang elektromagnetik
tersebut.

Energi elektromagnetik dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang dan


frequensinya. Panjang gelombang (λ) = jarak lurus dari puncak gelombang yang
satu dengan puncak gelombang lain yang terdekat. Satuan: Km, m, cm, mm,
mikrometer (μm), nanometer (nm) , angstrom (A), pikometer (pm). Frequensi (f)
= Jumlah siklus gelombang yang melalui satu titik dalam satu detik. Satuan Hertz
(Hz), Kilohertz (KHz), Megahertz (Mhz), Gigahertz (GHz), Terahertz (THz).
Hubungan Panjang Gelombang, Frequensi dan kecepatan rambat gelombang:

v=λ . f

Gelombang Elektromagnetik mempunyai komponen yang terdiri dari gelombang


elektrik (E) dan gelombang magnetik (B) yang saling tegak lurus dan masing –
masing tegak lurus terhadap radiasi.

C. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik meliputi cahaya, gelombang radio, sinar X, sinar


gamma, mikro gelombang, dan lain-lain. Berbagai gelombang elektromagnetik
hanya berbeda dalam panjang gelombang dan frekuensinya. Jenis-jenis spektrum
gelombang elektromagnetik yang biasanya berhubungan dengan berbagai
interval frekuensi dan panjang gelombang. Interval ini sering tidak terdefinisikan
secara benar dan kadang- kadang tumpang-tindih. Misalnya, gelombang
elektromagnetik yang kira-kira 0,1 nm biasanya disebut sinar X, tetapi jika
gelombang ini berasal dari radioaktivitas nuklir, disebut sinar gamma.
Gambar 2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) dengan satuan Hetz


(Hz) dan frekuensi dengan satuan meter (m). Gelombang elektromagnetik
dikelompokkan sesuai dengan panjang gelombang (λ) atau frekuensinya (f), dari
frekuensi terendah ke frekuensi ke lebih tinggi terdiri dari gelombang radio,
gelombang micro, gelombang inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, sinar
X, dan sinar Gamma.

Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau


frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah
atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan
dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan
oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar.
Muatan- muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut
osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena
pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio
akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.

Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi


paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah
benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan
menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang
waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave
oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro
juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging)
RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan
menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan
gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik
c=3 x 10 m/s maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan
8

penerimaan.

Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011 Hz sampai 1014 Hz atau daerah
panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang
dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada
miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah.
Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut
radiasi inframerah. Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-
molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti
memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan
bergantung pada suhu dan warna benda.
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita
dapat didefinisikan sebagai bagian dari spectrum gelombang elektromagnetik
yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi
tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk
cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya
salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang
telekomunikasi dan kedokteran.
Gambar 3. Spektrum Warna

Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz


atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan
oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang
memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam
lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan
meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup
di bumi.

Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang


gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu
tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu
tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang
gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang
menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh.

D. Metode Eleketromagnetik Dalam Geofisika

Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah
metode elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk
eksplorasi benda- benda konduktif atau benda-benda yang mampu
menghantarkan listrik serta mampu memberikan respon terhadap gaya magnet.

Gambar 4. Prinsip Penjalaran Gelombang Pada Metode Elektromagnetik

Tujuan dari dilakukannya metode ini adalah pada pemanfaatan dari perubahan
komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas untuk menentukan
struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang digunakan dapat
diperoleh dengan sengaja, seperti dengan membangkitkan medan
elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut
teknik pengukuran aktif. Survei geofisika elektomagnetik pada prinsipnya
mengukur variasi lokal medan magnet bumi atau permeabilitas magnetik tubuh
cebakan dari daerah di sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu
diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, dan
diamagnetic. Metode ini sensitif terhadap perubahan vertikal. Sifat magnetik
bahan alami seperti bijih logam magnetik dan batuan beku dasar yang
kemungkinan memiliki komposisi mineral-mineral logam yang
memungkinkannya untuk diidentifikasi dan dipetakan oleh survei magnetik. Kuat
medan magnet lokal atau anomali juga dihasilkan oleh benda baja yang terkubur
di dalam bumi dan metode ini juga sangat disukai pada studi geothermal karena
mineral mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila
dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk
mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal. Berikut
adalah contoh dari penenerapa metode elektromagnetik dalam eksplorasi
geofisika.

Gambar 5. Contoh Hasil Kenampakan Metode Eleketromagnetik

Magnetometer adalah instrumen yang sangat akurat yang mengukur medan


magnet lokal ke tingkat presisi yang tinggi. Magnetometer merupakan sistem
yang digunakan untuk aplikasi komersial termasuk presesi proton, cesium uap
dan magnetometer gradiometer. Sistem operasi memiliki prinsip yang secara
umum sama memanfaatkan cairan kaya proton dikelilingi oleh kumparan listrik.
Sebuah saat ini diterapkan melalui kumparan, yang menghasilkan medan magnet
yang sementara polarises proton. Ketika saat ini akan dihapus, proton atau
menyetel kembali presesi sepanjang garis medan magnet bumi. Presesi proton
menghasilkan arus listrik kecil yang terukur dalam kumparan, pada frekuensi
yang sebanding dengan medan magnet. Gradiometers mengukur gradien medan
magnetik dari kekuatan medan total. Anomali gradien magnetik umumnya
memberikan definisi yang lebih baik dari fitur terkubur dangkal seperti tank
dikuburkan dan drum limbah, tetapi kurang berguna untuk tugas-tugas geologi
seperti untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal dan
struktur geologi. Penetrasi mendalam survei magnetik tidak dipengaruhi oleh
tinggi konduktivitas tanah listrik, yang membuat mereka berguna di situs dengan
air tanah, tanah liat atau tingginya tingkat kontaminasi tempat GPR dan
elektromagnetik.

Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, yaitu dengan


memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak
secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang
elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah
(15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam.

Ada beberapa macam metode elektromagnetik yang sedang dikembangkan di


dunia, di antaranya adalah:
a. Metode Elektromagnetotelurik
Metode elektromagnetotelurik merupakan metode geofisika yang sangat
populer dan sering digunakan dalam survey geologi, rekayasa, dan arkeologi
dalam segala variasi. Akan tetapi, analisa data dan pemodelan biasanya
dilakukan setelah kembali ke base camp atau laboratorium. Interaksi medan
magnet bumi yang menginduksi arus listrik dibawah permukaan bumi
ditangkap oleh sensor yang berupa koil magnetik dimana struktur
penyusunannya disusun sedemikian rupa. Metode pengukuran MT
(magnetotelluric) dan AMT (audio magnetotelluric) secara umum adalah
sama, perbedaanya hanya pada cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana
semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan
yang diperoleh. Metode MT memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz
sampai 0.0000129 Hz (perioda sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT
memperoleh data dari frekuensi 0.00001 Hz – 100 Hz, dimana sumbernya
berasal dari alam (arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).

Metoda Magnetotellurik (MT) ini diperkenalkan oleh Tikhonov (1950) dan


Cagniard (1953), merupakan metoda sounding yang mampu mencapai jarak
sampai kedalaman 5 km, berasosiasi dengan densitas dan frekuensi. Saat ini
aktif dikembangkan di berbagai penjuru dunia untuk keperluan
eksplorasigeothermal dan dijadikan metoda standar untuk aplikasi ini, karena
resistivitas batuan juga memiliki hubungan yang kuat dengan kondisi
termalnya. dapat digunakan juga untuk eksplorasi migas karena kekurang-
efektifan metoda seismik pada daerah tutupan vulkanik yang tebal dan kondisi
strukturoverthrusting yang ekstrem. Tinggi rendah frekuensi akan berdampak
pada kedalaman informasi yang didapat, pada frekuensi tinggi kita akan
mendapatkan informasi dari bawah permukaan bumi yang lebih dangkal,
sedangkan pada frekuensi rendah maka kita akan mendapatkan informasi pada
kedalaman yang lebih dalam, ini dinamakan fenomena skin effect.

Data yang berupa deret waktu diubah menjadi deret frekuensi, sehingga lebih
mudah untuk berasosiasi dengan kedalaman. Lalu dengan metoda inversi, data
melalui proses robust processing yaitu agar data bersih dari pencilan luar yang
tidak diinginkan. Semua proses diatas memakai software SSMT2000 dari
Phoenix Geophysics Canada, hasilnya akan keluar data resistivitas semu dan
fasa yang berbanding dengan frekuensi. belum selesai, pemrosesan akan
dilanjutkan menggunakan software MT editor dimana kita akan memperbaiki
data MT yang masih tidak terlalu rapi.

Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis
kurva sounding tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT).
Pada metode transformasi tersebut informasi mengenai kedalaman diperoleh
dari frekuensi pengukuran atau waktu untuk metoda elektromagnet
berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian tahanan jenis semu pengukuran
ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga diperoleh tahanan
jenis sebagai fungsi dari kedalaman.
Penggunaan metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk penelitian
panas bumi, minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi regional, dan
penelitian-penelitian dalam lainnya. Peralatan magnetotelurik yang dimiliki
Pusat Survei Geologi adalah : MTU-5A Phoenix.

b. Metode CSAMT (Controlled Audio Frequency Magnetotellurics)


Metode CSAMT (Controlled Source Audio-frequency Magneto-telluric)
merupakan salah satu metode survai geofisika dengan menggunakan sistem
induksi elektromagnetik. Metode CSAMT ini merupakan perluasan dari
metode MT (Magneto-telluric) yang menggunakan sumber alami. Goldstein
dan Strangway mengembangkan suatu metode yang menggunakan sumber
medan buatan (CSAMT) . Sumber medan yang digunakan berasal dari dipol
listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi. Informasi tentang resistivitas batuan
bawah permukaan sebagai fungsi kedalaman, diperoleh dengan mengukur
besarnya medan listrik dan medan magnet untuk berbagai frekuensi.
Resistivitas listrik merupakan parameter penting untuk mengkarakterisasikan
keadaan fisis bawah permukaan, yang diasoasiasikan dengan material dan
kondisi bawah permukaan. Parameter tersebut bergantung pada lithologi,
porositas, suhu, tekanan, dan fluida yang mengisi batuan. Penurunan
persamaan untuk metode MT maupun CSAMT dikembangkan mengikuti
pendekatan Cagniard. Asumsi dasar yang digunakan adalah bumi dianggap
lapisan horizontal dimana masing- masing lapisan mempunyai sifat homogen
isotropis dan, gelombang elektromagneik alam yang berinteraksi dengan bumi
merupakan gelombang bidang. Dengan menganggap bahwa bumi bersifat
homogen isotropis, sifat fisik medium tidak bervariasi terhadap waktu dan
tidak ada suatu sumber muatan dalam medium yang ditinjau. Untuk
mendapatkan resistivitas yang sebenarnya dimana bumi mempunyai
resistivitas yang heterogen diperoleh dengan cara membuat model dan
diturunkan hubungan antara resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya
(metode inversi). Beberapa kelebihan CSAMT antara lain dapat memakai
sumber buatan (aktif) dan mempunyai interfal frekuensi 0,1 – 10 KHz,
sehingga metode ini sangat cocok untuk penelitian pada area panas bumi.

CSAMT adalah turunan spesifik konvensional-sumber alam dan audio


frekuensi magneto-telurik metode, yang menggunakan sumber buatan
(biasanya dalam kisaran 0.1Hz untuk 10kHz) untuk mempercepat akuisisi
data dan menyediakan lebih detail dan sinyal yang kuat. Sumber biasanya
terdiri baik loop atau panjang dipol membumi hingga beberapa kilometer.
Dipole mungkin dikombinasikan dengan kedua ortogonal pemancar dalam
rangka menyediakan dua sumber polarisasi. Serentak pengukuran dari lima
terpisah parameter yang diambil di setiap lokasi; dua komponen medan listrik
dan tiga komponen magnet lapangan. Medan listrik pengukuran diperoleh
menggunakan ortogonal dipol sementara magnetik vektor lapangan diukur
menggunakan multiturn permeabilitas tinggi koil. Modern instrumen CSAMT
juga memungkinkan pengukuran alam dan audiofrequensi sinyal MT dalam
rangka memberikan kedalaman eksplorasi diperpanjang rentang (yang
frekuensi rendah semakin besar kedalaman penyelidikan).

Hasil dari survei CSAMT adalah sering ditampilkan dalam grafik log-log
resistivitas semu dan fase terhadap frekuensi. Namun, merencanakan sejumlah
konvensi lainnya dapat diterapkan tergantung pada parameter tertentu yang
sedang diukur. Kombinasi inversi resistivitas 1D atau fase gabungan /
resistivitas inversi mengarah pembentukan 2D pseudosections dari resistivitas
terhadap kedalaman. Dalam gambar daerah resistivitas rendah dit ampilkan
warna biru. resistivitas tinggi dalam merah.
c. Metode Elektromagnetik VLF (Very Low Frequency)
Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi
konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan.
Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja
membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi,
pengukuran semacam ini disebut teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini
adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah
observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain
adalah teknik pengukuran pasif, teknik ini memanfaatkan medan
elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara sengaja
dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik
seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz)
yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih
praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.

Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis
kurva sounding tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT).
Pada metode transformasi tersebut informasi mengenai kedalaman diperoleh
dari frekuensi pengukuran atau waktu untuk metoda elektromagnet
berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian tahanan jenis semu pengukuran
ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga diperoleh tahanan
jenis sebagai fungsi dari kedalaman.

Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode geofisika dengan


menggunakan teknik elektromagnetik yang dirancang untuk mendeteksi objek
yang terkubur di dalam tanah dan mengevaluasi kedalaman objek tersebut.
GPR juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik
permukaan bawah tanah tanpa mengebor ataupun menggali tanah. Sistem
GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang terhubung ke
sumber pulsa (generator pulsa) dengan adanya pengaturan timing circuit, dan
bagian penerima (receiver), yaitu antena yang terhubung ke LNA dan ADC
yang kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing) serta display
sebagai tampilan outputnya.

Berdasarkan blok diagram di atas, masing – masing blok mempunyai fungsi


yang cukup penting dan saling ketergantungan. Hal ini dikarenakan GPR
merupakan suatu sistem mulai dari penghasilan pulsa pada pulse generator
lalu melewati blok-blok yang ada kemudian sampai pada blok display dimana
kita dapat melihat bentuk dan kedalaman objek yang dideteksi. Namun dalam
hal ini antena memegang peranan yang sangat penting karena menentukan
unjuk kerja dari sistem GPR itu sendiri. Adapun faktor yang berpengaruh
dalam menentukan tipe antena yang digunakan, sinyal yang ditransmisikan,
dan metode pengolahan sinyal yaitu :
 Jenis objek yang akan dideteksi
 Kedalaman objek
 Karakteristik elektrik medium tanah atau properti elektrik.
Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu citra dari
letak dan bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau dipermukaan tanah.
Untuk menghasilkan pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR harus
memenuhi empat persyaratan sebagai berikut:
 Kopling radiasi yang efisien ke dalam tanah
 Penetrasi gelombang elektromagnetik yang efisien
 Menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang besar dari objek yang
dideteksi.
 Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan resolusi yang baik.

E. Manfaat Gelombang Elektromagnetik di bidang Kegeofisikaan

Gelombang elektromagnetik memiliki berbagai manfaat di bidang kegeofisikaan.


Berikut ini adalah beberapa manfaat utama:
1. Pemetaan dan survei geologi: Gelombang elektromagnetik digunakan untuk
melakukan pemetaan dan survei geologi. Dalam metode pemetaan geolistrik,
gelombang elektromagnetik digunakan untuk mengukur sifat-sifat listrik
batuan di bawah permukaan. Hal ini membantu dalam menentukan struktur
geologi, keberadaan sumber daya mineral, atau pencitraan keberadaan air
tanah.
2. Pemetaan sumber daya alam: Gelombang elektromagnetik dapat digunakan
untuk memetakan sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas alam.
Metode pemetaan seismik refleksi menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk membangkitkan getaran di bawah permukaan dan
memetakan struktur geologi yang mungkin berpotensi mengandung minyak
atau gas.
3. Pemantauan lingkungan: Gelombang elektromagnetik juga digunakan dalam
pemantauan lingkungan. Gelombang mikro dan inframerah digunakan dalam
pemantauan cuaca dan kualitas udara. Mereka dapat mendeteksi perubahan
suhu, kelembaban, dan konsentrasi gas di atmosfer. Selain itu, gelombang
elektromagnetik juga digunakan dalam pemantauan polusi tanah dan air.
4. Pemetaan arkeologi: Gelombang elektromagnetik digunakan dalam
pemetaan
arkeologi untuk mengungkapkan situs-situs bersejarah yang terkubur di
bawah permukaan tanah. Metode geolistrik dan georadar menggunakan
gelombang elektromagnetik untuk memetakan struktur bawah tanah seperti
reruntuhan, fondasi bangunan, atau artefak.
5. Pemantauan gempa bumi: Gelombang elektromagnetik dapat digunakan
untuk memantau aktivitas gempa bumi. Sensor elektromagnetik digunakan
untuk mendeteksi perubahan medan magnetik bumi yang terkait dengan
aktivitas seismik. Informasi ini dapat digunakan untuk memahami pola
gempa bumi dan memperbaiki sistem peringatan dini.
6. Penelitian geofisika: Gelombang elektromagnetik digunakan secara luas
dalam penelitian geofisika untuk memahami sifat dan perilaku bumi.
Gelombang elektromagnetik digunakan untuk mempelajari medan magnetik
bumi, pergerakan lempeng tektonik, sifat konduktivitas batuan, dan
fenomena geologi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Afnimar. (2018). Gelombang Dalam Geofisika. Bandung: ITB Press.


Dhaneswara, R. (2012). Modul Metode Elektromagnetik . Yogyakarta: UPN
"Veteran" Yogyakarta.
Supriyadi, & Dewi, D. (2014). Pemetaan Distribusi Aliran Sungai Bawah Tanah
Menggunakan Metode Geofisika Vlf (Very Low Frequency) . Unnes Physics
Journal, 2-4.
Suryadi, Haerudin, N., & Karyanto. (2009). Identifikasi Struktur Bawah Permukaan
Lapangan Panas Bumi Way Ratai Berdasarkan Audio Magnetotelluric (AMT).
Jurnal Geofisika Eksplorasi, 9-10.
Sampurno, J. (2015). Aplikasi Metode Elektromagnetik Untuk Identifikasi Akuifer Di
Taman Universitas Tanjung Pura. Jurnal Untan, 272-278.

Anda mungkin juga menyukai