Anda di halaman 1dari 21

“Refleksi Gelombang”

Penulis
Kelompok : Lima
Nama : 1. Fadsyah Muhammad Arbi
2. Siti Mahmudah

Kelas : TG-C
Jurusan : Teknik Geofisika

Mata Kuliah : Fisika Teknik II


Dosen : 1. Dr. Alimuddin Muchtar, S.Si., M.Si.
2. Akroma Hidayatika, S.T., M.Eng.

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga mampu menyusun tugas mata kuliah
Gelombang Dalam Geofisika berupa makalah berjudul “Refleksi Gelombang”
dapat diselesaikan sesuai yang direncanakan. Makalah ini dibuat dengan maksud
untuk menjadi bahan pembelajaran pada mata kuliah Gelombang Dalam Geofisika
pada materi Refleksi Gelombang. Sebagai bahan pembelajaran, tim penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam proses belajar khususnya untuk
siswa dan mahasiswa sebagai ilmu dasar untuk pengaplikasian metode dalam
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kegelombangan khususnya mahasiswa geofisika
dalam penerapannya pada metode seismik dan metode kegeofisikaan lainnya.

Penulisan makalah yang berjudul “Refleksi Gelombang” terlaksana berkat


bimbingan dosen pengampu Dr. Alimuddin Muchtar, S.Si., M.Si. dan dukungan
tim yang turut meluangkan pikiran, waktu, dan tenaganya dalam penyusunan
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan makalah ini sehingga makalah dapat penulis selesaikan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah yang berjudul “Refleksi


Gelombang” tentunya memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap
adanya masukan-masukan positif berupa saran dan kritik yang dapat memotivasi
untuk menyempurnakan makalah ini.

Bandar Lampung, 24 Maret 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Makalah.......................................................................................2
D. Manfaat Makalah.....................................................................................2

II. PEMBAHASAN
A. Konsep Gelombang.................................................................................3
B. Konsep Refleksi Gelombang...................................................................4
C. Refleksi Gelombang Mekanik dan Elektromagnetik...............................6
D. Aplikasi Refleksi Gelombang Dalam Ilmu Geofisika...........................11

III. PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Skema Eksperimen Snellius Pada Pemantulan Gelombang.................4
Gambar 2. Konsep Pemantulan Gelombang..........................................................5
Gambar 3. Aplikasi Refleksi Gelombang Pada Metode Seismik...........................6
Gambar 4. Refleksi Satu Dimensi Pada Tali Ujung Terikat..................................7
Gambar 5. Peristiwa Pemantulan Gelombang Cahaya..........................................8
Gambar 6. Pembuktian Hukum Pemantulan Cahaya.............................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gelombang adalah perpindahan energi atau getaran yang merambat melalui


ruang atau materi, seperti air, udara, atau medium padat lainnya. Gelombang
juga dapat dikatakan sebagai energi dalam bentuk getaran atau osislasi yang
merambat. Gelombang dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti
gelombang mekanik, gelombang elektromagnetik, dan gelombang suara.
Gelombang mekanik, seperti gelombang air atau gelombang suara,
membutuhkan medium untuk merambat, sedangkan gelombang
elektromagnetik, seperti sinar X atau gelombang radio, dapat merambat
melalui ruang hampa.

Gelombang memiliki sifat-sifat yang berlaku pada saat perambatannya di


medium, salah satu sifatnya adalah gelombang dapat dipantulkan (refleksi
gelombang). Pemantulan gelombang adalah pembelokan arah rambat
gelombang karena mengenai bidang batas medium yang berbeda.
Gelombang pantul adalah gelombang yang berada pada medium yang sama
dengan gelombang datang.

Refleksi gelombang adalah salah satu fenomena yang sangat penting dalam
geofisika, terutama dalam eksplorasi bumi dan pengeboran minyak dan gas.
Refleksi gelombang terjadi ketika gelombang melewati lapisan batuan dan
kemudian dipantulkan kembali ke permukaan. Dengan menganalisis
gelombang yang dipantulkan ini, para ahli geofisika dapat mengumpulkan
informasi tentang struktur bumi dan geologi yang tersembunyi di bawah
permukaan.

Pada awalnya, refleksi gelombang digunakan oleh para ahli geologi dan
insinyur tambang untuk menentukan kedalaman dan sifat batuan di bawah
permukaan. Namun, dengan berkembangnya teknologi dan teknik
pengolahan data, refleksi gelombang menjadi metode yang sangat
penting
2

pengolahan data, refleksi gelombang menjadi metode yang sangat penting


dalam eksplorasi bumi dan pengeboran minyak dan gas. Pada saat ini, para
ahli geofisika dapat mengambil data seismik dengan menggunakan
peralatan yang sangat sensitif dan mengolah data tersebut dengan
menggunakan perangkat lunak yang canggih. Dengan menggunakan
teknologi ini, para ahli geofisika dapat mengambil gambar tiga dimensi dari
struktur bumi dan geologi di bawah permukaan dengan resolusi yang sangat
tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan menjadi beberapa pokok


bahasan yang termuat dalam makalah ini yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan gelombang ?
b. Apa yang dimaksud refleksi gelombang
c. Bagaimana refleksi gelombang pada gelombang mekanik?
d. Bagaimana refleksi gelombang pada gelombang elektromagnetik?
e. Bagaimana pengaplikasian pemantulan (refleksi) gelombang dalam
ilmu geofisika?

C. Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk menjelaskan konsep dasar gelombang dan sifat pemantulan
gelombang
b. Untuk menjelaskan bagaimana gelombang dapat dipantulkan
c. Untuk menjelaskan konsep pemantulan gelombang dalam bidang
geofisika.

D. Manfaat Makalah

Adapun manfaat dari makalah berjudul "Refleksi Gelombang" yaitu sebagai


berikut.
1. Makalah ini memberikan penjelasan tentang prinsip gelombang dan
pemantulan gelombang, sehingga dapat membantu pembaca untuk
memahami konsep-konsep tersebut.
2. Mengetahui bagaimana konsep pemantulan gelombang dapat terjadi
3. Memberikan contoh aplikasi pemantulan gelombang dalam kehidupan
sehari-hari khususnya keterkaitan refleksi atau pemantulan gelombang
terhadap bidang teknologi dan kegeofisikaan.
4. Makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran mengenai gelombang
dan sifat pemantulan gelombang terutama bagi mahasiswa dan pelajar
yang mempelajari materi ini di sekolah atau universitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Gelombang

Gelombang adalah perpindahan energi atau getaran yang merambat melalui


ruang atau materi, seperti air, udara, atau medium padat lainnya. Gelombang
memiliki dua jenis getaran, yaitu getaran amplitudo dan getaran frekuensi.
Amplitudo gelombang adalah besarnya perpindahan maksimum dari posisi
kesetimbangan, sedangkan frekuensi gelombang adalah jumlah getaran yang
terjadi dalam satu detik.

Gelombang dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu gelombang


mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik, yaitu
gelombang yang membutuhkan medium rambat, seperti gelombang air,
gelombang tali, gelombang suara dan sebagainya, sedangkan gelombang
elektromagnetik, seperti sinar X atau gelombang radio, dapat merambat
melalui ruang hampa. Berdasarkan arah rambatannya gelombang juga dibagi
menjadi dua yaitu, gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
Gelombang transversal adalah gelombang yang merambat tegak lurus
terhadap arah rambatannya, seperti gelombang tali. Gelombang longitudinal
adalah gelombang yang merambat searah dengan arah rambatannya, seperti
gelombang seismik.

Gelombang juga memiliki sifat-sifat seperti refleksi, difraksi, interferensi, dan


polarisasi. Refleksi terjadi ketika gelombang memantul dari permukaan,
sedangkan difraksi terjadi ketika gelombang melewati sebuah rintangan atau
celah. Interferensi terjadi ketika dua gelombang bertemu dan saling
mempengaruhi satu sama lain, sedangkan polarisasi terjadi ketika gelombang
hanya bergerak dalam satu arah tertentu.

Gelombang memiliki banyak aplikasi di berbagai bidang, seperti dalam


teknologi komunikasi, medis, dan geofisika. Dalam teknologi komunikasi,
gelombang elektromagnetik digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari
satu tempat ke tempat lain, sedangkan di medis, gelombang suara digunakan
dalam
4

pencitraan ultrasonografi untuk melihat organ dalam tubuh manusia. Dalam


geofisika, gelombang digunakan untuk mempelajari struktur bumi dan
geologi yang tersembunyi di bawah permukaan.

B. Konsep Refleksi Gelombang

Salah satu sifat gelombang, yaitu gelombang dapat dipantulkan atau


direfleksikan. Peristiwa pemantulan gelombang pertama kali diselidiki oleh
seorang Profesor Matematika Universitas Leiden Belanda yang bernama
Willebrord Snellius (1581 – 1626). Pada saat itu gelombang cahaya yang
menjadi objek percobaan Snellius. Snellius menggunakan sumber cahaya
(sinar laser) serta alat cakra optik yang terdiri dari busur lingkaran yang
berskala sudut dan cermin datar yang dapat diputar pada poros busur
lingkaran tersebut. Skema eksperimen Snellius diperlihatkan pada gambar di
bawah ini.

Gambar 1. Skema Eksperimen Snellius pada Pemantulan Gelombang

Snellius memutar-mutar cermin yang berada pada poros busur lingkaran


sehingga besarnya sudut datang berubah-ubah. Ketika sudut datang berubah
ternyata besarnya perubahan tersebut sebanding dengan perubahan besar
sudut pantulnya. Misalnya seperti ini, ketika sudut datang sebesar 30°
menghasilkan sudut pantul sebesar 30° begitupun pada saat sudut datang
mencapai 45° ternyata menghasilkan sudut pantul sebesar 45°. Namun ketika
sinar datang diarahkan tegak lurus cermin, ternyata sinar datang tersebut
dipantulkan kembali searah sumber sinar. Dari percobaan ini, menghasilkan
suatu hukum yang dikenal dengan Hukum Pemantulan Snellius. Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukannya, Snellius merumuskan Hukum
Pemantulan yang berbunyi sebagai berikut.
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
5

2. Sudut datang sama dengan sudut pantul. Secara matematis, persamaan


3. Sudut datang dan sudut pantul dituliskan dalam bentuk rumus berikut.
θi =θr
4. Sinar datang tegak lurus cermin akan dipantulkan kembali.

Gambar 2. Konsep Pemantulan Gelombang

Keterangan:
1. Garis normal (N) adalah garis yang tegak lurus dengan permukaan
benda. Garis normal merupakan garis khayal yang berfungsi
mempermudah penggambaran sinar datang dan sinar pantul.
2. Sinar datang (i) adalah sinar yang menuju permukaan benda.
3. Sinar pantul (r) adalah sinar yang dipantulkan (berasal dari benda).
4. Sudut datang (θi) adalah sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya
datang (sinar datang) dengan garis normal.
5. Sudut pantul (θr) adalah sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya
pantul (sinar pantul) dengan garis normal.

Pemantulan gelombang adalah peristiwa pengembalian atau pembelokkan


seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang karena
melalui dua medium yang memiliki kerapatan yang berbeda. Gelombang
pantul adalah gelombang yang berada pada medium yang sama dengan
gelombang datang. Gelombang akan dipantulkan apabila mengenai bidang
pantul atau mengenai penghalang yang keras, namun jika penghalangnya
lunak maka gelombang akan diserap bukan dipantulkan. Hal ini sesuai
dengan prinsip Snellius yang menjelaskan ketika gelombang melalui lapisan
medium dengan impedensi akustik yang berbeda dari lapisan yang dilalui
sebelumnya. Impedensi akustik adalah kemampuan medium untuk
melewatkan gelombang yang melaluinya. Oleh karena itu, maka gelombang
akan terbagi, ada yang direfleksikan kembali ke permukaan dan sebagian
6

akan diteruskan merambat ke bawah. Lebih jelasnya perhatikan gambar


refleksi gelombang pada metode seismik berikut.

Gambar 3. Aplikasi Refleksi Gelombang Pada Metode Seismik

Pada gambar terlihat, ketika gelombang dikeluarkan dari energy source maka
gelombang tersebut akan menjalar melalui lapisam medium berupa tanah ke
medium yang memiliki impedensi akustik berbeda, yaitu medium batuan
dasar yang merupakan medium yang keras, maka gelombang akan
direfleksikan kembali ke permukaan dan ditangkap berupa sinyal gelombang
tersebut oleh detektor super sensitif yang akan memberikan data bawah
permukaan tersebut.

C. Refleksi Gelombang Pada Gelombang Mekanik dan Elektromagnetik

Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang membutuhkan medium rambat,


seperti gelombang tali dan gelombang suara.
1. Gelombang Tali
Pada gelombang tali, pemantulan terjadi pada ujung tali, baik ujung
tersebut diikatkan pada penyangga yang tetap atau dibiarkan bebas.
Medium yang berada di seberang ujung tali adalah medium yang berbeda
(penyangga atau udara). Ketika gelombang sampai ke ujung tali
gelombang tersebut mengalami pemantulan dan merambat dalam arah
berlawanan. Pada ujung terikat, gelombang datang dan gelombang pantul
berbeda sudut fase sebesar π. Hasil superposisi gelombang datang dan
gelombang pantul pada ujung terikat adalah sebagai berikut
y= yd+ yp
y= A sin (ωt – kx )+ A sin(ωt +kx )

y=2 A sin kx cos ωt


5

Untuk lebih memahami bagaimana peristiwa refleksi pada gelombang


tali, perhatikan gambar berikut.
7

Gambar 4. Refleksi Satu Dimensi Pada Tali Ujung Terikat

2. Gelombang Suara

Pemantulan gelombang suara dapat terjadi ketika gelombang bunyi yang


datang mengenai suatu medium yang keras dan kembali ke medium
asalnya dengan sudut yang sama. Oleh karena itu, kita mendengar bunyi
dalam ruangan tertutup lebih keras karena dinding ruangan terlalu dekat
dengan sumber bunyi. Adapun peristiwa-peristiwa refleksi gelombang
suara yang sering kita jumpai, yaitu sebagai berikut.
a. Gaung
Terjadi ketika sebagian bunyi pantul terdengar hampir bersamaan
dengan bunyi asli, sehingga bunyi asli tidak jelas. Bunyi yang
terdengar seperti hampir bersamaan karena gelombang memantul
berulang-ulang. Gaung biasanya terjadi pada jarak antar dinding
10-20 meter. Contohnya saat kita berteriak atau berbicara pada
ruangan olahraga (indoor).
b. Gema
Jenis bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi aslinya. Artinya,
bunyi pantulan suaranya akan muncul dengan jeda yang tidka
terlalu lama setelah bunyi asli diselesaikan. Contohnya pada saat
kita berteriak di puncak gunung.

3. Gelombang Cahaya

Pemantulan cahaya adalah adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah


sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk antar muka dua medium.
Cahaya yang jatuh pada bidang pembatas dua material mengalami
pemantulan dengan sudut pantul (diukur dari arah tegak lurus bidang
5

pembatas medium) persis sama dengan sudut datang. Hukum pemantulan


cahaya adalah sudut datang sama dengan sudut pantul cahaya, jika
dituliskan dengan persamaan matematisnya maka akan menjadi:
θd =θ p

Dengan:
θd : adalah sudut datang cahaya
θ p : adalah sudut pantul cahaya

Gambar 5. Peristiwa Pemantulan Gelombang Cahaya

Pada gambar terlihat bahwa gelombang cahaya dipantulkan pada bidang


pantul dengan besar sudut datang sama dengan sudut pantul. Mengapa cahaya
selalu dipantulkan dengan sudut datang dan sudut pantul yang sama?
Jawabannya diberikan oleh prinsip Fermat. Cahaya akan mengambil lintasan
dengan waktu tempuh terpendek. Jika cahaya merambat dari satu titik ke titik
lain melewati bidang pantul maka sudut lintasan yang diambil adalah lintasan
yang menghasilkan waktu tempuh terpendek dan lintasan tersebut
menghasilkan sudut datang dan sudut pantul yang sama.

Gambar 6. Pembuktian Hukum Pemantulan Cahaya


9

Cahaya datang dari titik A dengan koordinat ( x 1 , y 1 )menuju titik C dengan


koordinat( x 2 , y 2 ). Cahaya dipantulkan di titik B dengan koordinat( x ,0 )kita
anggap bidang pantul berada di sumbu x sehingga koordinat y dari bidang
tersebut adalah nol. Maka jarak tempuh dari BA dan BC masing-masing

AB= ( x−x 1 ) + y 12
2

AB=√ ( x−x ) + y
2 2
2 2
Laju cahaya dari A ke B dan dari B ke C sama, v sehingga waktu yang
diperlukan cahaya untuk merambat ke titik A ke C menjadi
AB + BC
t=
v
1
v √
t= ( ( x−x 1 ) + y 1 + ( x−x 2 ) + y 2 )
2 2 2

2

Tampak juga disini bahwa waktu tempuh cahaya merupakan fungsi x


(koordinat titik B). Waktu tempuh akan minimum jika turunan waktu tempuh
tersebut terhadap koordinat x nol, atau
dx
=0
dt
dengan metode diferensiasi, bisa didapatkan persamaan
x− x1 x−x 2
+
√ 2
( x −x1 ) + y 1
2
√ 2
( x−x 2 ) + y 2
2

x− x1
=sin θd
√ 2
( x −x1 ) + y 1
2

karena ( x−x 2) bertanda negatif sehingga


x −x2
=−sin θ p
√( x −x ) + y2
2
2
2

Jika persamaan-persamaan tersebut disubstitusikan, maka diperoleh


persamaan
sin θd −sin θ p =0

atau θ p =θd yang tidak lain merupakan hukum tentang sudut pada peristiwa
pemantulan. Pemantulan cahaya tidak hanya terjadi ketika cahaya jatuh pada
medium yang tidak ditembus cahaya. Ketika jatuh pada medium tembus
cahaya pun sebagian cahaya dipantulkan. Ketika cahaya datang dari udara ke
kaca maka sebagian dibiaskan dan sebagian dipantulkan. Begitu pun
sebaliknya. Bahkan, ketika cahaya datang dari kaca atau air menuju udara
maka bisa
terjadi seluruh cahaya dipantulkan jika sudut datang melebihi sudut kritis
(pemantulan internal total). Intinya adalah cahaya akan mengalami
11

pemantulan jika mengenai bidang batas dua medium yang berbeda. Beberapa
fenomena pemantulan yang terjadi adalah:
1. Jika berkas cahaya sejajar jatuh pada bidang pembatas yang rata maka berkas
cahaya yang dipantulkan juga sejajar sehingga intensitas cahaya tinggi.
Perisitwa ini disebut pemantulan teratur.
2. Jika berkasa cahaya sejajar jatuh pada bidang pembatas yang tidak rata (tidak
teratur) maka berkas cahaya pantul memiliki arah yang tidak teratur pula
sehingga intensitas cahaya kurang. Peristiwa ini disebut pemantulan baur.

Contoh Soal dan Pemabahasan


Dua buah cermin disusun seperti pada gambar di bawah ini. Apabila sinar datang
pada cermin A memiliki sudut datang 40°, tentukanlah arah sinar pantul (sudut
pantul) oleh cermin B.

Pembahasan

Di titik A, i adalah sudut datang = 40°.


Berdasarkan Hukum Pemantulan, i=r maka r =40 ° .
∠ P=∠ BAO=∠ NAO−∠ r =90 °−40 °=50 °
Besar sudut r ’ dapat dicari dari
⇔ ∠ r ’ +∠ P+∠ AOB=180 °
⇔ ∠ r ’ +50 °+ 90 °=180 °
⇔ ∠ r ’ +140 °=180 °
⇔ ∠ r ’=180 °−140 °
⇔ ∠ r ’=40 °
Besarnya suduti 1dapat dicari dari
⇔ ∠ r 1 ’ +∠i1=90°
⇔ 40 ° +∠ i1=90°
⇔ ∠i 1=90° −40 °
⇔ ∠i 1=50 °
∠ i 1 merupakan sudut datang terhadap cermin B.
Berdasarkan Hukum Pemantulan, di titik B berlaku:
∠ i 1=∠ r 1
10

∠ r 1=50 °
Jadi, arah sinar pantul oleh cermin B membentuk sudut 50° terhadap garis normal.
D. Aplikasi Pemantulan (Refleksi) Gelombang Dalam Ilmu Geofisika

Pemantulan (refleksi) gelombang merupakan fenomena yang sangat penting


dalam ilmu metode geofisika, terutama dalam eksplorasi bawah permukaan
bumi. Salah satu contoh pengaplikasiannya adalah dalam metode seismik
refleksi, di mana gelombang seismik dihasilkan oleh ledakan atau getaran
mekanis, dan kemudian dipantulkan oleh batuan dan struktur bawah
permukaan bumi. Gelombang yang dipantulkan ini kemudian direkam oleh
alat seismik di permukaan bumi, dan digunakan untuk membuat gambaran
struktur bawah permukaan bumi.

Dalam metode seismik refleksi, pemantulan gelombang dapat memberikan


informasi tentang kedalaman, bentuk, dan sifat batuan dan struktur bawah
permukaan bumi, seperti lapisan batuan, zona rekahan, dan perubahan
kecepatan gelombang seismik yang terkait dengan perubahan sifat batuan.
Selain itu, pemantulan gelombang juga dapat digunakan dalam metode
elektromagnetik, di mana gelombang elektromagnetik dipantulkan oleh
batuan dan struktur bawah permukaan bumi. Dalam hal ini, pemantulan
gelombang elektromagnetik dapat memberikan informasi tentang sifat listrik
dan magnetik batuan dan struktur bawah permukaan bumi.

Secara keseluruhan, pemantulan gelombang sangat penting dalam ilmu


metode geofisika karena dapat memberikan informasi penting tentang
struktur bawah permukaan bumi yang sulit dijangkau secara langsung.
Dengan memanfaatkan pemantulan gelombang, para ahli geofisika dapat
memahami lebih baik sifat dan struktur bawah permukaan bumi, yang sangat
berguna dalam berbagai aplikasi seperti eksplorasi tambang, eksplorasi
minyak dan gas, dan pemetaan bencana alam.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang ada, didapatlah kesimpulannya yaitu
sebagai berikut.
1. Pemantulan gelombang adalah peristiwa pengembalian atau
pembelokkan seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau
gelombang karena melalui dua medium yang memiliki kerapatan yang
berbeda.
2. Gelombang pantul adalah gelombang yang berada pada medium yang
sama dengan gelombang datang. Gelombang akan dipantulkan apabila
mengenai bidang pantul atau mengenai penghalang yang keras, namun
jika penghalangnya lunak maka gelombang akan diserap bukan
dipantulkan.
3. Pemantulan (refleksi) gelombang merupakan fenomena yang sangat
penting dalam ilmu metode geofisika, karena dapat memberikan
informasi penting tentang struktur bawah permukaan bumi yang sulit
dijangkau secara langsung, terutama dalam eksplorasi bawah
permukaan bumi. Salah satu contoh pengaplikasiannya adalah dalam
metode seismik refleksi.

B. Saran
Setelah memberikan pembahasan terhadap konsep ggl induksi dan
induktansi, maka kami sebagai penyusun makalah menyarankan beberapa
hal berikut ini.
1. Memperbanyak mengerjakan latihan soal mengenai materi refleksi
gelombang.
2. Memperbanyak lierasi, mengulangi materi, dan referensi sehingga
memahami konsep bagaimana gelombang dapat direfleksikan
3. Selain makalah ini menjadi bahan ajar, penulis berharap agar pembaca
dan pelajar mencari lebih banyak referensi lain sebagai tambahan
wawasan agar lebih paham tentang materi refleksi gelombang
karena
makalah ini hanyalah rangkuman materi dari beberapa referensi saja
10
DAFTAR PUSTAKA

Haliday, D., Resnick, & Walker. (2015). Fisika Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Malau, N. D. (2018). Modul Fisika Gelombang. Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai