Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN SUMBER

KESALAHAN DALAM OBSERVASI

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Metode Observasi

Dosen Pengampu: Dr. Rachmat Mulyono, M.M., M.Si., Psikolog

Disusun oleh:
KELOMPOK 2 (5D)

Adinda Hasya Putri (11190700000032)


Mahira Fariel Irfan Rumi (11190700000042)
Annisa Nur Haliza (11190700000050)
Farach Nur Rizqiyah (11190700000061)
Dimas Rizky Lazuardi T. S. (11190700000089)
Desrina Hardiani Nurhamidah (11190700000096)
Ajeng Nurmala Widodo (11190700000142)
Qonitah Amirah Fadhilla (11190700000183)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Rachmat Mulyono, M.M., M.Si.,
Psikolog selaku dosen yang telah membimbing mata kuliah Metode Observasi.
Kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Terlepas dari
itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ciputat, 19 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Observasi.......................................... 3
2.2. Sumber Kesalahan Dalam Observasi .............................................................. 5
2.3. Mengendalikan Kesalahan Dalam Observasi................................................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Observasi merupakan suatu metode dalam pengumpulan data melalui pengamatan,


dimana kumpulan data tersebut akan menjadi informasi. Metode pengumpulan data
dengan cara observasi tergolong pada penelitian partisipatif, karena peneliti hadir
dalam settmg dimana responden berada saat mencatat dan/atau merekam.

Seperti pada pembahasan materi sebelumnya oleh kelompok 1, bahwa observasi


sebagai metode pengumpulan data dapat terstruktur atau tidak terstruktur. Dalam
observasi terstruktur atau sistematis, pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan variabel-variabel tertentu dan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Pengamatan tidak terstruktur, di sisi lain, dilakukan secara terbuka dan
bebas dalam arti tidak akan ada variabel atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.

Metode pengumpulan data observasi menawarkan keuntungan termasuk akses


langsung ke fenomena penelitian, tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam hal aplikasi
dan menghasilkan catatan fenomena yang permanen untuk dirujuk nanti. Pada saat
yang sama, metode observasi dirugikan dengan persyaratan waktu yang lebih lama,
tingkat bias pengamat yang tinggi, dan dampak pengamat pada data primer,
sehingga kehadiran pengamat dapat mempengaruhi perilaku elemen kelompok
sampel.

Artinya, metode observasi memiliki factor yang mempengaruhi kualitas atau juga
seperti sumber kesalahan yang pada umumnya akan terjadi dalam setiap proses
observasi. Dengan dapat mengidentifikasi hal-hal tersebut, maka diasumsikan
ketika melakukan observasi peneliti dapat meminimalisir kekurangannya dan
memaksimalkan keuntungannya.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulisan makalah ini
merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor - faktor yang mempengaruhi observasi ?


2. Apa saja sumber kesalahan dalam observasi ?
3. Bagaimana mengendalikan kesalahan dalam observasi ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi observasi.


2. Untuk mengetahui sumber kesalahan dalam observasi.
3. Untuk mengetahui cara mengendalikan kesalahan dalam observasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Observasi

Observasi terdiri dari melihat hal-hal tertentu dan merekam apa yang telah dilihat
dengan cara yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Membuat pengamatan
yang bermakna dan bermanfaat bukanlah tugas yang mudah. Dalam Bentzen (2000)
dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi observasi,
diantaranya sebagai berikut:

1. Sensitivitas dan Kesadaran

Adanya pengaruh yang dapat membatasi kepekaan dan kesadaran kita


sebagai pengamat dan mungkin dapat membiaskan data pengamatan dan
interpretasi kita. Pada saat ini, kita memiliki pemahaman tertentu atau, seperti
yang dikatakan Lay dan Dopyera (1977), "seperangkat pemahaman atau
diskriminasi yang dapat Anda buat tentang setiap anak yang Anda temui". Apa
pun tingkat keterampilan atau pemahaman kita, akan ada waktu dan kondisi di
mana kita tidak akan mengamati pada tingkat kemampuan yang dimiliki. Hal-
hal tertentu akan mengganggu cara Anda melihat subjek pengamatan.

2. Kelelahan, Penyakit, dan Ketidaknyamanan

Kelelahan adalah kondisi yang jelas dapat membatasi berlangsungnya


kegiatan observasi, seperti halnya penyakit, ketidaknyamanan fisik, dan
gangguan psikologis. Kondisi ini dapat mengalihkan perhatian kita dari tugas.
Gangguan psikologis, seperti masalah pribadi, kecemasan, dan ketakutan atau
mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus juga dapat mengganggu.
Terkadang gangguan akan datang dari lingkungan eksternal dan dapat
membatasi persepsi kita, seperti kebisingan, suhu yang ekstem, pencahayaan
yang buruk atau kondisi yang ramai.

3. Pengaruh Diri atau Kepribadian

3
Mungkin salah satu faktor yang paling sulit yang dapat mempengaruhi
pengamatan adalah diri sendiri atau kepribadian, masalah yang Lay dan
Dopyera (1977) sebut sebagai "memilah 'Anda' dari apa yang Anda lihat" (hal.
72). Pengalaman, sikap, kebutuhan, keinginan, dan ketakutan kita cenderung
bertindak sebagai "filter" yang membuat kita tidak hanya memproses apa yang
kita amati, tetapi juga memengaruhi apa yang kita perhatikan sejak awal.
Sebagai contoh seorang guru mungkin cenderung tidak menyukai atau
menyukai seseorang yang memiliki karakteristik tertentu atau menunjukkan
jenis perilaku tertentu. Bias-bias ini dapat mempengaruhi guru atau pengamat
untuk memberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak perhatian pada aspek-
aspek tertentu dari perilaku atau kepribadian anak, dan menghalangi persepsi
tentang ciri-ciri lain yang sama pentingnya.

4. Pengaruh Setting atau Situasi

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengamatan adalah keadaan yang


dipaksakan kepada kita sebagai pengamat oleh latar dan individu-individu di
dalamnya. Termasuk hal-hal seperti ukuran dan pengaturan ruang fisik,
misalnya peralatan dan bahan yang tersedia untuk anak-anak dan, beberapa
kasus untuk kita, seperti karakteristik, keterampilan, dan kepribadian anak-
anak.

Ukuran dan pengaturan ruang dapat membatasi pengamatan dengan


membuat sulit untuk dapat dekat dengan anak tertentu atau agar tidak
mencolok. Peralatan dan bahan memiliki pengaruh dengan menyediakan
sarana bagi anak-anak untuk melatih keterampilan mereka dan mengejar minat
mereka. Karakteristik anak-anak dapat mempengaruhi apa yang dapat kita
lakukan sebagai pengamat di setting tersebut, karena mereka membantu
menentukan jenis perilaku yang akan ditampilkan. Beberapa anak mungkin
aktif secara fisik sedangkan lainnya pasif; ada yang banyak bicara ada yang
sedikit; beberapa mungkin dapat berinteraksi dengan teman sebayanya
beberapa mungkin ada yang merasa kesulitan. Kehadiran berbagai perilaku
dapat memberikan contoh tentang apa yang ingin kita amati.

4
2.2. Sumber Kesalahan Dalam Observasi

Ada tiga kategori kesalahan yang dapat terjadi dalam merekam data pengamatan:
(1) errors of omission; (2) errors of commission; and (3) errors of transmission
(Richarz, 1980).

1. Errors of omission (Kesalahan kelalaian)

Kesalahan kelalaian terjadi ketika seseorang lalai dan meninggalkan


informasi yang berguna atau diperlukan untuk memahami perilaku subjek. Jika
tujuan pengamat membutuhkannya, pengamat harus menyertakan informasi yang
cukup untuk memberikan gambaran lengkap tentang apa yang terjadi selama
observasi berlangsung. Gambaran seperti itu membantu pengamat membentuk
konsepsi yang lebih luas dan lebih umum.

Ada banyak alasan mengapa kesalahan kelalaian terjadi, seperti berbagai


gangguan, lalai melihat sesuatu yang terjadi atau pencatatan yang buruk. Mencatat
sangat dipengaruhi oleh berlalunya waktu. Seseorang mungkin tidak dapat
membuat banyak catatan selama sesi observasi dan karena itu mungkin harus
bergantung pada memori. Semakin lama observer menunggu untuk merekam
pengamatannya, semakin besar kemungkinan akan lupa. Secara alami, ini
menunjukkan bahwa observer harus menulis catatan secepat mungkin. Faktor yang
sangat penting adalah cara khusus observer melihat apa yang diamati: apa dan
seberapa banyak yang dirasakan; dan, menurut pendapat observer, layak untuk
dituliskan; dan berhubungan antara apa yang dilihat dan tujuan pengamatan pada
saat itu.

2. Errors of commission (Kesalahan pelaksanaan)

Kesalahan pelaksanaan terjadi ketika pengamat memasukkan lebih banyak


informasi daripada yang sebenarnya ada dalam situasi tersebut. Ini melibatkan hal-
hal seperti melaporkan bahwa perilaku, ucapan, atau interaksi yang terjadi padahal

5
sebenarnya tidak; atau melaporkan bahwa orang-orang tertentu berada dalam
setting/situasi padahal sebenarnya mereka tidak hadir sama sekali. Kesalahan ini
juga dibuat karena sejumlah alasan, termasuk kurangnya perhatian, mengandalkan
memori yang salah, dan faktor-faktor yang berkontribusi pada kesalahan kelalaian.
Tidak mudah untuk menangkap kesalahan ini, terutama jika kesalahan itu berasal
dari cara pandang pribadi sang pengamat. Setiap orang memiliki kesenjangan dalam
persepsi dan pemahaman

3. Errors of transmission (Kesalahan transmisi)

Kategori ketiga disebut kesalahan transmisi. Dalam hal ini, kesalahannya


terletak pada pencatatan perilaku yang diamati dalam urutan yang tidak tepat. Ini
bisa menjadi kesalahan yang serius, karena sering kali urutan kejadian yang
mempengaruhi subjek: Apa yang terjadi pada pukul 09:20 dapat mempengaruhi apa
yang terjadi pada pukul 09:35, dan seterusnya. Kemungkinan membuat jenis
kesalahan ini dapat dikurangi jika pengamat mencatat waktu di mana dia
mengamati perilaku tertentu. Dalam beberapa keadaan, pengamat dapat merekam
waktu di mana perilaku tertentu dimulai dan berakhir, atau waktu di mana pengamat
mulai dan berhenti mengamati dan merekam perilaku. Ini dapat dilakukan untuk
setiap perilaku, peristiwa, dan interaksi yang diamati sepanjang periode.

Selain itu, Kriyantono (2006:109-110) menyatakan problem etis yang


sering muncul dalam kegiatan observasi berkaitan dengan pelanggaran etis dalam
penelitian, antara lain sebagai berikut :

1. Menjelajah tempat dan lokasi privat


Hal ini tidak diperkenankan dengan berbagai alasan. Para ahli berpendapat
bahwa tempat-tempat privat harus tetap dijaga dan dihormati (Erikson,
1967: 167-168; Denzin & Lincoln, 2009: 538). Selain tempat privat,
observer juga tidak bisa keluar dari dilemma etis dengan mengambil data
pada setting lokasi di ruang publik atau semi-publik; ketertarikan

6
melakukan penelitian “tatanan sosial” dan “bentuk-bentuk struktur sosial”.
Setting sosial ruang publik dapat berubah menjadi setting ruang privat
(Lofland (1967) dan Warren, 1993: 161).

2. Kekeliruan dalam mempresentasikan diri sebagai anggota.


Kesalahan yang umum terjadi, peneliti menempatkan diri dan ikut ambil
bagian dalam proses penelitian, merasakan dan berada dalam aktivitas
kehidupan subjek penelitian, meskipun peneliti bukan bagian dari
komunitas tersebut.

3. Melakukan observasi tanpa izin dari subjek penelitian.


Melaksanakan penelitian harus seiring dari subjek penelitian. Hal ini
dimaksudkan agar peneliti dapat mempertimbangkan aspek sosio-etika
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacobs, 2004).

4. Penyamaran.
Teknik penyamaran dalam observasi disebut dengan disguised research.
Peneliti dengan teknik penyamaran atau rahasia menuai kritik pedas dari
para ilmuan. Teknik penyamaran telah melanggar prinsip moralitas,
menghormati harkat dan martabat kemanusiaan (respect for human dignity)
(Yurisa, 2008: 3)

2.3. Mengendalikan Kesalahan Dalam Observasi

Terdapat beberapa masalah dalam observasi yang dapat dikendalikan supaya


observasi berjalan dan menghasilkan hasil yang lebih baik. Menurut Erikson,
menjelajah lokasi privat tidak diperkenankan dan hal-hal yang dicatat dari
pengalaman di ruang privat bukan merupakan informasi yang berharga karena
informasi tersebut didapatkan dari pelanggaran kebebasan atau hak privasi orang
lain. Oleh karena itu, untuk menghindari masalah ini, pengambilan informasi atau
data dapat dilakukan di ruang publik. Dilakukannya observasi juga harus diiringi

7
dengan izin dari subjek penelitian dengan maksud agar peneliti dapat
mempertimbangkan aspek sosio-etika dan menjunjung tinggi harkat martabat
kemanusiaan. Observer juga perlu menjaga jarak antara pengamat dengan subjek
yang diamati, terutama jika subjek yang diamati adalah manusia. Dalam melakukan
pengamatan, dapat juga terjadi penolakan yang dilakukan dari subjek yang akan
diamati. Untuk menanggulangi hal tersebut, adalah dengan dilakukan dengan cara
menjaga kondisi subjek tetap berlangsung wajar, membangun hubungan yang
harmonis dengan subjek yang diamati, dan melakukan Kerjasama yang baik. Untuk
menjaga kondisi subjek tetap baik ini, diperlukan key person. Upaya lain yang dapat
dilakukan adalah mencari alasan yang tepat sehingga kehadirannya dapat diterima
(Hasanah, H., 2016).

Masalah lain yang mungkin terjadi saat observasi adalah bias. Berikut ini adalah
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam prinsip penting
menanggulangi masalah bias:

1. Untuk menanggulangi bias seleksi, langkah utamanya adalah berupa upaya


mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya bias ini dengan
beberapa pendekatan misalnya:

a. sedapat mungkin menggunakan data insiden

b. pada studi kasus kontrol, pilihlah kontrol dari populasi asal yang
aktual (actual base population) darimana kasus studi tersebut
muncul

c. pada studi kasus kontrol yang tidak berbasis pada populasi,


dapat dipertimbangkan untuk menggunakan lebih dari 1 jenis
populasi control

d. terapkan kriteria kelayakan yang sama untuk memilih semua


subyek studi.

8
e. Usahakan agar semua subyek potensial menjalani prosedur
diagnostic yang sama dan mendapat peluang deteksi dan
pelaporan kasus yang sama.

f. Minimalkan non-respons atau non-partisipasi dan loss to


follow-up.

g. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang riwayat


pajanan, termasuk waktu dan alasan perubahan status pajanan.
H. Upayakan agar penyakit didiagnosis tanpa pengaruh dari
pengetahuan tentang status pajanan (secara blind)

2. Untuk menanggulangi bias informasi, langkah utamanya adalah juga


berupaya mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya bias ini
dengan beberapa pendekatan misalnya:

a. Berusaha menjamin obyektifitas dari peneliti dan subyek


penelitian selama proses pengumpulan data. Untuk menjamin
obyektifitas, maka beberapa pendekatan dapat dipakai, seperti
penggunaan kriteria atau definisi penyakit dan pajanan yang ketat
dan dibenarkan (justified), menggunakan pendekatan blinding,
ketika mengumpulkan informasi tentang pajanan dan/atau penyakit,
menggunakan placebo dalam desain experimental, pendekatan
restriksi dalam seleksi subyek

b. Berusaha menjamin dan memelihara tingkat kesahihan


(measurement validity) dan kehandalan (reliability) dari instrumen/
tes studi

3. Untuk menanggulangi bias akibat confounding, dapat ditempuh beberapa


pendekatan sebagai berikut:

a. Pada fase seleksi dan alokasi subyek, sebelum pengumpulan


data, dapat diterapkan beberapa pendekatan seperti: fiksasi pada

9
studi esperimental, restriksi, matching untuk desain kohort,
randomisasi (randomization/ random allocation) untuk desain
experimental murni.

b. Pada fase analisis data dapat dilakukan pengendalian/


pengontrolan atau adjustment terhadap confounder melalui
pendekatan analisis startifikasi atau analisis multivariat.

Terdapat tiga aspek dalam proses observasi yang dapat meningkatkan akurasi
dan reliabilitas dalam observasi. Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Deskripsi objektif: merujuk kepada pelaporan, yaitu terdiri dari
merekam apa yang sudah dilihat secara tepat dan komplit. Pelaporan yang
objektif menghilangkan interpretasi, evaluasi, impresi dan spekulasi yang
kita buat dan deskripsi yang kita lihat dan dengar dapat disetujui oleh semua
orang yang mengobservasi adegan yang sama.
2. Interpretasi atau eksplanasi: interpretasi adalah melampaui
dekspripsi objektif yang telah pengamat lakukan dan usaha untuk
menjelaskan atau memberikan makna. Interpretasi atau eksplanasi
melibatkan upaya untuk mengidentifikasi sebab dari beberapa perilaku atau
kejadian untuk memberikan informasi tambahan yang mungkin dapat
membuat deskripsi objektif lebih bermakna.
3. Evaluasi: merujuk kepada menempatkan nilai atau menilai harga
dari sesuatu. Evaluasi mungkin menjadi bagian yang paling berbahaya dari
observasi. Hal ini karena saat dilakukannya observasi, terdapat penilaian
bahwa anak tersebut dependen, agresif, atau cemas yang kadang diberikan
dengan tidak hati-hati. Penilaian ini harus dikaitkan dengan perilaku yang
dapat diobservasi.

Selain tiga aspek di atas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
observasi:
1) Menentukan materi yang akan diobservasi.
2) Menentukan cara atau teknik yang akan dipergunakan.

10
3) Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi.
4) Dalam penyusunan laporan harus dibedakan antara data dan interpretasi.
5) Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan
dengan mengadakan latihan dalam observasi.
6) Selama observasi berlangsung, jangan sampai memberikan interpretasi,
karena interpretasi diberikan setelah observasi selesai.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Membuat pengamatan yang bermakna dan bermanfaat bukanlah tugas yang mudah.
Kemungkinan terjadinya error akan selalu ada, namun hal tersebut tentu dapat
dikendalikan jika sebelumnya peneliti dapat mengidentifikasi error-error secara
umum berdasarkan pengalaman para ahli. Tentunya seperti faktor-faktor yang
mempengaruhi observasi yaitu sensitivitas dan kesadaran, kelelahan, penyakit dan
ketidaknyamanan, pengaruh diri atau kepribadian, dan terakhir pengaruh setting
atau situasi. Selain itu ada tiga kategori kesalahan yang dapat terjadi dalam
merekam data pengamatan yaitu (1) kesalahan kelalaian; (2) kesalahan pelaksana;
dan (3) kesalahan transmisi. Hal-hal demikian dapat dicegah/dihindari ataupun
diadaptasikan.

Masalah lain dalam observasi yaitu bias seleksi, bias informasi, dan bias akibat
confounding. Pada umumnya untuk mengatasi bias-bias tersebut perlu dilakukan
beberapa pendekatan seperti berusaha menjamin obyektifitas dari peneliti dan
subyek penelitian selama proses pengumpulan data dan berusaha menjamin serta
memelihara tingkat kesahihan (measurement validity) dan kehandalan (reliability)
dari instrumen/ tes studi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bentzen, W. R. 2000. Seeing young children: A guide to observing and recording.


4th. Canada: Delmar

Hasanah, H. (2017). Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode


pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21-46.

Putra, I. W. G. A. E., Epid, M., & Sutarga, I. M. Kesalahan Sitematik (Bias) dan
Cara Penanggulangannya

13

Anda mungkin juga menyukai