Kelas XII
B I O LO G I
Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Makhluk
Hidup
Tujuan Pembelajaran
1. Pembelahan sel
Zigot di dalam biji tumbuhan mengalami pembelahan sel mitosis membentuk
jaringan embrional.
Pertumbuhan memiliki laju atau kecepatan tumbuh yang berubah-ubah sesuai dengan
waktu. Laju pertumbuhan dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang menyerupai
huruf S. Kurva ini dikenal dengan nama kurva sigmoid.
Kurva sigmoid menunjukkan ukuran kumulatif pertumbuhan sebagai fungsi dari waktu.
Pada kurva ini, ada tiga fase utama yang mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase
linear, dan fase penuaan.
2. Fase linear
Pada fase ini, laju pertumbuhan mulai melambat dibandingkan dengan fase
logaritmik. Pertambahan ukuran yang terjadi berlangsung secara konstan.
3. Fase penuaan
Fase penuaan terjadi saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua.
Pada fase ini, laju pertumbuhan akan menurun.
Bentuk kurva sigmoid untuk semua tumbuhan kurang lebih sama, tetapi penyimpangan
bentuk dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan.
Contoh Soal 1
Pembahasan:
Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah, massa, dan volume sel yang bersifat
irreversible (tidak dapat balik). Pertumbuhan dapat diukur, sehingga bersifat kuantitatif.
Jadi, pertumbuhan adalah pertambahan jumlah dan volume sel yang bersifat irreversible.
Contoh Soal 2
B. Perkecambahan
Pada tumbuhan berbiji, pertumbuhan diawali dengan terjadinya perkecambahan.
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tumbuhan
baru. Proses ini hanya dapat terjadi jika biji berada pada lingkungan yang sesuai, seperti
air, suhu, dan oksigen yang cukup.
1. Air sangat diperlukan oleh biji untuk berkecambah. Masuknya air ke dalam biji
melalui proses imbibisi akan mendorong aktivitas sel untuk segera berkecambah.
2. Suhu yang hangat dibutuhkan oleh biji yang sedang berkecambah, karena suhu
memengaruhi kerja enzim dan hormon di dalam biji.
3. Oksigen diperlukan untuk proses respirasi sel-sel dalam biji, sehingga diperoleh
energi yang cukup untuk berkecambah.
1. Batang lembaga (kaulikula) merupakan bagian yang akan tumbuh menjadi batang.
2. Akar lembaga (radikula) merupakan bagian yang akan tumbuh menjadi akar.
3. Pucuk lembaga (plumula) merupakan bagian yang akan tumbuh menjadi daun.
4. Daun lembaga (kotiledon) merupakan bagian yang kaya dengan cadangan makanan.
Berdasarkan letak kotiledonnya, ada dua tipe perkecambahan, yaitu tipe epigeal dan
tipe hipogeal.
1. Tipe epigeal
Tipe epigeal adalah tipe perkecambahan yang ditandai dengan terangkatnya keping
biji (kotiledon) ke atas permukaan tanah. Hal ini terjadi karena daerah hipokotil lebih
cepat tumbuh dibandingkan dengan daerah epikotil. Hipokotil merupakan bagian
batang yang berada di bawah kotiledon, sedangkan epikotil adalah bagian batang
yang berada di atas kotiledon.Tipe perkecambahan epigeal banyak ditemukan pada
tumbuhan dikotil, seperti kacang kedelai, kacang tanah, pepaya, kangkung, dan
sebagainya.
Contoh Soal 3
Proses perkecambahan biji diawali dengan peristiwa imbibisi, yaitu masuknya air ke
dalam biji. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat terjadi setelah biji mengalami imbibisi,
kecuali ....
A. kulit biji melunak, sehingga mudah ditembus oleh embrio
B. sel-sel embrio aktif membelah
C. enzim dan hormon pertumbuhan aktif bekerja
D. sel-sel kotiledon mengalami penyusutan
E. biji mengembang karena penuh air
Jawaban: D
Pembahasan:
Saat biji mengalami imbibisi, sel-sel pada biji termasuk kotiledon akan mengembang.
Sel-sel kotiledon baru akan mengalami penyusutan setelah aktivitas perkecambahan
dimulai. Hal ini terjadi karena cadangan makanan di dalamnya digunakan oleh embrio
yang sedang tumbuh.
Jadi, hal yang tidak terjadi setelah biji mengalami imbibisi adalah sel-sel kotiledon
mengalami penyusutan.
Jadi, ciri-ciri dari perkecambahan tipe epigeal adalah daerah hipokotil lebih panjang
daripada epikotil.
C. Macam-Macam Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi karena aktivitas dari sel-sel jaringan meristem.
Berdasarkan asal dan letak jaringan meristem, pertumbuhan dibagi menjadi dua
macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
1. Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang dimulai sejak awal setelah
terbentuknya zigot. Pertumbuhan ini terjadi karena aktivitas sel-sel meristem primer
Aktivitas selsel meristem primer menyebabkan tumbuhan bertambah tinggi atau
memanjang. Berdasarkan letaknya, ada dua macam meristem primer, yaitu meristem
apikal atau meristem pucuk dan meristem interkalar atau meristem antar-ruas.
2. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang terjadi setelah tumbuhan
mencapai usia tertentu. Pertumbuhan sekunder disebabkan karena adanya aktivitas
sel-sel meristem sekunder atau lebih dikenal dengan kambium. Aktivitas kambium
menyebabkan tumbuhan bertambah besar. Kambium terdapat pada tumbuhan
dikotil dan beberapa anggota gymnospermae. Berdasarkan letaknya, ada tiga
macam kambium, yaitu kambium gabus (felogen), kambium vaskuler (intravaskuler),
dan kambium jari-jari empulur (intervaskuler).
Berdasarkan akivitasnya, daerah pertumbuhan pada ujung akar terbagi menjadi tiga
daerah titik tumbuh, yaitu sebagai berikut.
b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan merupakan daerah dengan sel-sel yang memanjang.
Pemanjangan sel-sel ini dapat terjadi karena sel mengandung vakuola-vakuola
yang besar sehingga dapat menyerap air lebih banyak. Penyerapan air yang lebih
banyak akan memengaruhi kerja hormon perentang sel dan mengakibatkan
terjadinya perentangan dinding sel. Ciri-ciri dari daerah pemanjangan adalah
sebagai berikut.
1.) Sel-selnya berukuran panjang dan mampu memanjang hingga 9 kali ukuran
semula.
2.) Pertumbuhannya lebih lambat daripada daerah pembelahan.
3.) Sel-selnya masih aktif membelah.
4.) Memiliki daya tahan yang baik terhadap zat kimia dan radiasi cahaya.
Untuk mengingat daerah pertumbuhan pada ujung akar dan batang, gunakan
cara SUPER berikut.
Berikut ini yang merupakan hasil dari aktivitas meristem primer adalah ....
A. diameter batang bertambah besar
B. batang dan akar bertambah panjang
C. ranting bertambah banyak
D. daun bertambah lebar
E. cabang akar bertambah banyak
Jawaban: B
Pembahasan:
Aktivitas meristem primer menyebabkan tumbuhan bertambah tinggi atau memanjang.
Berdasarkan letaknya, ada dua macam meristem primer, yaitu meristem apikal atau
meristem pucuk dan meristem interkalar atau meristem antar-ruas.
Jadi, yang merupakan hasil dari aktivitas meristem primer adalah batang dan akar
bertambah panjang.
Contoh Soal 6
Berikut ini yang merupakan hasil aktivitas kambium vaskuler adalah ....
A. terbentuknya lapisan felem
B. terbentuknya xilem sekunder
C. terbentuknya epidermis
D. terbentuknya lapisan feloderm
E. terbentuknya akar cabang
Jawaban: B
Pembahasan:
Kambium vaskuler adalah kambium yang terletak di dalam jaringan angkut, yaitu
berada di antara jaringan xilem dan oem. Sel-sel kambium vaskuler akan membelah
ke dua arah, ke arah luar akan membentuk oem sekunder dan ke arah dalam akan
membentuk xilem sekunder.
Jadi, yang merupakan hasil aktivitas kambium vaskuler adalah terbentuknya xilem
sekunder.
1. Suhu
Suhu lingkungan memengaruhi kerja enzim dan hormon metabolisme. Oleh sebab
itu, tumbuhan membutuhkan suhu optimum agar dapat tumbuh dengan bailk. Suhu
optimum setiap tumbuhan berbeda-beda.
2. pH
pH tanah memengaruhi kecepatan penyerapan zat hara dari dalam tanah. Kisaran
pH yang dibutuhkan oleh setiap tumbuhan berbeda-beda.
3. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan faktor penting yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
melakukan proses fotosintesis.
4. Air
Air diperlukan untuk proses pengangkutan zat hara dari tanah ke daun. Selain itu, air
juga merupakan faktor penting yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
5. Udara
Udara mengandung oksigen dan karbon dioksida. Oksigen diperlukan untuk proses
respirasi, sedangkan karbon dioksida diperlukan untuk proses fotosintesis.
6. Nutrisi
Nutrisi atau makanan pada tumbuhan berupa unsur hara yang dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Unsur makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar, seperti C,
H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg.
b. Unsur mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti
Cu, Zn, Co, Mn, Fe, Cl, dan Na.
7. Kelembapan udara
Kelembapan udara memengaruhi kecepatan proses penguapan atau transpirasi
oleh daun. Jika penguapan berjalan lambat, proses penarikan air dan hara dari tanah
ke daun juga akan berjalan lambat. Sebaliknya, jika penguapan berjalan cepat, air
dan hara juga akan diangkut dengan cepat.
8. Kecepatan angin
Kecepatan angin juga memengaruhi kecepatan proses penguapan oleh daun.
Kecepatan angin yang tinggi akan mempercepat proses penguapan, sedangkan
kecepatan angin yang rendah akan memperlambat proses tersebut.
SaPU M A N UL A
Suhu, pH, Udara, Cahaya Matahari, Air, Nutrisi, Kelembapan Udara, Kecepatan Angin.
Contoh Soal 7
1. Gen (Hereditas)
Gen adalah penentu sifat makhluk hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi,
termasuk tumbuhan. Gen dapat menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan yang bersangkutan.
2. Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Meskipun
dihasilkan di dalam tubuh, kerja hormon juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Pada tumbuhan, terdapat beberapa hormon penting, yaitu:
b. Giberelin
Fungsi giberelin adalah sebagai berikut.
1.) Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan embrio.
2.) Merangsang pembentukan enzim amilase yang berfungsi memecah amilum
di dalam endosperma menjadi glukosa.
3.) Menormalkan tanaman kerdil.
4.) Memperbesar ukuran buah.
5.) Mendorong pembentukan serbuk sari.
6.) Mendorong pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
c. Sitokinin
Fungsi sitokinin adalah sebagai berikut.
1.) Menghambat dominansi apikal yang dilakukan oleh auksin.
2.) Memengaruhi pembelahan sel.
3.) Menghambat proses penuaan daun.
4.) Menghambat pengguguran daun, bunga, dan buah.
5.) Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk.
6.) Mendorong pertumbuhan tunas lateral.
d. Kalin
Kalin merupakan hormon yang memengaruhi pembentukan organ tumbuhan.
Ada empat macam kalin, yaitu:
1.) Rizokalin, yang memengaruhi pembentukan akar.
2.) Kaulokalin, yang memengaruhi pembentukan batang.
3.) Filokalin, yang memengaruhi pembentukan daun.
4.) Antokalin, yang memengaruhi pembentukan bunga.
e. Asam Traumalin
Asam traumalin merupakan hormon yang memengaruhi proses regenerasi sel
jika terjadi kerusakan jaringan atau luka pada tumbuhan.
g. Asam Absisat
Asam absisat merupakan hormon yang bekerja antagonis terhadap auksin
dan giberelin, yaitu mendorong proses penuaan dan kerontokan daun. Selain
itu, asam absisat juga mendorong terjadinya dormansi jika lingkungan tidak
menguntungkan, serta memengaruhi membuka atau menutupnya stomata.
Contoh Soal 8
Terbentuknya kalus pada batang dikotil yang terluka disebabkan oleh pengaruh hormon
….
A. auksin D. asam traumalin
B. kaulokalin E. sitokinin
C. giberelin
Jawaban: D
Pembahasan:
Fungsi hormon asam traumalin adalah memengaruhi regenerasi sel jika ada jaringan
yang rusak atau terluka. Caranya adalah dengan membentuk kalus pada wilayah
yang rusak tersebut. Kalus merupakan sekelompok sel yang seragam atau belum
terdiferensiasi akibat pembelahan sel yang terus-menerus.
Jadi, terbentuknya kalus pada batang dikotil yang terluka disebabkan oleh pengaruh
hormon asam traumalin.
Contoh Soal 9
Daun menjadi tua dan menguning setelah mencapai usia tertentu. Hormon yang
memengaruhi peristiwa tersebut adalah ....
A. auksin D. giberelin
B. lokalin E. asam absisat
C. sitokinin
Jawaban: E
Pembahasan:
Setelah mencapai usia tertentu, daun akan menguning. Hal ini terjadi karena
bertumpuknya hormon asam absisat di daerah pangkal daun. Tingginya kadar asam
absisat akan menyebabkan kerusakan sel-sel di daerah tersebut, sehingga daun-daun
tidak bisa mendapatkan pasokan nutrisi. Akibatnya, sel-sel daun perlahan-lahan akan
mengalami kerusakan.
a. Zigot, yaitu tahap embrionik paling awal yang didahului oleh proses fertilisasi
ovum oleh sperma. Zigot terdiri atas satu sel saja.
b. Morula, yaitu sekumpulan sel hasil pembelahan zigot secara mitosis yang
berlangsung terus-menerus. Walaupun terdiri atas beberapa sel, ukuran morula
masih sama dengan ukuran zigot. Hal ini dikarenakan proses mitosis pada morula
hanya menambah jumlah sel, tanpa menambah volume dan massa sel.
c. Blastula, yaitu sekumpulan sel berbentuk bola berongga. Rongga pada blastula
disebut blastosol. Blastula merupakan hasil pembelahan lebih lanjut dari morula.
d. Gastrula, yaitu sekumpulan sel hasil pembelahan lebih lanjut dari blastula.
Pada gastrula terbentuk dua kutub pembelahan, yaitu kutub animal dan kutub
vegetal. Kutub animal tersusun dari sel-sel yang ukurannya lebih kecil daripada
sel-sel pada kutub vegetal. Sel-sel pada kutub animal juga lebih aktif membelah.
Perbedaan ini mendorong terjadinya lipatan ke arah dalam (invaginasi), sehingga
terbentuk jaringan embrional. Jaringan embrional selanjutnya akan membentuk
3 lapisan embrional, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
2.) Lapisan mesoderm, yaitu lapisan yang akan berkembang menjadi rangka,
otot, alat-alat ekskresi, alat-alat peredaran darah, dan alat-alat reproduksi.
3.) Lapisan endoderm, yaitu lapisan yang akan berkembang menjadi alat-alat
pernapasan, alat-alat pencernaan, hati, dan pankreas.
18. 37 – 40 minggu Janin siap untuk lahir, karena seluruh organ tubuhnya
sudah berfungsi sempurna.
1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi gen, umur, jenis kelamin, dan ras.
a. Gen
Gen merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia. Ciri khas yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi
oleh gen-gen yang dibawa, seperti bentuk mata, warna kulit, dan sebagainya.
Selain itu, gen juga memengaruhi sistem metabolisme tubuh, sehingga dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
c. Jenis kelamin
Pertumbuhan dan perkembangan pada laki-laki dan perempuan berbeda.
Perempuan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih cepat
di masa bayi hingga anak-anak. Misalnya, balita perempuan bisa berjalan atau
berbicara lebih cepat dibandingkan dengan balita laki-laki. Memasuki masa
pubertas, pertumbuhan dan perkembangan anak perempuan melambat.
Sebaliknya, anak laki-laki mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
lebih cepat pada masa pubertas.
d. Ras
Ras menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada manusia. Misalnya, ras Asia cenderung memiliki postur tubuh yang lebih
pendek dibandingkan ras Amerika.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi faktor prenatal, faktor persalinan, dan faktor pasca
persalinan.
a. Faktor prenatal
Faktor prenatal meliputi gizi, zat kimia atau toksin, infeksi, radiasi, endokrin,
anoksia embrio, kelainan imunologi, psikologi ibu, dan mekanis.
1.) Gizi
Pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan sangat
dipengaruhi oleh kecukupan gizi sang ibu. Oleh sebab itu, seorang ibu hamil
harus cukup mengonsumsi makanan bergizi yang kaya dengan karbohidrat,
protein, lipid, vitamin, dan mineral. Hal ini bertujuan agar janin dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik.
4.) Radiasi
Paparan radiasi sinar-sinar radioaktif seperti sinar rontgen dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin.
5.) Endokrin
Penyakit hormonal seperti diabetes melitus dapat menimbulkan gangguan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Jika seorang ibu hamil adalah
penderita diabetes melitus, janin yang dikandungnya dapat terserang kelainan-
kelainan seperti makrosomia, hiperplasia adrenal, atau kardiomegali.
9.) Mekanis
Gangguan mekanis seperti posisi janin yang tidak normal dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin.
b. Faktor persalinan
Jika dalam proses persalinan terjadi gangguan seperti asfiksia atau trauma kepala,
jaringan otak bayi dapat mengalami kerusakan.
2.) Gizi
Kecukupan gizi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pada masa bayi, ibu harus memberikan ASI yang cukup. Setelah masa
pemberian ASI lewat, makanan anak harus cukup mengandung zat-zat
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
4.) Obat-obatan
Obat-obatan seperti kortikosteroid yang dikonsumsi dalam jangka panjang
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
5.) Psikologis
Jika hubungan psikologis seorang anak dengan orang-orang di sekitarnya
kurang baik, proses pertumbuhan dan perkembangannya dapat terganggu.
7.) Endokrin
Hormon dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Misalnya pada sekresi hormon pertumbuhan yang tidak normal. Jika
sekresinya berlebih, dapat menyebabkan gigantisme. Jika sekresinya kurang
dari normal, dapat menyebabkan kekerdilan.
9.) Perasaan
Perasaan yang selalu tertekan dapat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak, terutama saat masa pertumbuhan. Selain itu,
juga dapat mengganggu kesehatan.
1. Fase embrionik
Fase embrionik merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari zigot hingga terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Fase embrionik
terdiri atas zigot, morula, blastula, gastrula, serta diferensiasi dan organogenesis.
a. Zigot
Zigot terbentuk dari hasil fertilisasi ovum dan sperma. Zigot hanya terdiri atas
satu sel saja. Selanjutnya, zigot akan membelah secara mitosis.
b. Morula
Morula merupakan kumpulan sel berbentuk buah anggur hasil pembelahan
mitosis dari zigot. Proses pembentukan morula disebut morulasi. Pada morula
terbentuk dua kutub pembelahan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Kutub
animal terdiri atas sel-sel berukuran kecil dan dapat membelah dengan cepat.
Sementara kutub vegetal terdiri atas sel-sel berukuran besar dan pembelahannya
lebih lambat. Di antara kedua kutub, terdapat daerah sabit abu-abu (gray crescent).
c. Blastula
Proses pembelahan sel-sel pada morula berlanjut, sehingga terbentuk kumpulan
sel berbentuk bola berongga yang disebut blastula. Proses pembentukan blastula
disebut blastulasi. Rongga di dalam blastula disebut blastosol yang berisi cairan.
d. Gastrula
Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pembelahan yang cepat dari sel-
sel di kutub animal menyebabkan kutub vegetal melekuk ke dalam (invaginasi).
Invaginasi mengakibatkan terbentuknya lapisan ektoderm dan endoderm. Bagian
ektoderm akan membentuk kulit, sedangkan bagian endoderm akan membentuk
berbagai saluran. Bagian tengah dari gastrula membentuk saluran yang disebut
arkenteron. Arkenteron akan berkembang menjadi saluran pencernaan. Salah
satu ujung akan berkembang menjadi anus, sedangkan ujung yang lain akan
berkembang menjadi mulut. Sebagian endoderm akan berdiferensiasi menjadi
lapisan mesoderm. Di akhir fase gastrula, akan terbentuk 3 lapisan embrional,
yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
2.) Lapisan mesoderm akan membentuk tulang, jaringan ikat, otot, sistem
ekskresi, sistem transportasi, dan sistem reproduksi.
2. Fase Pascaembrionik
Fase pascaembrionik merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai sejak lahir atau menetas hingga dewasa. Fase pascaembrionik dibagi menjadi
dua tahap, yaitu tahap regenerasi dan tahap metamorfosis.
a. Regenerasi
Regenerasi merupakan proses perbaikan bagian tubuh yang luka atau rusak. Pada
hewan tingkat rendah, proses regenerasi dapat berarti proses reproduksi. Sebagai
contoh, pada cacing Planaria yang tubuhnya dipotong, setiap potongannya akan
tumbuh menjadi individu baru yang lengkap.
Premetamorfosis
Pada fase ini, telur yang dibuahi akan tumbuh menjadi berudu (kecebong).
Prometamorfosis
Pada fase ini, muncul kaki belakang dan pertumbuhan tubuh berjalan
lambat.
Metamorfosis klimaks
Pada fase ini, muncul kaki depan dan ekor mulai menghilang.
1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi gen, ras, hormon, jenis kelamin, dan umur.
a. Gen
Gen sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan pada hewan. Gen
juga mengatur berbagai macam karakter, sifat fisik, dan tingkah laku hewan. Oleh
sebab itu, gen berperan dalam menentukan kualitas dan kuantitas hewan yang
akan dihasilkan.
c. Hormon
Hormon dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan.
Oleh sebab itu, gangguan hormonal dapat menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak normal.
d. Jenis kelamin
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan juga dipengaruhi oleh jenis
kelamin. Umumnya, hewan jantan memiliki pertumbuhan dan perkembangan
yang lebih cepat daripada hewan betina.
e. Umur
Umur hewan ikut memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Pada
hewan ternak, umur ternak sangat memengaruhi daya produksinya. Misalnya
pada ayam petelur. Semakin tua, jumlah telur yang dihasilkan semakin menurun.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi suhu, cahaya matahari, nutrisi, lingkungan, dan aktivitas
fisik.
a. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan sangat dipengaruhi oleh suhu.
Jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah, metabolisme tubuh hewan dapat
terganggu. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangannya juga ikut terganggu.
b. Cahaya matahari
Cahaya matahari yang cukup dapat menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan yang baik bagi hewan.
c. Nutrisi
Makanan yang cukup dan berkualitas akan menghasilkan pertumbuhan
perkembangan yang baik bagi hewan.
d. Lingkungan
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik, hewan
memerlukan lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan nyaman.
e. Aktivitas fisik
Hewan dapat bergerak dengan aktif jika ruang geraknya cukup luas. Aktivitas
yang aktif dapat menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi
hewan.
Kelas XII
B I O LO G I
Metabolisme 1
Tujuan Pembelajaran
A. Pengantar Metabolisme
Metabolisme adalah proses penting yang terjadi di dalam tubuh setiap organisme yang
masih hidup. Di dalam metabolisme, terjadi proses pemecahan dan penyusunan senyawa-
senyawa kimia. Tujuan dari metabolisme adalah untuk memelihara kelangsungan hidup
sel-sel penyusun tubuh organisme. Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
katabolisme dan anabolisme.
Ion-ion anorganik adalah kofaktor yang terikat dengan substrat kompleks atau enzim,
sehingga fungsi enzim menjadi lebih efektif. Ion-ion anorganik tersebut umumnya
berupa ion-ion logam seperti Fe2+, Cu2+, atau Mg2+.
Gugus prostetik adalah kofaktor yang umumnya terikat kuat pada enzim dan sulit
terurai. Gugus prostetik berfungsi memberi kekuatan tambahan terhadap kerja enzim.
Contohnya adalah FAD (Flavin Adenin Dinukleotida) yang merupakan gugus prostetik dari
enzim suksinat dehidrogenase, dan heme yang merupakan gugus prostetik dari enzim
peroksidase.
Cara kerja enzim di dalam tubuh dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu sebagai berikut.
1. Teori Lock-Key
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fischer. Menurut teori lock-key, sisi aktif enzim
berperan seperti gembok, sedangkan substrat berperan seperti anak kunci. Jadi,
untuk membentuk kompleks enzim-substrat, harus ada kesesuaian antara sisi aktif
enzim dan substrat. Teori lock-key dapat digambarkan sebagai berikut.
Metabolisme 1 2
Gambar 1. Teori lock-key
Contoh Soal 1
Suatu enzim selalu tersusun atas dua komponen senyawa kimia. Senyawa kimia tersebut
adalah ....
Penjelasan:
Enzim selalu tersusun atas dua komponen senyawa kimia, yaitu protein yang disebut
apoenzim dan nonprotein yang disebut kofaktor. Ada tiga macam kofaktor, yaitu
koenzim, ion-ion anorganik, dan gugus prostetik. Ini berarti, suatu enzim dapat tersusun
Metabolisme 1 3
atas protein dan koenzim, protein dan ion-ion anorganik, atau protein dan gugus
prostetik.
Contoh Soal 2
Enzim akan mengalami kerusakan pada suhu tinggi. Hal ini terjadi karena ....
Penjelasan:
Salah satu komponen penyusun enzim adalah protein. Protein adalah senyawa yang
mudah rusak jika berada pada suhu tinggi. Oleh sebab itu, enzim juga akan mengalami
kerusakan jika berada pada suhu tinggi.
1. Bekerja spesifik
Enzim hanya dapat bekerja terhadap substrat yang sesuai. Misalnya enzim lipase
yang bekerja terhadap substrat lemak. Enzim lipase ini akan memecah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
Sisi aktif
Metabolisme 1 4
4. Bekerja bolak-balik
Enzim bekerja dalam dua arah (bolak balik). Meskipun begitu, enzim tidak menentukan
arah reaksi, tetapi hanya mempercepat sampai terjadinya kesetimbangan.
Energi pengaktifan
tidak dikatalis
Energi pengaktifan
dikatalis
Energi bebas
Berdasarkan tempat kerjanya, enzim dibedakan menjadi dua, yaitu endoenzim dan
eksoenzim.
1. Endoenzim atau disebut juga enzim intraseluler adalah enzim yang aktivitasnya di
dalam sel.
Contoh: peroksidase.
2. Eksoenzim atau disebut juga enzim ekstraseluler adalah enzim yang aktivitasnya di
luar sel.
Contoh: amilase.
Pada umumnya, enzim tidak dapat bekerja tanpa senyawa nonprotein yang disebut
kofaktor. Peran kofaktor dalam kerja enzim adalah sebagai berikut.
1. Melengkapi dan memodifikasi struktur enzim sehingga substrat dapat melekat pada
enzim.
Metabolisme 1 5
3. Bersama residu tertentu mempolarisasi substrat sehingga mudah dikatalisis oleh
enzim.
4. Sebagai akseptor sementara untuk atom, proton, atau elektron, dan akan kembali
setelah reaksi berakhir.
Contoh Soal 3
Energi pengaktifan
tidak dikatalis
Energi pengaktifan
dikatalis
Energi bebas
Penjelasan:
Energi aktivasi atau energi pengaktifan adalah energi yang dibutuhkan untuk memulai
suatu reaksi kimia. Berdasarkan gambar, jumlah energi pengaktifan yang tidak dikatalis
atau tidak melibatkan enzim akan lebih besar dibandingkan energi pengaktifan yang
dikatalis. Oleh sebab itu, salah satu fungsi enzim adalah menurunkan penggunaan
energi pengaktifan (energi aktivasi).
Contoh Soal 4
A. bekerja spesifik
B. tidak memengaruhi kesetimbangan reaksi
C. memperkecil penggunaan energi aktivasi
Metabolisme 1 6
D. di akhir reaksi berubah menjadi senyawa lain
E. memiliki kisaran pH tertentu
Jawaban: D
Penjelasan:
Perhatikan gambar kerja enzim berikut ini.
Sisi aktif
Enzim adalah suatu biokatalisator di dalam tubuh organisme. Dalam bekerja, enzim
tidak memengaruhi arah dan kesetimbangan reaksi, dan di akhir reaksi akan dibentuk
kembali.
1. Suhu
Suhu sangat memengaruhi kerja enzim. Hal ini disebabkan enzim tersusun dari
molekul-molekul protein, sehingga sifat enzim sama dengan sifat protein. Pada suhu
yang sangat rendah, enzim tidak aktif. Akan tetapi, pada suhu yang sangat tinggi,
enzim akan mengalami denaturasi (kerusakan).
Enzim pada tubuh manusia bekerja optimum pada suhu antara 37°C – 40°C. Pada
hewan-hewan yang hidup di daerah kutub, enzim dapat bekerja optimum pada suhu
yang lebih rendah. Sebaliknya, pada hewan-hewan yang hidup di daerah gurun,
kisaran suhu optimumnya bisa lebih tinggi.
Pada tumbuhan, enzim bekerja optimum pada suhu sekitar 25°C. Jika suhu dinaikkan
terus, kerja enzim akan meningkat. Akan tetapi, pada suhu antara 60°C – 70°C, kerja
enzim akan menurun dan kemudian berhenti karena mengalami denaturasi.
Hubungan antara suhu (T) dan kecepatan kerja enzim (v) dapat digambarkan dalam
grafik berikut.
Metabolisme 1 7
v Semakin tinggi suhu, semakin cepat kerja
enzim. Akan tetapi, setelah mencapai suhu
tertinggi yang bisa ditolerir, peningkatan suhu
akan menurunkan kerja enzim.
T
Hubungan antara pH dan kecepatan kerja enzim (v) dapat digambarkan dalam grafik
berikut.
7. Katalase 7,0
Metabolisme 1 8
3. Konsentrasi Substrat
Konsentrasi substrat akan memengaruhi kerja enzim. Jika konsentrasi substrat
rendah, kerja enzim juga rendah. Jika konsentrasi substrat ditambah, kerja enzim
akan meningkat. Namun, jika konsentrasi substrat terus ditambah hingga mencapai
kecepatan maksimum, kerja enzim tidak akan mengalami penurunan atau
peningkatan, melainkan konstan.
Hubungan antara konsentrasi substrat dan kecepatan kerja enzim (v) dapat
digambarkan dalam grafik berikut.
Konsentrasi substrat
4. Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim akan memengaruhi kecepatan kerja enzim. Jika konsentrasi enzim
tinggi, sedangkan konsentrasi substrat rendah, kerja enzim akan lebih cepat. Sampai
batas tertentu, semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin cepat kerja enzim.
Hubungan antara konsentrasi enzim dan kecepatan kerja enzim (v) dapat digambarkan
dalam grafik berikut.
v
Sampai batas tertentu, semakin
tinggi konsentrasi enzim, semakin
cepat kerja enzim.
Konsentrasi enzim
Metabolisme 1 9
1.) Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang dapat menempati sisi aktif enzim,
seperti halnya substrat. Oleh karena itu, akan terjadi kompetisi antara
substrat dan inhibitor tersebut. Jika enzim telah berikatan dengan inhibitor,
enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya. Contohnya adalah
enzim suksinat dehidrogenase yang memiliki substrat oseli suksinat. Ada dua
inhibitor yang dapat berikatan dengan enzim tersebut, yaitu malonat dan
oksalosuksinat.
b. Zat Aktivator
Zat aktivator adalah senyawa, unsur, atau ion yang dapat mempercepat kerja
enzim. Sebagian besar zat aktivator adalah ion-ion anorganik. Sebagai contoh,
enzim deoksiribonuklease dapat diaktivasi dengan baik oleh ion-ion Mg2+, Fe2+,
Mn2+, dan Co2+, serta enzim ptialin yang dapat diaktivasi dengan baik oleh ion Cl-.
Metabolisme 1 10
Beberapa enzim juga dapat berperan sebagai aktivator bagi zimogen (enzim yang
belum aktif). Contohnya adalah asam lambung (HCl) yang dapat mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin atau enzim enterokinase yang dapat mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin.
Contoh Soal 5
Jika suatu enzim bertemu dengan inhibitor nonkompetitif, hal yang akan terjadi adalah
....
A. sisi aktif enzim tetap berfungsi baik
B. sisi aktif enzim berubah, tetapi masih dapat berikatan dengan substratnya
C. sisi aktif enzim berubah, dan enzim kehilangan fungsinya
D. sisi aktif enzim tetap, tetapi kerjanya menurun
E. sisi aktif enzim tetap, dan kerjanya menjadi lebih baik
Jawaban: C
Penjelasan:
Inhibitor nonkompetitif akan berikatan dengan sisi selain sisi aktif enzim. Adanya inhibitor
nonkompetitif ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pada sisi aktif, sehingga
enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya. Contoh inhibitor nonkompetitif
adalah logam berat seperti Hg2+.
Aspek
No. Nama Enzim Fungsi Contoh
Penggolongan
Metabolisme 1 11
Aspek
No. Nama Enzim Fungsi Contoh
Penggolongan
Oksidase Mempercepat
penggabungan O2
pada substrat atau
reduksi O2
Metabolisme 1 12
Aspek
No. Nama Enzim Fungsi Contoh
Penggolongan
Dehidrogenase Memindahkan
hidrogen dari suatu
zat ke zat lain
Transfosforilase Memindahkan
H3PO4 dari satu
molekul ke molekul
lainnya yang
dibantu oleh ion
Mg2+
F. Katabolisme
Proses katabolisme dapat diamati pada respirasi intraseluler. Ada dua macam respirasi
intraseluler, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah proses respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Ada
empat proses biokimia dalam respirasi aerob, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus Krebs, dan transpor elektron.
Metabolisme 1 13
a. Glikolisis
Glikolisis merupakan proses awal dari respirasi aerob maupun anaerob. Di dalam
glikolisis terjadi proses pemecahan glukosa menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana. Proses ini berlangsung di dalam sitosol atau sitoplasma. Setiap
molekul glukosa yang mengalami proses glikolisis akan menghasilkan senyawa-
senyawa yang terdiri dari 2 molekul ATP, 2 molekul asam piruvat, dan 2 molekul
NADH (Nicotinamide Adenin Dinukleotida H). Proses glikolisis dapat digambarkan
sebagai berikut.
Glukosa
(6C)
Glukosa, 6P
(6C)
Fruktosa, 6P
(6C)
Metabolisme 1 14
Urutan dari proses glikolisis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.) Glukosa diubah menjadi glukosa, 6-fosfat. Tahap ini membutuhkan ATP
sebagai sumber energi. ATP akan dipecah menjadi ADP.
ATP yang diperoleh dari proses glikolisis akan digunakan untuk melakukan
transpor aktif dari sitosol kedalam mitokondria. Sementara itu, 2 molekul NADH
yang diperoleh akan ditransfer ke transpor elektron. Secara sederhana, reaksi
glikolisis dapat dituliskan sebagai berikut.
Contoh Soal 6
Jawaban: C
Metabolisme 1 15
Penjelasan:
Glikolisis adalah tahapan awal dalam proses katabolisme, baik pada respirasi
aerob maupun anaerob. Dalam proses ini, 1 molekul glukosa akan dipecah
menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 senyawa NADH, dan 2 ATP.
Contoh Soal 7
Asam piruvat terbentuk baik pada respirasi aerob maupun anaerob. Pada reaksi
aerob, asam piruvat akan ....
A. dijadikan asam laktat
B. disintesis menjadi molekul yang lebih besar
C. masuk ke dalam siklus asam trikarboksilat (daur Krebs)
D. berubah menjadi etil alkohol
E. berubah menjadi asetaldehid
Jawaban: C
Penjelasan:
Asam piruvat adalah senyawa yang terbentuk dari proses glikolisis. Jika terdapat
oksigen yang cukup (reaksi aerob), asam piruvat akan diubah menjadi senyawa
asetil koA dan masuk ke dalam siklus asam trikarboksilat (siklus Krebs). Namun,
jika tidak tersedia oksigen (reaksi anaerob), asam piruvat akan diubah menjadi
alkohol atau asam laktat dalam proses fermentasi.
Satu molekul asam piruvat akan menghasilkan 1 molekul asetil koA, 1 molekul
CO2, dan 1 molekul NADH. Oleh karena asam piruvat yang diperoleh dari reaksi
sebelumnya berjumlah dua molekul, maka terjadi dua kali reaksi dekarboksilasi
oksidatif. Akibatnya, hasil yang diperoleh juga menjadi dua kali lipat. Proses
dekarboksilasi oksidatif dapat digambarkan sebagai berikut.
NAD + NADH
CO2 Koenzim A
Metabolisme 1 16
Urutan proses dekarboksilasi oksidatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.) Asam piruvat melepaskan gugus karboksilat (COO–) yang kemudian diubah
menjadi CO2.
2.) Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan elektronnya
pada molekul NAD+, sehingga terbentuk NADH. Sementara itu, CH3COO–
berubah menjadi asetat.
3.) Koenzim A akan berikatan dengan asetat membentuk asetil koenzim A atau
asetil koA.
Asetil koA(2C)
Asam
Asam sitrat (6C)
oksaloasetat (4C)
Asam
Asam malat (4C) isositrat (6C)
Asam Asam a-
fumarat (4C) ketoglutarat (5C)
GTP GDP + P
ADP ATP
Metabolisme 1 17
Urutan proses siklus Krebs tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
3.) Asam isositrat (6 atom C) diubah menjadi asam a-ketoglutarat (5 atom C).
Dalam reaksi ini dilepaskan CO2 dan dibentuk NADH.
4.) Asam a-ketoglutarat (5 atom C) diubah menjadi suksinil koA (4 atom C). Dalam
reaksi ini juga dilepaskan CO2 dan dibentuk NADH.
5.) Suksinil koA selanjutnya akan diubah menjadi asam suksinat (4 atom C).
Dalam reaksi ini dihasilkan GTP yang kemudian berubah menjadi ATP.
6.) Asam suksinat diubah menjadi asam fumarat (4 atom C), dan menghasilkan
senyawa FADH2.
7.) Asam fumarat diubah menjadi asam malat (4 atom C) yang dilakukan dengan
penambahan air.
8.) Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali, dan menghasilkan
senyawa NADH.
Contoh Soal 8
Pada proses dekarboksilasi oksidatif, CO2 yang dihasilkan berasal dari ....
A. asetil koenzim A
B. gugus karboksilat asam piruvat
C. senyawa asetat
D. asetaldehid
E. fosfogliseraldehid
Jawaban: B
Penjelasan:
Pada proses dekarboksilasi oksidatif, asam piruvat akan melepaskan gugus
karboksilatnya yang kemudian diubah menjadi CO2.
Jadi, CO2 yang dihasilkan pada proses dekarboksilasi oksidatif berasal dari gugus
karboksilat asam piruvat.
Metabolisme 1 18
Contoh Soal 9
A. NADH
B. ATP
C. CO2
D. asetil koA
E. FADH2
Jawaban: B
Penjelasan:
Senyawa yang hanya dihasilkan dalam siklus Krebs adalah FADH2. Senyawa ini
terbentuk saat proses pengubahan asam suksinat menjadi asam fumarat.
c. Transpor Elektron
Transpor elektron merupakan tahap akhir dari proses respirasi aerob. Dalam
proses ini dihasilkan energi dalam bentuk ATP dengan jumlah yang paling banyak
daripada reaksi-reaksi sebelumnya.
KoQ
AH2
Fe+2
Fe+3
Fe+2
Fe+2
O–2
Hasil samping
CYTa3
CYTb
CYTa
CYTc
daur Krebs
NADH + H
KoQH2
FAD
Fe+3
Fe+2
Fe+3
Fe+3
A
2 2
O
1
2H+
6
Metabolisme 1 19
Urutan proses transpor elektron dapat dijelaskan sebagai berikut.
2.) Koenzim Q akan dioksidasi oleh sitokrom B. Pada tahap ini, koenzim Q akan
melepas elektron dan 2 ion H+.
3.) Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C. Pada tahap ini juga dihasilkan
energi yang cukup tinggi, sehingga terjadi penyatuan ADP dan fosfat anorganik
menjadi ATP.
5.) Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Pada tahap ini juga terjadi
penyatuan ADP dan fosfat organik menjadi ATP.
6.) Sitokrom A3 akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Setelah menerima
elektron dari sitokrom A, oksigen akan bergabung dengan ion H+ (hasil dari
oksidasi koenzim Q oleh sitokrom B), sehingga terbentuk molekul H2O.
Oksigen di sini berperan sebagai akseptor terakhir ion H+.
7.) Dari proses transpor elektron yang diawali dengan oksidasi NADH, akan
diperoleh 3 ATP dan 1 H2O.
8.) Hal yang sama juga terjadi pada FADH2. Bedanya, energi yang dihasilkan
saat oksidasi FADH2 tidak cukup tinggi untuk membentuk ATP. Oleh sebab
itu, proses transpor elektron yang berawal dari oksidasi FADH2 hanya
memperoleh 2 ATP dan 1 H2O. Secara sederhana, pembentukan ATP dari
NADH dan FADH2 dapat dituliskan sebagai berikut.
Jika jumlah total NADH yang diperoleh mulai dari glikolisis sampai siklus Krebs
adalah 10 molekul dan FADH2 2 molekul, pada transpor elektron akan diperoleh
hasil sebagai berikut.
Metabolisme 1 20
Jadi, dalam proses transpor elektron akan dihasilkan 34 ATP dan 12 H2O. Dari hasil
tersebut, dapat dikatakan bahwa transpor elektron merupakan penyumbang ATP
terbanyak dalam proses respirasi aerob.
Dengan menjumlahkan seluruh ATP yang dihasilkan dari respirasi aerob ini, yaitu
2 ATP dari glikolisis, 2 ATP dari siklus Krebs, dan 34 ATP dari transpor elektron,
total ATP yang diperoleh adalah 38 ATP. Namun, karena 2 ATP yang berasal
glikolisis telah digunakan untuk proses transpor aktif dari sitosol ke mitokondria,
maka hasil bersih respirasi aerob dari 1 molekul glukosa adalah 36 ATP dan 12
H2O. Berikut ini adalah tabel jumlah ATP yang diperoleh selama berlangsungnya
proses respirasi aerob.
Tabel Jumlah ATP yang Diperoleh Selama Berlangsungnya Proses Respirasi Aerob
Reaksi Jumlah
2 ATP
Glikolisis
(langsung digunakan untuk transpor aktif)
Dekarboksilasi oksidatif -
TOTAL 36 ATP
Contoh Soal 10
A. asam piruvat
B. NADH dan FADH2
C. asetil koA
D. PGAL
E. asam sitrat
Jawaban: B
Metabolisme 1 21
Penjelasan:
Perhatikan gambar proses transpor elektron berikut ini.
FADH + H+
NAD+
KoQ
AH2
Fe+2
Fe+3
Fe+2
Fe+2
O–2
Hasil samping
CYTa3
CYTb
CYTa
CYTc
daur Krebs
NADH + H
KoQH2
FAD
Fe+3
Fe+2
Fe+3
Fe+3
A
2 2
O
1
2H+
6
ADP + P ATP ATP H2O
Pada proses transpor elektron, dibutuhkan senyawa NADH dan FADH2. Keduanya
akan melepaskan ion H+ dan elektron dalam reaksi tersebut. Pada setiap oksidasi,
1 molekul NADH akan menghasilkan 3 molekul ATP dan 1 molekul FADH2 akan
menghasilkan 2 molekul ATP.
Contoh Soal 11
Pada proses oksidasi FADH2 tidak terbentuk ATP. Hal ini terjadi karena ....
Jawaban: C
Penjelasan:
Pada proses oksidasi FADH2, energi yang diperoleh tidak cukup untuk menyatukan
ADP dan fosfat anorganik, sehingga tidak terbentuk ATP. Hal ini berbeda dengan
oksidasi NADH yang dapat menghasilkan ATP.
Jadi, pada proses oksidasi FADH2 tidak terbentuk ATP karena energi yang diperoleh
kecil.
Metabolisme 1 22
2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen bebas.
Proses ini disebut juga fermentasi. Respirasi anaerob dapat terjadi pada manusia
dan hewan ketika tubuh sedang membutuhkan energi dengan cepat. Selain itu,
respirasi anaerob juga dapat dilakukan oleh beberapa mikroorganisme seperti
jamur dan bakteri.
Persamaan antara respirasi anaerob dan respirasi aerob hanya terletak pada tahap
glikolisis. Oleh karena pada respirasi anaerob tidak tersedia oksigen yang cukup,
maka asam piruvat yang dihasilkan pada tahap glikolisis tidak diubah menjadi asetil
koA. Akan tetapi, diubah menjadi senyawa lain melalui proses fermentasi. Ada dua
macam fermentasi, yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.
a. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol dilakukan oleh beberapa organisme tingkat rendah seperti
jamur dan bakteri. Sebagai contoh, jamur ragi (Saccharomyces cerevisiae)
dapat menfermentasi gula menjadi alkohol. Kemampuan jamur ini kemudian
dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat minuman beralkohol atau membuat
roti sejak ribuan tahun yang lalu.
Fermentasi alkohol dimulai dengan proses glikolisis seperti pada respirasi aerob.
Dari proses ini akan dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH. Proses
selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut.
ATP ADP
2 Asam
Glukosa (6C) Glikolisis
piruvat (3C)
Metabolisme 1 23
3.) NADH melepaskan elektron dan ion H+ menjadi NAD+. Elektron dan ion H+akan
bergabung dengan asetaldehid membentuk alkohol.
5.) Hasil akhir dari fermentasi alkohol adalah 2 etanol, 2 ATP, dan 2 CO2.
Selain pada manusia, fermentasi asam laktat juga dapat dilakukan oleh bakteri
asam laktat, misalnya Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus dapat menfermentasi
susu menjadi keju atau yoghurt. Kemampuan bakteri ini juga telah dimanfaatkan
manusia dalam industri pengolahan susu menjadi produk-produk fermentasi
yang bermanfaat.
Fermentasi asam laktat juga dimulai dari proses glikolisis yang menghasilkan 2
asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH. Proses selanjutnya dapat dilihat pada gambar
berikut.
ATP ADP
2 Asam
Glukosa (6C) Glikolisis
piruvat (3C)
NADH NAD+
Metabolisme 1 24
Urutan proses fermentasi asam laktat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.) Glukosa mengalami glikolisis, sehingga dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan
2 NADH.
2.) Asam piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi asam laktat, tanpa
membebaskan CO2.
3.) NAD+ yang terbentuk akan digunakan kembali dalam proses glikolisis.
4.) Hasil akhir dari proses fermentasi asam laktat adalah 2 ATP dan 2 asam
laktat.
Contoh Soal 13
Persamaan antara fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat adalah sebagai
berikut, kecuali ....
Jawaban: E
Penjelasan:
Fermentasi alkohol menghasilkan 2 etanol, 2 ATP, dan 2 CO2. Sementara
fermentasi asam laktat menghasilkan 2 ATP dan 2 asam laktat. Dengan demikian,
yang bukan persamaan antara fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat
adalah menghasilkan karbon dioksida.
GULA DAN BUAH PIR DIMAKAN ASEP DAN UCOK BERSAMA ENO
(glukosa → asam piruvat → asetaldehid dan CO2 → etanol)
Metabolisme 1 25
Contoh Soal 13
Saat melakukan proses respirasi anaerob, sel-sel ragi akan menghasilkan zat-zat
berikut ini, kecuali ....
A. karbon dioksida
B. air
C. asetaldehid
D. etanol
E. ATP
Jawaban: B
Penjelasan:
Tahapan transpor elektron tidak terjadi pada respirasi anaerob. Transpor elektron
merupakan tahapan yang dapat menghasilkan molekul air. Dengan demikian, zat
yang tidak dihasilkan oleh sel-sel ragi saat melakukan proses respirasi anaerob
adalah air.
Metabolisme 1 26
Kurikulum 2013 Revisi
Kelas XII
B I O LO G I
Metabolisme 2
Tujuan Pembelajaran
A. Pengantar Anabolisme
Anabolisme adalah proses penyusunan/sintesis senyawa-senyawa anorganik (senyawa
sederhana, misalnya CO2 dan H2O) menjadi senyawa-senyawa organik (senyawa
kompleks, misalnya karbohidrat, protein, dan lemak). Senyawa-senyawa organik hasil
proses anabolisme inilah yang akan digunakan sebagai bahan dasar pada proses
katabolisme.
Proses anabolisme membutuhkan energi. Berdasarkan energi yang digunakan, ada dua
macam proses anabolisme, yaitu fotosintesis dan kemosintesis. Fotosintensis adalah
proses pengubahan senyawa anorganik oleh klorofil menjadi senyawa organik dengan
bantuan cahaya. Oleh karena itu, fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh organisme
yang memiliki klorofil, seperti alga dan tumbuhan tingkat tinggi. Klorofil atau pigmen
hijau daun terdapat di dalam suatu organel yang disebut kloroplas. Akan tetapi, pada
kelompok Cyanobacteria, klorofil terdapat di dalam lembar tilakoid.
Ada dua tahap reaksi di dalam fotosintesis, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
1. Reaksi terang
Reaksi terang adalah reaksi yang membutuhkan cahaya matahari langsung sebagai
sumber energi.
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap adalah reaksi yang tidak membutuhkan cahaya matahari langsung
sebagai sumber energi. Akan tetapi, sumber energinya berupa ATP yang diperoleh
dari reaksi terang. Oleh karena itu, reaksi gelap tidak akan berlangsung jika tidak ada
reaksi terang.
Berikut ini adalah gambar struktur kloroplas yang menjadi tempat berlangsungnya
proses fotosintesis.
Granum
Membran luar Lumen
Membran dalam
Stroma Tilakoid
Tidak semua spektrum warna dapat digunakan untuk fotosintesis. Spektrum yang efektif
digunakan untuk fotosintesis adalah spektrum merah dan biru. Sprektrum merah dan
biru ini sesuai dengan serapan pigmen fotosintesis. Pigmen fotosintesis terdiri atas
klorofil a dan klorofil b. Kedua klorofil tersebut dapat membentuk kelompok-kelompok
yang disebut fotosistem. Ada dua macam fotosistem, yaitu sebagai berikut.
Metabolisme 2 2
Fotosistem I
Fotosistem I terdiri atas klorofil a dan klorofil b dengan perbandingan 12 : 1.
Fotosistem ini dapat menangkap gelombang cahaya dengan panjang gelombang
700 nm, sehingga disebut P700.
Fotosistem II
Fotosistem II terdiri atas klorofil a dan klorofil b dengan perbandingan 1 : 2.
Fotosistem ini dapat menangkap gelombang cahaya dengan panjang gelombang
680 nm, sehingga disebut P680.
Reaksi terang dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu aktivasi klorofil, fotolisis air, serta sistem
transpor elektron siklik dan nonsiklik.
1. Aktivasi Klorofil
Aktivasi klorofil merupakan proses pelepasan elektron (eksitasi) dari klorofil,
sehingga klorofil menjadi tidak stabil. Hal ini terjadi karena klorofil menangkap foton
(cahaya matahari).
2. Fotolisis Air
Fotolisis air merupakan proses pemecahan molekul air oleh elektron yang berasal
dari fotosistem II. Dari proses fotolisis ini dihasilkan ion H+, elektron, dan O2 yang
akan dilepas ke udara.
1.) Aktivasi klorofil, terjadi saat energi cahaya diterima oleh fotosistem I,
sehingga elektron-elektron dari fotosistem I mengalami eksitasi.
2.) Transpor elektron, yaitu elektron dari P700 ditransfer ke akseptor elektron,
kemudian kembali lagi ke P700.
3.) Pembentukan ATP, terjadi saat elektron dari akseptor elektron masuk ke
dalam kompleks sitokrom. Masuknya elektron ke dalam kompleks sitokrom
ini menyebabkan peningkatan energi yang dapat digunakan untuk mengubah
ADP menjadi ATP.
Metabolisme 2 3
b. Transpor Elektron Nonsiklik (Fotofosforilasi Nonsiklik)
Pada transpor elektron nonsiklik, elektron dari P680 diangkut melalui beberapa
akseptor menuju P700, dan tidak kembali lagi. Oleh karena itu, proses ini
membutuhkan fotosistem I dan II. Hasil dari transpor elektron nonsiklik adalah O2,
ATP, dan NADPH. Tahap-tahap dalam transpor elektron nonsiklik dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1.) Aktivasi klorofil, terjadi saat energi cahaya diterima oleh fotosistem II,
sehingga elektron-elektron dari fotosistem II tereksitasi.
2.) Fotolisis air, merupakan proses pemecahan molekul air oleh elektron dari
fotosistem II, sehingga dihasilkan O2, ion H+, dan elektron.
3.) Transpor elektron, yaitu elektron dari P680 ditransfer melalui beberapa
akseptor elektron menuju P700.
Penerima Penerima
ATP NADP
elektron elektron
ADP
e– e–
e–
Sit Siklis
ok NADPH
rom e–
ADP
e–
ATP Fotosistem I (P700)
Fotosistem II (P680)
e–
H2O H+
O2
Metabolisme 2 4
Urutan dari proses reaksi terang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
3.) Elektron dari hasil pemecahan air akan masuk ke dalam fotosistem II,
kemudian diteruskan ke akseptor (penerima) elektron.
4.) Dari akseptor elektron, elektron diangkut menuju kompleks sitokrom. Pada
saat melalui sitokrom, terjadi peningkatan energi, sehingga energi tersebut
dapat digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP.
7.) Selanjutnya, elektron akan diterima oleh senyawa NADP. Masuknya elektron
ini menyebabkan NADP dapat mengikat ion H+ yang diperoleh dari pemecahan
air. Proses pengangkutan elektron ini disebut transpor elektron nonsiklik.
8.) Jika kebutuhan ATP kurang mencukupi, elektron dari fotosistem I akan
diangkut ke akseptor elektron menuju ke kompleks sitokrom dan kembali ke
fotosistem I. Proses ini disebut transpor elektron siklik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa hasil akhir dari proses
reaksi terang adalah sebagai berikut.
Untuk mengingat hasil akhir dari reaksi terang, gunakan cara SUPER berikut.
Siang hari Anak di Atas Pohon lompat ke atap untuk menghirup oksigen
NADPH, ATP, O2
Metabolisme 2 5
Contoh Soal 1
A. kumpulan klorofil dalam tilakoid yang dapat menangkap cahaya pada panjang
gelombang tertentu
B. kumpulan klorofil dalam tilakoid yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi
listrik
C. kumpulan klorofil dalam tilakoid yang dapat menyusun zat makanan berupa gula
D. kumpulan klorofil dalam tilakoid yang dapat membentuk ATP
E. kumpulan klorofil dalam tilakoid yang dapat membentuk oksigen
Jawaban: A
Penjelasan:
Fotosistem adalah kumpulan klorofil yang terdiri atas klorofil a dan klorofil b dengan
perbandingan tertentu. Fungsi dari fotosistem ini adalah untuk menangkap cahaya
pada panjang gelombang tertentu. Ada dua macam fotosistem, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II. Fotosistem I yang memiliki perbandingan klorofil a dan b = 12 : 1 dapat
menangkap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm. Sementara fotosistem II yang
memiliki perbandingan klorofil a dan b = 1 : 2 dapat menangkap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nm.
Jadi, fotosistem yang diperlukan dalam proses fotosintesis merupakan kumpulan klorofil
dalam tilakoid yang dapat menangkap cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Contoh Soal 2
Senyawa hasil reaksi terang yang dibutuhkan untuk reaksi gelap adalah ....
A. ATP dan O2
B. ATP dan CO2
C. NADPH dan ATP
D. NADPH dan O2
E. NADPH dan CO2
Jawaban: C
Metabolisme 2 6
Penjelasan:
Pada reaksi terang, dihasilkan senyawa-senyawa ATP, NADPH, dan O2. Akan tetapi, yang
digunakan untuk proses reaksi gelap hanya ATP dan NADPH.
Jadi, senyawa hasil reaksi terang yang dibutuhkan untuk reaksi gelap adalah ATP dan
NADPH.
Selain ATP, senyawa dari reaksi terang yang juga diperlukan untuk berlangsungnya
reaksi gelap adalah NADPH. Pada reaksi gelap juga diperlukan adanya CO2. Reaksi gelap
berlangsung di dalam stroma kloroplas. Hasil dari reaksi gelap adalah glukosa (C6H12O6).
Reaksi gelap dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu fiksasi CO2, reduksi senyawa PGA, dan
regenerasi RuBP.
1. Fiksasi CO2
Pada tahap ini, terjadi pengikatan (fiksasi) karbon dioksida dengan senyawa ribulosa
bifosfat (RuBP) oleh enzim rubisco. Akibatnya, akan terbentuk molekul dengan
6 atom karbon yang tidak stabil. Molekul ini kemudian pecah menjadi 12 molekul
asam fosfogliserat (PGA).
3. Regenerasi RuBP
Pada tahap ini, senyawa PGAL akan menerima fosfat dari ATP dan diubah kembali
menjadi RuBP.
Metabolisme 2 7
Berikut ini adalah gambar dari proses reaksi gelap fotosintesis.
6 molekul
CO2
6 molekul
12 molekul
ribulosa 1,5-difosfat
6 ADP 3-asam fosfogliserat
12 ATP
6 ATP 6 molekul
ribulosa 5-fosfat 12 ADP
12 molekul
1,3-bifosfogliserat
12 NADPH
10 molekul
fosfogliseraldehid
12 molekul 12 NADP+
fosfogliseraldehid
2 molekul
fosfogliseraldehid
1 molekul
glukosa
Urutan dari proses reaksi gelap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. 6 molekul CO2 difiksasi dengan 6 molekul RuBP oleh enzim rubisco, sehingga
terbentuk 6 molekul dengan 6 atom C yang tidak stabil. Ke-6 molekul ini kemudian
pecah menjadi 12 molekul 3-fosfogliserat (PGA).
2. Selanjutnya, 12 molekul PGA akan mendapatkan 12 gugus fosfat dari 12 ATP, sehingga
terbentuk 12 molekul 1,3 bifosfogliserat.
3. 12 molekul 1,3 bifosfogliserat akan menerima ion H+ dari NADPH, sehingga tereduksi
menjadi 12 molekul fosfogliseraldehid-3P (PGAL).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa hasil akhir dari proses reaksi
gelap adalah sebagai berikut.
C6H12O6 (glukosa)
Metabolisme 2 8
Contoh Soal 3
Penjelasan:
Proses pembentukan glukosa pada reaksi gelap dapat diurutkan sebagai berikut.
RuBP memfiksasi CO2 menjadi senyawa PGA.
Senyawa PGA direduksi menjadi senyawa PGAL oleh ATP dan NADPH.
Sebagian senyawa PGAL akan disintesis menjadi glukosa.
Jadi, urutan perubahan yang benar dalam reaksi gelap adalah RuBP → PGA → PGAL →
glukosa.
Contoh Soal 4
Penjelasan:
Reaksi gelap pada fotosintesis tetap berlangsung pada siang hari. Namun, reaksi ini
tidak menggunakan energi cahaya secara langsung, melainkan menggunakan energi
kimia berupa ATP dan senyawa NADPH. ATP dan senyawa NADPH ini dibentuk di dalam
reaksi terang.
Jadi, reaksi gelap pada fotosintesis dinamakan demikian karena tidak memerlukan
cahaya.
Metabolisme 2 9
C. Tumbuhan C3, C4, dan CAM
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu
tumbuhan C3, C4, dan CAM (Crassulacean Acid Metabolism).
1. Tumbuhan C3
Tumbuhan C3 adalah tumbuhan yang membentuk molekul berkarbon 3, yaitu
3-fosfogliserat saat proses fiksasi CO2 di awal reaksi gelap. Jenis tumbuhan C3 dapat
hidup baik pada lingkungan yang mengandung CO2 tinggi, dengan intensitas cahaya
dan temperatur sedang, juga air tanah yang melimpah. Contoh tumbuhan C3 adalah
gandum, kentang, kacang-kacangan, dan kapas.
Pada tumbuhan C3, CO2 hanya difiksasi dengan RuBP oleh enzim rubisco di dalam
sel-sel mesofil. Dalam kerjanya, enzim rubisco sering menyertakan molekul oksigen
ke dalam RuBP sebagai pengganti karbon dioksida. Jika hal ini dilakukan, akan
terjadi peristiwa fotorespirasi, yaitu proses pembongkaran karbohidrat untuk
menghasilkan energi dan hasil samping. Fotorespirasi terjadi pada siang hari. Untuk
menghambat terjadinya fotorespirasi, kadar CO2 di atmosfer harus ditingkatkan.
Selain itu, fotorespirasi juga dapat terjadi saat panas terik sehingga mendorong
stomata untuk menutup. Keadaan ini dapat menghalangi masuknya CO2 dari luar
dan keluarnya O2 dari dalam.
Proses fiksasi CO2 pada tumbuhan C3 sama dengan proses fiksasi pada reaksi gelap
yang sudah diterangkan sebelumnya.
2. Tumbuhan C4
Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang membentuk molekul berkarbon 4,
yaitu oksaloasetat. Oksaloasetat terbentuk setelah CO2 berikatan dengan PEP
(fosfoenolpiruvat) dengan bantuan enzim PEP karboksilase di dalam sel-sel mesofil.
Berbeda dengan rubisco, PEP karboksilase tidak dapat mengikat O2, sehingga tidak
terjadi kompetisi antara O2 dan CO2. Tumbuhan C4 lebih adaptif terhadap lingkungan
yang kering dan panas, dengan konsentrasi CO2 yang tidak terlalu tinggi. Contoh
tumbuhan C4 adalah jagung, tebu, dan sorghum.
Pada tumbuhan C4, proses fotosintesis berlangsung di dua tempat, yaitu sel-sel
mesofil dan sel-sel sarung berkas pengangkut. Berikut ini adalah gambar proses
fotosintesis pada tumbuhan C4.
Metabolisme 2 10
Pada sel-sel sarung
Pada mesofil daun
berkas pengangkut
CO2
OAA
6 CO2 12 Asam 12 ATP
CO2 3- fosfogliserat
(3C) 12 ADP
PEP SIKLUS Malat
(4C) 12 Asam 1, 3-
(3C) HATCH-SLACK Ribulosa bisosfat bifosfogliserat
6 ADP (3C) SIKLUS (3C)
CALVIN 12 NADPH
6 ATP
Asam 12 NADP+
10 Dihidroksiaseton 12 Gliseraldehid 3P
piruvat (3C)
fosfat (3C) (3C)
2 Gliseraldehid 3P
(3C)
1 C6H12O6
Urutan dari proses fotosintesis pada tumbuhan C4 tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. CO2 masuk ke dalam sel-sel mesofil dan berikatan dengan PEP dengan bantuan
PEP karboksilase. Hasil dari ikatan ini adalah OAA (Oksaloasetat Acid) yang beratom
4C.
c. Malat akan mengalami dekarboksilasi menjadi asam piruvat (3C) dengan melepas
1 molekul CO2.
d. CO2 kemudian akan masuk ke dalam sel-sel sarung berkas pengangkut untuk
memasuki siklus Calvin.
Pada tumbuhan CAM, pengikatan CO2 yang dibantu oleh PEP karboksilase akan
membentuk oksaloasetat yang beratom 4C. Perbedaannya dengan tumbuhan C4
adalah waktu untuk melakukannya. Pada tumbuhan CAM, pengikatan CO2 terjadi
pada malam hari saat stomata membuka. Oksaloasetat yang terbentuk akan diubah
menjadi malat dan disimpan di dalam vakuola. Pada siang harinya, saat stomata
menutup, malat akan mengalami dekarboksilasi membentuk asam piruvat dan
CO2. Selanjutnya, CO2 akan masuk ke dalam siklus Calvin. Berikut ini adalah gambar
proses fotosintesis pada tumbuhan CAM.
Metabolisme 2 11
Siklus Hatch-Slack Siklus Calvin
(malam hari) (siang hari)
Karbohidrat Karbohidrat
CO2 F triosa
Stomata PEP Daur Calvin
PEP
terbuka
RuDP PGA
Piruvat
CO2
Asam malat Asam malat
Urutan dari proses fotosintesis pada tumbuhan CAM dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. CO2 masuk melalui stomata yang terbuka pada malam hari. CO2 akan berikatan
dengan PEP dengan bantuan PEP karboksilase membentuk oksaloasetat.
c. Pada siang hari, saat stomata menutup, malat akan mengalami dekarboksilasi
menjadi asam piruvat dan CO2.
d. CO2 kemudian akan masuk ke dalam kloroplas untuk menjalani siklus Calvin.
Contoh Soal 5
Perbedaan fiksasi CO2 antara tumbuhan C4 dan CAM terletak pada ....
Jawaban: C
Penjelasan:
Pada tumbuhan C4, proses fiksasi CO2 dengan PEP berlangsung pada siang hari,
sedangkan pada tumbuhan CAM, proses fiksasi CO2 dengan PEP berlangsung pada
malam hari.
Jadi, perbedaan fiksasi CO2 antara tumbuhan C4 dan CAM terletak pada waktu pengikatan
CO2.
Metabolisme 2 12
E. Kemosintesis
Kemosintesis adalah proses penyusunan senyawa organik dari senyawa anorganik
dengan menggunakan energi yang berasal dari reaksi kimia. Proses ini dilakukan
oleh organisme autotrof nonfotosintetik atau disebut juga organisme kemoautotrof.
Organisme yang tergolong kemoautotrof antara lain adalah kelompok bakteri nitrifikasi
(Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter), bakteri besi, bakteri metana, bakteri
hidrogen, dan bakteri sulfur.
Berdasarkan sumber energi kimianya, kemosintesis dibagi menjadi lima macam, yaitu
sebagai berikut.
b. Bakteri nitrat adalah bakteri yang mampu mengoksidasi nitrit menjadi nitrat.
Bakteri yang tergolong nitrat adalah Nitrobacter. Berikut ini merupakan reaksi
kimia pada oksidasi nitrit menjadi nitrat.
Metabolisme 2 13
2. Kemosintesis oleh Bakteri Sulfur
Contoh dari bakteri sulfur adalah Beggiatoa atau Thiospirillum. Bakteri ini hidup di
sumber-sumber air panas yang memiliki kandungan senyawa hidrogen sulfida.
Bakteri-bakteri sulfur mampu mengoksidasi logam sulfida menjadi sulfur dengan
reaksi kimia berikut.
Jika cadangan hidrogen sulfida habis, endapan sulfur (S) akan dioksidasi menjadi
asam sulfat (H2SO4) dengan reaksi kimia berikut.
Metabolisme 2 14
Energi yang dihasilkan dari proses tersebut digunakan untuk proses fosforilasi dan
reduksi CO2 menjadi karbohidrat.
Contoh Soal 6
Jawaban: C
Penjelasan:
Organisme kemoautotrof tidak memiliki klorofil, sehingga tidak dapat memanfaatkan
energi matahari sebagai sumber energinya. Untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan,
mereka melakukan oksidasi terhadap senyawa-senyawa anorganik tertentu. Dari
proses tersebut akan dihasilkan energi kimia. Energi kimia inilah yang selanjutnya
mereka gunakan untuk menyusun senyawa organik. Contohnya adalah bakteri nitrit
mengoksidasi amoniak menjadi nitrit, disertai pembentukan energi dan air.
Jadi, energi yang mereka gunakan berasal dari oksidasi senyawa-senyawa anorganik.
Contoh Soal 7
Metabolisme 2 15
Penjelasan:
Kemosintesis adalah proses penyusunan senyawa-senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks dengan bantuan energi kimia. Energi kimia ini diperoleh dari hasil oksidasi
senyawa anorganik.
1. Faktor Luar
a. Cahaya
Pada katabolisme dan anabolisme, cahaya dapat mempercepat laju reaksi pada
batas optimal.
b. Suhu
Suhu dapat mempercepat laju reaksi katabolisme dan anabolisme pada batas
optimal. Jika melebihi batas optimal, enzim-enzim yang terlibat dalam proses
tersebut akan rusak, sehingga dapat menurunkan laju reaksi.
c. Ketersediaan CO2
Pada proses katabolisme, ketersediaan CO2 yang tinggi dapat menurunkan
laju respirasi. Namun, pada anabolisme, ketersediaan CO2 yang tinggi dapat
menaikkan laju reaksi sampai batas optimum.
d. Ketersediaan O2
Pada proses katabolisme, ketersediaan O2 yang tinggi dapat menaikkan
laju respirasi. Namun, pada anabolisme, ketersediaan O2 yang tinggi dapat
menghambat laju reaksi.
e. Ketersediaan H2O
Kadar H2O yang tinggi dapat menurunkan laju reaksi katabolisme, sedangkan
pada anabolisme tidak berpengaruh langsung, seperti pada proses membuka
dan menutupnya stomata.
h. Rangsang mekanis
Rangsang mekanis dapat meningkatkan laju reaksi katabolisme, asalkan tidak
terjadi berulang-ulang. Namun, rangsang mekanis tidak memengaruhi laju reaksi
anabolisme.
Kata Ana, Cahaya luar membuat Suhu panas sehingga anak Cowok2 butuh
Oksigen (O2) dan Air (H2O) untuk mengobati luka akibat unsur mekanis
Cahaya, Suhu, CO2, Oksigen (O2), Air (H2O), ada tidaknya luka, unsur, rangsang
mekanis
2. Faktor Dalam
Faktor-faktor dalam yang memengaruhi proses katabolisme adalah sebagai berikut.
a. Substrat respirasi yang dapat mempercepat laju reaksi katabolisme.
b. Kualitas dan kuantitas protoplasma.
Metabolisme 2 17
Anabolisme merupakan proses yang berkebalikan dengan katabolisme. Pada anabolisme,
terjadi penyusunan senyawa-senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Proses ini
membutuhkan energi, baik berupa energi cahaya maupun energi kimia. Energi cahaya
diperoleh langsung dari alam, sedangkan energi kimia diperoleh dari hasil katabolisme.
Pertemuan karbohidrat, protein, dan lemak di jalur metabolisme ini berguna untuk
saling menggantikan bahan bakar di dalam sel. Hasil dari metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak dapat digunakan untuk menyusun senyawa-senyawa lain. Berikut ini
adalah bagan keterkaitan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Urea Piruvat
Beta-oksidasi
Siklus
Krebs
Rantai transpor
elektron dan fosforilasi
oksidatif
Metabolisme 2 18
Karbohidrat merupakan molekul pertama yang menjadi substrat untuk proses respirasi.
Jika karbohidrat habis, lemak akan dioksidasi sebagai pengganti karbohidrat. Jika
karbohidrat dan lemak habis, giliran protein yang akan dipecah menjadi asam amino
untuk dioksidasi.
Lemak tersusun atas gabungan asam lemak dan gliserol. Oleh sebab itu, untuk menjadi
substrat respirasi, lemak harus diuraikan dahulu menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, gliserol akan diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat (DHAP) dan diubah lagi
menjadi fosfogliseraldehid (PGAL). PGAL akan diubah menjadi asam piruvat, kemudian
mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil koenzim A dan masuk ke dalam siklus
Krebs. Sementara itu, asam lemak akan diubah menjadi asetil koenzim A yang juga
masuk ke dalam siklus Krebs. Oleh karena gliserol dan asam lemak sama-sama dapat
masuk ke dalam jalur respirasi, maka lemak dapat menghasilkan energi yang lebih besar
dibandingkan karbohidrat dan protein.
Protein tersusun dari rangkaian asam amino. Untuk menjadi substrat respirasi, protein
harus diuraikan terlebih menjadi asam amino melalui proses transaminasi maupun
deaminasi. Transaminasi adalah proses pemindahan gugus amina –NH2, sedangkan
deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino. Asam amino seperti glisin,
serin, alanin, dan sistein akan diubah dahulu menjadi asam piruvat, kemudian melalui
dekarboksilasi oksidatif akan diubah menjadi asetil koenzim A, dan selanjutnya masuk
ke dalam siklus Krebs. Asam lain seperti tirosin, leusin, fenilalanin, isoleusin, dan lisin
akan langsung diubah menjadi asetil koenzim A dan masuk ke dalam siklus Krebs.
Metabolisme 2 19
Kurikulum 2013 Revisi
Kelas XII
B I O LO G I
Materi Genetik
Tujuan Pembelajaran
A. Pendahuluan
Materi genetik adalah informasi yang terdapat pada setiap sel makhluk hidup dan
dapat diturunkan pada keturunan berikutnya. Materi genetik sering kali disebut sebagai
asam nukleat atau faktor hereditas. Pada makhluk hidup, materi genetik terdiri atas
kromosom, gen, DNA, dan RNA. Semua materi genetik ini akan diturunkan melalui proses
reproduksi. Bagaimanakah sebenarnya hubungan antara DNA, gen, dan kromosom itu?
Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom secara sederhana dapat dijelaskan sebagai
berikut.
B. Kromosom
Kromosom adalah benda-benda halus seperti kumpulan benang yang berfungsi sebagai
pembawa dan penyimpan informasi genetik makhluk hidup. Kromosom terdiri atas zat-
zat yang mudah menyerap warna di dalam inti sel. Di dalam sel tubuh, kromosom terlihat
berpasang-pasangan. Sepasang kromosom ini disebut sebagai kromosom homolog,
yaitu kromosom yang memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama atau hampir
sama karena berasal dari induk yang sama.
Di dalam sel, sepasang kromosom homolog memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi
yang berbeda dengan pasangan lainnya. Oleh sebab itu, dalam kariotipe kromosom
(pengaturan kromosom suatu individu secara standar berdasarkan panjang, jumlah, dan
bentuknya), tampak pasangan kromosom dengan bentuk yang berbeda-beda. Pasangan
kromosom homolog disebut dengan genom atau ploidi. Sementara itu, kromosom yang
bukan pasangannya disebut dengan kromosom nonhomolog.
Kromosom memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi. Kromosom memiliki panjang
sekitar 12–50 µm dengan diameter 0,2–20 µm. Pada umumnya, kromosom pada
tumbuhan berukuran lebih besar daripada kromosom pada hewan dan manusia.
Panjang kromosom pada tumbuhan mencapai sekitar 50 µm, sedangkan pada hewan
sekitar 4–6 µm dan pada manusia sekitar 6 µm.
Satelit
Materi Genetik 2
b. Sentromer atau kinetokor merupakan pusat kromosom yang membagi
kromosom menjadi dua lengan. Sentromer tidak mengandung gen dan terjadi
karena konstriksi (mengecil) primer. Sentromer berwarna lebih terang karena
kurang menyerap zat warna.
2. Tipe-Tipe Kromosom
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibagi menjadi empat tipe sebagai
berikut.
c. Tipe akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung kromatid, sehingga salah
satu kromatid lebih panjang dari yang lain. Tipe ini dapat digambarkan seperti
huruf J.
d. Tipe telosentrik, jika sentromer terletak di ujung kromatid sehingga hanya ada
satu kromatid. Tipe ini dapat digambarkan seperti huruf I.
Materi Genetik 3
a. Asentrik, jika kromosom tidak memiliki sentromer.
a. Tipe bulat
b. Tipe cerutu
c. Tipe koma
d. Tipe batang
e. Tipe huruf V
f. Tipe huruf L
b. Kromosom kelamin atau gonosom. Ada dua macam gonosom, yaitu gonosom X
dan gonosom Y.
3. Jumlah Kromosom
Setiap organisme memiliki jumlah kromosom tertentu. Berikut ini adalah tabel yang
menggambarkan jumlah kromosom pada beberapa organisme.
1. Manusia 46
2. Kera 42
3. Simpanse 48
4. Sapi 60
5. Merpati 80
6. Tomat 24
7. Jagung 20
8. Bawang putih 16
9. Kentang 48
10. Pepaya 18
Materi Genetik 4
4. Penulisan Kariotipe Kromosom pada Manusia
a. Pada sel kelamin atau sel gamet
Sel gamet mengandung 1 set kromosom (haploid) yang terdiri atas 23 buah
kromosom dengan komposisi berikut.
1.) Sel sperma: 22 A + X atau 22 A + Y
2.) Sel ovum: 22 A + X
Contoh Soal 1
A. 22A + X
B. 22A + Y
C. 44A + XX
D. 44A + XY
E. 44A + X atau Y
Jawaban: D
Penjelasan:
Seorang binaragawan pasti berjenis kelamin laki-laki dan sel-sel ototnya bersifat diploid.
Oleh karena manusia memiliki 46 buah kromosom pada sel-sel tubuhnya, maka jumlah
kromosom pada otot binaragawan tersebut terdiri atas:
44 buah kromosom tubuh atau autosom (A); dan
2 buah kromosom kelamin penanda laki-laki, yaitu XY.
Materi Genetik 5
sel, terdapat ribuan gen. Pada sel tubuh manusia yang mengandung 46 kromosom,
diperkirakan terdapat 26.000–40.000 gen. Setiap satu gen mengendalikan satu sifat
tertentu sehingga satu individu memiliki ribuan sifat.
a. Rekon, komponen yang lebih kecil dari gen dan terdiri atas satu atau dua pasang
nukleotida saja.
b. Muton, komponen yang lebih besar dari rekon dan terdiri atas satu atau dua
pasang nukleotida saja.
Gen-gen yang terletak dalam lokus yang sama pada sepasang kromosom homolog
dapat memiliki tugas yang sama, hampir sama, atau berlawanan. Gen-gen juga
dapat memiliki keaktifan yang berbeda-beda sehingga dapat dibedakan menjadi gen
aktif (ekspresif) dan gen pasif. Sebagai contoh, gen penumbuh rambut hanya aktif
pada sel-sel kulit, tetapi tidak aktif di sel-sel lainnya. Keaktifan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain tempat gen, jenis kelamin, dan umur.
a. Gen dominan merupakan gen yang ekspresinya kuat dan dilambangkan dengan
huruf besar.
b. Gen setengah dominan merupakan gen yang ekspresinya di antara gen dominan
dan resesif.
c. Gen resesif merupakan gen yang ekspresinya lemah dan dilambangkan dengan
huruf kecil.
a. Gen struktural merupakan gen yang mengode protein (enzim) dan ekspresinya
dikendalikan oleh gen regulator.
b. Gen regulator merupakan gen yang berperan mengatur ekspresi gen struktural.
a. Fungsi gen
1.) Sebagai zarah tersendiri di dalam kromosom.
2.) Pembawa informasi genetik dari generasi ke generasi.
3.) Pengatur proses metabolisme dan perkembangan pada organisme.
Materi Genetik 6
b. Sifat-sifat gen
1.) Mengandung materi genetik dan dapat menduplikasikan diri.
2.) Setiap gen memiliki fungsi yang berbeda-beda.
3.) Ditentukan oleh kombinasi basa nitrogennya.
2. Alel
Alel merupakan pasangan gen yang terletak dalam lokus yang bersesuaian pada
kromosom homolog. Alel memiliki tugas yang sama atau berlawanan untuk suatu
sifat tertentu. Susunan gen dan alelnya dalam kromosom homolog disebut genotipe.
Ada tiga kemungkinan genotipe yang dapat dimiliki oleh suatu individu, yaitu sebagai
berikut.
a. Genotipe homozigot dominan, jika pasangan alel terdiri atas dua gen dominan.
Contoh: AA
b. Genotipe homozigot resesif, jika pasangan alel terdiri atas dua gen resesif.
Contoh: aa
c. Genotipe heterozigot, jika pasangan alel terdiri atas dua gen yang berbeda, yaitu
satu dominan dan satu resesif.
Contoh: Aa
Ada dua macam alel, yaitu alel tunggal dan alel ganda.
a. Alel tunggal
Alel tunggal adalah gen yang hanya memiliki satu gen sealel sehingga hanya muncul
satu sifat. Contoh: gen A untuk pigmentasi kulit dan gen a tidak menghasilkan
pigmentasi kulit.
b. Alel ganda
Alel ganda adalah gen yang memiliki lebih dari dua pasang gen sealel dan
menempati lokus yang sama. Pada alel ganda, akan muncul beberapa sifat.
Contoh: golongan darah sistem ABO pada manusia dan warna bulu pada kelinci.
1.) Golongan darah sistem ABO pada manusia dipengaruhi oleh tiga macam gen,
yaitu gen IA, IB, dan IO. Ketiga gen tersebut dapat menjadi alel satu sama lain
sehingga terbentuk 6 macam genotipe. Perhatikan tabel berikut ini.
Materi Genetik 7
No. Pasangan Alel Genotipe Golongan Darah
1. IA x IA IAIA A (homozigot)
2. IA x IO IAIO A (heterozigot)
3. IB x IB IBIB B (homozigot)
4. IB x IO IBIO B (heterozigot)
5. IA x IB IAIB AB
6. IO x IO IOIO O
2.) Warna bulu pada kelinci dipengaruhi oleh empat macam gen, yaitu gen W, wch,
wh, dan w. Pengaruh gen-gen tersebut terhadap warna bulu adalah sebagai
berikut.
W = bulu normal, warna kelabu
wch = bulu chinchilla
wh = bulu himalayan
w = bulu albino
Keempat gen tersebut dapat menjadi alel satu sama lain sehingga terbentuk
10 macam genotipe. Perhatikan tabel berikut ini.
Materi Genetik 8
Contoh Soal 2
A. dapat bermutasi
B. dapat menduplikasi diri
C. hanya terdapat pada gamet
D. mengandung informasi genetik
E. menempati satu lokus di dalam kromosom
Jawaban: C
Penjelasan:
Gen adalah materi genetik penentu sifat makhluk hidup yang terdapat di dalam
kromosom. Oleh karena itu, gen tidak hanya terdapat di dalam sel-sel gamet. Akan
tetapi, juga terdapat di dalam sel-sel tubuh lainnya yang memiliki inti sel.
Jadi, yang bukan sifat gen adalah hanya terdapat pada gamet.
a. Struktur DNA
DNA merupakan suatu molekul besar yang kompleks. DNA terdiri atas dua pita
panjang yang saling berpilin membentuk heliks ganda (double helix). Setiap pita
merupakan suatu polimer dari ratusan hingga ribuan nukleotida. Setiap nukleotida
terdiri atas tiga komponen sebagai berikut.
Materi Genetik 9
3.) Basa nitrogen
Basa nitrogen terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa. Ada dua jenis
basa nitrogen, yaitu basa purin dan basa pirimidin. Basa purin terdiri atas
adenin (A) dan guanin (G), sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (S/C)
dan timin (T).
Ada tiga macam ikatan kimia yang terdapat pada rantai DNA, yaitu sebagai berikut.
1.) Ikatan fosfodiester adalah ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu
nukleotida dan gula dari nukleotida berikutnya. Ikatan antara gula dan fosfat
ini diilustrasikan sebagai “ibu tangga” dari struktur heliks DNA.
2.) Ikatan hidrogen adalah ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen. Adenin
yang berikatan dengan timin dihubungkan dengan dua ikatan hidrogen (A =
T), sedangkan guanin yang berikatan dengan sitosin dihubungkan dengan tiga
ikatan hidrogen (G → C). Ikatan hidrogen dari pasangan basa purin–pirimidin
ini diilustrasikan sebagai “anak tangga” dari struktur heliks DNA.
3.) Ikatan antara gula deoksiribosa dan basa nitrogen. Ikatan ini ada empat
macam, yaitu sebagai berikut.
Satu molekul gula yang berikatan dengan satu molekul basa nitrogen akan
membentuk satu nukleosida. Jika satu nukleosida berikatan dengan satu gugus
fosfat, akan terbentuk satu nukleotida. Dengan demikian, diketahui bahwa satu
nukleotida terdiri atas satu gugus fosfat, satu gula, dan satu basa nitrogen.
Materi Genetik 10
berjalan antiparalel satu sama lain. Satu rantai berjalan dengan arah 5’ → 3’ dan
rantai pasangannya berjalan berlawanan dengan arah 3’ → 5’. Untuk memahami
struktur DNA dengan baik, perhatikan gambar berikut.
= gugus fosfat
= gugus pentosa
= basa nitrogen
b. Fungsi DNA
DNA memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
1.) Sebagai pembawa informasi genetik.
2.) Berperan dalam pewarisan sifat.
3.) Ekspresi informasi genetik.
4.) Dapat menyintesis molekul kimia lain, seperti RNA dan protein (disebut fungsi
heterokatalisis).
5.) Dapat menduplikasikan diri atau bereplikasi (disebut fungsi autokatalisis).
c. Sifat DNA
DNA memiliki beberapa sifat sebagai berikut.
1.) Jumlah DNA konstan pada setiap jenis sel dan spesies.
2.) Kandungan DNA dalam sel bergantung sifat ploidi (genom) atau jumlah
kromosom.
3.) Bentuk DNA pada inti sel eukariotik seperti benang yang tidak bercabang,
sedangkan pada sel prokariotik, plastida, dan mitokondria berbentuk sirkuler.
d. Replikasi DNA
DNA memiliki kemampuan untuk menduplikasikan diri atau replikasi diri. Proses
replikasi terjadi saat interfase sebelum sel membelah. Tujuan replikasi ini agar sel
anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induk.
Jika terjadi kesalahan dalam proses replikasi, sifat pada sel-sel anakannya akan
mengalami perubahan. Ada tiga hipotesis tentang terjadinya replikasi DNA, yaitu
sebagai berikut.
Materi Genetik 11
2.) Hipotesis semikonservatif
Hipotesis ini menyatakan saat replikasi, dua rantai polinukleotida terpisah
kemudian masing-masing rantai membuat rantai pelengkapnya. Dengan
demikian, akan terbentuk dua pasang rantai polinukleotida yang setiap
pasangannya terdiri atas rantai baru dan rantai lama.
3.) Hipotesis dispersif
Hipotesis ini menyatakan saat replikasi, kedua rantai polinukleotida induk
terputus-putus pada beberapa bagian. Setiap bagian yang putus akan
mencetak pelengkapnya. Pada akhirnya, kedua rantai polinukleotida hasil
replikasi terdiri atas potongan rantai lama dan rantai baru yang berselang-
seling.
Dalam proses replikasi DNA, ada beberapa enzim yang berperan di dalamnya,
yaitu sebagai berikut.
1.) Helikase berfungsi memutuskan ikatan hidrogen sehingga heliks ganda DNA
terbuka dan memisah menjadi rantai tunggal.
2.) RNA primase berfungsi menggabungkan nukleotida-nukleotida RNA sehingga
membentuk primer (kelas lain asam nukleat).
3.) DNA polimerase berfungsi menggabungkan nukleotida-nukleotida menjadi
polimer DNA.
4.) DNA ligase berfungsi menyambungkan fragmen-fragmen DNA yang baru
terbentuk menjadi rantai DNA yang lengkap.
5.) Topoisomerase berfungsi untuk mematahkan tegangan ikat pada heliks
ganda DNA sehingga pembukaan heliks ganda dapat dimulai.
Setelah kamu memahami tentang hipotesis dan enzim-enzim pada replikasi DNA,
sekarang perhatikan langkah-langkah atau mekanisme replikasi DNA berikut.
Materi Genetik 12
1.) Dua rantai DNA dibuka oleh enzim helikase (nomor 9) dengan bantuan enzim
topoisomerase (nomor 11).
2.) Rantai tunggal DNA dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal
(nomor 10) agar tidak terbentuk heliks ganda kembali.
3.) Enzim RNA primase (nomor 6) menggabungkan nukleotida-nukleotida
menjadi primer RNA, yaitu potongan pendek RNA.
4.) Molekul DNA polimerase (nomor 3 dan 8) melekat pada untaian tunggal
DNA dan bergerak di sepanjang untaian tersebut. Dari proses ini, terbentuk
untaian DNA baru yang disebut leading strand atau untaian utama (nomor
2) dan lagging strand atau untaian lamban (nomor 1). Leading strand
disintesis secara terus-menerus pada arah 5’ → 3’, sedangkan lagging strand
disintesis secara tidak kontinu. Pada sintesis lagging strand, DNA polimerase
harus membentuk segmen-segmen polinukleotida diskontinu yang disebut
fragmen Okazaki.
5.) DNA ligase (nomor 4) kemudian menyambungkan fragmen-fragmen tersebut.
2. RNA
RNA atau ribonucleic acid adalah makromolekul polinukleotida berupa rantai tunggal
atau ganda, tetapi tidak berpilin, seperti pada DNA. Rantai pada RNA juga pendek-
pendek karena dibentuk melalui transkripsi fragmen-fragmen DNA. Tidak seperti
DNA yang umumnya ditemukan di dalam inti sel, RNA banyak ditemukan di dalam
ribosom atau sitoplasma. Keberadaan RNA di dalam sel tidak tetap karena mudah
terurai dan harus dibentuk kembali.
a. Struktur RNA
RNA merupakan suatu polinukleotida yang tersusun atas banyak ribonukleotida.
Setiap ribonukleotida tersusun atas 3 komponen, yaitu sebagai berikut.
Materi Genetik 13
Di dalam nukleoplasma, ribonukleotida RNA terdapat bebas dalam bentuk
nukleosida trifosfat, seperti:
1.) adenosin trifosfat (ATP);
2.) guanosin trifosfat (GTP);
3.) sistidin trifosfat (STP); dan
4.) uridin trifosfat (UTP).
b. Fungsi RNA
RNA berperan dalam proses sintesis protein di dalam sel. Akan tetapi, pada
beberapa jenis virus, RNA berperan seperti DNA, yaitu pembawa informasi
genetik.
c. Macam-Macam RNA
RNA dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Fungsi dari mRNA sebagai pembawa kode genetik (kodon) dari inti sel ke
sitoplasma. Oleh sebab itu, rantai mRNA disebut juga rantai kodon.
Materi Genetik 14
RNA pemindah atau tRNA
RNA pemindah atau tRNA merupakan rantai tunggal yang pendek. RNA
ini dibentuk oleh DNA di dalam inti sel kemudian diangkut ke sitoplasma.
Rantai tRNA berupa struktur tiga dimensi yang mempunyai ikatan hidrogen
antarbasa nitrogen pada tempat-tempat tertentu.
Pada rantai tRNA, terdapat dua ujung perlekatan yang penting, yaitu ujung
untuk perlekatan asam amino dan ujung untuk perlekatan kodon dari
mRNA. Ujung tempat perlekatan kodon disebut antikodon. Antikodon
terdiri atas triplet basa nitrogen yang dapat berikatan secara spesifik
dengan kodon. Antikodon jumlahnya lebih sedikit dari kodon karena
antikodon mampu mengenali dua atau lebih kodon yang berbeda. Jumlah
total kodon adalah 64, sedangkan jumlah antikodon sekitar 45.
Fungsi dari tRNA adalah sebagai penerjemah kodon dari mRNA dan
pengangkut asam-asam amino dari sitoplasma ke ribosom. Asam-asam
amino yang diangkut oleh tRNA ini merupakan bahan dasar pembentuk
protein.
Fungsi rRNA adalah sebagai mesin perakit polipeptida pada sintesis protein
yang bergerak ke satu arah di sepanjang rantai mRNA.
Faktor
No. DNA RNA
Pembeda
Materi Genetik 15
Faktor
No. DNA RNA
Pembeda
5. Basa nitrogen Purin: adenin dan guanin Purin: adenin dan guanin
Pirimidin: sitosin dan Pirimidin: sitosin dan
timin urasil
Contoh Soal 3
Berikut ini adalah komponen penyusun nukleotida pada DNA, kecuali ....
A. gugus fosfat
B. gula deoksiribosa
C. basa adenin
D. basa urasil
E. basa sitosin
Jawaban: D
Penjelasan:
Komponen penyusun nukleotida pada DNA adalah gula deoksiribosa, gugus fosfat, basa
purin yang terdiri atas adenin dan guanin, serta basa pirimidin yang terdiri atas sitosin
dan timin. Sementara itu, basa urasil adalah basa pirimidin penyusun nukleotida pada
RNA.
Jadi, komponen yang bukan komponen penyusun nukleotida pada DNA adalah basa
urasil.
Materi Genetik 16
SUPER "Solusi Quipper"
Contoh Soal 4
Penjelasan:
Fungsi dari tRNA adalah sebagai penerjemah kodon dari mRNA dan pengangkut asam-
asam amino dari sitoplasma ke ribosom. Asam-asam amino yang diangkut oleh tRNA ini
merupakan bahan dasar pembentuk protein.
Jadi, fungsi dari tRNA adalah mengikat asam–asam amino yang akan disusun menjadi
protein.
E. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein yang dikode oleh DNA dan
dilaksanakan oleh RNA. Proses sintesis protein sebagian berlangsung di dalam inti sel
dan sebagian lagi berlangsung di dalam ribosom. Bahan baku dalam sintesis protein
adalah asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino. Jenis asam amino yang digunakan
dalam sintesis protein ditentukan oleh DNA. Perbedaan jenis, jumlah, dan susunan
asam amino menentukan jenis protein yang disintesis.
Hasil dari proses sintesis protein adalah protein fungsional. Aktivitas dari protein
fungsional akan memengaruhi sifat-sifat tubuh organisme. Perbedaan sifat-sifat
tubuh ini selanjutnya akan menghasilkan perbedaan fenotipe (sifat yang tampak) pada
organisme. Contoh protein fungsional adalah enzim, hormon, keratin, atau hemoglobin.
Materi Genetik 17
Lantas, bagaimanakah mekanisme sintesis protein? Mekanisme sintesis protein terdiri
atas dua tahap utama, yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah proses
pencetakan RNA oleh DNA, sedangkan translasi adalah proses penerjemahan kode
genetik pada RNA menjadi urutan asam amino.
1. Transkripsi
Pada proses transkripsi, disintesis mRNA, tRNA, dan rRNA. Akan tetapi, yang berperan
dalam menentukan urutan asam amino penyusun protein adalah basa-basa
nitrogen pada rantai mRNA. Proses transkripsi sendiri terdiri atas tiga tahap, yaitu
insiasi (permulaan) transkripsi, elongasi (pemanjangan) rantai RNA, dan terminasi
(pengakhiran) transkripsi. Di samping ini adalah gambar dari proses transkripsi.
a. Enzim RNA polimerase yang berfungsi membuka ikatan heliks DNA dan membuat
salinan informasi genetik dari DNA menempel pada DNA. Tempat menempelnya
RNA polimerase pada DNA disebut promoter.
b. Dua rantai DNA, yaitu rantai cetakan (template/sense) dan rantai komplemennya
(antitemplate/antisense) mulai memisah. Promoter menempel pada rantai cetakan
(sense).
Materi Genetik 18
c. RNA polimerase mulai membentuk RNA dari titik awal promoter dan terus
bergerak di sepanjang rantai cetakan DNA. Heliks DNA terbuka secara berurutan,
sekitar 10 – 20 basa nitrogen sekaligus. Perakitan nukleotida-nukleotida RNA ini
selalu dari arah 5’ → 3’.
d. Basa-basa nitrogen yang dibentuk pada RNA merupakan komplemen dari basa-
basa nitrogen pada rantai DNA sense sebagai berikut.
1.) Basa T pada DNA untuk cetakan A pada RNA.
2.) Basa C pada DNA untuk cetakan G pada RNA.
3.) Basa A pada DNA untuk cetakan U pada RNA.
4.) Basa G pada DNA untuk cetakan C pada RNA.
Contoh: triplet TAG pada DNA akan dicetak menjadi AUC pada RNA.
f. RNA kemudian akan terlepas dari RNA polimerase dan heliks DNA akan menutup
kembali.
g. mRNA yang terbentuk pada transkripsi selanjutnya akan keluar dari inti sel menuju
ke ribosom.
2. Translasi
Pada proses translasi, disintesis polipeptida dengan menggunakan kode genetik
pada mRNA. Proses ini berlangsung di dalam ribosom dan dilakukan oleh tRNA serta
ribosom itu sendiri. Setiap asam amino digabungkan oleh tRNA pada kodon mRNA
dengan bantuan enzim sintetase tRNA-aminoasil. Seperti halnya transkripsi, translasi
juga terdiri atas tiga tahap, yaitu inisiasi translasi, elongasi translasi, dan terminasi
translasi. Di samping ini adalah gambar dari proses translasi.
Materi Genetik 19
Urutan dari proses translasi tersebut adalah sebagai berikut.
b. Translasi dimulai dari kodon start, yaitu AUG yang terdapat pada mRNA. Setelah
itu, tRNA inisiator dengan antikodon UAC akan membawa asam amino metionin
untuk dilekatkan pada kodon AUG. Metionin selalu menjadi asam amino awal
dalam sintesis protein.
c. Setelah itu, asam-asam amino akan ditambahkan satu per satu oleh enzim
sintetase tRNA-aminoasil sampai terbentuk rantai polipeptida yang lengkap.
d. Proses translasi berakhir jika sudah sampai pada kodon stop. Triplet kodon stop
ada tiga macam, yaitu UAA, UGA, dan UAG. Ketiga kodon stop tersebut berfungsi
untuk menghentikan proses translasi dan tidak mengode asam amino lagi.
Berikut ini adalah kode genetik untuk menentukan asam amino sesuai dengan
kodonnya.
Materi Genetik 20
Contoh Soal 5
A Kodon
Menempel
pada ribosom
Ribosom C
Translasi
Asam amino
Penjelasan:
Pada diagram sintesis protein tersebut, A adalah DNA yang bertugas melakukan
transkripsi sehingga dihasilkan mRNA (RNA duta) dengan kodon tertentu. Selanjutnya,
kodon tersebut akan dibawa ke ribosom. B adalah tRNA atau RNA transfer yang bertugas
menerjemahkan kodon pada mRNA. C adalah polipeptida, yaitu hasil dari sintesis
protein.
Jadi, A, B, dan C secara berurutan adalah DNA, RNA transfer, dan polipeptida.
Contoh Soal 6
Materi Genetik 21
A. 4 – 2 – 1 – 3 – 5
B. 3 – 4 – 5 – 2 – 1
C. 4 – 2 – 3 – 1 – 5
D. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
E. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
Jawaban: A
Penjelasan:
Secara ringkas, proses sintesis protein dapat dituliskan sebagai berikut.
Ada dua sistem pengaktifan ekspresi gen, yaitu ekspresi gen secara konstitutif dan
ekspresi gen secara induktif. Gen yang diekspresikan secara konstitutif akan dinyatakan
secara terus-menerus dalam keadaan apapun. Gen yang tergolong jenis ini adalah
gen-gen yang bertanggung jawab terhadap proses-proses metabolisme, seperti gen
penghasil enzim-enzim pengkatalisis reaksi metabolisme. Sementara itu, gen yang
diekspresikan secara induktif hanya akan dinyatakan jika keadaan memungkinkan atau
ada induksi, misalnya gen untuk efisiensi selular.
Proses pengontrolan suatu gen sehingga dapat terekspresi atau tidak pada waktu
dan kondisi yang berbeda disebut regulasi ekspresi gen. Regulasi ekspresi gen ini
memungkinkan sel untuk mengatur struktur dan fungsi yang menjadi dasar dari
diferensiasi, morfogenesis, dan kemampuan adaptif setiap organisme. Pengontrolan
ekspresi gen pada sel eukariotik (sel yang memiliki membran inti, misalnya pada
manusia) lebih kompleks daripada sel prokariotik (sel yang tidak memiliki membran inti,
misalnya pada bakteri). Pada sel prokariotik, pengontrolan ekspresi gen hanya terjadi
pada tingkat transkripsi. Sementara pada sel eukariotik, pengontrolan ekspresi gen
terjadi mulai dari tingkat transkripsi hingga pascatranslasi.
Materi Genetik 22
Kurikulum 2013 Revisi
Kelas XII
B I O LO G I
Pembelahan Sel
Tujuan Pembelajaran
A. Pendahuluan
Sel memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri melalui proses pembelahan sel.
Pembelahan sel dapat terjadi pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Fungsi
dari pembelahan sel adalah untuk pertumbuhan, reproduksi, atau regenerasi. Sel yang
membelah disebut sel induk. Sel induk akan mewariskan sifat-sifat genetiknya pada sel
turunannya. Sel turunan dari sel induk ini disebut sebagai sel anak.
Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan langsung dan pembelahan tidak
langsung. Pembelahan langsung atau disebut juga pembelahan amitosis merupakan
pembelahan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan. Sementara itu, pembelahan tidak
langsung adalah pembelahan yang melalui tahap-tahap pembelahan. Ada dua tipe
pembelahan tidak langsung, yaitu pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.
B. Pembelahan Amitosis
Pembelahan amitosis atau disebut juga pembelahan biner terjadi pada organisme
bersel satu (uniseluler). Pembelahan ini terjadi baik pada organisme prokariotik, seperti
bakteri dan alga biru, maupun pada organisme eukariotik seperti Paramaecium dan
Amoeba. Pembelahan amitosis merupakan salah satu cara reproduksi vegetatif yang
dilakukan oleh organisme uniseluler. Pembelahan amitosis berlangsung sangat cepat,
yaitu hanya berkisar antara 20–30 menit. Hasil dari pembelahan amitosis adalah dua
sel anak yang memiliki jumlah kromosom identik dengan sel induknya. Ciri-ciri dari
pembelahan amitosis adalah tidak terjadi peleburan membran inti dan tidak terbentuk
benang spindel.
1. Pengikatan kromosom
Kromosom dari bakteri yang berupa DNA sirkuler melekat pada mesosom untuk
mempermudah proses replikasi. Mesosom adalah bagian membran sel yang
melekuk ke arah dalam.
2. Replikasi kromosom
Titik awal/start replikasi akan menempel di bagian mesosom membran sel. Senyawa
kimia dalam mesosom akan menginisiasi proses replikasi tersebut. Akibatnya, akan
terbentuk dua kromosom yang identik, yaitu kromosom induk dan kromosom anak.
Kromosom anak akan memisahkan diri dari kromosom induk dan melekat pada
mesosom yang berbeda. Pemisahan kedua kromosom ini melibatkan protein FtsZ.
3. Penyekatan sitoplasma
Setelah kedua kromosom memisah, membran sel akan melekuk ke arah dalam.
Membran sel membagi sel menjadi dua bagian yang sama besar. Protein FtsZ
membentuk cincin di daerah pelekukan.
4. Pemisahan sel
Pelekukan membran sel terus berlangsung dengan arahan protein FtsZ. Pelekukan
berhenti jika lekukan sudah saling bertemu dan membentuk sekat (septum) yang
membagi kedua sel sama besar. Selanjutnya, di daerah septum akan terbentuk
dinding sel baru sehingga kedua sel benar-benar terpisah.
C. Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) dan sel-sel induk gamet.
Pada pembelahan mitosis, sel induk akan membelah menjadi dua sel anak yang sama
persis, termasuk jumlah kromosomnya. Jika sel induk memiliki kromosom diploid,
kromosom sel anak juga akan diploid.
Pembelahan Sel 2
Dalam satu kali siklus sel, ada dua fase utama yaitu interfase dan mitosis. Interfase adalah
fase persiapan sel sebelum membelah, sedangkan mitosis adalah fase pembelahan sel
itu sendiri. Berikut ini adalah penjelasan tentang fase-fase tersebut.
1. Teori Lock-Key
Interfase merupakan fase terlama dalam suatu siklus sel. Pada fase ini, terjadi
persiapan pembelahan sel, sehingga interfase bukanlah fase istirahat. Interfase
meliputi 3 subfase, yaitu sebagai berikut.
G-1 merupakan subfase terlama dalam interfase, yaitu berlangsung sekitar 12–24
jam. Lama tidaknya G-1 bervariasi. Akan tetapi, adakalanya sel tidak mengalami
G-1 karena harus segera membelah. Contohnya, pada awal pembentukan embrio
manusia. G-1 juga dapat berlangsung sangat lama hingga 151 jam. Contohnya,
pada pembelahan sel-sel dewasa akar jagung. Sel-sel somatik yang sudah tidak
membelah lagi, seperti sel-sel saraf, hanya berada pada subfase G-1. Menurut
beberapa ahli, keadaan ini disebut dengan fase G-0.
b. Subfase S (Sintesis)
Pada tahap ini, terjadi sintesis dan replikasi DNA, serta pembentukan histon. Selain
itu, terjadi pula pembentukan fosfolipid dalam jumlah besar. Fosfolipid akan
digunakan sebagai bahan penyusun membran sel dan membran organel-organel
sel. Pada akhir subfase S, tiap kromosom sudah tersusun atas dua kromatid
saudara (kembar) yang terikat pada satu sentromer. Keadaan ini merupakan
aktivitas yang paling penting dalam subfase S. Waktu yang dibutuhkan sel untuk
melakukan tahap ini berkisar antara 6–8 jam.
Pembelahan Sel 3
antara 3–4 jam. Fase ini merupakan fase persiapan akhir untuk proses mitosis.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dari tahap-tahap interfase berikut.
Pada akhir interfase, sebuah sel sudah memiliki nukleus dengan satu atau dua
anak inti (nukleolus, jamak nukleoli). Di dalam nukleus, terdapat benang-benang
kromatin halus dan panjang yang telah terduplikasi. Sementara di luar nukleus,
terdapat sepasang sentrosom. Sentrosom adalah organel sel yang memiliki
peran dalam pembelahan sel. Sentrosom berfungsi untuk mempertahankan
jumlah kromosom dan membantu pemisahan kromosom saat pembelahan sel.
Sentrosom hanya terdapat pada sel-sel hewan.
2. Mitosis
Mitosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan yang
sama persis dengan sel induk, termasuk jumlah kromosomnya. Jika sel induknya
berkromosom diploid (2n), kromosom sel anak juga akan diploid. Tujuan dari
pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak jumlah sel. Oleh sebab itu, mitosis
disebut juga pembelahan replikasi.
Mitosis terjadi pada sel-sel yang aktif membelah karena berada pada masa
pertumbuhan. Contohnya, pada sel-sel jaringan embrional hewan atau jaringan
meristem tumbuhan. Selain itu, mitosis juga terjadi pada jaringan tubuh yang sel-
selnya mengalami kerusakan sehingga dapat kembali seperti semula.
Pembelahan mitosis terdiri atas dua tahap, yaitu kariokinesis (pembelahan inti
sel) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma). Kariokinesis terdiri atas 5 fase, yaitu
profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase. Sementara tahap sitokinesis
biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Pembelahan Sel 4
a. Profase
Profase merupakan fase awal dari mitosis. Pada tahap ini, terjadi hal-hal berikut.
1.) Benang-benang kromatin yang tipis dan panjang akan memendek dan
menebal menjadi kromosom. Kromosom sudah mengalami penggandaan
dan tersusun atas sepasang kromatid saudara yang bersatu di sentromer.
2.) Nukleolus (anak inti) menghilang.
3.) Kedua sentrosom mulai menjauh dan terbentuk benang-benang spindel
yang memancar di antara kedua sentrosom.
b. Prometafase
Pada tahap prometafase, terjadi hal-hal berikut.
1.) Membran inti mulai menghilang.
2.) Benang-benang spindel mulai berinteraksi dengan kromosom.
3.) Sebagian benang spindel berikatan dengan kromosom pada kinetokor di
dalam sentromer. Sebagian lagi berhubungan dengan benang spindel dari
kutub yang berlawanan.
c. Metafase
Pada tahap metafase, terjadi hal-hal berikut.
1.) Kromosom menuju bidang ekuatorial pembelahan.
2.) Sentromer dari seluruh kromosom berjajar lurus dalam satu formasi.
Tahap metafase disebut juga fase aster (bintang). Hal ini karena jika dilihat dari
kutub pembelahan, susunan kromosom akan tampak seperti bintang. Metafase
merupakan fase terpendek dari mitosis.
d. Anafase
Pada tahap anafase, terjadi hal-hal berikut.
1.) Sentromer membelah sehingga masing-masing kromatid saudara dalam
setiap kromosom terpisah.
2.) Kromatid saudara kemudian ditarik ke arah kutub yang berlawanan. Pada
akhir anafase, seluruh kromatid sudah di kutubnya masing-masing.
Tahap anafase disebut juga fase diaster (dua bintang). Hal ini karena jika dilihat
dari kutub pembelahan, susunan kromosom akan tampak seperti dua bintang.
Pada fase ini, jumlah kromosom paling mudah untuk dihitung.
d. Telofase
Pada tahap telofase, terjadi hal-hal berikut.
1.) Kromosom-kromosom pada masing-masing kutub kembali menipis menjadi
benang-benang kromatin.
2.) Nukleolus dan membran inti terbentuk kembali.
3.) Di bagian ekuator, terjadi penebalan sehingga sitoplasma terbagi menjadi
dua (sitokinesis).
4.) Terbentuk dua anak sel baru yang identik dengan sel induk.
Pembelahan Sel 5
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tahap-tahap pembelahan mitosis berikut.
Pembelahan Sel 6
Contoh Soal 1
A. 5
B. 10
C. 20
D. 40
E. 80
Jawaban: C
Penjelasan:
Pada pembelahan mitosis, kromosom akan mengalami duplikasi sehingga jumlahnya
menjadi dua kali lipat. Jika mula-mula sel memiliki 10 buah kromosom, pada saat
pembelahan akan menjadi 20 buah kromosom. Saat memasuki tahap anafase, terjadi
pemisahan kromosom menuju kutub-kutub yang berlawanan. Masing-masing kutub
memiliki 10 buah kromosom. Oleh sebab itu, pada anafase, jumlah kromosomnya ada
20 buah.
D. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak
dengan jumlah kromosom pada setiap sel anak hanya setengah dari sel induknya. Jika
sel induk berkromosom diploid (2n), kromosom sel anak menjadi haploid (n). Oleh sebab
itu, pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi.
Pembelahan meiosis terjadi pada pembentukan sel-sel gamet dan pembentukan spora
pada tumbuhan. Tujuan dari pembelahan meiosis adalah untuk menjaga agar jumlah
kromosom dari generasi ke generasi tetap konstan.
Meiosis terdiri atas dua tahap pembelahan yang terjadi secara berurutan, yaitu meiosis
I dan meiosis II. Meiosis I terdiri atas 4 fase, yaitu profase I, metafase I, anafase I, dan
telofase I. Meiosis II juga terdiri atas 4 fase, yaitu profase II, metafase II, anafase II, dan
telofase II. Sebelum meiosis, terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Di antara meiosis I
dan meiosis II, juga terjadi tahap interkinesis.
Pembelahan Sel 7
1. Interfase
Interfase meiosis terjadi sebelum sel memasuki tahap meiosis I. Pada tahap interfase,
terjadi hal-hal berikut.
a. DNA melakukan replikasi sehingga terbentuk dua salinan DNA.
b. Sentrosom bereplikasi menjadi dua buah.
2. Meiosis I
Meiosis I merupakan tahap pembelahan reduksi. Hal ini karena pada tahap meiosis
terjadi pemisahan kromosom homolog dari sel induk yang bersifat diploid (2n)
menjadi dua sel anak yang bersifat haploid (n). Fase-fase pada meiosis I adalah
sebagai berikut.
a. Profase I
Profase I merupakan fase terpanjang pada meiosis I. Fase ini terdiri atas lima
subfase sebagai berikut.
1.) Leptoten/leptonema
Pada subfase ini, benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom.
2.) Zigoten/zigonema
Pada subfase ini, terjadi hal-hal berikut.
Sentromer membelah menjadi dua, kemudian menuju kutub-kutub yang
berlawanan.
Kromosom homolog yang berasal dari gamet kedua induk saling mendekat
dan berpasangan. Proses ini disebut sinapsis. Pasangan kromosom yang
membentuk sinapsis ini disebut bivalen.
3.) Pakiten/pakinema
Pada subfase ini, setiap kromosom berduplikasi membentuk dua kromatid
dengan sentromer yang masih menyatu. Keadaan ini disebut tetrad.
4.) Diploten/diplonema
Pada subfase ini, terjadi hal-hal berikut.
Kromosom homolog saling menjauh. Akan tetapi, pada beberapa bagian,
terjadi perlekatan atau persilangan seperti huruf x membentuk kiasma
(jamak = kiasmata).
Pada kiasma, terjadi pindah silang (crossing over) yang mendorong terjadinya
kombinasi gen baru (rekombinan). Pindah silang dapat menyebabkan
terjadinya variasi individu dalam satu keturunan.
5.) Diakinesis
Pada subfase ini, terjadi hal-hal berikut.
Nukleolus dan membran inti mulai menghilang.
Terbentuk benang-benang spindel di antara kedua sentrosom yang
terpisah.
Pembelahan Sel 8
b. Metafase I
Pada tahap metafase I, terjadi hal-hal berikut.
1.) Kromosom tetrad menuju bidang ekuatorial sehingga akan tampak 2 barisan
kromosom kembar pada bidang ekuatorial.
2.) Benang-benang spindel melekat pada kinetokor masing-masing kromosom.
3.) Sentromer pada kromosom tetrad belum membelah.
c. Anafase I
Pada tahap anafase I, terjadi hal-hal berikut.
1.) Kromosom homolog yang masing-masing masih berupa kromosom tetrad
ditarik oleh benang-benang spindel. Akibatnya, kromosom terpisah satu
sama lain menuju kutub-kutub yang berlawanan.
2.) Pemisahan kromosom homolog menyebabkan unit kromosom diploid (2n)
terbagi menjadi dua unit kromosom haploid (n).
d. Telofase I
Pada tahap telofase I, terjadi hal-hal berikut.
1.) Kromosom homolog berada di setiap kutub sehingga masing-masing kutub
memiliki satu unit kromosom haploid.
2.) Terjadi sitokinesis sehingga terbentuk dua sel anak yang haploid. Akan tetapi,
setiap kromosom masih terdiri atas sepasang kromatid atau dapat dituliskan
sebagai 1n, 2c. Artinya, susunan kromosom haploid dengan DNA rangkap
atau 2 copy DNA.
3. Interkinesis
Interkinesis merupakan suatu tahapan di antara meiosis I dan meiosis II. Pada
interkinesis, tidak terjadi replikasi DNA. Hal ini disebabkan setiap sel anak hasil
meiosis I masih membawa kromosom-kromosom yang mengandung sepasang
kromatid. Ini berarti kandungan DNA pada sel anak tersebut masih rangkap.
4. Meiosis II
Meiosis II merupakan tahap pembagian salinan DNA yang masih rangkap. Pembagian
ini dilakukan dari sel-sel anak hasil meiosis I pada sel-sel anak hasil meiosis II. Fase-
fase pada meiosis II adalah sebagai berikut.
a. Profase II
Pada tahap profase II, terjadi hal-hal berikut.
1.) Kromosom saudara masih berlekatan pada sentromer.
2.) Sentrosom membentuk dua sentriol pada kutub-kutub yang berlawanan.
3.) Benang spindel mulai terbentuk.
4.) Nukleolus dan membran inti hilang.
Pembelahan Sel 9
b. Metafase II
Pada tahap ini, kromosom berjajar di bidang ekuatorial dalam satu baris.
c. Anafase II
Pada tahap anafase II, terjadi hal-hal berikut.
1.) Terjadi pemisahan sentromer sehingga kromosom saudara saling terpisah
menjadi kromosom individual.
2.) Setiap kromosom individual yang sudah terpisah akan ditarik ke arah kutub-
kutub yang berlawanan.
d. Telofase II
Pada tahap telofase II, terjadi hal-hal berikut.
1.) Kromosom telah berada di kutubnya masing-masing.
2.) Nukleolus dan membran inti terbentuk kembali.
3.) Terjadi sitokinesis sehingga terbentuk empat sel anak yang bersifat haploid.
Oleh karena sel anak hanya mengandung satu salinan DNA, maka dapat
dituliskan sebagai 1n, 1c. Artinya, susunan kromosom haploid dengan satu
salinan DNA atau 1 copy DNA.
PROFASE Sel
IMdiploid (2n) ETAFASE I ANAFASE I
Sel diploid (2n)
Kromatid
Kromosom
Kromatid homolog
Sesaudara memisah
Pindah silang Bidang
Benang spindel
ekuatorial TELOFASE I
Terbentuk
TELOFASE II METAFASE II PROFASE II Terbentuk 2 anak sel
2 anak sel
haploid (n) (n)
haploid
Kromatid sesaudara memsiah Sel Sel
haploid
anak (n)
haploid (n)
Sel anak
Sel anak
haploid (n)haploid (n)
Fragmen membran
inti
Pembelahan Sel 10
Pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis memiliki beberapa perbedaan. Tabel
berikut ini menunjukkan beberapa perbedaan antara pembelahan mitosis dan
pembelahan meiosis.
Contoh Soal 2
Peristiwa crossing over (pindah silang) antara kromosom dan pasangan yang homolog
terjadi pada fase ....
A. profase I
B. anafase II
C. metafase I
D. profase II
E. telofase I
Jawaban: A
Penjelasan:
Crossing over (pindah silang) terjadi karena lengan-lengan kromosom homolog yang
berada pada tahap tetrad saling bersilangan atau berlekatan pada beberapa tempat. Ini
terjadi pada profase I, yaitu pada subfase diploten.
Pembelahan Sel 11
E. Gametogenesis pada Manusia dan Hewan
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel gamet atau sel kelamin yang
berlangsung di dalam organ reproduksi seksual. Gametogenesis dimulai dengan
pembelahan mitosis. Tujuan pembelahan mitosis ini adalah untuk memperbanyak
jumlah sel induk. Setelah pembelahan mitosis, masing-masing sel induk akan melakukan
pembelahan meiosis. Pada manusia dan hewan tingkat tinggi, ada dua macam
gametogenesis, yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
1. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel-sel spermatozoa atau sel gamet
jantan. Proses ini terjadi di dalam organ testis dan saluran epididimis. Tahapan-
tahapan dalam spermatogenesis adalah sebagai berikut.
Pembelahan Sel 12
Gambar 4. Proses spermatogenesis
2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel ovum atau sel telur atau sel gamet
betina. Proses ini terjadi di dalam organ ovarium dan saluran telur (oviduk). Tahapan-
tahapan dalam oogenesis adalah sebagai berikut.
a. Sel induk ovum atau oogonium memperbanyak diri melalui pembelahan mitosis.
Setiap sel oogonium bersifat diploid (2n) dengan susunan kromosom 22 AA + XX.
c. Oosit I mengalami pembelahan meiosis I membentuk dua sel anak yang berukuran
tidak sama besar. Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder atau oosit II.
Oosit II memiliki hampir seluruh sitoplasma dan kuning telur. Sementara sel yang
berukuran kecil disebut badan polar I atau badan kutub I. Badan polar I hanya
memiliki kuning telur saja. Oosit I dan badan polar I masing-masing memiliki
kromosom haploid dengan susunan 22 A + X.
d. Oosit II dan badan polar I selanjutnya akan menuju ke saluran telur. Jika terjadi
fertilisasi, oosit II dan badan polar I akan mengalami pembelahan meiosis II.
Oosit II akan membelah tidak sama besar. Sel yang besar menjadi ootid dan sel
yang kecil menjadi badan polar II. Badan polar I akan membelah menjadi dua sel
badan polar II. Ootid kemudian akan mengalami pematangan menjadi ovum yang
fungsional, sedangkan ketiga badan polar II akan mengalami degenerasi.
Pembelahan Sel 13
Dengan demikian, pada oogenesis, oosit primer akan menghasilkan satu buah ovum
yang fungsional. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar proses oogenesis berikut.
O n
n n
n n n
Ovum n
Contoh Soal 3
Penjelasan:
Sel spermatogonium akan tumbuh menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer
selanjutnya akan mengalami pembelahan meiosis I membentuk dua sel spermatosit
sekunder. Setelah itu, melalui meiosis II, spermatosit sekunder akan membentuk empat
sel spermatid. Keempat sel spermatid ini akan mengalami pematangan menjadi sperma
yang fungsional.
Pembelahan Sel 14
F. Mikrosporogenesis dan Mikrogametogenesis
1. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora atau serbuk sari
yang merupakan alat reproduksi generatif pada tumbuhan. Proses ini berlangsung
di dalam kepala sari (anther). Pada mikrosporogenesis, sel induk mikrospora atau
mikrosporosit yang diploid akan mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis
II membentuk empat sel mikrospora yang haploid. Keempat sel mikrospora
tersebut mula-mula saling melekat membentuk kelompok tetrad. Setelah itu, akan
memisahkan diri jika sudah siap dikeluarkan dari kepala sari.
2. Mikrogametogenesis
Mikrogametogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan yang
ada di dalam serbuk sari. Gamet yang dimaksud adalah inti sel serbuk sari yang
nantinya akan membuahi ovum dan inti kandung lembaga sekunder pada bakal
biji. Mikrogametogenesis berlangsung di dalam serbuk sari. Setelah itu, dilanjutkan
di dalam buluh serbuk sari saat proses penyerbukan terjadi. Tahapan dalam
mikrogametogenesis adalah sebagai berikut.
a. Mula-mula, serbuk sari hanya memiliki satu inti yang terletak di bagian tepi sel.
Setelah itu, inti sel mengalami proses kariokinesis atau pembelahan inti menjadi
dua sel, yaitu inti generatif dan inti vegetatif. Inti generatif terletak di tepi sel,
sedangkan inti vegetatif lebih di tengah.
b. Inti generatif kemudian membelah menjadi dua, yaitu inti generatif 1 dan inti
generatif 2. Kedua inti ini disebut juga sel sperma.
c. Inti vegetatif berperan sebagai penunjuk jalan bagi kedua inti generatif untuk
masuk ke dalam kantong embrio. Inti generatif 1 akan membuahi ovum, sedangkan
inti generatif 2 akan membuahi inti kandung lembaga sekunder.
Pembelahan Sel 15
Inti vegetatif
Vakuola Inti generatif Inti vegetatif
vegetatif
Kariokinesis Kariokinesis
Inti generatif
Contoh Soal 4
Penjelasan:
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora atau serbuk sari yang
berlangsung di dalam kepala sari (anther). Pada mikrosporogenesis, sel induk mikrospora
yang diploid akan mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis II membentuk empat
sel mikrospora (serbuk sari) yang haploid.
Pembelahan Sel 16
Megasporosit
2. Megagametogenesis
Megagametogenesis merupakan proses pembentukan gamet betina yang ada
di dalam bakal biji. Pada proses ini, inti megaspora akan mengalami pembelahan
mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diselingi dengan pembelahan sel. Pembelahan
inti ini disebut juga kariokinesis. Tahapan dalam megagametogenesis adalah sebagai
berikut.
d. Inti yang berjumlah 8 akan mengalami perpindahan tempat atau migrasi menuju
ke tiga tempat sebagai berikut.
1.) Tiga inti menuju bagian atas (wilayah kalaza) dari bakal biji dan akan menjadi
inti antipoda yang haploid.
2.) Dua inti menuju bagian tengah dari bakal biji dan akan melebur membentuk
inti kandung lembaga sekunder yang diploid.
3.) Tiga inti lainnya akan menuju ke bawah (wilayah mikropil) dari bakal biji. Dari
3 inti ini, 2 inti akan menjadi inti sinergid dan 1 inti akan berkembang menjadi
ovum. Sinergid dan ovum bersifat haploid.
Pembelahan Sel 17
e. Pada pembuahan ganda, ovum akan dibuahi oleh inti generatif 1 membentuk
zigot. Sementara itu, inti kandung lembaga sekunder akan dibuahi oleh inti
generatif 2 membentuk endosperma. Endosperma adalah cadangan makanan
pada biji.
Ke
Ovum
Sinergid
Contoh Soal 5
Penjelasan:
Megasporogenesis adalah proses pembentukan megaspora (bakal biji) melalui
pembelahan meiosis di dalam bakal buah. Pada proses ini, sel induk megaspora
(megasporosit) akan mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis II membentuk
empat sel megaspora. Tiga sel akan mengalami degenerasi, sedangkan satu sel akan
mengalami proses megagametogenesis pada inti selnya.
Pembelahan Sel 18
Kurikulum 2013 Revisi
Kelas XII
B I O LO G I
Pewarisan Sifat
Tujuan Pembelajaran
A. Pendahuluan
Pada semua organisme termasuk manusia, ada hubungan yang erat antara anak
(keturunan) dan induknya. Hubungan ini tampak dalam sifat-sifat yang diturunkan dari
induk (orang tua) ke anak-anaknya. Penurunan atau pewarisan sifat terjadi melalui
proses fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina. Masing-masing gamet yang
membawa sifat kedua induk akan disatukan dalam zigot. Oleh karena itu, sifat kedua
induk akan menurun kepada anaknya. Penurunan sifat induk kepada anaknya melalui
gen disebut hereditas. Mekanisme hereditas ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang
disebut pola-pola hereditas.
Sebelum maupun sesudah terbitnya buku Mendel, ada beberapa teori lain tentang
pewarisan sifat sebagai berikut.
1. Teori darah
Teori ini menyatakan pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya terjadi melalui
darah. Akan tetapi, teori ini dapat dipatahkan setelah ditemukannya transfusi darah.
Hal ini terjadi karena darah yang diterima oleh pasien tidak mengubah sifat pasien
menjadi seperti sifat pendonornya.
2. Teori preformasi
Teori ini menyatakan pewarisan sifat terjadi melalui sel gamet yang di dalamnya
terdapat makhluk hidup kecil sebagai calon individu baru.
3. Teori epigenesis
Teori ini menyatakan pewarisan sifat terjadi melalui sel telur yang telah dibuahi oleh
sel sperma. Sel telur ini selanjutnya akan mengalami pertumbuhan secara bertahap
menjadi individu baru.
4. Teori pangenesis
Teori ini menyatakan setelah ovum dibuahi oleh sel sperma, di dalam ovum tersebut
terdapat tunas-tunas yang tumbuh menjadi makhluk hidup baru. Melalui makhluk
hidup baru inilah pewarisan sifat dapat terjadi.
5. Teori Heckel
Teori ini menyatakan pewarisan sifat adalah tanggung jawab dari substansi inti sel
sperma/spermatozoid.
B. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi (pemisahan). Prinsip dari hukum
segregasi adalah gen-gen yang mengendalikan suatu sifat atau ciri tertentu akan
memisah saat terjadi pembentukan gamet. Hukum Mendel I dapat dibuktikan pada
persilangan monohibrid, yaitu persilangan dengan satu sifat beda. Contohnya, pada
persilangan kacang ercis berbunga ungu dengan kacang ercis berbunga putih.
Mendel memilih tanaman kacang ercis sebagai objek penelitiannya karena alasan
berikut.
Pewarisan Sifat 2
1. Kacang ercis memiliki banyak varietas dengan pasangan yang kontras, misalnya:
a. warna bunga: ungu atau putih;
b. bentuk biji: bulat atau keriput;
c. ukuran batang: panjang atau pendek;
d. warna biji: kuning atau hijau;
e. posisi bunga: aksial atau terminal; dan
f. warna polong: hijau atau kuning.
Untuk memudahkan mengingat alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai objek
penelitiannya, kamu dapat menggunakan SUPER "Solusi Quipper" berikut.
Mendel memilih Ercis karena BaVer minum susu Bubuk Sendirian di Silang
Monas, kemudian Turun hujan Biji.
C. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II disebut juga hukum pengelompokan secara bebas. Prinsip hukum
pengelompokan secara bebas adalah apabila ada dua pasang alel dalam suatu
persilangan, ciri atau sifat yang diberikan oleh alel akan membentuk pengelompokan
secara bebas terhadap sesamanya. Hukum Mendel II dapat dibuktikan pada persilangan
dihibrid, yaitu persilangan dengan dua sifat beda. Contohnya, pada persilangan kacang
ercis biji bulat warna ungu dengan kacang ercis biji keriput warna putih.
Pewarisan Sifat 3
Dalam eksperimennya, Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis biji bulat warna
kuning dengan kacang ercis biji keriput warna hijau. Ternyata, seluruh keturunan I
berbiji bulat warna kuning. Jika keturunan I (F1) disilangkan dengan sesamanya, akan
dihasilkan keturunan II (F2) dengan fenotipe bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning,
dan keriput hijau dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
1. Parental (P)
Parental merupakan induk jantan dan induk betina yang disilangkan. Induk pada
persilangan pertama disebut P1, sedangkan induk pada persilangan kedua disebut
P2 dan seterusnya. P2 merupakan persilangan antarketurunan yang dihasilkan.
2. Gamet (G)
Gamet adalah sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang berperan pada
persilangan.
3. Filial (F)
Filial merupakan hasil persilangan atau keturunan atau anak. Keturunan pertama
disebut F1, keturunan kedua disebut F2, dan seterusnya.
4. Gen
Gen merupakan faktor pembawa sifat. Gen dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu gen dominan penuh, gen dominan tidak penuh (intermediet), dan gen resesif.
Gen dominan penuh adalah gen yang kuat, sedangkan gen resesif adalah gen yang
lemah. Gen dominan penuh ditulis dengan huruf besar, sedangkan gen resesif
ditulis dengan huruf kecil. Sifat dari gen dominan penuh akan menutup sifat dari
gen resesif jika keduanya bersama-sama. Contohnya, pada gen M yang menentukan
warna bunga merah dan gen m yang menentukan warna bunga putih. Jika keduanya
bersama-sama, Mm akan berwarna merah, bukan putih.
Untuk gen dominan tidak penuh (intermediet), jika dalam keadaan homozigot
(pasangan gen dan alelnya identik), sifat yang muncul adalah sifat gen itu sendiri.
Akan tetapi, jika dalam keadaan heterozigot (pasangan gen dan alelnya tidak identik),
sifat yang muncul adalah sifat antara gen dominan dan resesif. Contohnya, pada
gen H yang menentukan warna bulu hitam dan gen h yang menentukan warna bulu
putih. Jika keduanya bersama-sama, Hh akan berwarna abu-abu.
Pewarisan Sifat 4
5. Alel
Alel merupakan pasangan gen yang terdapat pada kromosom homolog dari kedua
induknya. Alel menunjukkan sifat alternatif sesamanya, seperti sifat halus dengan
kasar, tinggi dengan pendek, bulat dengan lonjong, dan sebagainya. Pasangan gen
sealel dituliskan dengan huruf sejenis, tetapi dapat berupa huruf besar atau huruf
kecil. Contoh adalah AA, Aa, aa, BB, Bb, dan seterusnya.
6. Genotipe
Genotipe adalah sifat tidak tampak yang ditentukan oleh gen dalam suatu individu.
Genotipe merupakan faktor pembawa sifat dari kedua induknya. Ada tiga macam
genotipe sebagai berikut.
a. Genotipe homozigot dominan, misalnya BB.
b. Genotipe heterozigot, misalnya Bb.
c. Genotipe homozigot resesif, misalnya bb.
7. Fenotipe
Fenotipe merupakan sifat organisme yang muncul atau dapat diamati. Contohnya,
warna bunga, bentuk biji, bentuk daun, warna bulu, dan sebagainya. Penampakan
sifat pada fenotipe dapat dipengaruhi oleh faktor gen dan faktor lingkungan.
8. Karakter
Karakter merupakan istilah yang digunakan oleh para ahli genetika untuk menjelaskan
sifat yang dapat diturunkan. Misalnya, warna bunga, bentuk biji, atau bentuk daun.
Contoh Soal 1
Berdasarkan Hukum Mendel II, genotipe PpQQRr tidak akan membentuk gamet ....
A. pqR
B. PQR
C. PQr
D. pQR
E. pQr
Jawaban: A
Penjelasan:
Menurut Hukum Mendel II, setiap pasangan alel mula-mula akan memisah dari
pasangannya. Setelah itu, setiap alel yang sudah berpisah akan mengelompok dengan
Pewarisan Sifat 5
alel-alel yang lain. Pada soal tersebut, pengelompokan secara bebas pada genotipe
PpQQRr akan membentuk gamet PQR, PQr, pQR, dan pQr. Genotipe QQ hanya memiliki
gen Q saja, sehingga tidak mungkin membentuk gamet yang mengandung gen q.
Contoh Soal 2
Keadaan genetik dari suatu individu atau populasi dan merupakan faktor pembawa sifat
dari kedua induknya disebut ....
A. genotipe
B. fenotipe
C. alel
D. gamet
E. filial
Jawaban: A
Penjelasan:
Genotipe adalah keadaan genetik dari suatu individu atau populasi dan termasuk faktor
pembawa sifat dari kedua induknya. Genotipe merupakan faktor yang tidak dapat dilihat
dan dilambangkan dengan huruf-huruf tertentu.
E. Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda yang merupakan
satu pasangan alel. Berikut ini adalah contoh persilangan monohibrid dominansi penuh.
Tanaman tomat buah bulat disilangkan dengan tanaman tomat buah lonjong.
Sifat bulat ditentukan oleh gen B dan bersifat dominan terhadap sifat lonjong yang
ditentukan oleh gen b. Keturunan I seluruhnya berbuah bulat. Jika tanaman hasil
keturunan I disilangkan dengan sesamanya, pada keturunan II akan diperoleh
tanaman tomat buah bulat sebanyak 75% dan tanaman tomat buah lonjong
sebanyak 25%.
Pewarisan Sifat 6
Diagram untuk persilangan monohibrid tersebut adalah sebagai berikut.
P1 : BB × bb
Buah bulat Buah lonjong
G1 : B b
F1 : Bb
100% buah bulat
P2 : Bb × Bb
Buah bulat Buah bulat
G2 : B, b B, b
F2 :
B b
BB Bb
B
Buah bulat Buah bulat
Bb bb
b
Buah bulat Buah lonjong
Perbandingan genotipe F2 = BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2 = buah bulat : buah lonjong = 75% : 25% = 3 : 1
1. Tanaman buah bulat bersifat dominan. Tanaman buah bulat betina pada induk
pertama (P1) memiliki genotipe homozigot BB. Dengan demikian, pada saat
pembentukan gamet, terjadi pemisahan pasangan alel BB dan terbentuklah satu
macam gen B.
2. Tanaman buah lonjong bersifat resesif. Tanaman buah lonjong jantan pada induk
pertama (P1) memiliki genotipe homozigot bb. Dengan demikian, saat pembentukan
gamet, terjadi pemisahan pasangan alel bb dan terbentuklah satu macam gen b.
3. Terjadi fertilisasi antara gamet betina B dan gamet jantan b sehingga dihasilkan
keturunan pertama (F1) yang seluruhnya atau 100% bergenotipe Bb dan berfenotipe
buah bulat.
Pewarisan Sifat 7
5. Jika keempat gamet tersebut mengalami fertilisasi, akan terjadi pertemuan silang
antara keempat gamet sehingga terbentuk keturunan F2 yang bergenotip BB, Bb, dan
bb. Genotipe BB dan Bb berfenotipe buah bulat, sedangkan genotipe bb berfenotipe
buah lonjong.
Contoh Soal 3
Tanaman kacang ercis berbunga ungu disilangkan dengan tanaman kacang ercis
berbunga putih. Sifat ungu dominan terhadap sifat putih. Ternyata, seluruh keturunan
F1 berbunga ungu. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya dan diperoleh 100 tanaman,
jumlah tanaman yang berbunga ungu homozigot adalah … tanaman.
A. 25
B. 20
C. 10
D. 30
E. 50
Jawaban: A
Penjelasan:
Persilangan pada soal merupakan persilangan monohibrid. Diagram untuk persilangan
monohibrid tersebut adalah sebagai berikut.
P1 : UU × uu
Ungu Putih
G1 : U u
F1 : Uu
100% bunga ungu
P2 : Uu × Uu
Ungu Ungu
G2 : U U
u u
F2 : UU = bunga ungu = 25%
Uu = bunga ungu = 50%
uu = bunga putih = 25%
Dengan demikian, diperoleh:
Keturunan homozigot UU = 25% × 100 = 25 tanaman.
Pewarisan Sifat 8
Contoh Soal 4
Kucing berbulu hitam disilangkan dengan kucing berbulu putih. Ternyata, seluruh F1
berbulu hitam. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan genotipe pada F2-
nya adalah ....
A. HH : Hh : hh = 1 : 2 : 1
B. HH : Hh : hh = 1 : 1 : 2
C. HH : Hh : hh = 2 : 1 : 1
D. HH : Hh = 2 : 1
E. Hh : hh = 1 : 1
Jawaban: A
Penjelasan:
Persilangan pada soal merupakan persilangan monohibrid. Diagram untuk persilangan
monohibrid tersebut adalah sebagai berikut.
P1 : HH × hh
Hitam Putih
G1 : H h
F1 : Hh
Hitam
P2 : Hh × Hh
Hitam Hitam
G2 : H H
h h
F2 : HH = bulu hitam = 25%
Hh = bulu hitam = 50%
hh = bulu putih = 25%
Dengan demikian, diperoleh:
Perbandingan genotipe pada F2 = HH : Hh : hh = 1 : 2 : 1.
F. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan dua sifat beda yang merupakan dua
pasangan alel. Berikut ini adalah contoh persilangan dihibrid dominansi penuh.
Pewarisan Sifat 9
Tanaman tomat buah bulat batang tinggi disilangkan dengan tanaman tomat
buah lonjong batang pendek. Sifat bulat ditentukan oleh gen B dan bersifat
dominan terhadap sifat lonjong yang ditentukan oleh gen b. Sementara itu,
sifat tinggi ditentukan oleh gen T dan bersifat dominan terhadap sifat pendek
yang ditentukan oleh gen t. Keturunan I seluruhnya berbuah bulat batang tinggi.
Jika tanaman hasil keturunan I disilangkan dengan sesamanya, pada keturunan
F2 akan diperoleh tanaman tomat dengan fenotipe bulat tinggi, bulat pendek,
lonjong tinggi, dan lonjong pendek dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
P1 : BBTT × bbtt
Buah bulat batang tinggi Buah lonjong batang pendek
G1 : BT bt
F1 : BbTt
100% Buah bulat batang tinggi
P2 : BbTt × BbTt
Buah bulat batang tinggi Buah bulat batang tinggi
G2 : BT, Bt, bT, bt BT, Bt, bT, bt
F2 :
BT Bt bT bt
Perbandingan genotipe F2 = BBTT : BBTt : BBtt : BbTT : BbTt : Bbtt : bbTT : bbTt : bbtt
1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2 = bulat tinggi : bulat pendek : lonjong tinggi : lonjong pendek
9 : 3 : 3 : 1
Pewarisan Sifat 10
Untuk lebih jelasnya, peristiwa persilangan dihibrid tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Tanaman tomat buah bulat batang tinggi bersifat dominan. Tanaman tomat buah
bulat batang tinggi betina pada induk pertama (P1) memiliki genotipe homozigot
BBTT. Terjadi pemisahan alel secara bebas sehingga BB berpisah menjadi B dan B,
sedangkan TT berpisah menjadi T dan T. Saat pembentukan gamet betina, terjadi
penggabungan alel secara bebas sehingga terbentuk gamet BT.
2. Tanaman tomat buah lonjong batang pendek bersifat resesif. Tanaman tomat buah
lonjong batang pendek jantan pertama (P1) memiliki genotipe bbtt. Terjadi pemisahan
alel secara bebas, yaitu bb berpisah menjadi b dan b, sedangkan tt berpisah menjadi
t dan t. Saat pembentukan gamet, terjadi penggabungan alel secara bebas sehingga
terbentuk gamet bt.
3. Terjadi fertilisasi antara gamet betina BT dan gamet jantan bt sehingga dihasilkan
keturunan pertama (F1) yang seluruhnya atau 100% bergenotipe BbTt dan berfenotipe
buah bulat batang tinggi.
5. Jika keempat pasang gamet tersebut mengalami fertilisasi, akan terjadi pertemuan
silang antara mereka sehingga terbentuk keturunan F2 dengan 9 macam genotipe
dan 4 macam fenotipe.
6. Perbandingan genotipe pada F2 adalah BBTT : BBTt : BBtt : BbTT : BbTt : Bbtt : bbTT :
bbTt : bbtt = 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1. Sementara perbandingan fenotipenya adalah
bulat tinggi : bulat pendek : lonjong tinggi : lonjong pendek = 9 : 3 : 3 : 1.
Contoh Soal 5
Kelinci hitam ekor panjang disilangkan dengan kelinci putih ekor panjang. Jika diperoleh
keturunan dengan perbandingan hitam ekor panjang : putih ekor panjang : hitam ekor
pendek : putih ekor pendek = 3 : 3 : 1 : 1, genotipe kedua induknya adalah ....
Pewarisan Sifat 11
Penjelasan:
Berdasarkan informasi pada soal, dapat diketahui beberapa hal berikut.
Kelinci hitam ekor panjang dapat bersifat heterozigotik untuk dua sifat karena hitam
dan panjang bersifat dominan.
Kelinci putih ekor panjang bersifat heterozigotik untuk satu sifat saja, yaitu ekor
panjang. Hal ini karena panjang bersifat dominan, sedangkan putih bersifat resesif.
Dengan demikian, kelinci hitam ekor panjang bergenotipe HhPp dan menghasilkan
empat macam gamet. Sementara itu, kelinci putih ekor panjang bergenotipe hhPp dan
menghasilkan 2 macam gamet. Persilangan yang terjadi adalah sebagai berikut.
P : HhPp × hhPp
Hitam panjang Putih panjang
G :
HP hP
Hp hp
hP
hp
F :
HP Hp hP hp
Contoh Soal 6
Pada marmot, warna bulu hitam dominan terhadap warna bulu albino dan bulu kasar
dominan terhadap bulu halus. Marmot bulu hitam kasar disilangkan dengan marmot
bulu albino halus menghasilkan keturunan F1 yang semuanya berbulu hitam kasar. Jika
marmot keturunan F1 disilangkan dengan marmot yang albino halus, kemungkinan
diperoleh keturunan berbulu kasar sebanyak ....
Pewarisan Sifat 12
A. 6,25%
B. 12,5%
C. 25%
D. 50%
E. 75%
Jawaban: D
Penjelasan:
Persilangan pada soal merupakan persilangan dihibrid. Diagram untuk persilangan
dihibrid tersebut adalah sebagai berikut.
P1 : HHKK × hhkk
Hitam kasar Albino halus
G1 : HK hk
F1 : HhKk
Hitam kasar
P2 : HhKk × hhkk
Hitam kasar Albino halus
G2 : HK hk
Hk
hK
hk
F2 :
HK Hk hK hk
Dari hasil tersebut, diketahui yang berbulu kasar ada dua, yaitu hitam kasar dan albino
2
kasar. Dengan demikian, jumlah keturunan yang berbulu kasar adalah × 100% = 50%.
4
Jadi, jika marmot keturunan F1 disilangkan dengan marmot yang albino halus,
kemungkinan diperoleh keturunan berbulu kasar sebanyak 50%.
Pewarisan Sifat 13
SUPER "Solusi Quipper"
Contoh:
Aa × aa → Aa : aa = 1 : 1
AaBb × aabb → AaBb : Aabb : aaBb : aabb = 1 : 1 : 1 : 1
AaBbCc × aabbcc
→ AaBbCc : AaBbcc : AabbCc : Aabbcc : aaBbCc : aaBbcc : aabbCc : aabbcc
1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1
Jika keturunan hasil testcross tidak memisah atau berfenotipe seragam, individu
yang diuji memiliki genotipe homozigot atau bergalur murni. Akan tetapi, jika
keturunannya memisah 1 : 1 atau memiliki lebih dari satu fenotipe, individu yang
diuji bersifat heterozigot. Selain itu, testcross juga bertujuan untuk mengetahui jenis
gamet yang dihasilkan oleh individu yang genotipenya belum diketahui. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan contoh persilangan testcross berikut.
Bunga mawar merah disilangkan dengan bunga warna putih. Warna merah
ditentukan oleh gen M dan bersifat dominan terhadap warna putih yang
ditentukan oleh gen m. Ada dua kemungkinan genotipe untuk warna merah,
yaitu MM atau Mm.
Pewarisan Sifat 14
Kemungkinan 1: Jika genotipe bunga merah adalah homozigot (MM)
P1 : MM × mm
Merah Putih
G1 : M m
F1 : Mm
Merah
Oleh karena seluruh keturunannya berwarna merah, maka bunga tersebut memiliki
genotipe homozigot atau termasuk suatu galur murni.
Mm
M
merah
mm
m
putih
Oleh karena pada keturunannya terbentuk dua macam fenotipe, yaitu merah dan
putih, maka bunga tersebut memiliki genotipe heterozigot.
Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada persilangan testcross, jika
keturunannya berfenotipe seragam, individu yang diuji memiliki genotipe homozigot
atau bergalur murni. Akan tetapi, jika keturunannya memiliki lebih dari satu fenotipe,
individu yang diuji bersifat heterozigot.
2. Persilangan Backcross
Persilangan backcross atau silang balik adalah persilangan antara suatu individu dan
salah satu induknya. Tujuan dari persilangan backcross adalah untuk mendapatkan
kembali sifat-sifat galur murni, baik yang bergenotipe homozigot dominan maupun
bergenotipe homozigot resesif. Backcross akan menghasilkan progeni, yaitu
keturunan yang berasal dari sumber yang sama. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh persilangan backcross berikut ini.
Pewarisan Sifat 15
Tanaman padi berbiji pulen disilangkan dengan tanaman padi berbiji tidak
pulen. Sifat pulen ditentukan oleh gen P dan bersifat dominan terhadap sifat
tidak pulen yang ditentukan oleh gen p. Terhadap F1 dilakukan backcross.
Ada dua macam induk yang dapat digunakan, yaitu induk dominan dan induk
resesif.
Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada backcross, jika F1 disilangkan
dengan induk yang dominan, akan dihasilkan genotipe dengan perbandingan 1 : 1
dan fenotipenya 100% seragam. Akan tetapi, jika F1 disilangkan dengan induk yang
resesif, perbandingan genotipe dan fenotipenya akan sama, yaitu 1 : 1.
Pewarisan Sifat 16
3. Persilangan Resiprok
Persilangan resiprok atau persilangan ulang adalah persilangan dengan menukarkan
jenis kelamin. Perbandingan fenotipe dan genotipe hasil persilangan ini tidak akan
berubah selama gen-gen yang disilangkan tidak terpaut pada kromosom kelamin.
Akan tetapi, jika gen tersebut terpaut pada kromosom kelamin, perbandingan
keturunannya akan berubah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh persilangan
resiprok berikut ini.
Kacang ercis bunga ungu disilangkan dengan kacang ercis bunga putih. Sifat
ungu ditentukan oleh gen U dan bersifat dominan terhadap sifat putih yang
ditentukan oleh gen u. Terhadap parental pertama (P1) dilakukan persilangan
resiprok.
Persilangan 1: Kacang ercis ungu jantan dengan kacang ercis putih betina
P1 : UU × uu
Bunga ungu Bunga putih
G1
:
U u
F1 : Uu
100% berbunga ungu
P2
:
Uu × Uu
Bunga ungu Bunga ungu
F2 :
U u
UU Uu
U
Bunga ungu Bunga ungu
Uu uu
u
Bunga ungu Bunga putih
Perbandingan genotipe F2 = UU : Uu : uu = 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2 = bunga ungu : bunga putih = 3 : 1
Pewarisan Sifat 17
Persilangan 2: Kacang ercis ungu betina dengan kacang ercis putih jantan
P1 : UU × uu
Bunga ungu Bunga putih
G1
:
U u
F1 : Uu
100% berbunga ungu
P2
:
Uu × Uu
Bunga ungu Bunga ungu
F2 :
U u
UU Uu
U
Bunga ungu Bunga ungu
Uu uu
u
Bunga ungu Bunga putih
Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada persilangan resiprok, tidak
terjadi perubahan perbandingan genotipe maupun fenotipe pada keturunannya.
Contoh:
Jika ada individu bergenotipe AaBBcc, hitunglah pasangan alel yang heterozigot saja.
Jawab:
Pada soal, pasangan alel yang heterozigot hanya satu, yaitu Aa. Dengan demikian,
jumlah macam gamet yang dihasilkan = 21 = 2. Macam gamet yang dihasilkan tersebut
adalah ABc dan aBc.
Pewarisan Sifat 18
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Sifat Macam Macam Macam Perbandingan Perbandingan
Beda Gamet F1 Genotipe F2 Fenotipe F2 F2 Fenotipe F2
1 monohibrid) 21 = 2 31 = 3 2 4 3:1
2 (dihibrid) 22 = 4 32 = 9 4 16 9:3:3:1
3 (trihibrid) 23 = 8 33 = 27 8 64 27 : 9 : 9 : 9 : 3
:3:3:1
4 (tetrahibrid ) 24 = 16 34 = 81 16 256 81 : 27 : 27 :
27 : 27 : 9 : 9 :
9:9:9:9:3:
3:3:3:1
n 2n 3n 2n 4n
Untuk menentukan macam fenotipe, dapat digunakan rumus segitiga Pascal seperti
tabel berikut ini.
Kemungkinan Macam
Jumlah Sifat Beda Jumlah Macam Fenotipe
Fenotipe
1 1 1 2
2 1 2 1 4
3 1 3 3 1 8
4 1 4 6 4 1 16
n 2n
Pewarisan Sifat 19
Contoh Soal 7
Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui suatu individu bergenotipe homozigot
atau heterozigot adalah ....
A. persilangan testcross
B. persilangan resiprok
C. mengamati fenotipe induk dominan
D. mengamati fenotipe kedua induknya
E. mengamati fenotipe individu tersebut
Jawaban: A
Penjelasan:
Persilangan testcross atau uji silang adalah persilangan antara individu yang belum
diketahui genotipenya (apakah homozigot atau heterozigot) dan induk yang bergenotipe
resesif. Oleh karena itulah, persilangan ini dapat digunakan untuk mengetahui jenis
genotipe suatu individu.
Contoh Soal 7
A. 2
B. 4
C. 8
D. 16
E. 32
Jawaban: C
Penjelasan:
Individu trihibrid masing-masing akan menghasilkan 23 = 8 macam gamet. Jika terjadi
persilangan di antara dua individu trihibrid, kemungkinan macam fenotipe F2 yang
diperoleh adalah 23 = 8 macam dengan perbandingan fenotipe 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1.
Pewarisan Sifat 20
Kurikulum 2006/2013
Kel a s
XII
biologi
PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan hukum Mendel.
2. Memahami jenis-jenis penyimpangan hukum Mendel yang meliputi kodominan,
dominansi tidak sempurna, alel ganda, alel letal, atavisme, kriptomeri, dan epistasis-
hipostasis.
3. Dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penyimpangan hukum
Mendel.
A. Pola-Pola Hereditas
Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya melalui gen disebut hereditas. Mekanisme
hereditas ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang disebut pola-pola hereditas. Seorang
sarjana Amerika bernama Walter Stanborough Sutton berhasil menjelaskan bahwa pola-
pola hereditas terjadi karena hal-hal berikut.
1. Gen merupakan karakteristik yang diturunkan. Oleh karena itu, meskipun terjadi
mitosis dan meiosis, bentuk dan identitas setiap gen di dalam kromosom adalah
tetap.
2. Saat terjadi meiosis, kedua perangkat kromosom yang berasal dari kedua induk
akan memisah secara bebas. Kromosom tersebut kemudian mengelompok dengan
kromosom lain yang bukan homolognya.
3. Jumlah kromosom yang terkandung dalam ovum dan sperma adalah sama (bersifat
haploid), yaitu setengah dari jumlah kromosom sel tubuh induknya.
4. Individu hasil pembuahan antara ovum dan sperma bersifat diploid, yaitu
mengandung dua perangkat kromosom.
2
akan tampak pengaruhnya jika bertemu dengan gen dominan lain yang bukan
alelnya.
4. Polimeri adalah interaksi dua gen atau lebih yang memengaruhi dan menguatkan
sifat yang sama dari suatu organisme (bersifat kumulatif ).
5. Gen komplementer adalah interaksi antara gen-gen dominan yang saling
melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Jika salah satu dari gen-gen
dominan tidak hadir, pengaruh gen-gen tersebut tidak akan tampak.
6. Gen dominan rangkap adalah dua gen dominan yang memengaruhi bagian tubuh
yang sama. Jika berada bersama-sama, fenotipe yang muncul merupakan gabungan
kedua sifat gen dominan tersebut. Gen dominan rangkap disebut juga epistasis gen
dominan rangkap.
Penyimpangan yang benar-benar berbeda dengan angka Mendel antara lain sebagai
berikut.
1. Tautan/pautan adalah peristiwa yang terjadi ketika dua gen atau lebih pada
kromosom yang sama tidak dapat memisah secara bebas saat pembelahan meiosis.
2. Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya gen-gen suatu kromosom dengan gen-
gen pada kromosom lain, baik kromosom homolog atau kromosom nonhomolog.
3. Gagal berpisah (nondisjunction) adalah peristiwa yang terjadi ketika sebuah
kromosom atau lebih gagal memisahkan diri dari pasangannya saat meiosis I maupun
meiosis II.
Disilangkan sapi Shorthorn jantan rambut merah dengan sapi betina rambut putih.
Warna merah dipengaruhi oleh gen CR dan putih dipengaruhi oleh gen CW. Kedua gen
tersebut bersifat kodominan. Seluruh F1 adalah sapi berambut roan. Jika F1 disilangkan
dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan genotipe dan fenotipe pada F2-
nya?
3
P1 : CRCR × CWCW
rambut merah rambut putih
G1 : CR CW
F1 : CRCW
100% rambut roan
P2 : CRCW × CRCW
rambut roan rambut roan
G2 : CR CR
CW CW
Bunga Mirabilis jalapa merah disilangkan dengan bunga Mirabilis jalapa putih. Sifat
merah ditentukan oleh gen M dan putih oleh gen m. Sifat gen M dominan tidak
sempurna terhadap gen m, sehingga seluruh keturunan F1 berwarna merah muda. Jika
F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2?
4
P1 : MM × mm
bunga merah bunga putih
G1 : M m
F1 : Mm
bunga merah muda
P2 : Mm × Mm
bunga merah muda bunga merah muda
G2 : M, m M, m
F2 : 1 MM = bunga merah
2 Mm = bunga merah muda
1 mm = bunga putih
Perbandingan genotipe = MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe = bunga merah : bunga merah muda : bunga putih = 1 : 2 : 1
Contoh Soal 1
Bunga mawar merah yang bersifat dominan disilangkan dengan bunga mawar putih.
Apabila keturunan pertamanya yang berwarna merah muda disilangkan dengan
sesamanya, persentase keturunan keduanya yang memiliki fenotipe merah adalah .…
A. 10%
B. 25%
C. 50%
D. 75%
E. 100%
Jawaban: B
5
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P1 : MM × mm
merah putih
G1 : M m
F1 : Mm
merah muda
P2 : Mm × Mm
merah muda merah muda
G2 : M M
m m
F2 : 1 MM = merah
2 Mm = merah muda
1 mm = putih
3. Alel Ganda
Alel ganda merupakan gen yang memiliki lebih dari dua alel. Contohnya golongan darah
sistem ABO, warna bulu kelinci, dan warna mata pada lalat Drosophila. Berikut ini adalah
contoh persilangan pada alel ganda.
6
Seorang wanita bergolongan darah A heterozigotik menikah dengan pria bergolongan
darah B heterozigotik. Jika penentu golongan darah A dan B berturut-turut adalah gen
IA dan IB, bagaimanakah kemungkinan golongan darah anak-anak mereka?
P : IAIO × IBIO
golongan darah A golongan darah B
G : IA IB
IO IO
F :
IAIO = golongan darah A
IBIO = golongan darah B
IAIB = golongan darah AB
IOIO = golongan darah O
4. Alel Letal
Alel letal merupakan alel yang dalam keadaan homozigot dapat menyebabkan kematian
pada individu yang memilikinya. Ada tiga macam alel letal, yaitu alel letal dominan, alel
letal resesif, dan alel subletal.
a. Alel letal dominan merupakan sepasang gen dominan yang dapat menyebabkan
kematian jika berada dalam keadaan homozigot. Individu yang memiliki genotipe
homozigot ini akan meninggal sebelum lahir. Sementara itu, jika dalam keadaan
heterozigot, individu akan mengalami subletal. Contoh: ayam creeper, penyakit
Huntington, tikus kuning, dan brakhidaktili.
b. Alel letal resesif merupakan sepasang gen resesif yang dapat menyebabkan
kematian jika berada dalam keadaan homozigot. Berbeda dengan alel letal
dominan, individu yang mengalami kematian sebelum lahir hanya yang bergenotipe
7
homozigot resesif. Sementara itu, individu yang bergenotipe homozigot dominan
dan heterozigot merupakan individu yang normal. Contoh: sapi bulldog dan albino
pada tanaman.
c. Alel subletal merupakan sepasang gen dominan atau resesif yang dalam keadaan
homozigot dapat menyebabkan kematian pada usia anak-anak hingga dewasa.
Contoh: thalasemia untuk subletal dominan dan hemofilia untuk subletal resesif.
P : Aa × Aa
berklorofil berklorofil
G : A A
a a
F : AA = berklorofil = 25%
Aa = berklorofil = 50%
aa = tidak berklorofil, letal = 25%
8
Contoh Soal 2
Kelinci himalayan (whw) disilangkan dengan kelinci kelabu kehitaman (Ww). Kemungkinan
perbandingan antara keturunan kelabu kehitaman : himalayan : albino adalah ....
A. 1:1:1
B. 1:2:1
C. 2:1:1
D. 3:2:3
E. 4:1:3
Jawaban: C
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : whw × Ww
himalayan kelabu kehitaman
G : wh W
w w
F : Wwh = kelabu kehitaman
=2
Ww = kelabu kehitaman
whw = himalayan =1
ww = albino =1
Jadi, perbandingan antara keturunan kelabu kehitaman : himalayan : albino = 2 : 1 : 1.
5. Atavisme
Atavisme merupakan interaksi beberapa gen yang menghasilkan fenotipe baru. Contoh
peristiwa atavisme adalah adanya beberapa tipe jengger atau pial pada ayam. Ada empat
tipe pial, yaitu rose (mawar), pea (biji), walnut (sumpel), dan single (bilah).
a. Rose adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen R dan pp.
b. Pea adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen rr dan P.
c. Walnut adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen R dan P.
d. Single adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen rr dan pp.
9
SUPER "Solusi Quipper"
Untuk mengingat tipe pial ayam, gunakan SUPER, Solusi Quipper berikut.
RAWA PESING
Rose, Walnut, Pea, Single
Ayam jantan berpial rose homozigotik disilangkan dengan ayam betina berpial pea
homozigotik. Seluruh F1 ternyata ayam berpial walnut. Jika F1 disilangkan dengan
sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2-nya?
P1 : RRpp × rrPP
rose pea
G1 : Rp rP
F1 : RrPp
Walnut
P2 : RrPp × RrPp
walnut walnut
F2 :
RP Rp rP rp
RRPP RRPp RrPP RrPp
RP
walnut walnut walnut walnut
RRPp RRpp RrPp Rrpp
Rp
walnut rose walnut rose
RrPP RrPp rrPP rrPp
rP
walnut walnut pea pea
RrPp Rrpp rrPp rrpp
rp
walnut rose pea single
9 R – P – = walnut
3 R – pp = rose
3 rrP – = pea
1 rrpp = single
10
Contoh Soal 3
Ayam berpial walnut heterozigot untuk kedua sifat disilangkan dengan ayam berpial
bilah. Keturunan yang akan dihasilkan adalah ....
A. pial walnut 75%
B. pial walnut : pial bilah = 3 : 1
C. pial walnut 100%
D. pial walnut 50%
E. pial bilah 25%
Jawaban: E
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : RrPp × rrpp
walnut bilah
G : RP
Rp rp
rP
rp
F : RrPp = walnut =1
Rrpp = rose =1 Ada empat genotipe dengan
rrPp = pea =1 perbandingan yang sama
Jadi, pada persilangan antara ayam pial walnut heterozigot untuk dua sifat dengan
ayam berpial bilah akan diperoleh perbandingan fenotipe dan genotipe yang sama,
yaitu 1 : 1 : 1 : 1.
6. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan sifat gen dominan yang tersembunyi jika berdiri sendiri. Namun,
akan tampak pengaruhnya jika bertemu dengan gen dominan lain yang bukan alelnya.
Contoh peristiwa kriptomeri adalah persilangan pada bunga Linaria marocana. Jika bunga
Linaria marocana yang berwarna merah disilangkan dengan bunga Linaria marocana
yang berwarna putih, keturunan F1 seluruhnya akan berwarna ungu. Gen-gen yang
mengendalikan peristiwa kriptomeri pada bunga Linaria marocana adalah sebagai berikut.
11
• Gen A = mengendalikan produksi pigmen antosianin (pigmen warna bunga).
• Gen a = menghambat produksi pigmen antosianin.
• Gen B = menyebabkan sifat basa pada plasma sel.
• Gen b = menyebabkan sifat asam pada plasma sel.
Jika gen A bertemu dengan gen B, bunga akan berwarna ungu karena antosianin
berada di lingkungan plasma sel basa. Jika gen A bertemu dengan gen b, bunga akan
berwarna merah karena antosianin berada di lingkungan plasma sel asam. Sementara itu,
Jika gen a bertemu dengan gen B maupun b, bunga akan berwarna putih karena antosianin
tidak diproduksi. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa kriptomeri.
Bunga Linaria marocana merah homozigot disilangkan dengan bunga Linaria marocana
putih homozigot. Seluruh F1 ternyata berbunga ungu. Jika F1 disilangkan dengan
sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe pada F2-nya?
P1 : AAbb × aaBB
bunga merah bunga putih
G1 : Ab aB
F1 : AaBb
bunga ungu
P2 : AaBb × AaBb
bunga ungu bunga ungu
F2 :
AB Ab aB ab
12
Perbandingan fenotipe pada F2 = ungu : merah : putih
= 9 : 3 : (3 + 1)
=9:3:4
Contoh Soal 4
Disilangkan bunga Linaria marocana ungu hasil F1 dengan bunga Linaria marocana putih
yang bergenotipe aaBb. Jika pada persilangan tersebut dihasilkan 100 batang tanaman
baru, banyaknya tanaman yang berbunga putih adalah ....
A. 10%
B. 20%
C. 25%
D. 40%
E. 50%
Jawaban: E
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : AaBb × aaBb
ungu putih
G : AB aB
Ab ab
aB
ab
F :
AB Ab aB ab
13
3 A – B – = ungu ⇒3
1 A – bb = merah ⇒1
3 aaB – = putih
⇒4
1 aabb = putih
4
Jadi, banyaknya tanaman yang berbunga putih ada × 100 = 50 batang.
8
7. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan interaksi yang terjadi apabila suatu gen menutupi
(mengalahkan) gen lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi karakter disebut
epistasis, sedangkan gen yang tertutup karakternya disebut hipostasis. Ada empat tipe
epistasis, yaitu sebagai berikut.
a. Epistasis dominan
Epistasis dominan terjadi jika gen dominan menutupi kerja gen lain. Gen lain
ini dapat berupa gen dominan atau gen resesif yang tidak sealel. Contoh: warna
sekam pada gandum. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis
dominan.
P1 : HHkk × hhKK
sekam hitam sekam kuning
G1 : Hk hK
F1 : HhKk
sekam hitam
P2 : HhKk × HhKk
sekam hitam sekam hitam
14
F2 :
HK Hk hK hk
HHKK HHKk HhKK HhKk
HK
hitam hitam hitam hitam
b. Epistasis resesif
Epistasis resesif terjadi jika gen resesif homozigot bekerja menutupi gen lain. Gen
lain ini dapat berupa gen dominan maupun resesif, baik sealel atau tidak sealel.
Contohnya adalah warna rambut tikus yang dikendalikan oleh dua macam gen, yaitu
gen B dan gen G. Jika gen B bersama-sama dengan gen G,warna rambut yang akan
muncul adalah abu-abu. Namun, jika hanya ada gen B, warna rambut yang akan
muncul adalah hitam. Sementara itu, jika gen bb yang bekerja, warna rambut yang
akan muncul adalah putih. Jadi, gen bb akan menutupi kerja gen G dan g. Berikut ini
adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis resesif.
Disilangkan tikus berambut hitam dengan tikus berambut putih. Sifat hitam
ditentukan oleh gen B dan sifat putih dikendalikan oleh gen resesif bb. Gen bb
bersifat epistasis terhadap gen G yang mengendalikan warna abu-abu dan alelnya
gen g. Seluruh F1 berambut abu-abu. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya,
bagaimanakah perbandingan fenotipe pada F2-nya?
15
Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut.
P1 : BBgg × bbGG
rambut hitam rambut putih
G1 : Bg bG
F1 : BbGg
rambut abu-abu
P2 : BbGg × BbGg
rambut abu-abu rambut abu-abu
F2 :
BG Bg bG bg
BBGG BBGg BbGG BbGg
BG
abu-abu abu-abu abu-abu abu-abu
16
tidak ada, fenotipe yang muncul bersifat resesif, yaitu bentuk kapsul oval. Berikut ini
adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis gen dominan rangkap.
Disilangkan bunga Capsella yang memiliki bentuk kapsul biji segitiga dengan
bunga Capsella yang memiliki bentuk kapsul biji oval. Sifat segitiga dikendalikan
oleh gen A dan B, sedangkan sifat oval muncul jika gen A dan B tidak ada. Seluruh
F1 berkapsul biji segitiga. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah
perbandingan fenotipe pada F2-nya?
P1 : AABB × aabb
kapsul segitiga kapsul oval
G1 : AB ab
F1 : AaBb
kapsul segitiga
P2 : AaBb × AaBb
kapsul segitiga kapsul segitiga
F2 :
AB Ab aB ab
AABB AABb AaBB AaBb
AB
segitiga segitiga segitiga segitiga
AABb AAbb AaBb Aabb
Ab
Segitiga segitiga segitiga segitiga
AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
segitiga segitiga segitiga segitiga
AaBb Aabb aaBb aabb
ab
segitiga segitiga segitiga oval
9 A – B – = kapsul segitiga
3 A – bb = kapsul segitiga
3 aaB – = kapsul segitiga
1 aabb = kapsul oval
17
d. Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif
Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika pada kondisi dominan,
baik homozigot maupun heterozigot, pada salah satu lokus dihasilkan fenotipe yang
sama. Contoh peristiwa epistasis ini adalah pada pembentukan warna biji gandum.
Genotipe A-bb dan aaB- menghasilkan satu unit pigmen sehingga fenotipenya
sama. Genotipe aabb tidak menghasilkan pigmen. Sementara itu, genotipe A-B-
menghasilkan dua unit pigmen sehingga fenotipe yang muncul berefek kumulatif.
Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis gen rangkap dengan
efek kumulatif.
Disilangkan tanaman gandum warna biji ungu tua dengan tanaman gandum
warna biji putih. Gen penentu warna biji adalah gen A dan B yang memiliki efek
kumulatif jika hadir bersama-sama. Seluruh F1 adalah gandum dengan warna
biji ungu. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan
fenotipe pada F2-nya?
P1 : AABB × aabb
biji bunga tua biji putih
G1 : AB ab
F1 : AaBb
Biji ungu
P2 : AaBb × AaBb
biji ungu biji ungu
F2 :
AB Ab aB ab
AABB AABb AaBB AaBb
AB
ungu tua ungu tua ungu tua ungu tua
18
9 A – B – = biji ungu tua
3 A – bb = biji ungu
3 aaB – = biji ungu
1 aabb = biji putih
Contoh Soal 5
Gen-gen yang mengendalikan sifat bulu pada kerbau adalah sebagai berikut.
• H = gen hitam epistasis dominan
• h = gen abu-abu hipostasis resesif
• W = gen warna epistasis dominan
• w = gen tidak berwarna hipostasis resesif
Jika disilangkan kerbau abu-abu (hhWw) dengan kerbau hitam (HhWw), turunan yang
dihasilkan adalah .…
A. abu-abu : hitam = 5 : 3
B. abu-abu : hitam : albino = 3 : 3 : 2
C. abu-abu : hitam : albino = 3 : 4 : 1
D. hitam : abu-abu : albino = 9 : 3 : 4
E. hitam : abu-abu : albino = 12 : 3 : 1
Jawaban: B
19
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : hhWw × HhWw
abu-abu hitam
G : hW HW
hw Hw
hW
hw
F : H – W – = hitam =3
H – ww = albino =1
Abu-abu : hitam : albino = 3 : 3 : 2
hhW - = abu-abu = 3
hhww = albino =1
Jadi, persilangan kerbau abu-abu (hhWw) dengan kerbau hitam (HhWw) akan menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotipe abu-abu : hitam : albino = 3 : 3 : 2.
20
Kurikulum 2006/2013
Kel a s
XII
biologi
PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL II
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami jenis-jenis penyimpangan hukum Mendel yang meliputi gen komplementer,
polimeri, tautan, pindah silang, serta gagal berpisah.
2. Dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penyimpangan hukum Mendel.
3. Dapat menentukan jenis kelamin berdasarkan kromosomnya.
P1 : CCpp × ccPP
Bunga putih Bunga putih
G1 : Cp cP
F1 : CcPp
Bunga ungu
P2 : CcPp × CcPp
Bunga ungu Bunga ungu
F2 : 9C–P– = bunga ungu
3 C – pp = bunga putih
3 ccP – = bunga putih
1 ccpp = bunga putih
2. Polimeri
Polimeri merupakan interaksi dua gen atau lebih yang memengaruhi dan menguatkan
sifat yang sama dari suatu organisme (bersifat kumulatif ). Contoh peristiwa polimeri
adalah pewarisan warna pada sekam gandum. Sifat ini dipengaruhi oleh gen M1 dan M2.
Semakin banyak gen M1 dan M2 pada genotipenya, warna sekam semakin tua. Sebaliknya,
jika gen M1 dan M2 yang bekerja semakin sedikit, warna sekam menjadi semakin muda.
Jika tidak ada gen M1 dan M2 yang bekerja, warna sekam menjadi putih.
Contoh persilangan pada peristiwa polimeri adalah sebagai berikut.
2
P1 : M1M1M2M2 × m1m1m2m2
Sekam merah tua Sekam putih
G1 : M1M2 m1m2
F1 : M1m1M2m2
Sekam merah sedang
P2 : M1m1M2m2 × M1m1M2m2
Sekam merah sedang Sekam merah sedang
F2 : 9 M1 – M2 – = sekam merah
3 M1 – m2m2 = sekam merah
3 m1m1M2 – = sekam merah
1 m1m1m2m2 = sekam putih
Contoh Soal 1
Individu yang mengandung faktor K tanpa faktor M atau sebaliknya berfenotipe putih.
Akan tetapi, individu yang mengandung kedua faktor tersebut (K dan M) akan berfenotipe
ungu. Jika individu dengan genotipe Kkmm disilangkan dengan KkMm, perbandingan
fenotipe ungu dan putih yang diperoleh sebesar .…
A. 1:1
B. 3:1
C. 9:7
D. 3:5
E. 15 : 1
Jawaban: D
3
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangannya berikut!
P : Kkmm × KkMm
Putih Ungu
G : Km KM
km Km
kM
km
F : K – M – = ungu = 3
K – mm = putih = 3
ungu : putih = 3 : 5
kkM – = putih = 1
kkmm = putih = 1
B. Tautan
Tautan merupakan peristiwa yang terjadi ketika dua gen atau lebih pada kromosom yang
sama tidak dapat memisah secara bebas saat pembelahan meiosis. Tautan biasanya terjadi
pada gen-gen yang berbeda, tetapi letaknya berdekatan. Gen-gen yang tertaut akan
diturunkan secara bersama-sama. Ada dua macam tautan, yaitu tautan pada autosom dan
tautan pada gonosom.
Lalat buah jantan warna tubuh normal (kelabu) bersayap panjang dikawinkan dengan
lalat buah betina warna tubuh hitam bersayap pendek. Warna tubuh normal (kelabu)
ditentukan oleh gen G dan sayap panjang oleh gen L. Gen G dan L saling bertaut.
Seluruh F1 adalah lalat dengan tubuh normal (kelabu) bersayap panjang. Jika F1
disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2-nya?
4
Untuk menentukan perbandingan fenotipe F2-nya, perhatikan diagram persilangan
berikut ini!
P1 : GGLL × ggll
Tubuh kelabu, sayap panjang Tubuh hitam, sayap pendek
G1 : GL gl
F1 : GgLl
Tubuh kelabu, sayap panjang
P2 : GgLl × GgLl
Tubuh kelabu, sayap panjang Tubuh kelabu, sayap panjang
Pada G2, terjadi tautan sehingga gen G tetap bersama dengan gen L dan gen g bersama
gen l.
GL, gl GL, gl
Jadi, perbandingan fenotipe F2-nya adalah kelabu sayap panjang : hitam sayap pendek =
3 : 1.
5
Misalnya, pada warna mata lalat buah Drosophila. Gen penentu warna mata Drosophila
adalah gen M dan m yang tertaut pada kromosom X. Gen M menyebabkan warna mata
merah dan gen m menyebabkan warna mata putih.
Contoh persilangan pada peristiwa tautan seks adalah sebagai berikut.
Lalat buah betina mata merah dikawinkan dengan lalat jantan mata putih. Warna
merah ditentukan oleh gen M dan warna putih ditentukan oleh gen m. Gen-gen
tersebut tertaut pada kromosom X. Seluruh F1 bermata merah. Jika F1 disilangkan
dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2-nya?
P1 : XMXM × Xm Y
Mata merah Mata putih
G1 : XM Xm, Y
F1 : XMxm = mata merah
P2 : XMxm × XMY
Mata merah Mata merah
100 % bermata
F2 : 1 XMXM = mata merah merah
1 XMXm = mata merah
1 XMY = mata merah
1 XmY = mata putih
6
Contoh Soal 2
Pada Drosophila, sifat warna mata terpaut pada kromosom X dengan mata merah (M)
dominan terhadap mata putih (m). Jika Drosophila betina mata putih disilangkan dengan
jantan mata merah, perbandingan keturunan yang dihasilkan adalah .…
A. jantan mata merah : betina mata putih = 3 : 1
B. jantan mata putih : betina mata merah = 1 : 1
C. jantan mata merah : betina mata putih = 2 : 1
D. jantan mata putih : betina mata merah = 2 : 1
E. jantan mata putih : betina mata putih = 1 : 1
Jawaban: B
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangannya berikut!
P : XmXm × XMY
Mata putih Mata merah
G : Xm XM
Y
F : XMXm = mata merah Jantan mata putih : betina mata merah =
X mY = mata putih 1:1
Jadi, perbandingan keturunan yang dihasilkan adalah jantan mata putih : betina mata
merah = 1 : 1.
C. Pindah Silang
Pindah silang merupakan peristiwa bertukarnya gen-gen suatu kromosom dengan gen-
gen kromosom lain, baik kromosom homolog atau nonhomolog, saat meiosis I. Pindah
silang biasanya terjadi pada gen-gen yang berbeda, tetapi letaknya berjauhan. Pindah
silang menyebabkan terjadinya rekombinan (RK). Oleh karena tidak semua gen berpindah
silang, maka ada keturunan yang fenotipenya sama dengan induknya atau disebut dengan
Kombinasi Parental (KP). Semakin banyak pindah silang, semakin banyak rekombinan
yang dihasilkan. Banyaknya pindah silang dapat ditentukan dengan Nilai Pindah Silang
7
(NPS), yaitu perbandingan jumlah rekombinan dengan jumlah seluruh keturunan. Rumus
Nilai Pindah Silang (NPS) adalah sebagai berikut.
jumlah rekombinan(RK )
NPS = × 100%
jumlah total keturunan
Keterangan:
NPS = nilai pindah silang
RK = rekombinan
KP = kombinasi parental
Total keturunan = RK + KP
Pindah silang menghasilkan fenotipe keturunan KP > 50% dan RK < 50%.
Untuk mengingat rumus nilai pindah silang, gunakan cara SUPER berikut.
Disilangkan jagung berbiji licin warna kuning dengan jagung berbiji kisut warna
putih. Sifat licin ditentukan oleh gen L dan warna kuning oleh gen K. Seluruh F1 berbiji
licin warna kuning. Selanjutnya, F1 diuji silang (testcross) dengan induk yang resesif.
Ternyata, diperoleh F2 sebagai berikut.
• 350 batang jagung biji licin warna kuning
• 150 batang jagung biji licin warna putih
• 160 batang jagung biji kisut warna kuning
• 340 batang jagung biji kisut warna putih
Berapakah besarnya Nilai Pindah Silang (NPS) yang terjadi?
Untuk menentukan besarnya Nilai Pindah Silang (NPS) yang terjadi, perhatikan
diagram persilangannya berikut!
8
P1 : LLKK × llkk
Biji licin, warna kuning Biji kisut, warna putih
G1 : LK lk
F1 : LlKk
100% biji licin, warna kuning
150 + 160
NPS = × 100% = 31%
1.000
Jadi, besarnya Nilai Pindah Silang (NPS) yang terjadi adalah 31%.
Contoh Soal 3
Belalang jantan berbadan hijau sayap panjang (HhPp) dikawinkan dengan belalang
betina berbadan cokelat sayap pendek (hhpp). Dari hasil perkawinan tersebut, diperoleh
perbandingan fenotipe keturunan sebagai berikut.
• 530 hijau sayap panjang
• 450 hijau sayap pendek
9
• 310 cokelat sayap panjang
• 782 cokelat sayap pendek
Berdasarkan kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa saat pembentukan gamet telah
terjadi pindah silang dengan nilai pindah silang sebesar ....
A. 59,00%
B. 59,40%
C. 59,46%
D. 36,67%
E. 38,00%
Jawaban: D
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangannya berikut.
P : HhPp × hhpp
Badan hijau, sayap panjang Badan cokelat, sayap pendek
G : HP
Hp hp
hP
hp
F : HhPp = badan hijau sayap panjang = 530 ⇒ KP
Hhpp = badan hijau sayap pendek = 450 ⇒ RK
hhPp = badan cokelat sayap panjang = 310 ⇒ RK
hhpp = badan cokelat sayap pendek = 782 ⇒ KP
Dengan demikian, diperoleh:
450 + 310 760
Nilai Pindah Silang (NPS) = × 100% = × 100% = 36,67 %
530 + 450 + 310 + 782 2072
Jadi, nilai pindah silangnya sebesar 36,67 %.
10
Gagal berpisah dapat disebabkan oleh mutagen (zat penyebab mutasi). Gagal
berpisah dapat terjadi pada autosom maupun gonosom. Akibat peristiwa gagal berpisah,
ada individu yang memiliki kromosom lebih dari jumlah normal, namun ada juga yang
kurang dari normal. Contoh peristiwa gagal berpisah terjadi pada lalat buah Drosophila.
Contoh persilangan pada peristiwa gagal berpisah adalah sebagai berikut.
Lalat buah Drosophila betina yang diduga mengalami gagal berpisah (nondisjunction)
saat membentuk gamet dikawinkan dengan lalat jantan normal. Lalat betina
membentuk tiga macam kemungkinan gamet, yaitu XX, X, dan 0. Bagaimanakah
fenotipe-fenotipe pada keturunannya?
P : XX × XY
(nondisjunction) (normal)
G : X, XX, 0 X, Y
F : XX = Normal
XY = Normal
XXX = Super (biasanya mati)
XXY = Fertil
X0 = Steril
Y0 = Letal
11
• Individu homogametik adalah individu yang memiliki satu macam gonosom,
misalnya wanita memiliki XX dan ayam jantan memiliki ZZ.
• Individu heterogametik adalah individu yang memiliki dua macam gonosom,
misalnya pria memiliki XY dan ayam betina memiliki ZW.
Lantas, bagaimana cara menentukan jenis kelamin pada tumbuhan dan hewan?
Untuk mengetahuinya, perhatikan penjelasan tentang penentuan jenis kelamin pada
tumbuhan dan hewan berikut ini!
12
X 2 1
Indeks Kelamin = = Jenis Kelamin
A 2 2
1 Betina
0,5 Jantan
X 2 1
0,5 < =< 1 = Interseks, steril
A 2 2
X 2 1
=1 =
> Betina super
A 2 2
X 2 1
= =
< 0,5 Jantan super
A 2 2
Contoh:
XX 22 11
Lalat betina (3 AA, XX) ⇒ === === 1
AA 22 22
X X2 21 1
Lalat jantan (3 AA, XY) ⇒ = == = = 0,5
A A2 22 2
d. Tipe Haploid-Diploid
Tipe ini terdapat pada golongan Hymenoptera, seperti lebah madu dan semut. Pada
tipe ini, jenis kelamin tidak ditentukan oleh gonosom, tetapi oleh sifat ploidi. Hal ini
karena pada sel tubuh golongan Hymenoptera tidak terdapat gonosom.
1.) Ovum (n) + sperma (n) → zigot (2n) → betina ratu (2n)
2.) Ovum (n) tidak dibuahi (parthenogenesis) → jantan (n)
Untuk mengingat tipe-tipe penentuan jenis kelamin pada hewan, gunakan
cara SUPER berikut.
13
Contoh Soal 4
Lalat buah betina mata putih dikawinkan dengan lalat buah jantan mata merah. Perhatikan
diagram persilangan dan diagram papan catur hasil persilangannya berikut!
P ×
1 2 3
gamet
4 5 6
Akibat peristiwa tersebut, dari beberapa ribu keturunan dihasilkan lalat buah berfenotipe
jantan mata merah dan betina mata putih. Keturunan tersebut terletak pada nomor ....
A. 1 dan 4 D. 3 dan 5
B. 2 dan 3 E. 4 dan 6
C. 2 dan 4
Jawaban: D
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangannya berikut!
P : XmXm × XMY
Mata putih (nondisjunction) Mata merah
G : X m
XM
XmXm Y
0
F : XMXm = betina mata merah ⇒ kotak 1
X Y m
= jantan mata putih ⇒ kotak 4
XMXmXm = betina mata merah (super) ⇒ kotak 2
X X Y
m m
= betina mata putih (fertil) ⇒ kotak 5
XM0 = jantan mata merah (steril) ⇒ kotak 3
Y0 = letal ⇒ kotak 6
14
Kurikulum 2006/2013
Kel a s
XII
biologi
PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tentang variasi sifat manusia dan peta silsilah keluarga.
2. Dapat menentukan kemungkinan jenis kelamin pada manusia.
3. Memahami tentang sistem golongan darah pada manusia.
4. Dapat menyelesaikan permasalahan terkait pewarisan sifat pada manusia.
A. Pendahuluan
Penelitian tentang hereditas pada manusia berbeda dengan penelitian tentang hereditas
pada hewan dan tumbuhan. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa kendala berikut.
1. Manusia jarang yang bersedia untuk dijadikan objek penelitian.
2. Umur manusia cukup panjang.
3. Keturunan yang dihasilkan manusia relatif sedikit.
4. Suasana lingkungan hidup manusia sulit untuk dikontrol.
5. Pertumbuhan karakter pada manusia tidak mudah untuk diamati.
2
Berikut ini adalah contoh pedigree dari keluarga kerajaan Inggris. Pedigree ini
menggambarkan tentang pewarisan penyakit hemofilia.
GEORGE HENRY OF IRENE MENINGGAL ALEXANDRIA ALICE VICTORIA ALFONSO LEOPOLD MAURICE
V PRUSSIA PADA UMUR EUGENIE
3TH
Berdasarkan peta silsilah tersebut, tampak bahwa Ratu Victoria sebagai pembawa
sifat hemofilia menurunkan gen tersebut kepada ketiga anaknya. Satu sebagai penderita
dan dua lainnya hanya sebagai pembawa sifat. Pada dua generasi di bawahnya, juga
ditemukan keturunan yang menderita hemofilia dan pembawa sifat hemofilia.
Untuk mengatasi masalah penyakit menurun, dapat diusahakan dengan cara
eugenetika, eutenika, dan eufenika.
1. Eugenetika
Eugenetika adalah usaha perbaikan generasi mendatang dengan menggunakan
hukum hereditas. Hal ini bertujuan untuk memeroleh keturunan yang baik dan
terhindar dari penyakit genetik. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Menghindari perkawinan antarsaudara dekat agar terhindar dari penyakit-
penyakit resesif.
b. Memahami karakter-karakter tertentu melalui peta silsilah keluarga.
3
c. Menghindari pernikahan dengan penderita gangguan mental seperti debil,
imbisil, atau idiot.
d. Calon pasangan suami istri hendaknya melakukan pemeriksaan kesehatan
sebelum menikah.
e. Bagi pasangan suami istri yang memiliki kualitas genetik kurang baik, hendaknya
tidak merencanakan memiliki banyak anak.
2. Eutenika
Eutenika adalah usaha perbaikan generasi mendatang dengan cara meningkatkan
mutu lingkungan, seperti makanan bergizi, pendidikan yang baik, dan faktor
pendukung kehidupan yang baik. Perbaikan yang dilakukan dalam eutenika dapat
menandakan perkembangan suatu negara. Jika banyak rakyat yang sudah maju,
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan eutenika di negara tersebut telah berjalan
dengan baik. Namun sebaliknya, jika masih banyak rakyat yang hidup di bawah
garis kemiskinan, dapat disimpulkan bahwa negara tersebut belum melaksanakan
eutenika dengan baik.
3. Eufenika
Eufenika adalah usaha perbaikan generasi mendatang dengan menyembuhkan
gejala-gejala penyakit genetik. Misalnya penyakit karena terganggunya metabolisme
tubuh seperti fenilketonuria (PKU). Jika dapat terdeteksi lebih dini, seorang anak
yang dinyatakan mengidap PKU dapat disembuhkan dengan diet fenilalanin. Selain
itu, dunia kedokteran yang sudah maju juga dapat melakukan terapi gen dengan
teknologi plasmid. Gen-gen penghasil enzim akan disisipkan agar penderita dapat
memproduksi enzim secara normal.
Contoh Soal 1
Seseorang yang akan menikah dapat menggunakan eugenetika untuk menghindari
penyakit menurun. Cara yang dapat ditempuh adalah ....
4
A. tidak menikah dengan saudara atau kerabat dekat
B. meningkatkan pendidikan diri sendiri dan calon pasangan
C. meningkatkan gaya hidup diri sendiri dan calon pasangan
D. menikah dengan jodoh yang sudah ditentukan orang tua
E. meningkatkan pergaulan agar dapat bebas memilih pasangan
JAWABAN: A
Penjelasan:
Cara eugenetika yang dapat dilakukan oleh seseorang yang akan menikah antara
lain adalah tidak menikah dengan saudara atau kerabat dekat. Hal ini bertujuan untuk
menghindari munculnya penyakit-penyakit resesif.
Contoh Soal 2
Perhatikan peta silsilah keluarga berikut ini.
= laki-laki normal
= perempuan normal
= laki-laki buta warna
= perempuan buta warna
Berdasarkan peta silsilah tersebut, genotipe kedua orang tuanya adalah ....
A. XCY dan XCXc
B. XcY dan XCXc
C. XCY dan XCXC
D. XcY dan XCXC
E. XcY dan XcXc
JAWABAN: B
Penjelasan:
Untuk menentukan genotipe kedua orang tuanya, lihatlah dahulu fenotipe anak-anaknya.
Pada peta silsilah keluarga tersebut, muncul anak perempuan buta warna (XcXc). Akan
tetapi, ada anak laki-laki yang normal (XCY). Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa
genotipe ayahnya adalah XcY (penderita) dan genotipe ibunya adalah XCXc (normal
carrier).
5
C. Penentuan Jenis Kelamin pada Manusia
Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh sepasang kromosom kelamin, yaitu XX
dan XY. Seorang wanita memiliki sepasang kromosom kelamin XX, sedangkan seorang
pria memiliki sepasang kromosom kelamin XY. Pada saat pembentukan gamet, wanita
menghasilkan ovum yang mengandung kromosom X, sedangkan pria menghasilkan
sperma yang mengandung kromosom X atau Y.
Jika sperma X membuahi ovum, akan dihasilkan anak perempuan karena terbentuk
pasangan kromosom XX. Namun, jika sperma Y yang membuahi ovum, akan dihasilkan
anak laki-laki karena terbentuk pasangan kromosom XY. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
diagram perkawinan berikut ini.
X Y
XX XY
X
= wanita = pria
( + p)
n
Keterangan:
1
;
= kemungkinan anak laki-laki = 50% =
2
1
p = kemungkinan anak perempuan = 50% = ; dan
2
n = jumlah anak yang diharapkan.
Contoh penggunaan rumus teori kemungkinan jenis kelamin ini dapat dilihat pada
contoh soal berikut.
Contoh Soal 3
Sepasang suami istri ingin memiliki 3 orang anak dengan komposisi 2 laki-laki dan 1
perempuan. Berapa persen kemungkinan terpenuhinya harapan keluarga tersebut?
6
Penjelasan:
Dengan menggunakan rumus binomium, diperoleh:
Oleh karena komposisi yang diharapkan adalah 2 laki-laki dan 1 perempuan, maka
gunakan bagian rumus 32p1. Dengan demikian, diperoleh:
2 1
1 1
3 × = 0,75 × 0,5 = 0,375 × 100% = 37,5%
2 2
Contoh Soal 4
Neneng dan Nanang ingin memiliki 4 anak yang semuanya laki-laki. Berapakah peluang
untuk mendapatkan 4 anak laki-laki tersebut?
Penjelasan:
Dengan menggunakan rumus binomium, diperoleh:
Oleh karena komposisi yang diharapkan adalah 4 laki-laki, maka gunakan bagian rumus
4. Dengan demikian, diperoleh:
4
1 1
4 = =
2 16 4
1 1
= .
Jadi, peluang untuk mendapatkan 4 anak laki-laki tersebut adalah
2 16
Contoh Soal 5
Anita dan Andi sedang merencanakan pernikahan. Mereka berencana untuk memiliki
4 orang anak yang terdiri atas 3 laki-laki dan 1 perempuan. Persentase kemungkinan
harapan pasangan tersebut adalah ....
A. 6,25%
B. 25%
C. 50%
D. 37,5%
E. 15%
JAWABAN: B
7
Penjelasan:
Besarnya kemungkinan mendapatkan anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama,
yaitu 50%. Jika pasangan tersebut ingin mempunyai 3 anak laki-laki dan 1 anak perempuan,
besarnya kemungkinan harapan pasangan tersebut adalah sebagai berikut.
Oleh karena komposisi yang diharapkan adalah 3 laki-laki dan 1 perempuan, maka
gunakan bagian rumus 43p1. Dengan demikian, diperoleh:
3
1 1
4 × = 0 , 25 × 100% = 25%
2 2
8
Golongan darah tipe A, B, AB, dan O dikendalikan oleh alel ganda. Ada tiga macam
gen yang mengendalikan golongan darah ini, yaitu IA, IB, dan IO atau i. Urutan dominansi
gen-gen tersebut adalah IA = IB > i (I = isoaglutinogen).
a. Golongan darah A memiliki genotipe IAIA (homozigot) atau IAi (heterozigot).
b. Golongan darah B memiliki genotipe IBIB (homozigot) atau IBi (heterozigot).
c. Golongan darah AB memiliki genotipe IAIB.
d. Golongan darah O memiliki genotipe IOIO atau ii.
Contoh Soal 6
Seorang wanita bergolongan darah A menikah dengan seorang pria bergolongan darah
O. Berapa persen kemungkinan mendapatkan anak laki-laki bergolongan darah seperti
ibunya?
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : IAi × ii
G : I A
i
i
1
F : IAi = A =
2
1
ii = O =
2
Oleh karena kemungkinan mendapatkan anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama,
1
yaitu , maka:
2
1 1 1
A = × = × 100% = 25%
2 2 4
Contoh Soal 7
Seorang wanita bergolongan darah A menikah dengan seorang pria bergolongan darah
B. Mereka ingin mempunyai 3 orang anak yang terdiri atas 2 anak bergolongan darah
seperti ibunya dan 1 anak bergolongan darah seperti ayahnya. Berapakah peluang untuk
mendapatkan anak-anak seperti yang mereka inginkan?
9
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : IAi × IBi
G : IA IB
i i
1
F : IAIB = AB =
4
1
IAi = A = = a
4
1
IBi = B = = b
4
1
ii = O =
4
Oleh karena komposisi yang diharapkan adalah 2 anak bergolongan darah seperti ibunya
(a) dan 1 anak bergolongan darah seperti ayahnya (b), maka:
2
1 1 1 1 3
3a b = 3 × = 3 ×
2 1
× =
4 4 16 4 64
3
Jadi, peluang untuk mendapatkan anak-anak seperti yang mereka inginkan adalah .
64
10
a. Keduanya memiliki rhesus yang sama, positif semua atau negatif semua.
Jika suami istri memiliki rhesus yang sama, anak-anak mereka akan lahir dengan
selamat. Hal ini terjadi karena mereka memiliki tipe rhesus yang sama dengan kedua
orang tuanya. Oleh karena tipe rhesusnya sama dengan orang tuanya, maka selama
kehamilan, embrio tidak mengalami penggumpalan.
b. Suami memiliki rhesus negatif dan istri memiliki rhesus positif.
Jika suami memiliki rhesus negatif dan istri memiliki rhesus positif, anak-anak mereka
akan memiliki rhesus positif atau negatif. Jika embrio yang dikandung ibu memiliki
rhesus negatif, darah ibu tidak akan menggumpalkan embrio tersebut, sehingga
bisa lahir dengan selamat.
c. Suami memiliki rhesus positif dan istri memiliki rhesus negatif.
Jika suami memiliki rhesus positif dan istri memiliki rhesus negatif, anak-anak
mereka akan memiliki rhesus positif atau negatif. Jika embrio yang dikandung ibu
memiliki rhesus negatif, tidak akan timbul masalah dan bayi dapat lahir dengan
selamat. Namun, jika anak yang dikandung memiliki rhesus positif, biasanya pada
kehamilan pertama anak tersebut dapat lahir dengan selamat. Akan tetapi, jika anak
kedua juga memiliki rhesus positif, antibodi ibu akan menyerang janin. Keadaan
ini disebut dengan eritroblastosis fetalis, yaitu anemia akut akibat sel-sel darah
merah mengalami hemolisis (pecah) yang hebat. Keadaan ini dapat mengancam
keselamatan jiwa bayi tersebut.
11
Golongan darah M, N, dan MN dikendalikan oleh gen-gen kodominan, yaitu gen
L dan gen LN. Golongan darah M memiliki genotipe LMLM, golongan darah N memiliki
M
Contoh Soal 8
Wanita bergolongan darah rhesus negatif, MN menikah dengan pria bergolongan darah
rhesus positif, N. Berapakah peluang:
a. mendapatkan anak bergolongan darah rhesus negatif, MN?
b. mendapatkan hanya anak pertama bergolongan darah rhesus positif, jika pasangan
tersebut memiliki 3 orang anak?
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
Untuk rhesus:
P : rhrh × Rhrh
G : rh Rh, rh
1
F : Rhrh = rhesus positif = = 50%
2
1
rhrh = rhesus negatif = = 50%
2
Untuk MN:
P : LMLN × LNLN
G : LM, LN LN
1
F : LMLN = MN = = 50%
2
1
LNLN = N = = 50%
2
12
1 1 1 1
K ( +, -, - ) = × × =
2 2 2 8
Jadi, peluang mendapatkan hanya anak pertama yang bergolongan darah rhesus positif
1
dari 3 anak adalah .
8
Contoh Soal 9
Seorang wanita bergolongan darah A, rhesus positif menikah dengan seorang pria
bergolongan darah O, rhesus negatif. Besarnya kemungkinan mendapatkan anak laki-laki
yang bergolongan darah seperti ibunya adalah ....
A. 50%
B. 6,25%
C. 12,5%
D. 37,5%
E. 25%
JAWABAN: C
Penjelasan:
Wanita bergolongan darah A, rhesus positif yang tidak diketahui genotipenya apakah
homozigot atau heterozigot, dianggap heterozigot. Dengan demikian,diagram
persilangannya adalah sebagai berikut.
13
1
F : Rhrh = rhesus positif =
2
1
rhrh = rhesus negatif =
2
1 1
Kemungkinan untuk jenis kelamin laki-laki = dan perempuan = .
2 2
1 1 1
× × × 100% = 12,5%
2 2 2
Jadi, kemungkinan mendapatkan anak laki-laki yang bergolongan darah seperti ibunya
adalah 12,5%.
14
Kurikulum
Kurikulum2006/2013
xxx
Kel a s
XII
biologi
KELAINAN GENETIS PADA MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami kelainan-kelainan genetik yang dibawa oleh gen dominan autosomal.
2. Memahami kelainan-kelainan genetik yang dibawa oleh gen semidominan dan resesif
autosomal.
3. Memahami kelainan-kelainan genetik yang dibawa oleh gonosom X dan Y.
4. Memahami kelainan-kelainan genetik yang dipengaruhi oleh hormon kelamin.
5. Dapat menyelesaikan permasalahan terkait pewarisan sifat pada manusia.
Beberapa kelainan yang disebabkan oleh gen dominan autosomal adalah sebagai
berikut.
1. Kemampuan mengecap PTC
Kemampuan mengecap PTC merupakan kemampuan lidah untuk merasakan pahit
atau tidaknya suatu zat PTC (phenylthiocarbamide). Jika dapat merasakan pahitnya
PTC, orang tersebut digolongkan tester. Namun, jika tidak dapat merasakan pahitnya
PTC, orang tersebut digolongkan nontester. Orang yang tergolong tester memiliki
genotipe TT (homozigot) atau Tt (heterozigot). Sementara orang yang tergolong
nontester memiliki genotipe tt.
2. Huntington
Huntington merupakan kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya degenerasi
pada sistem saraf. Gejala penyakit ini antara lain adalah hilangnya konsentrasi,
mudah lupa, cadel ketika berbicara, depresi, kesulitan makan, serta sering melakukan
gerakan abnormal yang tidak disadari pada kaki, jari, dan wajah. Gejala nyata kelainan
ini baru muncul setelah memasuki usia 35 – 44 tahun.
3. Dentinogenesis imperfecta
Dentinogenesis imperfecta adalah kelainan pada gigi manusia berupa dentin putih
seperti susu (opalesen). Pada hasil rontgen, email tampak normal. Namun, ruang-
ruang pulpa dan saluran akar gigi terhapus oleh dentin abnormal. Jika diamati, ada
penambahan perbatasan pada hubungan antara mahkota dan akar gigi molar. Gen
yang berpengaruh pada kelainan ini adalah gen dominan D.
4. Anonychia (Anonikia)
Anonychia (anonikia) adalah kelainan berupa tidak adanya kuku pada sebagian
jari. Penderita kelainan ini memiliki genotipe AA (homozigot) atau Aa (heterozigot).
Sementara individu normal memiliki genotipe aa.
5. Retinal aplasia
Retinal aplasia merupakan kelainan pada mata yang menyebabkan kebutaan sejak
lahir. Kelainan ini ditemukan 10% dari kasus kebutaan. Penyebab retinal aplasia
adalah gen dominan Ra. Penderita memiliki genotipe RaRa (homozigot) atau Rara
(heterozigot). Sementara individu normal memiliki genotipe rara.
6. Katarak
Katarak merupakan kelainan pada mata yang memiliki risiko menimbulkan
kebutaan. Gen yang berpengaruh pada kelainan ini adalah gen dominan K. Penderita
2
memiliki genotipe KK (homozigot) atau Kk (heterozigot). Sementara individu normal
memiliki genotipe kk.
7. Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit akibat tekanan darah berada di atas tekanan darah
normal. Ekspresi penyakit ini umumnya muncul pada usia dewasa dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah obesitas, polusi udara,
kurang olahraga, stress, dan nutrisi. Pengendali hipertensi adalah gen H, sehingga
genotipe penderitanya adalah HH atau Hh. Sementara individu normal genotipenya
adalah hh.
8. Sindrom marfan
Sindrom marfan merupakan sindrom yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Tangan dan jari-jari kecil (araknodaktili).
b. Perawakan tubuh kecil.
c. Seringkali disertai kelainan pada tulang belakang (skoliosis, kifosis, atau
lordosis).
d. Tulang skapula bersayap.
e. Tulang dada seperti burung.
f. Otot tidak berkembang.
g. Mengalami defisiensi lemak akut.
9. Progeria
Progeria merupakan kelainan berupa penuaan dini. Pada waktu dilahirkan,
penderita tampak normal. Akan tetapi, pada usia 2 – 3 tahun, mulai terjadi gejala
penuaan seperti pengerasan arteri, kerontokan rambut, dan lemak di bawah kulit
mulai menghilang (keriput).
10. Akondroplasia
Akondroplasia merupakan kelainan berupa kekerdilan (cebol) yang disebabkan
oleh adanya kelainan pada epifisis atau penulangan pada kartilago. Ciri-ciri penderita
kelainan ini antara lain adalah anggota badan pendek, muka kecil, dan bentuk kepala
seperti kubah.
11. Tilosis (hyperkeratosis)
Tilosis (hyperkeratosis) adalah penebalan kulit pada telapak tangan atau telapak
kaki. Penderita tilosis cenderung terkena kanker esofagus yang dapat menyebabkan
kematian.
12. Sindrom achoo
Sindrom achoo adalah kelainan berupa sindrom bersin yang kronis.
3
13. Thalasemia
Thalasemia adalah kelainan darah yang ditandai dengan eritrosit berbentuk
lonjong dan kecil-kecil, sehingga daya ikat terhadap oksigen rendah. Thalasemia
mengakibatkan penyakit anemia. Penderita thalasemia mengalami kelainan pada
gen-gen yang mengatur pembentukan rantai globin. Akibatnya, terjadi kerusakan
atau pecahnya eritrosit. Beberapa ciri lain dari penderita thalasemia adalah sebagai
berikut.
a. Kandungan zat besi pada tubuh sangat tinggi.
b. Pembengkakan pada limpa dan hati.
c. Wajah sembab dan pangkal hidung terbenam.
d. Tulang panjang mudah patah.
e. Tulang tengkorak dan muka menebal.
Ada dua tipe thalasemia, yaitu thalasemia mayor dan thalasemia minor.
Thalasemia mayor bergenotipe ThTh, bersifat subletal, dan menyebabkan kematian
pada usia muda. Thalasemia minor bergenotipe Thth dan mengakibatkan anemia
yang tidak parah. Sementara itu, individu normal bergenotipe thth.
14. Kelainan pada jari, yaitu polidaktili, brakidaktili, dan sindaktili
a. Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan yang menyebabkan jumlah jari lebih dari lima, bisa
di tangan atau di kaki. Jari tambahan ini dapat tumbuh di tempat yang berbeda-
beda, bisa di dekat kelingking atau ibu jari. Bentuknya pun bisa seperti jari
sempurna, abnormal, atau hanya berbentuk benjolan kecil. Penderita polidaktili
bergenotipe PP atau Pp, sedangkan orang berjari normal bergenotipe pp.
b. Brakidaktili
Brakidaktili adalah kelainan yang menyebabkan tulang ruas jari menjadi
pendek, baik pada ruas jari kaki atau pada jari tangan. Kelainan ini disebabkan
oleh gen B yang bersifat letal jika dalam keadaan homozigot (BB). Sementara
itu, penderita brakidaktili memiliki genotipe heterozigot (Bb) dan individu
normal memiliki genotipe bb.
c. Sindaktili
Sindaktili adalah kelainan yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki
saling berlekatan. Kelainan ini dikendalikan oleh gen S yang dalam keadaan
homozigot (SS) tidak bersifat letal.
4
Contoh Soal 1
Seorang pria yang dapat merasakan pahitnya PTC menikah dengan seorang wanita yang
memiliki sifat yang sama. Jika keduanya bergenotipe heterozigotik, besarnya kemungkinan
mendapatkan anak perempuan yang tidak dapat merasakan pahitnya PTC adalah ....
A. 12,5%
B. 15%
C. 6,25%
D. 25%
E. 50%
JAWABAN: A
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : Tt × Tt
G : T T
t t
F : 1 TT = merasakan PTC 3
2 Tt = merasakan PTC 4
1
1 tt = tidak merasakan PTC =
4
1
Oleh karena kemungkinan mendapatkan anak perempuan adalah , maka besarnya
2
kemungkinan mendapatkan anak perempuan yang tidak dapat merasakan pahitnya PTC
adalah sebagai berikut.
1 1
× × 100% = 12,5 %
2 4
Jadi, besarnya kemungkinan mendapatkan anak perempuan yang tidak dapat merasakan
pahitnya PTC adalah 12,5%.
5
B. Kelainan Genetik Terpaut Autosom yang Bersifat Semidominan dan Resesif
1. Kelainan Genetik yang Disebabkan oleh Gen Semidominan
Kelainan genetik yang disebabkan oleh gen semidominan adalah sistinuria. Sistinuria
merupakan kelainan yang menyebabkan tubuh terlalu banyak mensekresikan asam amino
sistein. Asam amino jenis ini sukar larut dalam air, sehingga dapat menimbulkan endapan
berupa batu ginjal. Genotipe homozigot (CC) adalah penderita batu ginjal, sedangkan
genotipe heterozigot (Cc) mensekresikan sistein tetapi tidak menimbulkan endapan batu
ginjal. Sementara itu, individu normal bergenotipe cc.
Beberapa kelainan yang disebabkan oleh gen resesif autosomal adalah sebagai
berikut.
a. Albino
Albino adalah penyakit menurun yang ditandai dengan tidak adanya pigmen pada
kulit, rambut, dan mata. Penyebab penyakit albino adalah tubuh tidak mempunyai
enzim tirosinase yang berperan mengubah tirosin menjadi melanin. Genotipe untuk
kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
1.) AA dan Aa = individu berkulit normal.
2.) aa = individu albino.
6
b. Siklemia
Siklemia adalah kelainan pada sel darah merah, yaitu sel-selnya berbentuk seperti
bulan sabit. Siklemia mengakibatkan daya ikat terhadap oksigen rendah dan
menimbulkan penyakit anemia pada penderitanya. Siklemia disebut juga dengan
sickle cell anemia. Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
1.) SS dan Ss = individu normal.
2.) ss = individu penderita.
c. Fibrosis sistik
Fibrosis sistik adalah kelainan yang menyebabkan tidak adanya suatu jenis protein
pada membran sel yang membantu transport ion klorida. Akibatnya, ion klorida di
luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel. Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah
sebagai berikut.
1.) FsFs dan Fsfs = individu normal.
2.) fsfs = individu penderita.
d. Galaktosemia
Galaktosemia adalah ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan enzim pemecah
galaktosa. Kadar galaktosa yang tinggi dalam darah penderita akan menyebabkan
kerusakan hati, otak, dan mata. Tanda-tanda yang muncul pada individu dengan
penyakit galaktosemia adalah kekurangan nutrisi, diare, dan muntah-muntah.
Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
1.) GG dan Gg = individu normal.
2.) gg = individu penderita.
e. Xeroderma pigmentosum
Xeroderma pigmentosum adalah kelainan pigmentasi yang menyebabkan kulit
sangat peka terhadap sinar matahari. Tanda-tanda yang muncul pada kulit penderita
penyakit xeroderma pigmentosum adalah timbul bercak-bercak, melepuh, dan
rentan terhadap kanker kulit pada usia lanjut. Genotipe untuk kelainan genetik ini
adalah sebagai berikut.
1.) PxPx dan Pxpx = individu normal.
2.) pxpx = individu penderita.
f. Gangguan mental
Gangguan mental terjadi karena tubuh tidak mampu membentuk enzim fenilalanin
hidroksilase untuk mengubah fenilalanin menjadi tirosin. Jika urin penderita
direaksikan dengan larutan ferioksida, akan dihasilkan warna hijau kebiruan karena
mengandung derivat fenilketonuria (PKU). Tingkat gangguan mental beragam, yaitu
7
debil (IQ 50 – 69), imbisil (IQ 25 – 49), dan idiot (IQ < 25). Genotipe untuk kelainan
genetik ini adalah sebagai berikut.
1.) FeFe dan Fefe = individu normal.
2.) fefe = individu penderita.
g. Alkaptonuria
Alkaptonuria adalah kelainan yang terjadi pada metabolisme tirosin. Hal ini
disebabkan karena seseorang tidak mempunyai enzim yang seharusnya mengubah
alkapton (asam homogetisin) menjadi asam asetoasetat sampai menjadi H2O dan
CO2. Alkapton akan keluar dari tubuh penderita bersama kemih. Segera setelah
terkena udara, kemih ini akan berubah warna menjadi cokelat atau hitam.
Alkapton juga masuk ke dalam darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Timbunan alkapton ini akan diendapkan pada badan, tulang rawan, dan lendon
(urat). Adakalanya, alkapton juga diendapkan pada persendian, sehingga pada usia
tua menimbulkan rasa nyeri di kaki dan tulang punggung. Timbunan alkapton di
tubuh biasanya tampak sebagai noda-noda hitam pada bola mata, hidung, dan
telinga. Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
1.) AlAl dan Alal = individu normal.
2.) alal = individu penderita.
h. Tay-Sachs
Tay-Sachs adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat pada bayi laki-laki
maupun perempuan dan dapat berakibat fatal. Bayi dengan kelainan ini pada awal
kelahirannya masih dapat berkembang secara normal. Namun, setelah bayi memasuki
usia 6 bulan, mulai muncul tanda-tanda bahwa bayi tersebut mengalami gangguan,
seperti penurunan kemampuan mental dan fisik. Bayi akan mulai berhenti tersenyum,
merangkak, berbalik, dan secara perlahan biasanya akan mengalami kebutaan
dan kelumpuhan. Kondisi semacam ini merupakan penyakit serius yang dapat
menyebabkan kematian. Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
1.) TsTs dan Tsts = individu normal.
2.) tsts = individu penderita.
i. Spinal Muskular Atrofi (SMA)
Spinal Muskular Atrofi (SMA) adalah penyakit yang menyerang saraf motorik
(saraf yang mengendalikan otot-otot untuk bergerak), sehingga menyebabkan
kelumpuhan. Penyakit ini tidak menyerang aktivitas intelektual penderita. Genotipe
untuk kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
1.) SaSa dan Sasa = individu normal.
2.) sasa = individu penderita.
8
Contoh Soal 2
Apabila seorang laki-laki berkulit normal heterozigot menikah dengan seorang perempuan
albino, perbandingan keturunan yang dihasilkan adalah ....
A. 50% anak normal homozigot : 25% anak albino : 25% anak normal heterozigot
B. 50% anak normal heterozigot : 25% anak normal homozigot : 25% anak albino
C. 50% anak albino : 50% anak normal heterozigot
D. 75% anak albino : 25% anak normal
E. 75% anak normal : 25% anak albino
JAWABAN: C
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : Aa × aa
normal albino
G : A a
a
Jadi, perbandingan keturunannya adalah 50% anak albino : 50% anak normal
heterozigot.
9
1.) Gigi defektif
Gigi defektif adalah kelainan yang menyebabkan email gigi tersusun dalam
lajur-lajur vertikal yang tidak rata, kasar, dan keras. Genotipe untuk kelainan
genetik ini adalah sebagai berikut.
• XDdXDd dan XDdXdd = perempuan penderita
• XDdY = laki-laki penderita
• XddXdd = perempuan normal
• XddY = laki-laki normal
2.) Sindrom rett
Sindrom rett adalah kelainan yang menyebabkan hilangnya kemampuan
komunikasi dan keterampilan sosial seseorang. Kelainan ini terjadi secara
perlahan-lahan, dimulai sejak usia 1 – 4 tahun. Biasanya sindrom rett terjadi
pada anak perempuan. Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah sebagai
berikut.
• XRXR = perempuan penderita
• XRY = laki-laki penderita
• XrXr = perempuan normal
• XrY = laki-laki normal
3.) Gigi tanpa email (anemail)
Gigi tanpa email (anemail) adalah kelainan yang menyebabkan gigi tidak
memiliki email, sehingga mudah rusak. Genotipe untuk kelainan genetik ini
adalah sebagai berikut.
• XAdXAd = perempuan penderita
• XAdY = laki-laki penderita
• XadXad = perempuan normal
• XadY = laki-laki normal
4.) Gigi cokelat
Gigi cokelat adalah kelainan yang menyebabkan gigi tidak dapat putih,
melainkan kecokelatan seperti warna gigi pecandu minuman kopi atau seperti
gigi perokok. Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
• XBdXBd = perempuan penderita
• XBdY = laki-laki penderita
• XbdXbd = perempuan normal
• XbdY = laki-laki normal
10
SUPER "Solusi Quipper"
Untuk mengingat kelainan genetik yang disebabkan oleh gen dominan dan terpaut
gonosom X, kamu dapat menggunakan cara SUPER berikut.
Dicoret Animal
Gigi Defektif, Gigi Cokelat, Sindrom Rett, Anemail
11
• XAXA dan XAXa = perempuan normal
• XAY = laki-laki normal
• XaXa = perempuan penderita
• XaY = laki-laki penderita
4.) Amolar
Amolar adalah kelainan yang menyebabkan gigi tetap pada penderita tidak
tumbuh, meskipun gigi susu tumbuh. Genotipe untuk kelainan genetik ini
adalah sebagai berikut.
• XAmXAm dan XAmXam = perempuan normal
• XAmY = laki-laki normal
• XamXam = perempuan penderita
• XamY = laki-laki penderita
5.) Sindrom fragile X
Sindrom fragile X adalah keterbelakangan mental akibat adanya pelekukan
pada ujung lengan panjang kromosom X. Genotipe untuk kelainan genetik ini
adalah sebagai berikut.
• XFxXFx dan XFxXfx = perempuan normal
• XFxY = laki-laki normal
• XfxXfx = perempuan penderita
• XfxY = laki-laki penderita
6.) Sindrom Lesch-Nyhan
Sindrom Lesch-Nyhan adalah kelainan yang menyebabkan penderita
mengalami defisiensi enzim hipoksanti-guanin fosforil transferase (HGPRT).
Sindrom Lesch-Nyhan mengakibatkan sakit encok yang parah, gangguan ginjal,
degenerasi motorik, gerakan berulang-ulang pada lengan dan kaki, gangguan
mental, wajah meringis, serta kematian di usia muda. Genotipe untuk kelainan
genetik ini adalah sebagai berikut.
• XLnXLn dan XLnXln = perempuan normal
• XLnY = laki-laki normal
• XlnXln = perempuan penderita
• XlnY = laki-laki penderita
7.) Distrofi otot
Distrofi otot adalah kelainan berupa tidak adanya satu jenis protein otot
distrofin, sehingga otot melemah dan kehilangan keseimbangan badan. Pada
12
umumnya, penderita distrofi otot meninggal pada usia kurang dari 20 tahun.
Genotipe untuk kelainan genetik ini adalah sebagai berikut.
• XDfXDf dan XDfXdf = perempuan normal
• XDfY = laki-laki normal
• XdfXdf = perempuan penderita
• XdfY = laki-laki penderita
13
a. Kebotakan
Kebotakan dikendalikan oleh gen dominan autosomal. Dalam keadaan homozigot,
baik laki-laki maupun perempuan, semuanya botak. Namun, dalam keadaan
heterozigot, laki-laki botak dan perempuan tidak botak. Keadaan tidak botak, baik
pada laki-laki maupun perempuan adalah jika genotipe mereka homozigot resesif.
Penurunan sifat botak dapat digambarkan pada tabel berikut ini.
Fenotipe Kebotakan
Genotipe
Pria Wanita
BB botak botak
Bb botak tidak botak
bb tidak botak tidak botak
Contoh Soal 3
Seorang pria penderita buta warna menikah dengan seorang wanita yang normal carrier.
Kemungkinan perbandingan fenotipe anak laki-lakinya yang normal dan buta warna
adalah ....
14
A. 50% : 50%
B. 75% : 25%
C. 25% : 75%
D. 12,5% : 87,5%
E. 30% : 70%
JAWABAN: A
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : XcY × XCXc
pria buta warna wanita normal carrier
G : Xc XC
Y Xc
Jadi, perbandingan fenotipe anak laki-laki yang normal dan buta warna adalah 50% : 50%
atau 1 : 1.
Contoh Soal 4
Seorang laki-laki botak heterozigotik menikah dengan seorang wanita berambut normal
heterozigotik. Kemungkinan mendapatkan anak perempuan berambut normal adalah ....
A. 12,5%
B. 6,25%
C. 50%
D. 15%
E. 75%
JAWABAN: E
15
Penjelasan:
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : Bb × Bb
botak normal
G : B, b B, b
1
F : 1 BB = botak = = 25%
4
2 Bb = normal 3
= 75%
1 bb = normal 4
16
Kurikulum
Kurikulum2006/2013
xxx
Kel a s
XII
biologi
MUTASI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami definisi dan jenis-jenis mutasi.
2. Memahami mutasi gen dan jenis-jenisnya.
3. Memahami mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan struktur kromosom.
4. Memahami mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom.
5. Memahami kelainan-kelainan yang ditimbulkan oleh mutasi.
6. Memahami macam-macam mutagen dan peranan mutasi dalam salingtemas.
A. Pendahuluan
Mutasi adalah perubahan materi genetik di dalam tubuh mahluk hidup yang terjadi secara
alami atau buatan. Materi genetik yang mengalami perubahan ini bisa berupa kromosom
atau gen. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan, sedangkan faktor
penyebab mutasi disebut mutagen. Sementara itu, peristiwa terjadinya mutasi disebut
mutagenesis. Mutasi ada yang bisa diturunkan, ada pula yang tidak bisa diturunkan.
Mutasi yang bisa diturunkan biasanya terjadi pada sel-sel gamet, sedangkan mutasi yang
tidak bisa diturunkan biasanya terjadi pada sel somatik.
Beberapa ilmuwan telah mengamati tentang peristiwa-peristiwa mutasi, di antaranya
adalah sebagai berikut.
1. Seth Wright
Pada tahun 1791, Seth Wright meneliti tentang anak domba berkaki pendek.
2. Hugo de Vries
Pada tahun 1901, Hugo de Vries meneliti tentang perubahan fenotipe pada bunga
Oenothera lamarckiana. Ia kemudian menyusun teori bahwa variasi genetik bersifat
menurun dan konstan. Sementara itu, variasi lingkungan tidak bersifat menurun dan
tidak konstan.
3. Thomas Hunt Morgan
Pada tahun 1910, Thomas Hunt Morgan menemukan lalat buah Drosophila jantan
yang bermata putih. Lalat buah jantan bermata putih dicurigai sebagai mutan,
karena lalat buah jantan lainnya bermata merah.
4. Herman J. Muller
Pada tahun 1926, Herman J. Muller melakukan penelitian dengan objek lalat buah
Drosophila yang diinduksi dengan bahan radioaktif.
B. Jenis-Jenis Mutasi
Penggolongan mutasi ada beberapa macam, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan sel yang mengalaminya
Berdasarkan sel yang mengalaminya, mutasi dibagi menjadi dua macam, yaitu
mutasi somatik dan mutasi gametik.
a. Mutasi somatik yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik atau sel-sel
tubuh. Mutasi ini hanya diturunkan pada sel-sel tubuh hasil pembelahan mitosis
dan tidak diwariskan pada keturunannya.
b. Mutasi germinal atau gametik yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet.
Mutasi ini dapat diwariskan pada keturunannya.
2. Berdasarkan akibat yang ditimbulkan
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, mutasi dibagi menjadi dua macam, yaitu
mutasi menguntungkan dan mutasi merugikan.
a. Mutasi menguntungkan yaitu mutasi yang menghasilkan organisme yang
bersifat adaptif terhadap lingkungan.
b. Mutasi merugikan yaitu mutasi yang menghasilkan organisme yang tidak
adaptif terhadap lingkungan.
3. Berdasarkan faktor penyebabnya
Berdasarkan faktor penyebabnya, mutasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mutasi
alami dan mutasi buatan.
a. Mutasi alami yaitu mutasi yang terjadi karena faktor-faktor alam, tanpa campur
tangan manusia. Mutasi alami berlangsung secara lambat dan jarang terjadi.
2
Penyebab mutasi alami antara lain adalah radiasi sinar kosmis, bahan radioaktif
alami, sinar ultraviolet matahari, kesalahan proses replikasi DNA, dan kesalahan
proses translasi oleh tRNA saat sintesis protein.
b. Mutasi buatan yaitu mutasi yang sengaja dilakukan oleh manusia. Mutasi
buatan dapat dilakukan dengan menyisipkan gen-gen asing pada organisme
tertentu, atau dengan menggunakan radiasi dan bahan-bahan kimia penyebab
mutasi lainnya.
4. Berdasarkan tingkatannya
Berdasarkan tingkatannya, mutasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mutasi gen dan
mutasi kromosom.
a. Mutasi gen yaitu mutasi yang terjadi pada gen. Mutasi gen disebut juga dengan
mutasi titik (point mutations). Mutasi gen terjadi karena adanya perubahan
urutan basa nitrogen atau susunan nukleotida pada rantai DNA.
b. Mutasi kromosom yaitu mutasi yang terjadi pada kromosom. Mutasi kromosom
disebut juga dengan aberasi kromosom (gross mutations). Mutasi kromosom
merupakan mutasi besar yang terjadi karena perubahan struktur kromosom
dan perubahan jumlah kromosom.
5. Berdasarkan sifat genetik
Berdasarkan sifat genetiknya, mutasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mutasi
dominan dan mutasi resesif.
a. Mutasi dominan yaitu mutasi yang pengaruhnya akan tampak dalam keadaan
homozigot atau heterozigot.
b. Mutasi resesif yaitu mutasi yang pengaruhnya hanya akan tampak dalam
keadaan resesif homozigot.
6. Berdasarkan arah mutasi
Berdasarkan arahnya, mutasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mutasi maju dan
mutasi mundur.
a. Mutasi maju yaitu mutasi yang menyebabkan fenotipe organisme normal
menjadi abnormal.
b. Mutasi mundur yaitu mutasi yang menyebabkan fenotipe organisme abnormal
menjadi normal.
7. Berdasarkan jumlah faktor keturunan yang bermutasi
Berdasarkan jumlah faktor keturunan yang bermutasi, mutasi dibagi menjadi dua
macam, yaitu mutasi mikro dan mutasi makro.
a. Mutasi mikro yaitu mutasi yang terjadi pada sebagian kecil faktor keturunan.
b. Mutasi makro yaitu mutasi yang terjadi pada sebagian besar faktor keturunan.
3
Mutasi ini berpengaruh lebih nyata terhadap perubahan-perubahan fenotipe
dibandingkan dengan mutasi mikro.
C. Mutasi Gen
Mutasi gen adalah perubahan materi genetik pada gen. Mutasi gen disebut juga dengan
mutasi titik (point mutations). Penyebab terjadinya mutasi gen adalah adanya perubahan
urutan basa nitrogen atau susunan nukleotida pada rantai DNA.
Berdasarkan penyebabnya, mutasi gen dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sebagai
berikut.
1. Mutasi penggantian basa nukleotida
Penggantian basa nukleotida dapat menyebabkan perubahan kodon, sehingga
memengaruhi jenis protein yang akan dibuat dalam proses sintesis protein. Mutasi
jenis ini dapat terjadi karena transisi atau transversi.
a. Transisi
Transisi adalah penggantian basa nitrogen oleh basa nitrogen lain yang masih
satu jenis, yaitu basa purin oleh basa purin atau basa pirimidin oleh basa
pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin dan guanin, sedangkan basa pirimidin
terdiri atas sitosin dan timin. Oleh karena itu, adenin dapat digantikan oleh
guanin atau sitosin dapat digantikan oleh timin, dan sebaliknya.
Contoh:
• Rantai awal: AGG – GAT – ACT – GTA - ….
Basa A pada GAT diganti dengan basa G dan basa T pada GTA diganti
dengan basa C.
• Rantai setelah transisi: AGG – GGT – ACT – GCA - ….
b. Transversi
Transversi adalah penggantian basa nitrogen oleh basa nitrogen lain yang
berbeda jenis. Pada transversi, kelompok basa purin digantikan oleh basa
pirimidin, dan sebaliknya. Oleh karena itu, adenin dapat digantikan oleh timin
atau guanin dapat digantikan oleh sitosin.
Contoh:
• Rantai awal: AGG – GAT – ACT – GTA – ….
Basa G pada GAT diganti dengan basa C dan basa T pada ACT diganti
dengan basa A.
• Rantai setelah transversi: AGG – CAT – ACA – GTA – ….
4
2. Mutasi pergeseran kerangka nukleotida (frameshift mutations)
Pergeseran kerangka nukleotida menyebabkan berubahnya pasangan basa
nukleotida. Akibatnya, asam amino yang dibentuk saat proses sintesis protein ikut
berubah. Mutasi ini dapat terjadi karena duplikasi, adisi, insersi, dan delesi.
a. Duplikasi (penggandaan)
Duplikasi adalah penambahan satu atau lebih basa nitrogen yang sama pada
rantai nukleotida.
Contoh:
• Rantai awal : ACG – CGG – GTA – ....
• Rantai setelah duplikasi: AAC – GCG – GGT – A ….
b. Adisi (penambahan)
Adisi adalah penambahan satu atau lebih basa nitrogen di ujung atau pangkal
rantai nukleotida.
Contoh:
• Rantai awal: ACG – CGG – GTA –....
Ditambahkan basa nitrogen C di awal rantai.
• Rantai setelah adisi: CAC – GCG – GGT – A ….
c. Insersi (penyisipan)
Insersi adalah penambahan satu atau lebih basa nitrogen di tengah rantai
nukleotida.
Contoh:
• Rantai awal: ACG – CGG – GTA –....
Ditambahkan basa nitrogen T di tengah rantai pada CGG.
• Rantai setelah insersi: ACG –CTG – GGT – A ….
d. Delesi (pengurangan)
Delesi adalah pengurangan satu atau lebih basa nitrogen pada rantai
nukleotida.
Contoh:
• Rantai awal: ACG – CGG – GTA - ....
Pengurangan basa nitrogen A di ujung rantai.
• Rantai setelah delesi: CGC – GGG – TA ....
5
SUPER "Solusi Quipper"
Untuk mudah mengingat penyebab mutasi pergeseran kerangka nukleotida,
gunakan cara SUPER berikut.
DUA ADIK INGIN pakai DASI
Duplikasi – Adisi – Insersi - Delesi
Berdasarkan pengaruh mutasi terhadap jenis protein yang dihasilkan, ada tiga jenis
mutasi, yaitu sebagai berikut.
1. Mutasi salah arti (missense mutations)
Mutasi salah arti adalah mutasi yang menyebabkan kesalahan dalam mengode
asam amino. Akibatnya, asam amino yang terbentuk berbeda dengan asam amino
asal. Hal ini terjadi karena adanya penggantian atau perubahan suatu basa nitrogen,
sehingga asam amino yang dihasilkan menjadi berbeda. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut.
A U G A A G U U U G G C U A A
G diganti A
A U G A A G U U U A G C U A A
6
Pada gambar tersebut, terlihat bahwa ketika basa G pada GGC diganti oleh
basa A menjadi AGC, asam amino yang dibentuk ikut berubah. Pada awalnya, GGC
untuk glisin berubah menjadi AGC yang mengode serin.
A U G A A G U U U G G C U A A
A U G U A G U U U G G C U A A
Met
Stop
RNAd A U G A A G U U U G G C U A A
A U G A A G U U U G G U U A A
Mutasi Diam
7
Contoh Soal 1
Perhatikan bagan berikut.
AGC C TG AGC CT C
| | | | | | | | | | | |
T CG GAC TCG GA G
8
a b c d e f g h
a b c d e f g h
Delesi Terminal
b. Delesi interstitial, terjadi jika kromosom patah di dua tempat, sehingga bagian
tengah kromosom hilang.
a b c d e f g h
a b c d e f g h
a b c g h d e f
Delesi Interstitial
a
a
b
b
c
c
d i i
j h d j
h
e
f g e f g
k
k
l
l
m m
Delesi Cincin
9
d. Delesi loop adalah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom
lainnya. Peristiwa ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan
adanya kromosom lain (homolognya) yang tetap normal.
A B E F G H kromosom
terdelesi
kromosom
normal
A B E F G F
Delesi loop
C D
Delesi Loop
10
2. Duplikasi
Duplikasi kromosom adalah penambahan segmen kromosom yang berasal dari
kromosom homolognya. Akibat dari duplikasi ini, dalam satu kromosom terdapat
penambahan gen-gen yang sama. Peristiwa duplikasi ditemukan pada lalat
Drosophila melanogaster, yaitu pada kromosom X segmen nomor 16A. Duplikasi
pada lalat Drosophila melanogaster menyebabkan munculnya mutan bermata ‘bar’
(mata kecil).
A B C D E F G H
A B C B C D E F G H
Duplikasi Kromosom
3. Inversi
Inversi adalah perubahan urutan letak gen pada kromosom akibat pembalikan
segmen kromosom. Pembalikan segmen ini terjadi karena kromosom patah di
dua tempat, kemudian diikuti dengan penyisipan kembali gen-gen dengan urutan
terbalik. Ada dua macam inversi, yaitu inversi parasentris dan inversi perisentris.
a. Inversi parasentris
Inversi parasentris adalah inversi yang terjadi pada lengan kromosom yang
sama.
a b c d e f g h
a b c d e f g h
a g f e d c b h
Inversi Parasentris
11
b. Inversi perisentris
Inversi perisentris adalah inversi yang terjadi pada lengan kromosom yang
berbeda. Ini berarti, sentromernya terletak di antara dua bagian yang patah.
a b c d e f g h i j k l
a b c d e f g h i j k l
patah
a b j i h g f e d c k l
Inversi Perisentris
4. Translokasi
Translokasi adalah peristiwa patahnya segmen kromosom, kemudian segmen yang
patah tersebut melekat ke kromosom nonhomolognya. Translokasi dibagi menjadi
tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Translokasi tunggal/simple
Translokasi tunggal terjadi jika kromosom patah pada satu tempat, kemudian
patahannya melekat pada kromosom nonhomolognya.
12
1 2 3 4 5 6 7
kromosom
patah non-homolog
8 9 10 11 12
1 2 3 4 5
8 9 10 11 12 6 7
Translokasi Tunggal
b. Translokasi perpindahan
Translokasi perpindahan terjadi jika kromosom patah pada dua tempat,
kemudian patahannya melekat pada kromosom nonhomolognya.
patah
1 2 3 4 5 6 7
kromosom non-
homolog
8 9 10 11 12
patah
1 4 5 6 7
8 9 10 11 2 3 12
Translokasi Perpindahan
13
c. Translokasi resiprok
Translokasi resiprok terjadi jika dua buah kromosom nonhomolog mengalami
patah pada tempat tertentu, kemudian patahannya saling bertukar tempat
untuk melekat.Translokasi resiprok dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut.
1.) Translokasi resiprok homozigot adalah translokasi resiprok yang terjadi
karena pertukaran segmen dua kromosom homolog dengan segmen dua
kromosom nonhomolog.
2.) Translokasi resiprok heterozigot adalah translokasi resiprok yang terjadi
karena pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom
nonhomolognya.
3.) Translokasi Robertson adalah translokasi resiprok yang terjadi karena
penggabungan dua kromosom akrosentris menjadi satu kromosom
metasentris. Peristiwa ini disebut juga fusi kromosom. Fusi kromosom
dapat terjadi antarkromosom homolog atau nonhomolog. Translokasi
Robertson ditemukan pada tikus-tikus liar.
patah
1 2 3 4 5 6 7
kromosom non-
homolog
8 9 10 11 12
patah
1 2 3 12
8 9 10 11 4 5 6 7
Translokasi Resiprok
14
5. Katenasi
Katenasi terjadi karena ujung-ujung kromosom homolog saling mendekat, sehingga
membentuk lingkaran.
A
A A B A
B B A A
K B B B
C C C C K
translokasi
K K K
L L C L C K
M M L L L
M
M M M
posisi normal translokasi antara C dan K katenasi, gen yang aleik
saling mendekati
Katenasi Kromosom
6. Isokromosom
Isokromosom terjadi pada waktu menduplikasikan diri. Pembelahan sentromernya
mengalami perubahan arah sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing-
masing berlengan identik (sama). Jika dilihat dari pembelahan sentromernya,
isokromosom disebut juga fision yang peristiwanya berlawanan dengan translokasi
Robertson (fusion).
15
Contoh Soal 2
Akibat dari mutasi, sebuah kromosom mengalami perubahan seperti pada gambar
berikut.
A B C D E F G A B L M N O
H I J K L M N O H I J K C D E F G
16
poliploid memiliki jumlah kromosom yang lebih banyak, tetapi ukuran kromosomnya
lebih kecil.
Berdasarkan asal kromosomnya, euploid dibagi menjadi dua macam, yaitu
autopoliploid dan allopoliploid.
a. Autopoliploid
Autopoliploid adalah penggandaan sendiri pada kromosom sehomolog
dari spesies yang sama. Peristiwa ini dapat terjadi saat pembelahan meiosis.
Autopoliploid dapat dilakukan secara buatan, misalnya pada tanaman tomat
heksaploid yang dibuat melalui pemotongan tunas (dekapitasi).
b. Allopoliploid
Allopoliploid adalah penggandaan dengan cara menyilangkan dua spesies
yang berbeda. Dua spesies ini memiliki ploidi yang berbeda pada kromosom
nonhomolognya. Sebagai contoh, penyilangan gandum alotetraploid Triticum
turgidum (28 AABB) dengan rumput liar yang diploid Triticum tauschii (14 DD)
menghasilkan gandum aloheksaploid Triticum aestivum. Individu allopoliploid
bersifat steril sehingga harus dikembangkan secara vegetatif, namun kuat
(vigor).
Euploid dapat juga terjadi pada manusia (misalnya sel kanker) dan hewan.
Euploid pada manusia dan hewan terjadi melalui peristiwa digini dan diandri.
a. Digini adalah dua sel telur yang terlindung dalam satu plasma dibuahi oleh
satu sperma. Peristiwa ini terjadi karena sel-sel polosit gagal memisah.
b. Diandri adalah satu sel telur yang dibuahi oleh dua sperma. Peristiwa ini terjadi
karena keterlambatan pembuahan.
17
dalam sel ada 2 pasangan kromosom yang masing-masing kelebihan satu
kromosom. Rumus untuk tipe kromosom trisomik ganda adalah 2n + 1 + 1.
2.) Tetrasomik adalah aneuploid karena penambahan dua kromosom. Tipe
kromosom pada tetrasomik adalah 2n + 2.
b. Pengurangan jumlah kromosom
Aneuploid yang terjadi karena pengurangan jumlah kromosom meliputi
monosomik dan nulisomik.
1.) Monosomik adalah aneuploid karena pengurangan satu kromosom. Tipe
kromosom pada monosomik adalah 2n – 1. Monosomik ganda terjadi jika
di dalam sel ada 2 pasangan kromosom yang masing-masing kekurangan
satu kromosom. Rumus untuk tipe kromosom monosomik ganda adalah
2n – 1 – 1.
2.) Nulisomik adalah aneuploid karena pengurangan dua kromosom. Tipe
kromosom pada nulisomik adalah 2n – 2.
18
autosom di kromosom ke-21. Ciri-ciri penderita sindrom down antara lain
sebagai berikut.
• Susunan kromosomnya 45A + XX atau 45A + XY, atau bisa juga ditulis
45A, XX + 21 atau 45A, XY + 21. Angka 21 menunjukkan tempat
kelebihan kromosomnya.
• Jenis kelamin pria atau wanita.
• Cacat mental.
• IQ rendah.
• Tubuh pendek.
• Mulut terbuka dan lidah menjulur.
• Gigi kecil-kecil dan jarang.
• Telapak tangan tebal.
2.) Sindrom Edwards
Sindrom Edwards merupakan sindrom yang terjadi karena kelebihan satu
autosom di kromosom nomor 16, 17, atau 18. Ciri-ciri penderita sindrom
Edwards antara lain sebagai berikut.
• Susunan kromosomnya 45A + XX atau 45A + XY, atau bisa juga ditulis
45A, XX + 16/17/18 atau 45A, XY + 16/17/18.
• Jenis kelamin pria atau wanita.
• Bentuk kepala panjang.
• Bentuk muka khas.
• Letak telinga dan rahang bawah rendah.
• Mulut kecil.
• Mental terbelakang.
• Jari tangan tumpang tindih.
• Pola sidik jari sederhana.
• Memiliki kelainan jantung dan ginjal.
• Berumur pendek
3.) Sindrom Patau
Sindrom Patau merupakan sindrom yang terjadi karena kelebihan satu
autosom di kromosom nomor 13, 14, atau 15. Ciri-ciri penderita sindrom
Patau antara lain sebagai berikut.
• Susunan kromosomnya 45A + XX atau 45A + XY, atau bisa juga ditulis
45A, XX + 13/14/15 atau 45A, XY + 13/14/15.
19
• Jenis kelamin pria atau wanita.
• Kepala kecil.
• Memiliki celah pada langit-langit mulut.
• Polidaktili.
• Mental terbelakang.
• Mengalami kelainan jantung, otak, dan usus.
• Berumur pendek.
b. Trisomik pada gonosom
1.) Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter merupakan sindrom yang terjadi karena kelebihan
satu gonosom X. Peristiwa ini disebabkan oleh gagalnya kromosom XX
memisah (nondisjunction) saat oogenesis. Sindrom Klinefelter terjadi
karena ovum yang mengandung kromosom XX dibuahi oleh sperma Y,
sehingga susunan kromosomnya menjadi 44 A +XXY. Ciri-ciri penderita
sindrom Klinefelter antara lain sebagai berikut.
• Berkelamin pria, tetapi memiliki ciri-ciri wanita, seperti tumbuhnya
payudara dan suara tinggi.
• Tubuh tinggi.
• Biasanya cacat mental.
• Tingkat kecerdasan di bawah normal.
• Testis kecil, sehingga tidak dapat memproduksi sperma.
2.) Sindrom triple X
Sindrom triple X merupakan sindrom yang terjadi karena kelebihan satu
gonosom X. Peristiwa ini terjadi karena ovum yang mengandung kromosom
XX dibuahi oleh sperma X, sehingga susunan kromosomnya menjadi 44 A +
XXX. Ciri-ciri penderita sindrom triple X antara lain sebagai berikut.
• Berkelamin wanita.
• Pada usia 22 tahun, masih memiliki alat kelamin seperti alat kelamin
bayi.
• Payudara dan alat kelamin dalam tidak berkembang.
• Mental sedikit terganggu.
• Jika terjadi menstruasi, siklusnya tidak teratur.
3.) Sindrom pria XYY (sindrom Jacobs)
Sindrom Jacobs merupakan sindrom yang terjadi karena kelebihan satu
20
gonosom Y. Peristiwa ini terjadi karena kromosom YY gagal memisah
(nondisjunction) saat spermatogenesis. Sperma YY ini kemudian membuahi
ovum X yang normal, sehingga susunan kromosomnya menjadi 44A +
XYY. Ciri-ciri penderita sindrom pria XYY antara lain sebagai berikut.
• Jenis kelamin pria.
• Bertubuh tinggi melebihi normal.
• Cenderung bersikap agresif, antisosial, dan kriminal.
• Alat kelamin luar dan dalam mengalami abnormalitas.
4.) Hermafrodit
Hermafrodit adalah kelainan yang menyebabkan individu memiliki
kromosom XX dan XY dalam sel tubuhnya, sehingga susunan kromosom-
nya adalah 22 AA + XX + XY. Individu ini memiliki testis dan ovarium.
Peristiwa hermafrodit bisa terjadi karena beberapa hal berikut.
• Gagal berpisah (nondisjunction) yang berlangsung dua kali pada
beberapa sel dalam spermatogenesis.
• Oosit sekunder yang terdiri atas ovum dan badan polar yang masih
menyatu dibuahi oleh dua macam sperma, yaitu sperma X dan
sperma Y.
Contoh Soal 3
Penderita sindrom Klinefelter kelebihan satu kromosom. Kariotipe sindrom Klinefelter
adalah ....
A. 44 A + XYY
B. 44 A + XXY
C. 44 A + XXX
D. 44 A + XY
E. 44 A + XX
JAWABAN: B
Penjelasan:
Penderita sindrom Klinefelter mengalami kelebihan gonosom X yang berasal dari hasil
fertilisasi ovum XX yang gagal berpisah dengan sperma Y. Klinefelter termasuk peristiwa
trisomik pada gonosom dengan susunan kromosom 44 A + XXY.
21
F. Macam-Macam Mutagen dan Peranan Mutasi dalam Salingtemas
1. Macam-Macam Mutagen
Berdasarkan sifatnya, mutagen dibagi menjadi tiga macam, yaitu mutagen fisika, kimia,
dan biologi.
a. Mutagen fisika
Mutasi yang disebabkan oleh mutagen fisika antara lain adalah putusnya ikatan
gen-gen atau berubahnya susunan kimia gen-gen. Berikut ini adalah contoh-contoh
mutagen fisika.
1.) Suhu tinggi, dapat mendorong terjadinya autopoliploid, misalnya pada jagung.
2.) Sinar X, umumnya digunakan pada rontgen.
3.) Sinar ultraviolet, berasal dari matahari, dapat memicu timbulnya kanker kulit.
4.) Sinar-sinar berenergi tinggi, seperti α, β, γ, dan neutron yang menimbulkan
reaksi ionisasi sehingga mendorong terjadinya aberasi kromosom.
b. Mutagen kimia
Mutagen kimia menyebabkan mutasi dengan cara mengubah susunan kimia pada
kromosom. Mutagen ini umumnya bersifat racun yang tidak dapat larut dalam air,
tetapi dapat terikat dengan lemak sehingga menimbulkan penimbunan dalam
tubuh. Berikut ini adalah contoh-contoh mutagen kimia.
1.) Pestisida
Pestisida seperti DDT dapat memicu munculnya karsinoma, yaitu kanker pada
sel-sel epitel yang dapat menutupi organ-organ tubuh.
2.) Asam nitrit
Asam nitrit dapat menyebabkan deaminasi oksidatif pada basa nitrogen adenin,
guanin, dan sitosin pada rantai DNA sehingga menyebabkan delesi.
3.) Agen alkilase
Senyawa yang tergolong alkilase adalah gas mustard atau dimetil sulfat.
Senyawa ini akan memberikan gugus alkilnya yang dapat bereaksi dengan
gugus fosfat. Akibatnya, proses replikasi DNA bisa terganggu.
4.) Akridin
Senyawa ini dapat menyebabkan pita DNA kaku dan patah.
5.) Digitonin dan kolkisin
Senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat terbentuknya benang-benang
spindel sehingga pada saat anafase, kromatid sulit memisah ke kutub-kutub.
Hal ini mengakibatkan jumlah kromosom menjadi dua kali lipat. Digitonin dan
kolkisin ini digunakan untuk membuat buah poliploid.
22
6.) Asam nitrat
Senyawa ini mampu mengubah gugus amina (NH2) menjadi gugus keton (C = O).
Hal ini menyebabkan basa sitosin berubah menjadi basa urasil.
7.) Benzopyrene
Senyawa ini terkandung di dalam asap rokok dan dapat menyebabkan
timbulnya tumor pada organ pernapasan.
8.) 5-bromourasil (5-BU)
Senyawa ini analog dengan timin dan mampu mengambil alih posisi basa
nitrogen.
c. Mutagen biologi
Mutagen biologi adalah mutagen berupa mikroorganisme seperti virus dan bakteri.
Mutagen ini dapat merusak kromosom, sehingga dapat menyebabkan sel menjadi
abnormal.
Berdasarkan sumbernya, mutagen terdiri atas mutagen alami dan mutagen
buatan.
1.) Mutagen alami
Contoh mutagen alami adalah sinar matahari, sinar ultraviolet, sinar kosmis,
unsur radioaktif, gas-gas yang berasal dari bumi, serta virus dan bakteri.
2.) Mutagen buatan
Contoh mutagen buatan adalah pestisida, formalin, boraks, sinar X, sinar α,
sinar β, sinar γ, narkoba, serta radiasi yang berasal dari televisi atau komputer.
23
h. Pemberantasan hama dengan cara sterilisasi hama jantan menggunakan radiasi.
i. Pemanfaatan radiasi untuk sterilisasi makanan agar lebih awet.
j. Pemanfaatan sinar X untuk mendeteksi penyakit seperti kanker.
k. Pemanfaatan sinar ultraviolet untuk sterilisasi ruang operasi dan alat-alat operasi.
Contoh Soal 4
Keuntungan yang diperoleh manusia melalui mutasi buatan tidak selalu memberikan
keuntungan yang sama bagi tanaman atau hewan mutan. Contoh berikut ini yang
menunjukkan kerugian mutan akibat mutasi adalah ....
A. semangka mutan tidak berbiji dan berbiak secara vegetatif
B. padi atomita produksi tinggi dan tahan terhadap wereng
C. kedelai tengger tahan penyakit karat daun dan mengandung protein tinggi
D. kacang hijau camar polongnya matang secara serempak
E. padi gogo situgintung cocok ditanam pada lahan kering
JAWABAN: A
Penjelasan:
Kerugian yang dialami oleh tanaman hasil mutasi seperti semangka tanpa biji atau
tomat tanpa biji adalah hilangnya kemampuan untuk bereproduksi secara generatif.
Tanaman hasil mutasi ini hanya bisa dikembangbiakkan melalui cara vegetatif. Jadi, yang
menunjukkan kerugian mutan akibat mutasi adalah semangka mutan tidak berbiji dan
berkembang biak secara vegetatif.
24
Kurikulum
Kurikulum xxx
2006/2013
Kel a s
XII
biologi
BIOTEKNOLOGI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami definisi bioteknologi.
2. Mengetahui bermacam-macam produk bioteknologi.
3. Memahami perbedaan antara bioteknologi konvensional dan modern.
4. Memahami peran mikroorganisme dalam proses bioteknologi.
5. Memahami proses-proses rekayasa genetika dalam memanipulasi sifat organisme.
6. Memahami manfaat dan bahaya bioteknologi dalam kehidupan.
A. Pendahuluan
Kamu tentu sering makan roti atau donat, bukan? Tahukah kamu bahwa pembuatan roti
dan donat membutuhkan jasa mikroorganisme? Bagaimana mikroorganisme tersebut
dapat bermanfaat sesuai dengan yang kita inginkan? Dengan bioteknologi, kita bisa
melakukannya. Apa itu bioteknologi? Pada sesi ini, kamu akan mempelajarinya. Mari
simak dengan saksama.
Bioteknologi adalah teknologi dengan menggunakan organisme dan agen-
agen biologis untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat, baik berupa barang atau
jasa untuk kepentingan manusia. Dalam pelaksanaannya, bioteknologi membutuhkan
keterlibatan berbagai disiplin ilmu, seperti biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia,
genetika, enzimologi, ilmu pangan, dan fisiologi.
Manusia sudah menerapkan bioteknologi sederhana sejak ribuan tahun yang lalu untuk
membuat roti dan donat. Bioteknologi semakin berkembang setelah dilakukan serangkaian
penelitian tentang proses fermentasi oleh mikroorganisme. Penelitian ini dipelopori oleh
Louis Pasteur. Oleh sebab itu, Louis Pasteur dianggap sebagai Bapak Bioteknologi.
Bioteknologi modern mengembangkan biomolekuler dan pengendalian proses
dengan menerapkan rekayasa genetika. Rekayasa genetika adalah teknologi molekuler
untuk mengubah komposisi genetik suatu organisme. Caranya dengan memindahkan
materi genetik dari satu organisme ke organisme lain. Dalam jangka panjang, bioteknologi
memberikan suatu harapan untuk membantu memecahkan berbagai masalah. Selain
itu, pada masa mendatang, ada peluang untuk mengembangkan revolusi bioindustri.
Khususnya, yang berhubungan dengan produksi makanan, obat-obatan, pengendalian
polusi, dan pengembangan sumber energi baru.
2
No. Faktor Pembeda Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern
5. Contoh Pembuatan tempe, tapai, Organisme transgenik,
arak, roti, yoghurt, nata de kloning, kultur jaringan,
coco, keju insulin buatan
2. Pengembangan Bioteknologi
Pengembangan bioteknologi dilakukan melalui empat tahap, yaitu bioteknologi produksi
makanan dan tanaman, bioteknologi produksi asam-asam organik, zat pelarut, dan
biomassa dalam kondisi nonsteril, proses-proses bioteknologi dalam kondisi steril, serta
aplikasi hasil-hasil keilmuan baru dalam bioteknologi.
b. Bioteknologi Produksi Asam-Asam Organik, Zat Pelarut, dan Biomassa dalam Kondisi
Nonsteril
1.) Fermentasi dalam pembuatan etanol, asam laktat, asam sitrat, butanol, dan
gliserol dilakukan dalam kondisi nonsteril dan terbuka. Kondisi nonsteril
memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diinginkan.
2.) Pengolahan air limbah dan pembuatan kompos padat dari sampah organik
dilakukan dalam kondisi terbuka. Hal ini terjadi karena proses tersebut
membutuhkan udara bebas dan oksigen untuk menghindari terjadinya
pembusukan yang dapat menghasilkan bau tidak sedap.
3
d. Aplikasi Hasil-Hasil Keilmuan Baru dalam Bioteknologi
Beberapa contoh aplikasi hasil-hasil keilmuan baru dalam bioteknologi adalah
sebagai berikut.
1.) Penggunaan enzim endonuklease untuk menghentikan aktivitas sel.
2.) Penggunaan metabolit sekunder seperti hormon insulin sintetis. Hormon ini
diproduksi oleh bakteri Escherichia coli yang telah disisipi gen penghasil insulin
manusia.
3.) Optimalisasi proses-proses fermentasi dalam reaktor-reaktor baru, seperti
pembuatan yoghurt dengan menggunakan peralatan modern dan canggih.
Contoh Soal 1
Bioteknologi modern berbeda dengan bioteknologi konvensional sebab bioteknologi
modern ....
A. menggunakan hasil produksi mikroorganisme secara langsung
B. pelaksanaannya kurang steril
C. menggunakan peralatan yang modern dan canggih
D. hasilnya kurang terjamin
E. dilakukan dengan prosedur yang sederhana
Jawaban: C
Pembahasan:
Bioteknologi modern dilakukan dengan menggunakan peralatan yang modern
dan canggih, serta prosedur yang lebih rumit dan teliti. Sementara itu, bioteknologi
konvensional dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan prosedur
yang sederhana pula.
4
c. Nata de coco dibuat dari air kelapa yang difermentasi menggunakan bakteri
Acetobacter xylinum.
d. Tapai dibuat dari singkong atau beras ketan yang difermentasi menggunakan
jamur Saccharomyces cerevisiae.
e. Pembuatan oncom dari ampas tahu dan kacang yang difermentasi
menggunakan jamur Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.
f. Pembuatan kecap dari kacang kedelai yang difermentasi menggunakan jamur
Aspergillus wentii.
2. Penghasil obat-obatan
Obat-obatan yang dihasilkan dari mikroorganisme dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu antibiotik, vaksin, dan interferon.
a. Antibiotik
Antibiotik adalah zat yang mampu menghambat bahkan mematikan
mikroorganisme patogen. Contohnya sebagai berikut.
1.) Penisilin yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum dan Penicillium
chrysogenum.
2.) Sefalosporin yang dihasilkan oleh jamur Cephalosporium.
3.) Streptomisin yang dihasilkan oleh bakteri Streptomyces griceus.
4.) Tetrasiklin yang dihasilkan oleh bakteri Streptomyces aureofaciens dan
Streptomyces rimosus.
b. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenetik yang digunakan untuk memicu terbentuknya
sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Vaksin diproduksi dari
mikroorganisme atau bagian mikroorganisme yang telah dilemahkan. Selain
itu, vaksin juga dapat dibuat dari substansi toksoid bakteri yang sudah tidak
berbahaya bagi tubuh. Contohnya, vaksin polio, campak, hepatitis, BCG
(untuk mencegah TBC), dan vaksin DPT (untuk mencegah difteri, pertusis, dan
tetanus).
c. Interferon
Interferon merupakan zat yang dihasilkan oleh sel-sel hewan vertebrata
akibat terinfeksi oleh virus, bakteri, protozoa, atau senyawa lainnya. Sekarang,
interferon dapat dihasilkan dari fusi sel menggunakan teknologi hibridoma.
5
3. Penghasil protein
Protein Sel Tunggal (PST) dibuat dari alga Spirulina dan Chlorella. Selain itu, PST
juga dapat dibuat dari jamur Fusarium venenatum, Candida utilis, dan Saccharomyces
cerevisiae.
6
ini juga dapat diperoleh dari jamur Aspergillus niger yang dimanfaatkan
untuk melembutkan adonan roti.
4.) Enzim lipase yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus niger dimanfaatkan
dalam industri lemak dan minyak, serta untuk menambah cita rasa keju.
5.) Enzim pektinase yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus niger digunakan
untuk memecah molekul pektin dalam industri minuman sari buah dan
teh.
6.) Enzim penisilase yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus subtilis digunakan
sebagai agen diagnostik dalam farmasi.
5. Pembasmi hama (bioinsektisida)
Beberapa mikroorganisme yang digunakan sebagai pembasmi hama biologi atau
bioinsektisida adalah sebagai berikut.
a. Baculovirus
Virus ini dapat menyebabkan kematian pada serangga yang memakannya.
Baculovirus dapat berpindah dari satu serangga ke serangga lain melalui
perkawinan sehingga dapat menimbulkan kematian secara massal.
b. Bacillus thuringiensis (bakteri Bt)
Bakteri ini dapat menghasilkan senyawa delta-endotoksin yang disebut
toksin Bt. Toksin Bt dapat merusak saluran pencernaan larva dari golongan
Lepidoptera dan Coleoptera. Beberapa varietas dari Bacillus thuringiensis yang
dikomersialkan adalah sebagai berikut.
1.) Bacillus thuringiensis varietas aizawai untuk membunuh ngengat.
2.) Bacillus thuringiensis varietas tenebrionis untuk membunuh kumbang
kentang dan larva kumbang daun.
3.) Bacillus thuringiensis varietas kurstaki untuk membunuh berbagai ulat
tanaman pertanian.
4.) Bacillus thuringiensis varietas israelensis untuk membunuh larva nyamuk
dan lalat hitam.
6. Penghasil energi
Dewasa ini, para ilmuwan telah berhasil membuat senyawa-senyawa dan gas-gas
yang mampu menghasilkan energi dengan bantuan mikroorganisme. Senyawa dan
gas tersebut dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi.
a. Gas hidrogen
Gas hidrogen memiliki sifat mudah terbakar sehingga dapat digunakan sebagai
bahan bakar alternatif. Gas ini dibuat dengan cara menggabungkan dua atom
hidrogen melalui bantuan enzim hidrogenase. Enzim hidrogenase dapat
7
diperoleh dari ganggang air tawar Chlorella pyrenoidosa dan bakteri Clostridium
butyricum. Reaksi pembuatan gas hidrogen adalah sebagai berikut.
2 H2O → 2 H2 + O2
8
3.) Limbah yang akan diproses disemprotkan perlahan-lahan di atas biofilm.
4.) Saat limbah menetes melalui biofilm, materi organik yang terdapat di
dalamnya akan diuraikan oleh mikroorganisme pada biofilm tersebut.
c. Penguraian lumpur secara anaerob
Lumpur diuraikan dengan bantuan bakteri Methanobacterium yang dapat
mengubah bahan organik menjadi gas metana, CO2, H2, dan H2O.
d. Mikroorganisme pembersih limbah minyak
Limbah minyak yang mengandung hidrokarbon dapat dimakan oleh bakteri
Pseudomonas putida dan jamur Cladosporium resinae.
e. Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif
Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif merupakan pengolahan limbah
cair dengan menggunakan mikroorganisme aerob pengoksidasi material
organik. Sistem ini sangat baik digunakan untuk mengatasi limbah dari industri
nata de coco, tahu, tapioka, atau kecap.
8. Pemanfaatan di bidang peternakan
a. Penggunaan hormon BGH (Bovin Growth Hormone) yang dihasilkan oleh
Escherichia coli hasil rekayasa genetika pada hewan ternak dapat meningkatkan
produksi daging dan susu.
b. Penggunaan hormon EGF (Epidermal Growth Factor) dapat memacu
pertumbuhan rambut pada domba penghasil wol.
10. Bioplastik
Bioplastik adalah plastik yang dibuat dari bahan-bahan organik, seperti pati,
selulosa, minyak nabati, amilum jagung, klobot jagung, amilum ercis, dan biopolimer
lainnya yang berasal dari mikroorganisme. Bioplastik dibuat dengan tujuan untuk
menggantikan plastik berbahan kimia polietilena yang sulit terurai di alam. Bioplastik
biasanya digunakan sekali pakai, seperti kemasan makanan dan alat makan, wadah
buah dan sayuran, atau botol minuman ringan. Mikroorganisme yang berperan
dalam pembuatan bioplastik, antara lain bakteri Alxaligenes eutrophus dan jamur
Aureobasidium pullulans.
9
Contoh Soal 2
Protein Sel Tunggal (PST) adalah protein yang berasal dari organisme bersel satu. Protein
ini dapat digunakan sebagai bahan makanan yang berkualitas karena mengandung kadar
protein yang tinggi. Organisme yang dapat menghasilkan PST adalah ….
A. Thiobacillus ferrooxidans
B. Methanobacterium
C. Bacillus thuringiensis
D. Spirulina sp.
E. Aspergillus flavus
Jawaban: D
Pembahasan:
Organisme penghasil Protein Sel Tunggal (PST), antara lain Spirulina sp., Chlorella, Fusarium
venenatum, Candida utilis, dan Saccharomyces cerevisiae.
10
Urutan pertumbuhan sel atau jaringan pada kultur jaringan adalah sebagai berikut.
Jika sudah mencapai usia tertentu, plantlet bisa dipindahkan ke media tanam biasa,
baik berupa tanah atau media hidroponik. Tanaman yang biasa dikembangkan melalui
kultur jaringan, antara lain anggrek, tanaman obat-obatan, kentang, wortel, mawar,
mangga, atau pisang abaca.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari metode kultur jaringan adalah
sebagai berikut.
• Eksplan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat diambil dari hampir seluruh
bagian tubuh tumbuhan.
• Sifat genetik dari tanaman yang dihasilkan tetap sama dengan induknya sehingga
dapat digunakan untuk melestarikan plasma nutfah.
• Bibit yang dihasilkan seragam.
• Tidak bergantung pada musim.
• Dapat menghasilkan metabolit sekunder.
• Diperoleh bibit tanaman dalam jumlah besar yang bebas dari penyakit.
• Tidak membutuhkan banyak waktu.
2. Kloning
Kloning pada hewan adalah usaha perbanyakan individu secara vegetatif. Ada dua cara
pelaksanaan kloning, yaitu kloning embrio dan kloning transfer inti.
11
a. Kloning Embrio
Kloning embrio merupakan usaha untuk menghasilkan individu baru yang secara
genetik sama dengan kedua induknya, tetapi tanpa perkawinan secara alamiah.
Tujuan dari kloning ini untuk diperoleh hewan berkualitas baik dalam jumlah besar
dan dalam waktu yang relatif singkat. Hewan-hewan yang dapat dikloning adalah
mamalia, seperti sapi, kelinci, dan domba.
Tahapan-tahapan dalam kloning embrio adalah sebagai berikut.
1.) Dilakukan fertilisasi ovum oleh sperma secara in vitro (di luar tubuh induk betina).
2.) Zigot hasil fertilisasi ditumbuhkan menjadi embrio.
3.) Embrio-embrio yang sudah terbentuk selanjutnya ditanamkan ke dalam rahim
sapi betina dengan cara menyuntikkannya ke dalam rahim.
4.) Embrio di dalam rahim sapi betina akan tumbuh menjadi anak sapi hingga
dilahirkan.
Lahir anak-anak sapi yang sifatnya sama dengan kedua induk asal
Kloning embrio pada manusia disebut bayi tabung. Teknik bayi tabung
diterapkan kepada pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan keturunan karena
adanya hambatan pada sistem reproduksi. Misalnya, ketidakmampuan menghasilkan
12
sperma atau ovum yang subur, dinding rahim perempuan yang terlalu lemah,
terhambatnya fertilisasi, atau terhambatnya pertumbuhan embrio di dalam rahim.
Berikut ini adalah tahapan dalam pelaksanaan bayi tabung.
1.) Sel telur dan sel sperma diambil dari pasangan suami-istri yang sah. Setelah itu,
kedua sel tersebut difertilisasikan secara in vitro dalam tabung berisi medium
khusus untuk pertumbuhan zigot hingga membentuk morula.
2.) Morula selanjutnya diimplantasikan ke dalam rahim ibu.
3.) Di dalam rahim, morula akan berkembang menjadi janin hingga dilahirkan.
Terbentuk zigot
Zigot yang sudah tumbuh menjadi morula diimplantasiknan ke dalam rahim ibu
13
lainnya. Setelah itu, ovum tersebut ditumbuhkan dan dibiarkan berkembang dalam
rahim domba betina sampai saatnya dilahirkan. Akan tetapi, domba hasil kloning ini
memiliki perkembangan yang kurang baik, yaitu paru-paru kecil, kaki pendek, dan
rentan terhadap penyakit. Selain itu, domba tersebut juga mandul.
Berikut ini adalah tahapan dalam kloning transfer inti untuk menghasilkan
domba Dolly.
1.) Ovum dari induk I (pendonor ovum) dirusak intinya dengan menggunakan
radiasi sinar ultraviolet sehingga tidak memiliki kromosom.
2.) Sel somatik berupa sel ambing (sel kelenjar susu) dari induk II (pendonor inti)
diambil inti selnya saja.
3.) Inti sel somatik ditransfer ke dalam ovum dengan bantuan kejutan listrik.
Hasilnya, ovum memiliki inti sel somatik yang diploid.
4.) Ovum kemudian membelah berkali-kali hingga membentuk stadium morula.
5.) Morula selanjutnya diimplantasikan ke dalam uterus induk III (pendonor uterus atau
induk asuh) dan ditumbuhkan hingga menjadi bayi domba yang siap dilahirkan.
Inti sel ambing ditransfer ke dalam ovum dengan bantuan kejutan listrik
Morula tumbuh dan berkembang menjadi bayi domba hingga siap dilahirkan
14
Domba Dolly yang dilahirkan memiliki sifat yang sama dengan induk II
(pendonor inti). Karena pendonor inti adalah domba berumur 6 tahun, domba Dolly
yang baru dilahirkan seakan-akan sudah berumur 6 tahun atau mengalami penuaan
dini. Domba Dolly akhirnya meninggal pada umur 6 tahun.
Contoh Soal 3
Pemanfaatan sifat totipotensi pada tumbuhan dalam bidang pertanian adalah ….
A. memperbaiki kualitas tanaman budidaya
B. membuktikan bahwa sel tumbuhan dapat diperbanyak melalui teknik kultur
jaringan
C. meneliti kemampuan bagian tumbuhan yang mudah dikembangkan
D. memperoleh bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar
E. meningkatkan hasil panen tanaman budi daya.
Jawaban: D
Pembahasan:
Sifat totipotensi yang dimiliki oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan dapat
diperbanyak melalui teknik kultur jaringan. Dalam bidang pertanian, kultur jaringan
bertujuan untuk mendapatkan bibit tumbuhan yang seragam dalam jumlah besar dan
dalam waktu yang relatif singkat.
15
asli. Teknik hibridoma dilakukan dengan cara mengambil dua jenis sel dari jaringan
yang berbeda, baik dari organisme yang sama atau berbeda. Setelah itu, kedua jenis
sel tersebut disatukan menjadi satu sel tunggal. Contohnya, sel penghasil antibodi
dengan sel kanker.
Pada pelaksanaannya, teknik hibridoma menggunakan sel wadah, sel sumber
gen, dan zat fusi gen.
1.) Sel wadah merupakan sel yang memiliki kemampuan membelah dengan
cepat, misalnya sel kanker (myeloma).
2.) Sel sumber gen merupakan sel dengan sifat yang diinginkan.
3.) Zat fusi gen merupakan zat- zat yang memicu terjadinya penggabungan sel,
seperti medan listrik, PEG (polietilen glikol), dan DMSO (dimetil sulfoksida).
16
• Sel hibridoma yang sudah dipilih selanjutnya dikembangkan (dikultur)
untuk menghasilkan antibodi monoklonal.
17
suatu penyakit. Selain itu, pemetaan kromosom juga berfungsi sebagai
pencegahan penyakit keturunan serta memberikan gambaran pada evolusi
biologi.
b. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA dapat dilakukan dengan pemotongan dan penyambungan
DNA secara in vitro. Untuk mendapatkan rekombinasi DNA, perlu disiapkan hal-hal
berikut ini.
1.) Metode untuk memperoleh gen
Gen dapat diperoleh dengan cara-cara berikut.
• Metode tembak langsung dengan memotong DNA secara keseluruhan.
• Metode transkripsi balik, yaitu RNA ditranskripsi balik menjadi DNA
dengan bantuan enzim.
• Metode sintesis gen dengan cara membuat gen secara sintetik.
2.) Enzim pemotong dan penyambung DNA
• Enzim pemotong DNA adalah endonuklease restriksi.
• Enzim penyambung DNA adalah DNA ligase.
Hasil hibrid dua potongan DNA disebut DNA rekombinan (kimera).
3.) Sel wadah
Sel wadah adalah sel yang menerima DNA rekombinan. Setelah menerima
DNA rekombinan, sel ini akan mengalami perubahan sifat yang disebut
transformasi. Sel yang sering digunakan sebagai sel wadah adalah bakteri
Escherichia coli.
4.) Vektor pembawa gen sisipan
Untuk memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel wadah, dibutuhkan vektor
(pembawa) gen sisipan. Vektor yang sering digunakan adalah plasmid bakteri,
yaitu DNA nonkromosom yang berbentuk sirkuler.
18
Rekombinasi DNA dapat dilakukan dengan teknologi plasmid. Penerapan
teknologi plasmid yang sudah dilakukan adalah proses pembuatan hormon insulin
dengan tahapan sebagai berikut.
1.) Plasmid bakteri dan DNA yang mengandung gen insulin masing-masing
dipotong menggunakan enzim pemotong endonuklease restriksi.
2.) Potongan DNA gen insulin disambungkan pada plasmid dengan menggunakan
enzim DNA ligase sehingga terbentuk plasmid rekombinan.
3.) Plasmid rekombinan dimasukkan kembali ke dalam tubuh bakteri sehingga
diperoleh bakteri yang memiliki gen kromosom asli dan gen insulin.
4.) Bakteri dikembangbiakkan sehingga diperoleh populasi bakteri yang mampu
memproduksi insulin dalam jumlah besar.
5.) Hormon insulin tersebut dapat digunakan untuk para penderita diabetes mellitus.
19
baru, dan pembuatan organisme transgenik.
a. Terapi gen
Terapi gen merupakan usaha perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki
susunan basa nitrogen pada rantai DNA dalam gen. Terapi gen telah diterapkan untuk
memperbaiki kelainan genetik ADD (Adenosine Deaminase Deficiency), yaitu kelainan
berupa hilangnya daya tahan tubuh akibat tidak memiliki enzim ADA (Adenosine
Deaminase). ADD menyebabkan penyakit SCID (Severe Combined Immunodeficiency
disease).
b. Pembuatan vaksin baru
Vaksin baru yang telah dibuat dengan teknik rekayasa genetik adalah vaksin
subunit. Vaksin ini dibuat dari bagian tertentu mikroorganisme yang imunogenik
secara alami. Contoh: vaksin untuk hepatitis B, yaitu Recombivax HB vaccine.
c. Pembuatan organisme transgenik
Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan gen-gen dari
organisme lain. Berikut ini adalah jenis-jenis organisme transgenik.
1.) Tanaman transgenik
Tanaman transgenik merupakan tanaman hasil rekayasa genetik dengan
sistem penggabungan gen-gen pada suatu rangkaian DNA. Penggabungan
gen ini dapat dilakukan secara langsung dengan alat penembak gen atau secara
tidak langsung dengan menggunakan vektor, misalnya bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Tumbuhan yang termasuk tanaman transgenik adalah sebagai
berikut.
• Tumbuhan yang tahan hama.
• Tumbuhan yang memupuk sendiri.
• Tumbuhan yang mengandung gizi tambahan.
• Buah-buahan yang lebih tahan lama untuk disimpan.
• Tumbuhan yang tahan herbisida.
• Tumbuhan yang tahan terhadap perubahan cuaca.
• Tumbuhan bioluminesensi.
2.) Hewan transgenik
Hewan transgenik merupakan hewan yang mengandung sisipan gen asing di
dalam genomnya. Pembuatan hewan transgenik dapat dilakukan dengan dua
cara sebagai berikut.
• Pronuclear injection
Pronuclear injection merupakan teknik memasukkan transgen (gen
20
terpilih yang akan dipindahkan) secara langsung ke dalam pronukleus
ovum yang sudah dibuahi.
• Embryonic stem (ES) cell electroporation dan subsequent blastocyst injection
Cara ini dilakukan dengan menginsersi transgen ke dalam sel induk
embrionik (ES) dan dilanjutkan dengan memasukkan ES cells ke dalam
blastokista.
21
h. Teknik bayi tabung yang dapat membingungkan status orang tuanya
Pembuatan bayi tabung yang menggunakan sel sperma dan sel telur yang keduanya
diambil dari bank sel kelamin, akan menimbulkan kebingungan untuk menetapkan
status orang tua bagi si bayi.
i. Penyalahgunaan senjata biologis
Senjata biologis berupa bakteri atau virus patogen lebih berbahaya jika digunakan
dalam perang. Hal ini karena organisme-organisme tersebut dapat berkembang biak
secara liar sehingga keberadaannya lebih lestari.
Contoh Soal 4
Pembuatan hormon insulin menggunakan teknologi plasmid membutuhkan hal-hal
berikut ini, kecuali….
A. plasmid bakteri sebagai vektor pembawa gen sisipan
B. gen penghasil insulin yang diambil dari sel-sel pankreas
C. enzim DNA ligase sebagai pemotong DNA
D. sel wadah berupa bakteri Escherichia coli
E. kimera yang akan dimasukkan ke dalam sel wadah
Jawaban: C
Pembahasan:
Teknologi plasmid untuk membuat hormon insulin membutuhkan hal-hal berikut ini.
• Gen insulin yang diambil dari pankreas manusia.
• Plasmid bakteri sebagai vektor pembawa gen sisipan.
• Kimera yang merupakan hasil penggabungan plasmid dan gen insulin.
• Enzim DNA ligase sebagai penyambung plasmid dan gen insulin
• Enzim endonuklease restriksi sebagai pemotong DNA.
• Bakteri Escherichia coli sebagai sel wadah.
22
Kurikulum 2013 Revisi
Kelas XII
B I O LO G I
Evolusi
Tujuan Pembelajaran
Tahukah kamu tentang orang utan? Orang utan adalah makhluk yang cerdas. Menurut
Darwin, orang utan dianggap sebagai nenek moyang manusia. Untuk menjadi manusia,
orang utan harus mengalami “perjalanan yang sangat panjang”. Benarkah demikian? Untuk
lebih jelasnya kamu bisa mempelajari sesi Evolusi ini.
Evolusi adalah perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara perlahan-lahan dan
dalam waktu yang lama. Evolusi juga merupakan perkembangan makhluk hidup secara
bertahap menuju kesempurnaan yang memerlukan waktu sangat lama.
A. Macam-Macam Evolusi
Evolusi dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
a. Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik. Misalnya,
perubahan suatu daerah beberapa ratus atau ribu tahun yang lalu akan berbeda
bila dibandingkan dengan keadaan sekarang.
b. Evolusi organik (evolusi makhluk hidup) adalah evolusi yang terjadi pada
makhluk hidup dan berlangsung dari generasi ke generasi. Misalnya, ular dulu
dianggap memiliki kaki, tetapi sekarang ular tidak memiliki kaki.
Evolusi organik disebut juga evolusi biologi. Evolusi biologi dibagi menjadi dua
macam, yaitu mikroevolusi dan makroevolusi.
1.) Mikroevolusi adalah perubahan pada makhluk hidup yang terjadi pada
tingkat gen dan berlangsung dari generasi ke generasi hingga menimbulkan
perubahan fenotipe pada populasi.
b. Evolusi konvergensi adalah evolusi yang diawali dari banyak spesies kemudian
mengalami penyusutan spesies. Misalnya evolusi yang terjadi pada kelompok
reptil.
B. Teori-Teori Evolusi
Banyak teori tentang evolusi yang sudah dibuat oleh para ahli. Berikut ini adalah beberapa
teori evolusi yang disusun sebelum dan setelah Charles Darwin mengemukakan teori
evolusinya yang sangat terkenal.
Evolusi 2
1. Teori Evolusi Sebelum Charles Darwin
Sebelum Charles Darwin menyusun teorinya tentang evolusi, sudah ada beberapa
ilmuwan yang mengemukakan tentang adanya evolusi pada makhluk hidup.
a. Plato
Plato adalah ilmuwan Yunani yang hidup pada tahun 428 – 348 SM. Menurut
Plato, pencipta yang menciptakan dunia, juga menciptakan para dewa yang akan
membuat manusia dengan jenis kelamin laki-laki. Wanita dan hewan muncul dari
reinkarnasi jiwa laki-laki.
b. Aristoteles
Aristoteles adalah ilmuwan Yunani yang hidup pada tahun 384 – 322 SM. Menurut
Aristoteles, organisme yang telah ada dianggap tidak sempurna dan bergerak ke
arah keadaan yang lebih baik.
c. Anaximander
Anaximander adalah filsuf Yunani yang hidup pada tahun 611 – 574 SM. Menurut
Anaximander, makhluk hidup tingkat tinggi berasal dari makhluk hidup tingkat
rendah.
e. Erasmus Darwin
Erasmus Darwin merupakan kakek dari Charles Darwin, hidup pada tahun 1731 –
1802. Menurut Erasmus Darwin, kehidupan di bumi memiliki asal-usul yang sama
dan respons fungsional akan diwariskan pada keturunannya. Hewan-hewan yang
ada sekarang ini mungkin berasal dari hewan-hewan lain.
Evolusi 3
merupakan spesies yang berbeda. Kemungkinan burung finch yang ada di Galapagos
semula adalah anggota dari populasi finch di Amerika selatan, tetapi kemudian
melakukan migrasi ke Galapagos.
Dalam bukunya yang berjudul “On the Origin of Species by Means of Natural Selection”,
terdapat dua teori utama Darwin tentang evolusi, yaitu sebagai berikut.
a. Spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup
pada masa lalu.
b. Kejadian evolusi karena seleksi alam atau seleksi alam merupakan penyebab
evolusi adaptif.
Evolusi 4
3.) organ yang digunakan terus menerus akan berkembang, sedangkan organ
yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran. Pernyataan ini kemudian
dikenal dengan use and disuse theory.
Evolusi 5
dipotong ekornya, kemudian dikawinkan, ternyata menghasilkan anak-anak tikus
yang tetap berekor panjang.
Contoh Soal 1
Menurut Charles Darwin, yang menyebabkan adanya jerapah berleher panjang hingga
sekarang adalah ....
Jawaban: E
Pembahasan:
Menurut Darwin, dalam populasi jerapah terdapat jerapah berleher panjang dan jerapah
berleher pendek. Ketika terjadi persaingan dalam memperebutkan makanan, jerapah
berleher panjang dapat menjangkau daun-daunan di tempat yang tinggi, sementara
jerapah berleher pendek tidak. Hal ini menyebabkan kematian pada jerapah berleher
pendek, sedangkan jerapah berleher panjang tetap hidup dan berkembang biak.
C. Petunjuk-Petunjuk Evolusi
Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya evolusi antara lain variasi
dalam satu keturunan, pengaruh penyebaran geografis, fosil, perbandingan anatomi,
perbandingan embriologi, petunjuk biokimia, domestikasi, dan organ tubuh yang tersisa.
Evolusi 6
3. Fosil
Fosil adalah sisa-sisa organisme masa lalu yang mengalami mineralisasi di dalam
batuan. Fosil umumnya ditemukan pada batuan sedimen, yang mengendap di dasar
laut, danau, atau rawa.
Fosil terlengkap yang ditemukan adalah fosil kuda. Fosil kuda tertua diperkirakan
berumur 50 juta tahun yang lalu, diberi nama Hyracotherium (Eohippus), sedangkan
fosil termuda ditemukan berumur 1 juta tahun yang lalu dengan nama Equus.
Urutan dari fosil kuda yang telah ditemukan, dari yang tertua hingga yang termuda
adalah sebagai berikut.
f. Anggota gerak semakin panjang, sehingga gerakan semakin lincah dan makin
cepat larinya.
g. Terjadi reduksi jumlah jari kaki depan, dari 5 buah jari menjadi satu jari.
Evolusi 7
4. Perbandingan anatomi
Ada dua kelompok organ, yaitu organ homolog dan organ analog.
a. Organ homolog adalah organ-organ yang memiliki struktur asal sama, tetapi
fungsinya berbeda.
Contoh:
b. Organ analog adalah organ-organ yang fungsinya sama, tetapi struktur asalnya
berbeda.
Contoh: sayap burung dan sayap kupu-kupu keduanya berfungsi untuk terbang,
kaki depan kuda dan kaki depan sapi keduanya berfungsi untuk berjalan.
5. Perbandingan embriologi
Berdasarkan perbandingan embriologi, perkembangan awal dari embrio vertebrata
menunjukkan persamaan, meskipun pada perkembangan selanjutnya menunjukkan
perbedaan. Jika pada perkembangan awal embrio makin banyak perbedaannya,
hubungan kekerabatannya juga semakin jauh.
Perkembangan embrio vertebrata dari zigot hingga dewasa dapat digunakan untuk
membandingkan perkembangan makhluk hidup dari filum yang sederhana hingga
filum yang kompleks. Pada perkembangan embriologi digunakan istilah ontogeni
dan filogeni.
Evolusi 8
a. Ontogeni adalah perkembangan makhluk hidup dari zigot hingga dewasa. Waktu
yang dibutuhkan untuk mengamati tidak panjang.
b. Filogeni adalah perkembangan makhluk hidup dari filum yang sederhana hingga
filum yang kompleks. Waktu yang dibutuhkan untuk mengamati sangat lama,
sehingga sulit dilakukan. Oleh sebab itu ontogeni disebut juga gambaran singkat
dari suatu filogeni.
6. Perbandingan fisiologi
Jika ditinjau proses fisiologinya, beberapa hewan memiliki persamaan. Misalnya
paus dan burung adalah dua jenis hewan yang berbeda bentuk dan habitatnya,
tetapi keduanya memiliki persamaan, yaitu menggunakan paru-paru sebagai alat
pernapasannya. Kemiripan-kemiripan yang ada pada makhluk hidup memperkuat
dugaan adanya hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
7. Petunjuk biokimia
Uji endapan atau presipitin yang dikembangkan oleh Natael dapat digunakan untuk
menentukan seberapa jauh hubungan kekerabatan antarorganisme. Presipitin
diperoleh dari hasil reaksi antara antigen dan antibodi. Semakin banyak presipitin
yang terbentuk, makin dekat hubungan kekerabatannya.
Berikut ini adalah hasil uji presipitin pada beberapa jenis hewan dari golongan
primata, karnivora, ungulata, dan rodentia.
Manusia 100
Gorilla 64
Primata
Orang utan 42
Baboon 29
Kucing 3
Karnivora
Anjing 3
Banteng 10
Kambing 7
Ungulata
Kuda 2
Babi hutan 0
Marmot 0
Rodentia
Kelinci 0
Evolusi 9
8. Domestikasi
Domestikasi adalah usaha manusia untuk menjadikan hewan dan tumbuhan liar
menjadi hewan dan tumbuhan budidaya. Pada domestikasi, hewan dan tumbuhan
mengalami perubahan habitat, jenis, atau perilaku. Selain itu, biasanya domestikasi
disertai dengan seleksi dan perkawinan silang yang memungkinkan munculnya
spesies baru. Oleh sebab itu, domestikasi dapat dianggap sebagai faktor yang
mempercepat terjadinya evolusi.
Beberapa organ sisa yang terdapat pada hewan antara lain sebagai berikut.
a. Sayap pada burung kiwi yang sudah tidak difungsikan untuk terbang.
b. Rambut pada embrio paus akan mereduksi setelah dewasa karena dapat menghambat
pergerakan tubuh di dalam air.
Contoh Soal 2
Salah satu petunjuk evolusi adalah homologi organ tubuh. Di antara struktur-struktur
berikut, yang tidak homolog dengan organ tangan manusia adalah ….
A. sirip lumba-lumba
B. sayap kelelawar
C. sayap kupu-kupu
D. sayap burung
E. kaki depan kadal
Jawaban: C
Evolusi 10
Pembahasan:
Organ homolog adalah organ-organ yang memiliki struktur asal sama, tetapi fungsinya
berbeda. Tangan manusia homolog dengan kaki depan kadal, sayap burung, sayap
kelelawar, maupun sirip lumba-lumba. Akan tetapi tangan manusia tidak homolog
dengan sayap kupu-kupu, karena keduanya tidak memiliki struktur asal yang sama.
D. Mekanisme Evolusi
Ada tiga mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi, yaitu mutasi gen, seleksi
alam, dan seleksi buatan.
1. Mutasi Gen
Mutasi gen merupakan perubahan pada struktur kimia DNA yang menyebabkan
perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat menurun. Menurut Hugo
de Vries, mutasi gen dan rekombinasi genetik pada keturunan-keturunan baru
menyebabkan terbentuknya variasi genetik.
Mutasi ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan bagi organisme
bersangkutan.
Besarnya peran mutasi gen dalam evolusi dapat diketahui dari besarnya angka
laju mutasi. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan jumlah gen yang
bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh individu dalam suatu spesies.
Angka laju mutasi umumnya sangat kecil karena gen bersifat tetap dan tidak mudah
berubah. Berdasarkan penelitian, angka laju mutasi rata-rata berkisar 1 : 100.000,
artinya dalam 100.000 gamet yang dihasilkan oleh individu, terdapat 1 gen yang
mengalami mutasi.
Secara alamiah, angka laju mutasi yang menguntungkan lebih kecil daripada yang
merugikan, yaitu rata-rata 1 : 1.000. Artinya, setiap 1.000 mutasi yang terjadi terdapat
1 mutasi yang menguntungkan.
Evolusi 11
Berikut ini adalah contoh soal untuk menghitung besarnya mutasi yang
menguntungkan selama spesies tersebut ada.
Contoh Soal 3
Jumlah gen bermutasi yang sifatnya menguntungkan selama spesies tersebut ada
adalah ….
Pembahasan:
⇒ Jumlah gen bermutasi yang menguntungkan yang terjadi pada setiap individu
1 1 1
= × 1.000 × =
100.000 1.000 100.000
1
= × 1.000 × 1.000.000= 10.000
100.000
Jadi, meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun secara keseluruhan
kemungkinan terjadinya mutasi selama spesies tersebut ada cukup besar, sehingga
bisa mengarah pada terjadinya evolusi.
2. Seleksi Alam
Seleksi alam menyebabkan organisme yang adaptif dapat bertahan dan meneruskan
keturunannya, sedangkan organisme yang tidak adaptif akan mati atau punah. Oleh
sebab itu, seleksi alam dianggap sebagai kekuatan penentu arah evolusi dengan
mendahulukan organisme yang adaptif untuk menghadapi kompetisi alami.
Seleksi alam dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu seleksi berarah, seleksi pemutus,
dan seleksi pemantap.
Evolusi 12
a. Seleksi berarah
Seleksi berarah merupakan perubahan lingkungan yang menyatakan adaptasi ke
arah lingkungan baru. Misalnya, kupu-kupu Biston betularia, sebelum terjadinya
revolusi industri di Inggris, lebih banyak yang berwarna cerah dibandingkan yang
berwarna gelap. Namun, setelah revolusi industri terjadi hal yang sebaliknya.
b. Seleksi pemutus
Seleksi pemutus merupakan seleksi yang terjadi jika kondisi lingkungan yang
berbeda menyebabkan suatu populasi terbagi menjadi dua subpopulasi.
Misalnya, populasi ayam yang sebelumnya hanya terdiri atas satu spesies, karena
perbedaan habitat, menyebabkan spesies terpecah menjadi dua populasi, yaitu
ayam hutan dan ayam kampung.
c. Seleksi pemantap
Seleksi pemantap merupakan seleksi yang bekerja pada kelompok-kelompok
tertentu dari suatu populasi sehingga menghasilkan populasi adaptif dan
menyisihkan kelompok-kelompok dengan variasi yang ekstrem dan tidak adaptif.
3. Seleksi Buatan
Manusia telah memodifikasi spesies lain selama beberapa generasi dengan cara
menyeleksi individu dengan sifat yang diinginkan sebagai induk dalam pembibitan.
Seleksi buatan ini dapat melakukan perubahan dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Dari seleksi buatan akan muncul spesies-spesies baru, sehingga seleksi
buatan merupakan salah satu mekanisme terjadinya evolusi, namun dengan
keterlibatan manusia di dalamnya.
E. Hukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe
dalam suatu populasi dari generasi ke generasi akan selalu tetap (konstan) apabila
persyaratannya terpenuhi, yaitu sebagai berikut.
1. Populasi besar, artinya anggota populasinya banyak.
2. Merupakan populasi tertutup,artinya tidak terjadi migrasi keluar dan migrasi masuk.
3. Tidak terjadi mutasi atau harus ada keseimbangan mutasi. Artinya, perubahan
genetik ke satu arah diimbangi oleh sejumlah mutasi yang sama dengan arah yang
berlawanan. Misalnya, jika A bermutasi menjadi a maka diimbangi dengan a menjadi
A, dengan frekuensi yang sama besar.
6. Setiap individu (AA, Aa, aa) dalam populasi memiliki viabilitas (kemampuan hidup)
dan fertilitas (kemampuan reproduksi) yang sama.
Evolusi 13
Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena selalu menghasilkan
angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi berikutnya.
(p + q)2 = 1 ⇒ p2 + 2pq + q2 = 1
Keterangan:
p2 = frekuensi genotipe dominan homozigot;
2pq = frekuensi genotipe heterozigot;
q2 = frekuensi genotipe resesif homozigot;
p = frekuensi alel dominan; dan
q = frekuensi alel resesif.
1. Frekuensi alel adalah perbandingan antara jumlah suatu alel dengan alel lainnya
dalam suatu populasi.
Untuk alel ganda seperti golongan darah sistem ABO, berlaku rumus:
Keterangan:
p2 = frekuensi genotipe dominan homozigot (IAIA);
2pr = frekuensi genotipe heterozigot (IAi);
q2 = frekuensi genotipe dominan homozigot (IBIB);
2qr = frekuensi genotipe heterozigot (IBi);
2pq = frekuensi genotipe IAIB;
r2 = frekuensi genotipe resesif homozigot (ii);
p = frekuensi alel IA;
q = frekuensi alel IB; dan
r = frekuensi alel i.
Contoh Soal 4
Dalam sebuah kota terdapat penderita albino 16%. Berapa jumlah orang yang normal
heterozigot kalau jumlah penduduk kota tersebut 50.000 orang?
Evolusi 14
A. 1.100 orang
B. 2.400 orang
C. 8.000 orang
D. 16.000 orang
E. 24.000 orang
Jawaban: E
Pembahasan:
Genotipe penderita albino adalah aa.
Jumlah penderita albino adalah 16%.
Jumlah penduduk adalah 50.000 orang.
Jumlah orang yang berkulit normal heterozigot = 2pq = 2 x 0,6 x 0,4 x 50.000
= 0,48 x 50.000
= 24.000
Contoh Soal 5
Pada suatu populasi terdapat kelompok orang bergolongan darah A sebanyak 27% dan
orang bergolongan darah O sebanyak 9%. Frekuensi gen IA dan IB berturut-turut adalah
….
Pembahasan:
golongan darah O bergenotipe ii = 9%
golongan darah A bergenotipe IAIA dan IAi = 27%.
Evolusi 15
Rumus Hardy-Weinberg untuk golongan darah ABO:
(p + q + r)2 = 1 ⇒ p2 + 2pr + q2 + 2qr + 2pq + r2 = 1
⇒ ii = r2 = 9% = 0,09
⇒ (p + q + r)2 = 1
2. Mutasi
Mutasi yang diturunkan melalui sel-sel gamet dapat segera mengubah gene pool
dengan cara menggantikan satu alel dengan alel lainnya. Gene pool adalah kumpulan
gen dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu.
Evolusi 16
4. Seleksi alam
Faktor seleksi alam menyangkut keberhasilan yang berbeda dalam bereproduksi.
G. Spesiasi
Spesiasi adalah proses pembentukan spesies baru. Spesies adalah individu-individu
dalam suatu populasi yang jika mengadakan perkawinan akan menghasilkan keturunan
yang fertil (subur). Terbentuknya spesies baru diawali dengan adanya perubahan faktor
dalam (faktor intrinsik) oleh faktor luar (faktor ekstrinsik). Faktor dalam berkaitan dengan
gen, sedangkan faktor luar berkaitan dengan keadaan lingkungan.
Di alam, spesiasi merupakan akibat adanya populasi yang terisolasi. Ada dua macam
isolasi yang mendorong terjadinya spesiasi, yaitu isolasi ekstrinsik dan isolasi intrinsik.
1. Isolasi ekstrinsik merupakan suatu proses isolasi yang membentuk individu baru
karena adanya penghalang (sawar) berupa pegunungan tinggi, lautan luas, gurun
pasir, perbedaan iklim, atau habitat yang berbeda. Adanya bermacam-macam
penghalang tersebut menyebabkan suatu spesies tidak dapat melangsungkan
perkawinan secara alami. Isolasi ekstrinsik akan mendorong terbentuknya spesies
alopatrik dan spesies simpatrik.
2. Isolasi intrinsik merupakan suatu proses isolasi yang membentuk individu baru
karena adanya isolasi reproduksi. Mekanisme isolasi reproduksi dibedakan
menjadi isolasi mencegah terjadinya perkawinan, isolasi mencegah terbentuknya
hibrida, dan isolasi mencegah kelangsungan hidup hibrida.
Evolusi 17
1.) Isolasi ekogeografi
Dua spesies simpatrik tidak dapat melakukan perkawinan karena sudah lama
berada pada lingkungan yang berbeda, dan masing-masing hanya dapat
berkembang biak di lingkungannya sendiri.
Evolusi 18
Contoh Soal 6
Dua spesies simpatrik tidak dapat melakukan perkawinan karena adanya isolasi musim.
Hal ini disebabkan .…
Jawaban: A
Pembahasan:
Isolasi musim merupakan penghalang dua spesies simpatrik untuk melakukan
perkawinan akibat waktu kematangan sel-sel kelaminnya tidak sama. Oleh sebab itu,
secara alami kedua spesies tersebut tidak mungkin melakukan perkawinan.
H. Pohon Filogeni
Filogeni diambil dari bahasa Belanda, yaitu fylogenie. Kata ini berasal dari gabungan
dua kata dalam bahasa Yunani Kuno yang berarti “asal-usul suku, ras”. Filogeni adalah
ilmu yang mempelajari tentang sejarah evolusi kelompok organisme yang saling terkait.
Untuk menggambarkan hubungan evolusioner tersebut, dibuat suatu pohon filogeni.
Pohon filogeni adalah diagram percabangan atau pohon yang menunjukkan hubungan
evolusi antara berbagai spesies makhluk hidup. Hubungan ini didasarkan pada kemiripan
dan perbedaan ciri-ciri fisik atau genetik. Takson yang terhubung pada pohon filogeni
berarti diturunkan dari satu nenek moyang bersama. Pola percabangan suatu pohon
filogeni menggambarkan jenjang taksonomik. Sementara posisi cabang menunjukkan
umur divergensi evolusioner. Pada pohon filogeni, takson spesies yang terakhir muncul
diletakkan pada cabang teratas. Pohon filogeni dibuat berdasarkan catatan fosil, anatomi
perbandingan, serta DNA dan protein dari spesies-spesies yang akan dibuat silsilahnya.
Berikut ini adalah contoh pohon filogeni yang menggambarkan sistem filogeni pada
tumbuhan.
Evolusi 19
Gambar 1. Sistem filogeni pada tumbuhan
2. Polifiletik, yaitu jika anggotanya diturunkan dari dua atau lebih leluhur yang tidak
sama dengan semua anggota takson tersebut.
3. Parafiletik, yaitu jika takson tersebut tidak beranggotakan spesies dari leluhur yang
sama.
Evolusi 20
Hubungan antarorganisme juga dapat digambarkan menggunakan kladogram.
Kladogram adalah diagram yang menunjukkan hubungan antarorganisme yang terkait
erat. Kladogram merupakan jenis pohon filogeni yang hanya menunjukkan hubungan
antara klad dengan nenek moyang yang sama. Klad atau klade adalah suatu kelompok
taksonomi yang memiliki satu leluhur bersama dan semua keturunannya juga berasal
dari leluhur tersebut. Pada kladogram, terdapat simpul-simpul yang mewakili nenek
moyang yang sama antara dua kelompok. Klad akan disatukan di ujung garis, sehingga
anggota-anggota klad tertentu bisa memiliki karakteristik yang sama. Klad bukan
disusun berdasarkan karakteristik morfologi, tetapi berdasarkan perbedaan molekuler.
Meskipun begitu, kladogram dapat dibangun berdasarkan data morfologi dan perilaku.
Gambar 3. Kladogram
1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis klasik disebut juga teori generatio spontanea. Teori ini dikemukakan
oleh Aristoteles. Menurut Aristoteles, makhluk hidup berasal dari benda mati dan
terjadi secara spontan. Contohnya, katak dan ikan berasal dari lumpur ketika orang
melihat katak dan ikan tersebut keluar dari lumpur. Pernyataan tersebut semakin
kuat ketika pada tahun 1677, Antony van Leeuwenhoek menemukan mikroskop. Saat
melakukan pengamatan terhadap air rendaman jerami, Leeuwenhoek menemukan
mikroorganisme dalam air tersebut. Leeuwenhoek kemudian menyatakan bahwa
mikroorganisme tersebut berasal dari air rendaman jerami.
Pada tahun 1745, John Needham melakukan eksperimen dengan merebus sebentar
air kaldu yang berasal dari daging domba. Air kaldu tersebut kemudian didinginkan
Evolusi 21
dalam wadah terbuka pada suhu kamar. Selanjutnya, dia memasukkan air kaldu
tersebut ke dalam botol-botol dan menutupnya dengan rapat. Setelah beberapa
hari, dia mengamati keberadaan mikroba. Berdasarkan percobaan tersebut,
Needham menyimpulkan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh dari telur. Needham
menguatkan teori generatio spontanea dengan menyatakan bahwa organisme hidup
berkembang dari materi tidak hidup pada tingkat mikroskopis.
2. Teori Biogenesis
Setelah bertahan selama berabad-abad, akhirnya pada abad ke-17, teori abiogenesis
klasik mulai mendapat perlawanan. Perlawanan tersebut datang dari teori biogenesis
yang dikemukakan oleh Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
Menurut teori biogenesis, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Untuk
membuktikannya, ketiga ilmuwan tersebut melakukan percobaan dan pengamatan
yang lebih terstruktur.
Evolusi 22
Gambar 4. Percobaan Francesco Redi
Evolusi 23
ternyata air kaldu tetap jernih. Pasteur kemudian memiringkan labu tersebut
hingga air kaldu mencapai leher botol. Setelah itu, labu dikembalikan ke posisi
semula. Beberapa hari kemudian, ternyata air kaldu menjadi keruh dan berbau.
Pasteur menyimpulkan bahwa kaldu menjadi keruh karena mikroba yang terdapat
dalam leher labu ikut masuk ke dalam kaldu. Melalui percobaan tersebut, Pasteur
berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Pasteur kemudian menyusun teori
biogenesis yang terdiri atas tiga postulat berikut.
Evolusi 24
pengaruh energi radiasi sinar kosmis serta aliran listrik halilintar menyebabkan
terjadinya reaksi di antara zat-zat tersebut. Hasil reaksinya berupa zat-zat hidup. Zat
hidup yang pertama terbentuk memiliki susunan seperti virus yang dikenal saat ini.
Berjuta-juta tahun kemudian, zat hidup tersebut mengalami perkembangan menjadi
berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari
berbagai molekul zat di atmosfer dapat dijabarkan ke dalam 4 fase berikut.
b. Fase 2: adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi
sinar kosmis menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat
yang lebih besar.
c. Fase 3: terbentuknya zat hidup paling sederhana dengan susunan kimia yang
mirip dengan susunan kimia virus.
Teori evolusi kimia dari Harold Urey kemudian diuji coba oleh Stanley Miller dengan
membuat alat khusus. Alat ini disimpan pada suatu kondisi yang diperkirakan sama
dengan kondisi sebelum ada kehidupan. Ke dalam alat tersebut dialirkan gas hidrogen,
metana, amonia, dan uap air. Gas-gas tersebut dipanaskan selama 1 minggu agar
bercampur. Sebagai pengganti energi listrik halilintar, Miller menggunakan listrik
bertegangan tinggi. Zat-zat yang dialiri listrik tersebut kemudian bereaksi. Setelah
itu, hasil reaksinya didinginkan agar mengembun. Zat-zat hasil proses pengembunan
ditampung dan dianalisis secara kosmografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa zat
tersebut mengandung senyawa organik sederhana yang berupa asam amino.
Evolusi 25
Berikut ini adalah gambar alat eksperimen Miller.
Evolusi 26
primordial atau sup purba di lautan. Sup primordial selanjutnya akan membentuk
monomer. Beberapa monomer kemudian bergabung membentuk polimer. Polimer
membentuk agregasi yang disebut protobion. Protobion merupakan bentuk awal
sel hidup yang belum mampu bereproduksi, namun mampu memelihara lingkungan
kimia di dalam tubuhnya. Protobion juga telah menunjukkan sifat-sifat yang
berhubungan dengan makhluk hidup, seperti metabolisme, menerima rangsang,
dan bereplikasi sendiri. Ada tiga tipe protobion, yaitu sebagai berikut.
Evolusi 27