Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

"PERAWATAN JENAZAH”
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kuliah Aqidah Akhlak

Pembimbing : Dr Supriyadi, S.Pdi, M.Pdi

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


TINGKAT III-A

1. ALIN MAHARETA ROUFIANA (P27820418035)


2. AMY NUR RIZQY ARJUN MAULANA (P27820418036)
3. RIDHO CAHYA PURNAMA (P27820418037)
4. NUR HAYATI HARAHAP (P27820418038)
5. SYAHFARDAN AL HILAL HAVI (P27820418039)
6. ARIFAH KHUSNUL DAMAYANTI (P27820418040)
7. FEBY JATU PUTY NUR WAHYUDIEN (P27820418041)
8. MIRA FAULITA (P27820418042)
9. FIDA NADHIR SALSA BILA TANJUNG (P27820418043)
10. MEYDITO RIZQY PRASETYA (P27820418044)
11. DIAN ERLITA (P27820418045)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SIDOARJO
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, Penulis dapat berkumpul demi
menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Aqidah Akhlak. Seperti yang telah
dijelaskan oleh Dosen Mata Kuliah ini sebelumnya, dalam makalah ini, penulis akan
membahas mengenai Aqidah Dalam Perawatan Jenazah.
Makalah Aqidah Akhlak ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr Supriyadi, S.Pdi, M.Pdi selaku pembimbing mata kaliah Aqidah
Akhlak
2. Teman-teman prodi DIII Keperawatan Sidoarjo angkatan 2018 atas motivasi dan
dukungannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kami serta para pembaca.

Sidoarjo, 09 Februari 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 2
BAB II (Isi)
2.1 Pengertian ................................................................................................................... 4
2.2 Tujuan Perawatan Jenazah ......................................................................................... 4
2.3 Adab Perawatan Jenazah ............................................................................................ 4
2.4 Tindakan Perawat Saat Pasien Meninggal ................................................................. 5
2.5 Perawatan Jenazah Menurut Syariat Islam ................................................................ 16
BAB III (Penutup)
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 26
3.2 Saran ........................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA

ii
Page |1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Akhlak mempunyai pengaruh besar terhadap individu manusia dan terhadap
suatu bangsa. Ajaran-ajaran akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terdapat di beberapa
ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang akhlak mulia Rasulullah. Sebagaimana
yang terdapat dalam Q.S. Al-Aḥzāb:21 yang artinya “ Sesungguhnya telah ada
pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap
Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” Dari ayat tersebut
mengindikasikan perlu adanya akhlak mulia, baik dikehidupan agama maupun
kehidupan beragama.
Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga
menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit
menghibur dan mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia,
hendaklah seorang dari mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya
melakukan kewajiban yang mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu
memandikan, mengkafani, menyembahyangkan dan menguburkannya.
Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya,
memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur
sampai kepada menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada
kaum muslimin sebagai kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh
sebahagian mereka sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan
perintah itu berarti sudah terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam
istilah agama dinamakan fardhu kifayah.
Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka mempelajari
ilmu tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah itupun
merupakan fardhu kifayah juga. Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu
Page |2

kelompok kaum muslimin apabila dalam kelompok tersebut tidak terdapat orang
yang berilmu cukup untuk melaksanakan fardhu kifayah di sekitar
penyelenggaraan jenazah itu.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari aqidah dalam perawatan jenazah ?
2. Apa tujuan dari perawatan jenazah ?
3. Apa saja adab dari perawatan jenazah ?
4. Bagaimana tindakan yang dilakukan perawat saat pasien meninggal ?
5. Bagaimana cara perawatan jenazah menurut agama islam ?

1.3Tujuan
A. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dan pembaca dapat memahami aqidah saat melakukan
perawatan jenazah baik menurut ilmu keperawatan dan syariat islam.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami pengertian dari aqidah dalam perawatan jenazah.
2. Untuk mengerti tujuan dari perawatan jenazah.
3. Untuk mengerti adab dari perawatan jenazah.
4. Untuk mengerti tindakan yang dilakukan perawat saat pasien
meninggal.
5. Untuk mengerti cara perawatan jenazah secara agama islam.

1.4Manfaat
1. Bagi Penulis
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran tersendiri bagi
penulis.
Page |3

2. Bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan dapat memberikan suatu pemikiran bagi masyarakat
dalam meningkatkan aqidah perawatan jenazah.
Page |4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Secara umum aqidah adalah sebuah ikatan atau kepercayaan kuat dalam
diri seseorang terhadap apa yang diimaninya. Sedangkan akhlak adalah tingkah
laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sdar untuk
melakukan suatu perbuatan tersebut. Jadi, secara umum aqidah akhlak adalah
melakukan suatu perbuatan atau keinginan dilakukan sesuai dengan
kepercayaan yang diimani. Pendidikan ahlaq lebih ditekankan pada
pembentukan sikap batiniyah agar memiliki spontanitas dalam berbuat
kebaikan. Nilai benar dan salah diukur oleh nilai-nilai agama.
Perawatan jenazah dalam keperawatan adalah perawatan pasien setelah
meninggal dunia, termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada
keluarga, transportasi ke kamar jenazah, dan melakukan disposisi (penyerahan)
barang – barang milik pasien.

2.2 Tujuan Perawatan Jenazah


1. Penghormatan terhadap jenazah.
2. Menjalankan kewajiban hukum agama.
3. Jenazah dalam keadaan bersih.
4. Untuk mencegah terajadinya pembusukan pada jenazah.

2.3 Adab Perawatan Jenazah


1. Segera merawat jenazah dan mengkebumikan untuk meringankan beban
keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka.
2. Tidak menangis dengan suara keras,tidak meratapinya dan tidak
merobek-robek baju.
Page |5

3. Disunahkan mengantar jenazah hingga dikubur.


4. Disunnahkan untuk memuji jenazah dengan mengingat dan menyebut
kebaikannya dan tidak mencoba untuk menjelek-jelekannya.
5. Mohonkan ampunan untuk jenazah setelah dikuburkan.
6. Disunahkan menghibur keluarga yang berduka dan memberikan
makanan untuk mereka.
7. Disunahkan berta’ziah kepada keluarga si mayit dan menyarankan
mereka untuk tetap sabar dan menasihati keluarga dengan kata-kata dan
kalimat kebaikan.

2.4 Tindakan Perawat Saat Pasien Meninggal


I. Pendampingan Pasien Saat Sakaratul Maut
A. Pendampingan Secara Medis
Definisi : Perawatan pasien yang akan meninggal dilakukan
dengan cara memberi pelayanan khusus jasmani dan rohani
sebelum pasien meninggal.
Tujuan :
• Memberikan rasa tenang dan puas jasmani dan rohani
pada pasien dan keluarganya.
• Memberikan dukungan dan bantuan pada pasien
sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidupnya bisa
bermakna dan meninggal dengan tenang dan damai.
Persiapan Alat :
• Disediakan tempat tersendiri.
• Alat-alat pemberian O2
• Alat Resusitasi
• Alat Pemeriksaan Vital Sign
• Pinset
• Kassa,air matang,kom/gelas untuk membasahi bibir
Page |6

• Alat Tulis
Prosedur :
1. Memberitahukan kepada keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
2. Mendekatkan alat.
3. Memisahkan pasien dengan pasien lain.
4. Mengizinkan keluarga untuk mendampingi,pasien tidak
boleh ditinggalkan sendiri.
5. Membersihkan pasien dari keringat.
6. Mengusahakan lingkungan tenang,berbicara dengan
suara lembut dan penuh perhatian,serta tidak tertawa atau
bergurau sekitar pasien.
7. Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab,bila
tampak kering menggunakan pinset.
8. Membantu melayani dalam upacara keagamaan.
9. Mengobservasi tanda-tanda vital terus-menerus.
10. Mencuci tangan.
11. Melakukan dokumentasi kegiatan.
B. Pendampingan Secara Rohani
Perawat memiliki peran dalam upaya memenuhi kebutuhan
pasien dalam aspek spiritual.Biasanya pasien yang sangat
membutuhkan bimbingan spiritual oleh perawat adalah pasien
terminal,pasien dengan diagnosis penyakit berat dan tidak dapat
disembuhkan lagi dimana akan berakhir dengan kematian.
Menurut Dadang Hawari (1977),mengatakan orang yang
mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut
lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan,krisis spiritual dan
krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien
menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus.
Page |7

Sehingga pasien terminal biasanya bereaksi menolak,depresi


berat,perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan.
Oleh sebab itu,peran perawat sangat dibutuhkan untuk
mendampingi pasien yang dapat meningkatkan semangat hidup
meskipun harapan tipis dan dapat mempersiapkan diri pasien
untuk menghadapi kehidupan yang kekal.
Cara membimbing pasien dalam ajaran islam antara lain:
1. Menalqin (menuntun) dengan syahadat islam.
2. Hendaklah mendoakannya dan janganlah mengucapkan
kata-kata kecuali yang baik.
3. Bimbing agar pasien berbaik sangka kepada Allah
SWT, bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha
Pengampun.
4. Membasahi kerongkongan atau bibir orang yang sedang
sakaratul maut dengan air ,karena bisa saja kering
sebab rasa sakit yang menderanya sehingga sulit
mengucapkan kalimat syahadat.
5. Menutup kedua mata dan menghadapkan orang yang
sakaratul maut menghadap kiblat.
II. Perawatan Jenazah Pasien Dengan Penyakit Tidak Menular
Definisi :Perawat mempunyai kewajiban untuk menjaga orang yang
meninggal secara secara bermatabat.
Tujuan :
• Memberikan dan merapikan jenazah
• Memberikan penghormatan terakhir kepada sesama manusia.
• Memberikan rasa puas kepada sesama manusia
Persiapan Alat :
• Celemek
• Verban/kassa gulung
Page |8

• Sarung tangan
• Pinset
• Gunting perban
• Bengkok 1
• Baskom 2
• Waslap 2
• Kantong plastik kecil (untuk perhiasan)
• Kartu identitas pasien
• Kain kafan
• Kapas lipat kering dalam kom
• Kapas alkhohol dalam kom
• Bengkok dengan lysol 2-3 %
• Ember tertutup 1
Prosedur Pelaksanaan :
1. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa ke dalam ruangan
2. Atur lingkungan di sekitar tempat tidur. Jika kematian terjadi pada
unit multibed, jaga privasi klien yang lain, tutup pintu koridor, cuci
tangan
3. Pastika pasien sudah dalam kondisi meninggal (pupil melebar, nadi
tidak teraba, henti nafas)
4. Atur posisi jenazah supinasi/posisi anatomis
5. Lepaskan semua alat-alat invasive yang masih terpasang pada tubuh
jenazah
6. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area
tubuh dari kotoran, seperti darah, feses, atau muntahan. Jika kotoran
terdapat pada area rectum, uretra, atau vagina, letakkan kasa untuk
menutup setiap lubang dan rekatkan engan plester untuk mencegah
pengeluaran lebih lanjut
Page |9

7. Bila ada luka tutup luka dengan kasa. Ganti balutan bila ad. Balutan
yang kotor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester
dihilangkan dengan bersih atau larutan yang lain sesuai dengan
peraturan RS
8. Rapikan rambut dengan sisir rambut
9. Tutup mata, dengan menggunakan kapas yang secara perlahan
ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup
10. Luruskan badan, dengan lengkan diletakkan menyilang tubuh pada
pergelangan tangan dan menyilang abdomen dan diikat dengan
perban
11. Luruskan dan satukan ibu jari kaki dan diikat dengan kassa perban
12. Ikat bagian kaki (lutut dan pergelangan kaki)
13. Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Bila perlu
lakukan pengikatan dagu menggunakan tali perban dari bawah dagu
ke kepala agar mulut tertutup
14. Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga. Pada
umumnya semua cincin, anting, gelang, dll dilepas dan ditempatkan
pada tas plastic tempat barang berharga, termasuk kaca mata, kartu,
surat, kunci, barang religi. Beri label identitas.
15. Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk
barang berharga. Tempatkan dikantor perawat sampai dapat
disimpan di tempat yang lebih aman atau diserahkan kepada
keluarga
16. Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas berisi nama,
unsur, dan jenis kelamin, tanggal, nomor RS, nomor kamar, dan
nomor dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatkan label identitas
pada pergelangan tangan atau kaki atau plester pada dada depan
klien
17. Tutup jenazah dengan kain penutup jenazah
18. Bereskan dan bersihkan kamar pasien
P a g e | 10

19. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (identitas pasien


waktu meninggal, barang berharga yang diserahkan pada keluarga)
III. Perawatan Jenazah Yang Akan Diotopsi
1. Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan.

2. Beri label pada pembungkus jenazah.

3. Beri label pada alat protesa yang digunakan.

4. Tempatkan jenazah pada lemari pendingin.

IV. Perawatan Jenazah Pasien Dengan Penyakit Menular


Tindakan Diluar Kamar Jenazah :
1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan.

2. Memakai pelindung wajah dan jubah.

3. Luruskan tubuh jenazah dan letak- kan dalam posisi terlentang


dengan tangan di sisi atau terplipat di dada.

4. Tutup kelopak mata dan/atau ditutup dengan kapas atau kasa; begitu
pula mulut, hidung dan telinga.

5. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada
rembesan darah atau cairan tubuh lainnya.

6. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air.

7. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut


dalam wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan
universal.

8. Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.

9. Bersihkan tubuh jenazah dan tutup dengan kain bersih untuk


disaksikan oleh keluarga.
P a g e | 11

10. Pasang label identitias pada kaki.

11. Bertahu petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita


penyakit menular.

12. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.

Tindakan Dikamar Jenazah :


1. Lakukan prosedur baku kewaspadaan universal yaitu cuci tangan
sebelum memakai sarung tangan.

2. Petugas memakai alat pelindung: Sarung tangan karet yang panjang


(sampai ke siku),,sebaiknya memakai sepatu bot sampai
lutut,elindung wajah (masker dan kaca mata),jubah atau celemek,
sebaiknya yang kedap air.

3. Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah


memahami cara membersihkan/ memandikan jenazah penderita
penyakit menular.

4. Bungkus jenazah dengan kain kaifan atau kain pembungkus lain


sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut.

5. Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan dan


sesudah melepas sarung tangan

6. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.

7. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan


kecuali oleh petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut.

8. Jenazah tidak boleh diotopsi. Dalam hal tertentu otopsi dapat


dilakukan,setelah mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit
dan dilak- sanakan oleh petugas yang telah mahir dalam hal tersebut
P a g e | 12

9. Beberapa hal lain yang perlu diper- hatikan adalah:

▪ Segera mencuci kulit dan per- mukaan lain dengan air mengalir
bila terkena darah atau cairan tubuh lain.

▪ Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarumkan jarum


suntik ke tutupnya. Buang semua alat/benda tajam dalam
wadah yang tahan tusukan.

▪ Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan darah


dan/ atau cairan tubuh lain segera diber- sihkan dengan larutan
klorin 0,5% y Semua peralatan yang akan diguna- kan kembali
harus diproses dengan urutan: dekontaminasi, pember- sihan,
disinfeksi atau sterilisasi.

▪ Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam


kantong plastic.

▪ Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesuai cara


penge- lolaan sampah medis.

V. Perawatan Jenazah Pasien Covid-19


Sesuai protokol kesehatan dengan tetap memperhatikan ketentuan
syariat sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 18 tahun 2020
tentang pedoman pengurusan jenazah (Tajhiz Al-Jana’iz) muslim yang
terinfeksi Covid-19 sebagai berikut :

1. Dalam hal pasien atau korban Covid-19 meninggal dunia baik yang
dirawat dirumah sakit maupun yang melakukan karantina mandiri
di rumah atau pasien dalam pengawasan (PDP) termasuk orang
dalam pemantauan (ODP) maka perawatan jenazah tidak boleh
ditangani secara mandiri namun harus dilakukan oleh petugas yang
berkompeten.
P a g e | 13

2. Pengurusan jenazah pasien atau korban Covid-19 dilakukan oleh


petugas pemulasaraan atau petugas kesehatan pihak rumah sakit
menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai protokol kesehatan
penanganan Covid-19 meliputi :
• Pakaian sekali pakai,lengan panjangdan kedap air
• Sarung tangan non steril satu lapis menutupi manset
• Pakaian pelindung wajah
• Kecamatan Google
• Masker bedah
• Celemek karet atau apron dan
• Sepatu tertutup yang tahan air
3. Proses memandikan,mengkafani,menshalatkan dan menguburkan
jenazah pasien atau korban Covid-19 wajib menjaga keselamatan
petugas mematuhi ketentuan protokol kesehatan.
4. Pedoman memandikan jenazah pasien atau korban Covid-19 adalah
sebagai berikut :
a. Jenazah dimandikan tanpa harus dibuka pakaiannya.
b. Petugas wajib berjenis kelamin yang sama dengan jenazah
yang dimandikan dan dikafani.
c. Dalam hal petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis
kelamin sama maka dimandikan oleh petugas yang ada dengan
syarat jenazah yang dimandikan tetap memakai pakaian apabila
tidak maka ditayamumkan.
d. Petugas membersihkan najis jika ada sebelum memandikan.
e. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air
secara merata ke seluruh tubuh apabila atas pertimbangan ahli
bahwa jenazah tidak mungkin dimandikan maka dapat diganti
dengan tayamum sesuai ketentuan Syariah yaitu dengan cara :
P a g e | 14

▪ Mengusap wajah dan kedua tangan jenazah minimal


sampai pergelangan dengan debu.
▪ Untuk kepentingan perlindungan pada saat mengusap
petugas tetap menggunakan alat pelindung diri (APD).
f. Apabila menurut pendapat ahli bahwa memandikan atau
menanamkan tidak mungkin dilakukan karena membahayakan
petugas,maka jenazah tidak dimandikan atau ditayamumkan.
5. Pedoman mengafani jenazah pasien atau korban Covid-19 adalah
sebagai berikut :
a. Jenazah dimandikan atau ditayamumkan atau karena pendapat
ahli tidak dimandikan atau ditayamumkan,maka jenazah
dikafani dengan menggunakan kain yang menutup seluruh
tubuh dan masukan ke dalam kantong jenazah yang aman dan
tidak tembus air untuk mencegah penyebaran virus dan
menjaga keselamatan petugas.
b. Setelah pengafanan selesai jenazah,dimasukkan ke dalam peti
jenazah tidak tembus air dan udara dengan dimiringkan ke
kanan hingga saat dikuburkan jenazah menghadap ke arah
kiblat.
c. Jika setelah dikafani ditemukan najis pada jenazah maka
petugas dapat mengabaikan najis tersebut.
6. Pedoman menshalatkan jenazah pasien atau korban covid adalah
sebagai berikut :
a. Shalat jenazah segera dilakukan setelah dikafani
b. Dilakukan di tempat yang aman dari penularan Covid-19
c. Dilakukan oleh umat Islam secara langsung minimal oleh 1
orang.Apabila tidak dimungkinkan boleh dishalatkan di
pemakaman sebelum atau sesudah dimakamkan.Apabila tidak
dimungkinkan dapat disalatkan dari jauh
P a g e | 15

d. Pihak yang mensalatkan dan wajib menjaga diri dari penularan


Covid-19.
7. Pedoman menguburkan jenazah pasien atau korban Covid-19
adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan sesuai dengan ketentuan Syariah dan protokol
kesehatan.
b. Dilakukan dengan cara memasukkan jenazah bersama petinya
ke dalam liang kubur tanpa harus membuka peti,plastik dan
kain kafan.
c. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur
dibolehkan.
VI. Perawatan Terhadap Keluarga Yang Berduka
1. Dengarkan ekspresi keluarga.

2. Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama denagn jenazah


selaama beberapa saat.

3. Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka.

4. Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada


jenazah.

5. Beri dukungan jika terjadi difungsi berduka.

VII. Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Berikan barang-barang milik klien pada keluara atau bawa barang
tersebut ke kamar jenzah. Jika perhiasan atau uan diberika pada
keluarga, pastikan ada petugas/perawat lain yang menemani
2. Berikan support emosional kepada keluarga yang dtitinggalkan dan
teman dan klien lain yang sekamar.
3. Mengangkat jenazah yang dilakukan secara perlahan untuk
mencegah lecet dan kerusakan kulit.
P a g e | 16

2.5 Perawatan jenazah dengan cara Islam


I. Tata cara perawatan jenazah (sesaat setelah meninggal)
1. Memejamkan matanya bila masih terbuka
2. Mengikat dagu ke kepala dengan kain agar tidak menganga
3. Meninggikan tempat jenazah dan mengarahkan ke kiblat
4. Melepaskan seluruh pakaian berjahit, aksesoris yang digunakan pasien
dan menutupi seluruh badanya dengan kain/selimut
5. Meletakkan kedua tanganya diatas perut (seperti orang sholat)
II. Alat Yang Diperlukan Dalam Perawatan Jenazah
1. Peralatan memandikan (air, bak mandi, sabun, dll)
2. Peralatan mengkafani (kain putih/kain kafan tidak berjahit rangkap tiga)
3. Peralatan mensholatkan (tempat sholat, dll)
4. Peralatan mengubur (tandu, kayu/batu tanda meninggal, dll)
III. Cara Dan Prosedur Perawatan Jenazah
Kewajiban terhadap jenazah : Memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan
mengubur
a. Cara Memandikan Jenazah
Orang Yang Utama Memandikan Jenazah :
1. Untuk mayat laki-laki
Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki
adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek,
keluarga terdekat, muhrimnya dan istrinya.
2. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya,
neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
3. Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan
Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya
dan sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang
memandikannya.
P a g e | 17

4. Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup


semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau
sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih hidup
hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat
tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah
seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan.
Syarat Orang Yang Memandikan Jenazah :
1. Muslim, berakal, dan baligh
2. Berniat memandikan jenazah
3. Jujur dan sholeh
4. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan
memandikannya.Sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu
menutupi aib si mayat.
Mayat Yang Wajib Dimandikan :
1. Mayat seorang muslim dan bukan kafir
2. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah
meninggal tidak dimandikan
3. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan
4. Bukan mayat yang mati syahid
Tata Cara Memandikan Jenazah :
1. Perlu diingat, sebelum mayat dimandikan siapkan terlebih dahulu
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan mandinya, seperti:
• Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup.
• Air secukupnya.
• Sabun,air kapur barus dan wangi-wangian.
• Sarung tangan untuk memandikan.
• Potongan atau gulungan kain kecil-kecil.
• Kain basahan,handuk,dll.
P a g e | 18

2. Membersihkan dari kotoran najis agar ketika menghadap Allah


dalam keadaan bersih dan suci.
3. Menutup badan dengan kain dari dada sampai ke lutut.
4. Memandikan di tempat tertutup.
5. Pakailah sarung tangan/kain yang bersih.
6. Tinggikan kepalanya agar airnya tidak mengalir ke kepala.
7. Bersihkan gigi, mulut dan lubang hidung.
8. Siram air tubuh sebelah kanan, lalu ke kiri, sampai ke bagian
belakang perut hingga ujung kaki.
9. Mandikan jenazah dengan sabun dan pada terakhir diberi wangi-
wangian/daun.
10. Perlakukan jenazah dengan lembut saat menggosok dan
membalikkan tubuh.
11. Seandainya tubuh jenazah tersebut mengeluarkan cairan/kotoran
bersihkanlah bagian tubuh yang terkena kotoran tersebut tanpa harus
memandikan kembali.
12. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan
dibiarkan menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan lalu
dikeringkan dengan handuk dan dikepang.
13. Keringkan jenazah dengan kain/handuk .
14. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol.
b. Cara Mengkafani Jenazah
Hal Yang Disunahkan :
1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus,
bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis,
sedangkan bagi mayat perempuan 5 lapis.
P a g e | 19

4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau


mengkafani jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian
terlebih dahulu.
Cara Mengkafani Jenazah Laki-laki :
1. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah
lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
2. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
3. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur)
yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian
ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar
demi selembar dengan cara yang lembut.
5. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain
kafan tiga atau lima ikatan.
6. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat
maka tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka
boleh ditutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika
seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup auratnya
saja, maka tutuplah dengan apa saja yang ada.
Cara Mengkafani Jenazah Perempuan :
1. Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain
putih, yang terdiri dari:
• Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
• Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
• Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
• Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga
kaki.
• Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.
P a g e | 20

2. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-


masing bagian dengan tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam
keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar,
serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
3. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas.
4. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
5. Pakaikan sarung.
6. Pakaikan baju kurung.
7. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan
kebelakang.
8. Pakaikan kerudung.
9. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan
kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam.
10. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
c. Cara Mensholatkan
Orang Yang Utama Melaksanakan Sholat Jenazah :

1. Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau


tidak ahli bid’ah.
2. Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.
3. Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.
4. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.
5. Keluarga terdekat.
6. Kaum muslimim seluruhnya.
Rukun Sholat Jenazah :

1. Berniat menshalatkan jenazah.


2. Takbir empat kali.
3. Berdiri bagi yang kuasa.
P a g e | 21

Tata Cara Sholat Jenazah


1. Niat sholat jenazah
Niat shalat jenazah dilakukan dalam hati serta ikhlas karena Allah
SWT. Sebelum shalat jenazah dilakukan maka kepada imam dan
seluruh makmum hendaknya berwudhu dan menutup aurat. Untuk
menyalatkan mayat laki-laki imam berdiri sejajar dengan kepala si
mayat, sedangkan untuk mayat perempuan, imam berdiri di tengah-
tengah sejajar pusat si mayat.
Niat Sholat Jenazah Laki-laki :

‫ض ْالكفَا َية َمأ ْ ُم ْوما لل تَ َعالَى‬ ْ َ‫علَى َهذ‬


َ ‫اال َميِّت ا َ ْر َب َع تَ ْكب َرات فَ ْر‬ َ ‫صلِّى‬
َ ُ‫ا‬
“Sengaja aku berniat shalat atas mayat laki-laki empat takbir
fardhu kifayah menjadi makmun/imam karena Allah ta’ala”
Niat Sholat Jenazah Wanita:

‫ض ْالكفَا َية َمأ ْ ُم ْوما لل تَ َعالَى‬


َ ‫علَى هَذه ْال َم ِّيتَة ا َ ْر َب َع تَ ْكب َرات فَ ْر‬
َ ‫صلِّى‬
َ ُ‫ا‬
“Sengaja aku berniat shalat atas mayat perempuan empat takbir
fardhu kifayah menjadi makmun/imam karena Allah ta’ala”
2. Takbir empat kali :
• Takbir ke-1 membaca surat alfatihah

• Takbir ke-2 membaca sholawat

‫لى إب َْراهي َْم‬


َ ‫ع‬ َ َ‫صلَّيْت‬
َ َ ‫لى آل ُم َح َّمد َكما‬ َ ‫ع‬َ ‫لى ُم َح َّمد َو‬ َ ‫ص ِّل‬
َ ‫ع‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫لى‬
َ ‫ع‬ َ ‫لى ُم َح َّمد َو‬
َ ‫ع‬َ ‫لى آل إب َْراهي َْم إنـَّكَ َحميْد َمجيْد ا َ َّلل ُه َّم باَر ْك‬
َ ‫ع‬ َ ‫َو‬
‫لى آل إب َْراهي َْم إنـَّكَ َحميْد‬
َ ‫ع‬َ ‫لى إب َْراهي َْم َو‬
َ ‫ع‬َ َ‫آل ُم َح َّمد َكما َ با َ َر ْكت‬
‫َمجيْد‬
“Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan
kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkatilah
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah
P a g e | 22

memberkati Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau


Maha terpuji lagi bijaksana.”

• Takbir ke-3 membaca doa jenazah

ِّ ‫ع ْنهُ َوأ َ ْكر ْم نُ ُزلَهُ َو َو‬


ُ‫س ْع ُم ْد َخلَه‬ َ ‫ْف‬
ُ ‫عافه َواع‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لَهُ َو‬
َ ‫ار َح ْمهُ َو‬
َ ‫َوا ْغس ْلهُ ب ْال َماء َوالثَّ ْلج َو ْال َب َرد َو َن ِّقه منَ ْال َخ‬
َ ‫طا َيا َك َما َنقَّيْتَ الثَّ ْو‬
‫ب‬
‫ض منَ الدَّنَس َوأَبْد ْلهُ دَارا َخيْرا م ْن دَاره َوأ َ ْهال َخيْرا م ْن أ َ ْهله‬ َ ‫األ َ ْب َي‬
‫عذَاب ْالقَبْر أ َ ْو م ْن‬
َ ‫َوزَ ْوجا َخيْرا م ْن زَ ْوجه َوأَدْخ ْلهُ ْال َج َّنةَ َوأ َع ْذهُ م ْن‬
‫عذَاب ال َّنار‬
َ

"Ya Allah, ampunilah dia, belas kasihanilah dia, hapuskanlah


dan ampinulah dosa-dosanya, mulyakan tempatnya (ialah
surga) dan luaskanlah kuburannya. Basuhkanlah kesalahan-
kesalahannya sampai bersih sebagaimana bersihnya kain putih
dari kotoran. Gantikanlah rumah lebih baik daripada
rumahnya yang dulu, keluarganya lebih baik daripada
keluarganya yang dulit; dan masukkanlah ia ke dalam surge
dan jauhkanlah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."
• Takbir ke-4 membaca doa kedua

ُ‫اللَّ ُه َّم الَ تَحْ ر ْمنَا أَجْ َرهُ َوالَ تَ ْفت َّنا َب ْعدَهُ َو ا ْغف ْر لَنَا َولَه‬

"Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi pahala mayit ini


kepada kami dan janganlah diberikan fitnah kepada kami
setelah kami meninggalkan mayit tersebut, ampunilah kami
dan ampunilah dia."
3. Salam
4. Mengkuburkan
P a g e | 23

d. Cara Menguburkan
Hal Yang Perlu Diperhatikan :
1. Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di
panggul di atas pundak dari keempat sudut usungan.
2. Disunnahkan menyegerakan mengusungnya ke pemakaman tanpa
harus tergesa-gesa. Bagi para pengiring, boleh berjalan di depan
jenazah, di belakangnya, di samping kanan atau kirinya.
3. Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah
diletakkan.
4. Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit
terjaga dari jangkauan binatang buas, dan agar baunya tidak
merebak keluar.Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih
baik daripada syaq.
• Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang
dibuat khusus di dasar kubur pada bagian arah kiblat untuk
meletakkan jenazah di dalamnya.
• Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada
bagian tengahnya (membentuk huruf U memanjang).
Langkah-langkah Menguburkan Jenazah :
1. Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.
2. Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
3. Jenazah dimasukkan ke dalam kubur. Disunnahkan memasukkan
jenazah ke liang lahat dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke
dalam liang kubur secara perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh
menurunkannya dari arah kiblat.
4. Petugas yang memasukkan jenazah ke lubang kubur hendaklah
mengucapkan:“BISMILLAHIWA‘ALAMILLATIRASULILLAHI
”(Dengan menyebut Asma Allah dan berjalan di atas millah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam).” ketika menurunkan
jenazah ke lubang kubur.
P a g e | 24

5. Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi


kanan jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil
dilepas tali-talinya selain tali kepala dan kedua kaki.
6. Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah
kepalanya, sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan
tidak perlu menyingkap wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal
dunia saat mengenakan kain ihram sebagaimana yang telah
dijelaskan.
7. Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali
selain kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut
ditutup dengan batu bata atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak
samping).
8. Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar
menghalangi sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
9. Disunnahkan bagipara pengiring untuk menabur tiga genggaman
tanah ke dalam liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya.
Setelah itu ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.
10. Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda
agar tidak dilanggar kehormatannya, dibuat gundukan seperti punuk
unta.
11. Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah
makam dan diperciki air, lalu diletakkan batu pada makam bagian
kepalanya agar mudah dikenali.
12. Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan. Demikian
pula menulisi batu nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas
kuburan, menginjaknya serta bersandar padanya.
13. Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit
(dalam menjawab pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan
fitnah kubur). Karena ketika itu ruhnya dikembalikan dan ia ditanya
di dalam kuburnya. Maka disunnahkan agar setelah selesai
P a g e | 25

menguburkannya orang-orang itu berhenti sebentar untuk


mendoakan kebaikan bagi si mayit (dan doa ini tidak dilakukan
secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri).
P a g e | 26

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Aqidah akhlak adalah melakukan suatu perbuatan atau keinginan
dilakukan sesuai dengan kepercayaan yang diimani. Pendidikan ahlaq lebih
ditekankan pada pembentukan sikap batiniyah agar memiliki spontanitas
dalam berbuat kebaikan. Nilai benar dan salah diukur oleh nilai-nilai
agama.Perawatan jenazah dalam keperawatan adalah perawatan pasien setelah
meninggal dunia, termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan
pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah, dan melakukan disposisi
(penyerahan) barang – barang milik pasien.
Tujuan dari perawatan jenazah yaitu untuk penghormatan terhadap
jenazah, menjalankan kewajiban hukum agama, jenazah dalam keadaan
bersih,untuk mencegah terajadinya pembusukan pada jenazah.
Adab dari perawatan jenazah adalah dengan segera merawat jenazah
dan mengkebumikan untuk meringankan beban keluarganya dan sebagai rasa
belas kasih terhadap mereka,tidak menangis dengan suara keras,tidak
meratapinya dan tidak merobek-robek baju,disunahkan mengantar jenazah
hingga dikubur,disunnahkan untuk memuji jenazah dengan mengingat dan
menyebut kebaikannya dan tidak mencoba untuk menjelek-
jelekannya,mohonkan ampunan untuk jenazah setelah dikuburkan,disunahkan
menghibur keluarga yang berduka dan memberikan makanan untuk
mereka,disunahkan berta’ziah kepada keluarga si mayit dan menyarankan
mereka untuk tetap sabar dan menasihati keluarga dengan kata-kata dan
kalimat kebaikan.
P a g e | 27

Tindakan yang dilakukan perawat saat pasien meninggal yaitu


melakukan pendampingan pasien saat sakaratul maut secara medis maupun
sesuai agama yang dianut,melakukan perawatan jenazah (perawatan jenazah
yang dilakukan perawat dibedakan sesuai kondisi pasien yaitu perawatan
jenazah pasien dengan penyakit tidak menular,perawatan jenazah yang akan
diautopsi,perawatan jenazah pasien dengan penyakit menular dan perawatan
jenazah pasien Covid-19) dan melakukan perawatan keluarga yang berduka.
Perawatan jenazah menurut syariat islam yaitu perwatan jenazah
sesaat meninggal dan hal yang utama bagi perawatan jenazah muslim yaitu
dengan memandikan, mengkafani,mensholatkan serta menguburkan yang
sudah ditetapkan oleh aturan syariat (Al-Quran dan Hadist).

3.2Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
tersendiri bagi penulis.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan makalah ini dapat memberikan suatu pemikiran bagi
masyarakat dalam meningkatkan aqidah perawatan jenazah.
P a g e | 28

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Yoyon Bahtiar. 2010. Strategi Manajemen Pendidikan Karakter (Membangun


Peradaban Berbasis Ahlaqul Kharimah). Proceedings of The 4th International
Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung,
Indonesia, 8-10 November 2010

Winarni, Sri. 2013. Etika, Kaidah-Kaidah Agama yang Berkaitan Dengan Kesehatan
Modul 4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Pusdiklatnakes, Badan
PPSDM Kesehatan, Kemkes RI

https://dediirawandi.files.wordpress.com/2014/08/sop-perawatan-jenazah.pdf

https://docplayer.info/70586288-Perawatan-jenazah-dalam-asuhan-keperawatan.html

http://novia2.blogspot.com/2014/06/makalah-agama-tata-cara-pengurusan.html

https://www.academia.edu/34866302/PENDAMPINGAN_PASIEN_SAKARATUL_
MAUT

https://putriandinitanjung.blogspot.com/2019/03/makalah-mendampingi-klien-yang-
hampir.html?m=1

http://spiritia.or.id/informasi/detail/23

http://evatulhasanah.blogspot.com/2017/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

https://minanews.net/adab-merawat-jenazah-dan-taziah/

Anda mungkin juga menyukai