Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AQIDAH AKHLAK

“LITERATURE REVIEW GAMBARAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL PERAWAT DALAM


MENGHADAPI KELUARGA & PASIEN RAWAT INAP PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
RUMAH SAKIT”
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas aqidah akhlak sebagai nilai UAS
Abstrak
INFORMASI ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Literature Review


Pada bab ini berdasarkan laporan yang penulis buat berjudul “Literature Review Akhlak, Etika,
dan Moral Perawat Dalam Penanganan Pasien”. Adapun kesamaan tema yang penulis baca
sebelumnya yaitu sebagai berikut :
A. Judul : Meningkatkan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, terkait dengan Masa-masa
Pandemi COVID-19
Ditulis oleh : Agnes Jessica Lubis
Berdasarkan hasil jurnal Agnes Jessica Ismail (2020), menjelaskan bahwa keselamatan
pasien merupakan suatu prinsip dasar dalam pelayanan kesehatan. Pada masa-masa pandemi
COVID-19 keselamatan pasien menjadi lebih ditingkatkan dengan mengatur hal-hal kecil
yang mungkin berisiko pada keselamatan pasien dari pihak keluarga maupun tim medis akan
melakukan semua dengan baik dan benar. Terutama perawat yang berjaga harus selalu
memperhatikan tindkaan-tindakan kecil seperti pemberian obat, melakukan injeksi ataupun
setelah itu dengan memperhatikan tanda-tanda vital pasien dan hal-hal sepele seperti
ganggang yang berada di sebelah kanan dan kiri pasien apakah ada risiko pasien erjatuh
besar atau tidak. Perawat juga ditekankan untuk selalu menerapkan APD ataupun melakukan
tindakan secara steril dan bersih.
A. Judul : Gambaran motivasi bekerja perawat dalam masa pandemic Coronavirus disease (covid-
19) di Bali
Ditulis oleh : Ni Putu Emy Darma Yanti, Ida Ayu Md Vera Susiladewi, Hary Pradiksa
Berdasarkan hasil jurnal Emy Darma dkk (2020), menjelaskan bahwa Perawat memiliki
kewajiban professional untuk merawat pasien dalam berbagai kondisi, termasuk dalam
kondisi pandemi COVID-19. Kekhawatiran perawat mengenai pekerjaan dan dampaknya
terhadap dirinya sendiri dapat menurunkan motivasi perawat dalam bekerja. Motivasi bekerja
perawat yang baik dalam masa pandemi COVID-19 diharapkan dapat meningkatkan rasa
percaya diri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien COVID-19.
B.
C.
D.
E.
F. Judul : Tantangan etik pada perawat dalam penanganan pasien di masa pandemik
COVID-19
Ditulis oleh : Imran Pashar, Suhartini Ismail, I Edward, Sarinti
Berdasarkan hasil jurnal Imran Pashar dkk (2020) menjelaskan bahwa tantangan etik
pada perawat dalam penanganan pasien di masa pandemik COVID-19 adalah perlakukan atau
pelanyanan dengan pasien berbeda karena pengobatab terait covid belum ditemukan sehingga
pemilihan pemenuhan hak pasien sangat mebingungan. Perawat pada prinsipnya harus
melibatkan pasien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan etik atas tindakan yang
akan dilakukan untuk pasien COVID-19 dan diperlukan komunikasi yang baik antara perawat
dan pasien COVID-19. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam
pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan,
namun keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan dengan keputusan/aturan tempat
perawat tersebut bekerja. Namun, pada kasus COVID-19 menuntut perawat untuk menjadi
garda depan dalam menghadapi pandemik ini.
G. Judul : Pelaksanaan Promosi Kesehatan pada Perawat yang Menangani Pasien Covid
19 Di Ruang Isolasi Rumah Sakit X
Ditulis oleh : Adhan Kurnia Onikananda
Berdasarkan hasil jurnal Onikananda (2021) menjelaskan bahwa promosi kesehatan
sebagai upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perawat COVID-19 ini
sangatlah penting, mengingat pekerjaannya yang intens kontak dengan pasien COVID-19 dan
berpotensi tinggi untuk tertular. Upaya untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
perawat di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit X melalui promosi kesehatan ini tentunya
akan berjalan baik dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, baik itu dukungan dari
pihak internal rumah sakit maupun dari luar rumah sakit. Dukungan yang diberikan kepada
Rumah Sakit X dalam upaya melindungi petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-
19. Hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan promosi kesehatan kepada perawat di
ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit X ini sudah mencakup strategi promosi kesehatan
secara global yang disebutkan oleh WHO (1984), yakni Advokasi, Dukungan sosial, dan
pemberdayaan.
H.
I.
J. Judul : Urgensi Penjelasan Keagamaan terhadap Keluarga Suspek Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) Covid-19.
Ditulis Oleh : Asep Muhyiddin, Rifki Rosyad, M. Taufiq Rahman, Yeni Huriani
Berdasarkan hasil jurnal Asep Muhyiddin, Rifki Rosyad, M. Taufiq Rahman, Yeni
Huriani (2020), menjelaskan bahwa selama situasi epidemi yang luar biasa, kebutuhan akan
keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan hidup berdampingan di antara perawat klinis dan
saling mempengaruhi. Hal itu terutama tercermin dalam kebutuhan kesehatan dan keamanan,
sedangkan kebutuhan keterkaitan (relationship) terutama terdiri dari kebutuhan antarpribadi,
perhatian humanistik, dan kebutuhan keluarga; lebih jauh, kebutuhan pertumbuhan terutama
terdiri dari kebutuhan pengetahuan. Lebih banyak perhatian harus diberikan pada kebutuhan
para pekerja rumah sakit untuk melindungi kesehatan mereka. Hal ini membawa rasa aman
bagi semua pihak terutama pada pasien dan keluarga pasien, terutama Pasien Dalam
Pengawasan (PDP). Pengetahuan tentang pandemi koronavirus (COVID-19) dan cara-cara
mencegah dan mengatasinya masih berkembang dan terus ditingkatkan, termasuk di rumah
sakit sendiri seperti perawat, petugas humas, dokter dan bahkan direktur sendiri. Tetapi
dengan optimisme dan penjelasan keagamaan, semua pihak bisa teredakan kepanikannya
sehingga penanganan kasus corona di rumah sakit sekunder seperti Pakuwon itu berjalan
dengan disertai ketenangan.
Tabel 2.1 Literature Review
N Sumber Author/Tahun/ Judul Tujuan Metode Populasi Hasil
o Negara Penelitian
1 https://osf.i Agnes Jessica Meningkatkan Mengidentifi Metode 9 jurnal Keselamatan pasien merupakan
o/y4nxk Lubis Keselamatan kasi penelitian yang 1 buku suatu prinsip dasar dalam
(2020) Pasien di pengingkata digunakan yaitu teks pelayanan kesehatan, ditambah
Indonesia Rumah Sakit, n merujuk pada 1 artikel dengan ditemukan kasus baru
terkait dengan keselamatan referensi yang yang belum ditemukannya
Masa-masa pasien di dapat dipercaya penyembuhannya dengan efektif
Pandemi rumah sakit seperti contohnya dan mengurangi penyebarannya
COVID-19 terkait ialah jurnal- dengan baik yaitu COVID-19.
dengan jurnal, e-book, Keselamatan pasien (patient
masa-masa serta buku teks. safety) di rumah sakit alah suatu
pandemi sistem dimana rumah sakit
COVID-19 membuat asuhan pasien lebih
aman (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2008).
Sistem tersebut meliputi bagian-
bagian dari assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindaklanjutnya serta
implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
2 https://ocs.u Ni Putu Emy Putu Gambaran Penelitian ini Penelitian ini 193 Distribusi frekuensi karakteristik
nud.ac.id/in Yanti Darma, Ida motivasi bertujuan merupakan jenis Perawat peserta penelitian yaitu motivasi
dex.php/cop Ayu Md Vera bekerja penelitian bekerja perawat di masa pandemi
untuk
ing/article/v Susiladewi, Hary perawat dalam kuantitatif COVID-19. Perawat dalam
iew/63066 Pradiksa (2020) masa pandemi mengetahui dengan desain kategori. mayoritas responden
Indonesia coronavirus gambaran deskriptif survei. berjenis kelamin perempuan,
disease (covid- Peserta berpendidikan Ners, berusia
motivasi
19) di bali penelitian adalah antara 26 sampai 35 tahun, dan
bekerja 193 perawat di memiliki lama kerja kurang dari
perawat rumah sakit lima tahun. Adapun peserta
rujukan COVID- menjawab “Setuju” pada setiap
dalam masa
19 di Bali yang poin pernyataan motivasi bekerja
pandemic ditentukan perawat, kecuali poin satu dan
COVID-19 berdasarkan dua. Pernyataan pada poin satu
di Bali teknik purposive “Kompensasi yang saya terima
sampling. akan memengaruhi kinerja untuk
Kriteria inklusi lebih baik”, sebagian besar
penelitian ini peserta penelitian menjawab
adalah: sangat setuju yaitu 45.1%.
1) perawat yang Sedangkan poin dua yaitu dengan
memberikan pernyataan “Kompensasi yang
perawatan saya terima selama ini sudah
langsung pada sesuai dengan beban kerja saya”
pasien COVID- mayoritas peserta penelitian
19 menjawab “Tidak Setuju” yaitu
2) Perawat yang 40.9%, jadi perawat memiliki
tidak dalam tingkat motivasi bekerja yang
masa cuti, sakit, baik di masa pandemi COVID-19
libur, atau dalam dengan jumlah 52.8%.
masa tugas
belajar saat
penelitian
dilaksanakan,
dan
3) perawat yang
bersedia
berpartisipasi
dalam penelitian
ini dengan
menandatangani
lembar
persetujuan
responden.
3
4
5
6
7 https://journ Imran Pashar, Tantangan etik Untuk Menggunakan 10 Tantangan etik yang dihadapi
al.ppnijaten Suhartini Ismail, I pada perawat meringkas kerangka literatur perawat selama perawatan di
g.org/index. Edward, Sarinti dalam bukti dari metodologi oleh masa pandemik COVID-19 yakni
php/jpi/artic (2020) Indonesia penanganan tantangan Arksey dan pasien dengan COVID-19 yang
le/view/732 pasien di masa etik pada O’Malley. berbeda penangannya dengan
pandemik perawat Ditemukan 298 pasien lainnya, terdapatnya
COVID-19 dalam artikel dari hasil ketidaksetaraan, tingginya
penanganan pencarian, dan tuntutan etika professional, dan
pasien di berdasarkan kompetensi kerja yang berubah-
masa kriteria inklusi ubah. Selain itu hak pasien yang
pandemik maka didapatkan terlupakan, kurang perhatian
COVID-19. 10 artikel terdiri pada etik professional dan
dari 4 artikel perawat selalu dihadapkan pada
kuantitatif dan 6 situasi yang membingunkan.
artikel kualitatif Perawat bertanggung jawab
yang akan penuh atas kesejahteraan pasien,
dilakukan tantangan menangani pasien
analisis. bangsal COVID-19 dan
ketahanan di tengah tantangan
disebabkan tinggi angka kejadian
pasien terkonfirmasi sehingga
menjadi salah satu faktor yang
berhubungan terhadap penerapan
konsep etik keperawatan selama
proses penanganan pada pasien
COVID-19.
8 http://j Adhan Pelaksanaan Untuk Penelitian ini 3 Narasumber Hasil penelitian menunjukkan
ournal. Kurnia Promosi mengetahui merupakan bahwa secara advokasi, pihak
stikeske Onikananda Kesehatan pada gambaran penelitian rumah sakit melakukan
ndal.ac. (2021) Perawat yang pelaksanaan deskriptif koordinasi rutin, baik secara
id/index Menangani promosi dengan metode internal maupun dengan
.php/PS Pasien Covid 19 kesehatan yang kualitatif stakeholder di luar Rumah
KM di Ruang Isolasi dilakukan oleh melalui Sakit. Dari koordinasi
Rumah Sakit X Rumah Sakit X wawancara tersebut diperoleh beberapa
kepada perawat mendalam kebijakan, yakni aturan waktu
ruang isolasi kepada 3 kerja, waktu istirahat untuk
COVID-19. narasumber, mengurangi paparan, SPO
yakni Kepala penanganan pasien, peraturan
Rumah Sakit X, tes SWAB-PCR bagi petugas
ketua satgas, kesehatan sebelum dan sesudah
dan kepal tugas di ruang isolasi.
administrasi dan
keuangan.

1
0
1 http://digili Asep Muhyiddin, Urgensi Untuk Metode yang 10 Orang Selama situasi epidemi yang luar
1 b.uinsgd.ac. Rifki Rosyad, M. Penjelasan mengetahui digunakan adalah yang biasa, kebutuhan akan
id/31390/ Taufiq Rahman, Keagamaan urgensi wawancara semi- terdiri keberadaan, keterkaitan, dan
Yeni Huriani. terhadap penjelasan terstruktur, dari pertumbuhan hidup
Keluarga keagamaan pribadi, dan pasien berdampingan di antara perawat
(2020) Suspek Pasien terhadap mendalam. Garis PDP, klinis dan saling mempengaruhi.
Dalam keluarga besar wawancara keluarga Hal itu terutama tercermin dalam
Indonesia Pengawasan suspek dirumuskan pasien kebutuhan kesehatan dan
(PDP) Covid- pasien dalam berdasarkan PDP, keamanan, sedangkan kebutuhan
19. pengawasan format perawat keterkaitan (relationship)
(pdp) covid- wawancara dari terdaftar terutama terdiri dari kebutuhan
19. tinjauan literatur di garis antarpribadi, perhatian
sebelumnya. depan, humanistik, dan kebutuhan
pegawai keluarga; lebih jauh, kebutuhan
humas, pertumbuhan terutama terdiri dari
dokter, kebutuhan pengetahuan.
dan
direktur.
2.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian Agnes Jessica Lubis yang meneliti tentang “Meningkatkan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, terkait dengan Masa-masa Pandemi COVID-19”,
menjelaskan bahwa peningkatan keselamatan pasien pada masa-masa pandemi COVID-19 ini
menjadi hal yang lebih difokuskan, setiap penjaga pasien diwajibkan untuk memakai masker dan
tidak keluar ruangan jika tidak diperlukan. Perawat penjaga juga selalu memberikan contoh
dengan tindakan-tindakan yang benar dan memberikan arahan agar pasien yang sudah lama
berada di rumah sakit dengan masalah lain lebih berhati-hati dikarenakan adanya pasien COVID-
19 yang juga di rawat di rumah sakit yang sama. Perawat selalu memberikan keterangan ataupun
saran kepada keluarga untuk upaya meningkatkan keselamatan pasien secara kontak jelas dengan
keluarga pasien. Pada masa-masa ini perawat lebih aktif tidak melakukan kesalahan dengan lebih
memperhatikan tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan, obat-obat yang akan diberikan
dengan tidak membebaskan perawat-perawat yang baru saja berkerja yang akan melakukannya
sendiri dan harus adanya pengawasan dari perawat yang sudah profesional. Perawat –perawat
yang akan melakukan tindakan juga diwajibkan melihat rekam medis pasien untuk mengetahui
apakah ada gangguan akan obat yang akan diberikan atau adakah larangan baru pada pasien
tersebut.
Dari hasil penelitian Emy Darma dkk (2020) tentang “Gambaran motivasi bekerja
perawat dalam masa pandemic Coronavirus disease (covid-19) di Bali” disimpulkan adanya
hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam
menggunakan APD (Kasim, Mulyadi, & Kallo, 2017; Kustriyani, Kharisa, & Arifianto, 2018).
Arah korelasi positif berarti semakin tinggi motivasi perawat maka semakin tinggi kepatuhan
penggunaan APD. Hasil penelitian Parwa, Krisnawati, dan Yanti (2019) mendapatkan adanya
hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat mencuci tangan. Semakin baik tingkat motivasi
perawat maka kepatuhan perawat mencuci tangan juga meningkat. Hal ini sangat mendukung
dalam situasi pandemi COVID-19 yang menekankan pentingnya mencuci tangan untuk
mencegah transmisi coronavirus. Mayoritas perawat yang terlibat sebagai responden dalam
penelitian ini menyatakan setuju bahwa kompensasi yang diterima akan memengaruhi kinerja
untuk lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriansari, Nimran, &
Utami (2013) yang menyatakan bahwa persepsi terhadap kompensasi terkait dengan kesesuaian
imbalan finansial dan non finansial yang mendapat tanggapan positif akan menjadi faktor
pendorong semakin tingginya kinerja perawat. Bahwa perawat akan terus menunjukkan performa
kerja yang baik dengan adanya sistem kompensasi yang jelas. Zahara, Sitorus, & Sabri (2011)
menyatakan bahwa penghasilan yang didapatkan sebagai kompensasi dari pekerjaan perawat
merupakan subvaribel motivasi yang berhubungan signifikan dengan kinerja perawat.

Dari hasil penelitian ……..


Dari hasil penelitian ……..
Dari hasil penelitian ………
Dari hasil penelitian ……….
Dari hasil penelitian Imran Pashar, Suhartini Ismail, I Edward, Sarinti tang meneliti
tentang " Tantangan etik pada perawat dalam penanganan pasien di masa pandemik COVID-19"
menjelaskan bahwa tantangan etik pada perawat dalam penanganan pasien di masa pandemik
COVID-19 adalah perlakukan atau pelanyanan dengan pasien berbeda karena pengobatab terait
covid belum ditemukan sehingga pemilihan pemenuhan hak pasien sangat mebingungan. Perawat
pada prinsipnya harus melibatkan pasien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan etik atas
tindakan yang akan dilakukan untuk pasien COVID-19 dan diperlukan komunikasi yang baik
antara perawat dan pasien COVID-19. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya
dalam pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan,
namun keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan dengan keputusan/aturan tempat perawat
tersebut bekerja. Namun, pada kasus COVID-19 menuntut perawat untuk menjadi garda depan
dalam menghadapi pandemik ini.
Dari hasil penelitian Adhan Kurnia Onikananda pada tahun 2021, tujuan promosi
kesehatan di Rumah Sakit yakni meningkatkan kemampuan masyarakat sasaran dalam
mengenali, mencegah dan mengembangkan upaya kesehatan ke masyarakat sasaran, dan dalam
hal ini masyarakat sasaran yang dimaksud adalah petugas kesehatan COVID-19 di Rumah Sakit
X. Pelaksanaan promosi kesehatan yang dilakukan untuk memeliharan dan meningkatkan derajat
kesehatan perawat di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit X sudah dilakukan dan meliputi
strategi promosi kesehatan secara global, yakni strategi advokasi, dukungan sosial, dan juga
pemberdayaan kepada sasaran primer yakni perawat ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit X.
Dimana advokasi yang artinya sebagai aksi terpadu yang diarahkan kepada sasaran, social
support yaitu memberikan dukungan antar sesame, dan empowerment atau pemberdayaan yaitu
kemampuan mengidentifikasi suatu masalah kesehatan.
Dari hasil penelitian………..
Dari hasil penelitian …..
Dari hasil penelitian Asep Muhyiddin, Rifki Rosyad, M. Taufiq Rahman, Yeni Huriani
pada tahun 2020, Kebutuhan akan kesehatan mengacu pada perhatian perawat terhadap
kesehatan fisik dan mental mereka sendiri, dan kebutuhan akan keselamatan mengacu pada
harapan akan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai dan stabilitas emosional anggota pasien
dan keluarga pasien. Kebutuhan keterkaitan terutama diwujudkan sebagai kebutuhan untuk
hubungan antarpribadi, kebutuhan untuk perhatian masyarakat, dan kebutuhan untuk kasih
sayang. kebutuhan untuk keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan hidup berdampingan antara
pihak rumah sakit dan pihak pasien saling mempengaruhi. Ini juga konsisten dengan gagasan
yang diajukan oleh teori ERG bahwa "seorang individu mungkin memiliki lebih dari satu
kebutuhan pada saat yang sama". Wawancara menunjukkan bahwa orang-orang rumah sakit
dan pasien serta keluarganya memiliki kebutuhan pada tingkat yang berbeda. Meskipun saat ini
tidak ada obat atau vaksin spesifik yang efektif melawan COVID-19, kemungkinan infeksi
dapat dikurangi dengan mengikuti langkah-langkah perlindungan ilmiah.22 Saat ini, agen
pemerintah dan manajer rumah sakit berusaha keras untuk mengumpulkan dan
mendistribusikan peralatan perlindungan pribadi untuk memastikan kebutuhan keamanan garis
depan. Persediaan yang memadai, pemanfaatan peralatan perlindungan pribadi secara ilmiah
dan wajar akan memenuhi kebutuhan kesehatan dan keselamatan di antara orang-orang yang
bekerja di rumah sakit. Kelengkapan peralatan ini dapat menjadi sumber ketenanganan bagi
pasien dan keluarga pasien.
BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai