Anda di halaman 1dari 28

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE


Pertemuan ke 1

HASBULLAH, M.Pd.I
Dosen AIK STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Pengertian Islam
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk
menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir
zaman
• Pengertian Islam secara  harfiyah artinya damai, selamat,
tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf,
yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar
“selamat” (Salama)
• Pengertian Islam Menurut Bahasa, Islam berasal dari kata
aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam
merupakan bentuk mashdar dari kata aslama ini.
Ditinjau dari segi bahasanya
yang dikaitkan dengan asal
katanya, Islam memiliki
beberapa pengertian,
diantaranya adalah:
1. Berasal dari ‘salm yang berarti damai.
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau
perdamaian. Dan ini merupakan salah satu makna dan
ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama
yang senantiasa membawa umat manusia pada
perdamaian.
Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama
yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah
bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin
berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-
musuhnya.
2. Berasal dari kata ‘aslama’ yang berarti
menyerah).

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk


Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas
menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada
Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai
dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah
perintahkan serta menjauhi segala larangan-
Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini
Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita
diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa
dan raga kita hanya kepada-Nya. Dalam sebuah
ayat Allah berfirman: (QS. Al an’am : 162)
3. Berasal dari ‘salam’ yang berarti selamat dan
sejahtera).
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: (QS. Maryam : 47)

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang


senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan
dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan
kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.
Pengertian Islam Menurut Istilah
(ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul
Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang
hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan
kepada para nabi dan rasul khususnya
Muhammad SAW guna dijadikan pedoman
hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah
SWT yang dapat membimbing umat manusia ke
jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia
dan akhirat.’
2. Tujuan Islam
Mewujudkan Kemaslahatan Hamba Dahulu dan
Sekarang
Sesungguhnya, tujuan utama Islam adalah untuk
mewujudkan kemaslahatan, dan menghindarkan
kerusakan dan bahaya dari seorang hamba baik
dahulu, sekarang, dan yang akan datang.
Sehingga akan tercapailah kebahagiaan mereka
yang hakiki dimanapun berada.
Pendapat Ulama besar
• Imam al-‘Izz bin Abdussalam berkata,
“Sesungguhnya seluruh syari’at yang ada
merupakan kemaslahatan. baik dengan
menghindarkan dari kerusakan, ataupun
mendatangkan kebaikan”.
• Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : “Sesungguhnya
Syari’at Islam datang untuk mencapai
kemaslahatan dan menyempurnakannya, serta
menghilangkan kerusakan dan mengikisnya”
Imam Ibnu Qoyim Al-Jauziyah :, “Syari’at
terbangun didasari dan dipondasi dengan
hukum yang merupakan kemaslahatan bagi
hamba di dunia dan akhirat. Dan seluruh hukum
itu merupakan suatu keadilan dan rahmat. Dan
seluruh hukum itu merupakan hikmah”.
َ ‫َو َما أَ ْر‬
َ ‫س ْلنَا َك إِاَّل َر ْح َمةً لِّ ْل َعالَ ِم‬
‫ين‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”
(QS. Al-Anbiya’: 107)
Ayat di atas sudah sangat jelas menunjukkan
bahwa Islam merupakan rahmat bagi semesta
alam, karena Islam pada dasarnya menerapkan
kemaslahatan bagi hamba, di dunia dan akhirat,
serta menghindarkan dari kerusakan dan
bahaya.
Fungsi Islam
1. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Allah berfirman (QS. Al Jatsiyah : 20):

QS. Al An’am : 153)


 
b. Penolong Dalam Kesukaran
Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah
imannya) akan menghadapi cobaan/kesulitan
dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung
menyesali hidup dengan berlebihan dan
menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan
orang yang beragama dan teguh imannya, orang
yang seperti ini akan menerima setiap cobaan
dengan lapang dada.
C. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran
Allah tak peduli kaya ataupun miskin pasti akan
selalu merasa gelisah.
Orang kaya: Takut akan kehilangan harta
kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh
orang lain
Orang miskin: Selalu merasa kurang bahkan
cenderung tidak mensyukuri hidup.
Orang kaya yang beriman tebal: tidak akan gelisah
memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta
kekayaan itu merupakan titipan Allah yang didalamnya
terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu.
Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha
berkehendak, tidak mungkin gelisah.
Orang miskin yang beriman: batinnya akan selalu tentram
karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan
ketetapan Allah dan yang membedakan derajat manusia
dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan
ketakwaannya
d. Pengendali Moral
• Setiap manusia yang beragama yang beriman
akan menjalankan setiap ajaran agamanya.
Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat
sangat diperhatikan dan di junjung tinggi
dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam
sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk
menghormati orang lain, akan tetapi sama
sekali tidak diperintah untuk meminta
dihormati.
4. Sumber Ajaran Islam
Sumber ajaran Islam pertama dan kedua (Al-
Quran dan Hadits/As-Sunnah) langsung dari
Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw.
Sedangkan yang ketiga (ijtihad) merupakan hasil
pemikiran umat Islam, yakni para ulama
mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap
mengacu kepada Al-Quran dan As-Sunnah
1. Sumber Ajaran Islam: Al-Quran
Secara harfiyah, Al-Quran artinya “bacaan”
(qoroa, yaqrou, quranan), sebagaimana firman
Allah dalam Q.S. 75:17-18:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengum-pulkannya dan ‘membacanya’. Jika
Kami telah selesai membacakannya, maka
ikutilah ‘bacaan’ itu”. 
Al-Quran adalah kumpulan wahyu atau firman Allah
yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw,
berisi ajaran tentang keimanan (akidah/tauhid/iman),
peribadahan (syariat), dan budi pekerti (akhlak). 
Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad
Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan mukjizat
para nabi sebelumnya. Al-Quran membenarkan
Kitab-Kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-
hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Tidak mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi
ia membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan
hukum-hukum yang ditetapkannya. Tidak ada keraguan di
dalamnya dari Tuhan semesta alam” (Q.S. 10:37). 
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Quran
itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya...” (Q.S.
35:31).
Al-Quran dalam wujud sekarang merupakan kodifikasi atau
pembukuan yang dilakukan para sahabat. Pertama kali dilakukan
oleh shabat Zaid bin Tsabit pada masa Khalifah Abu Bakar, lalu
pada masa Khalifah Utsman bin Affan dibentuk panitia
penyusunan mushaf Al-Quran yang diketuai Zaid. Karenanya,
mushaf Al-Quran yang sekarang disebut pula Mushaf Utsmani
2. Sumber Ajaran Islam: Hadits/As-Sunnah
Hadits disebut juga As-Sunnah. Sunnah secara
bahasa berarti "adat-istiadat" atau "kebiasaan"
(traditions). Sunnah adalah segala perkataan,
perbuatan, dan penetapan/persetujuan serta
kebiasaan Nabi Muhammad Saw. Penetapan
(taqrir) adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw
terhadap perkataan dan perilaku sahabat.
Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber hukum
Islam dijelaskan Al-Quran dan sabda Nabi
Muhammad Saw.
“Apa yang diberikan Rasul (Muhammad)
kepadamu maka terimalah dan apa yang
dilarangnya maka tinggalkanlah” (Q.S. 59:7).
“Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara
yang (selama kalian berpegang teguh dengan
keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu
Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah-ku.” (HR.
Hakim dan Daruquthni).
Sunnah merupakan “penafsir” sekaligus “juklak”
(petunjuk pelaksanaan) Al-Quran. Sebagai contoh, Al-
Quran menegaskan tentang kewajiban shalat dan
berbicara tentang ruku’ dan sujud. Sunnah atau
Hadits Rasulullah-lah yang memberikan contoh
langsung bagaimana shalat itu dijalankan, mulai
takbiratul ihram (bacaan “Allahu Akbar” sebagai
pembuka shalat), doa iftitah, bacaan Al-Fatihah,
gerakan ruku, sujud, hingga bacaan tahiyat dan
salam.
3. Sumber Ajaran Islam: Ijtihad
Ijtihad adalah berpikir keras untuk menghasilkan
pendapat hukum atas suatu masalah yang tidak secara
jelas disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
Pelakunya disebut Mujtahid.
Kedudukan Ijtihad sebagai sumber hukum atau ajaran
Islam ketiga setelah Al-Quran dan As-Sunnah,
diindikasikan oleh sebuah Hadits (Riwayat Tirmidzi dan
Abu Daud) yang berisi dialog atau tanya jawab antara
Nabi Muhammad Saw dan Mu’adz bin Jabal yang
diangkat sebagai Gubernur Yaman.
“Bagaimana memutuskan perkara yang dibawa orang kepada Anda?”
“Hamba akan memutuskan menurut Kitabullah (Al-Quran.”
“Dan jika di dalam Kitabullah Anda tidak menemukan sesuatu
mengenai soal itu?”
“Jika begitu, hamba akan memutuskannya menurut Sunnah
Rasulillah.”
“Dan jika Anda tidak menemukan sesuatu mengenai hal itu dalam
Sunnah Rasulullah?”
“Hamba akan mempergunakan pertimbangan akal pikiran sendiri
(Ijtihadu bi ra’yi) tanpa bimbang sedikit pun.”
“Segala puji bagi Allah yang telah menyebabkan utusan Rasulnya
menyenangkan hati Rasulullah!”

Anda mungkin juga menyukai