METABOLISME PROTEIN
ILMU BIOMEDIK DASAR
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Laili fitriani 6. Nila Karmila
2. Mega Nawang Ulan 7. Nindiya Meta Claudina
3. Melinda Wini Ari Anti 8. Putri Permata Sari
4. Miftahul Khasanah 9. Ria Anggraini
5. Nabila Oktaviani
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai “protein”.
Tugas ini dibuat dengan berbagai referensi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Siklus Urea
Sintesis Karbomil Fosfat.......................................................................9
Pembentukan Sitrulin ...........................................................................10
Pembentukan Asam Agrinino Suksinat ................................................10
Penguraian Agrinino Suksinat ..............................................................11
Pembentukan Urea ...............................................................................12
Kesimpulan .....................................................................................................16
Daftar Pustaka
iii
METABOLISME PROTEIN
1
jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air di dalam
tubuh.
2. Fungsi Protein
Protein mempunyai fungsi bermacam-macam bagi tubuh, yaitu
sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat
pengangkut. Sebagai zat-zat pengatur, protein mengatur proses-proses
metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Proses metabolik (reaksi
biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan
aktivitas enzim diatur lagi oleh hormon, agar terjadi hubungan yang
harmonis antara proses metabolisme yang satu dengan yang lain
(Sediaoetama, 2008).
Menurut Almatsier (2009:96–97) fungsi protein adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon-hormon seperti
tiroid, insulin, dan epinerfin adalah protein, demikian pula berbagai
enzim.
Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat dalam tiga
kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/ interselular (di
luar sel), intravaskular (di dalam pembuluh darah).
Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai buffer,
yaitu bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf konstan.
Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi
bergantung pada kemampuan tubuh memproduksi anti bodi.
Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah
ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel.
Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena
menghasilkan 4 kalori/g protein.
3. Jenis-jenis Protein
2
Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Budianto,
2009):
Protein hewani. Protein hewani adalah protein yang berasal dari
hewan, dimana hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein
nabati menjadi protein hewani. Contoh daging sapi, daging ayam, susu,
udang, telur, belut, ikan gabus dan lain-lain.
Protein nabati. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis
kacang-kacangan lainnya yang mengandung protein tinggi.
Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Protein fibriler (skleroprotein), yaitu protein yang berbentuk serabut.
Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam,
asam basa ataupun alkohol. Contohnya kolagen yang terdapat pada
tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut, dan fibrin pada
gumpalan darah.
Protein globuler atau steroprotein, yaitu protein yang berbentuk bola.
Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah
berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan
basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi,
yaitu susunan molekulnya berubah diikuti dengan perubahan sifat fisik
dan fisiologiknya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.
3
oleh HCl, kemudian dihidrolisis oleh enzim pepsin menjadi peptida
sederhana.
3. Pencernaan di usus halus: cairan pankreas mengandung proenzim
trypsinogen dan chymotrypsinogen. Proenzim trypsinogen dan
chymotrypsinogen diaktifkan menjadi enzim trypsin dan chymotrypsin
oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa usus halus.
Enzim trypsin dan chymotrypsin berperan memecah poli peptida menjadi
peptida sederhana. Selanjutnya peptida tersebut dipecah menjadi asam
amino oleh enzim peptidase (erepsin). Enzim peptidase dapat dibedakan
menjadi 2 macam berdasarkan aktivitasnya yaitu enzim amino peptidase
memecah gugus amina dari poli peptida dan karboksi peptidase memecah
gugus karboksil dari poli peptida. Nuklease memecah asam nukleat
(DNA dan RNA) menjadi nukleotida.
4. Absorpsi protein: setelah menjadi asam amino selanjutnya diabsorpsi
dengan cara difusi fasilitasi melalui mukosa jejunum dan ileum.
Asam amino yang berasal dari makanan (diet) dan dari pemecahan
protein tubuh selanjut dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool
(gudang penimbunan asam amino) yaitu darah dan cairan jaringan
(interseluler). Asam amino selanjutnya digunakan untuk: biosintesis protein
tubuh di dalam ribosom, mengganti jaringan yang rusak.
Asam animo dari protein juga berfungsi sebagai sumber energy. Pertama,
nitrogen akan dipisahkan melalui proses deaminasi. Ketika kelaparan, tubuh
kita tidak hanya kehilangan karbohidrat dan lemak saja. Tetapi tubuh kita juga
kehilangan protein sehingga terjadi pengecilan otot.Metabolisme komponen
nitrogen asam amino alfa adalah reaksi deaminasi (pembuangan gugus
amino). Dari hasil reaksi deaminase (gugus amino) tersebut diubah menjadi
amonia (NH3). Dihati amonia didetoksikasi menjadi urea. Selanjutnya urea
diekskresi melalui ginjal. Pembentukan urea dari amonia ini berlangsung
melalui siklus urea.
Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat dibentuk
oleh tubuh. Contoh dar asam amino esensial adalah arginine, histidin,
isoleusin, lisin, metionon, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin.
4
Asam amino nonesensial adalah asam amino yang terbentuk melalui
senyawa antar proses respirasi. Asam amino nonesensial dapat dibentuk oleh
tubuh. Yang termasuk asam amino nonesensial adalah alanine, asparagine,
asam aspartate, sintein, asam glutamate, glutamin, glisin, prolin, serin, dan
tirosin.
Selanjutnya asam-asam amino akan memasuki jalur respirasi dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Asam amino glisin, serin, alanine, dan sintein akan diubah menjadi asam
piruvat. Asam piruvat masuk ke mitokondria untuk mengalami oksidasi.
b. Asam amino fenilalanin, leusin, isoleusin, threonine, lisin, triptofan, dan
tirosin akan diubah menjadi asetil-KoA.
c. Asam amino asparagine dan asam aspartate akan mengalami perubahan
menjadi asam oksaloasetat.
d. Asam amino fenilalanin dan tirosin dapat diubah menjadi asam fumarat.
e. Asam amino glutamin, asam glutamate, arginine, histidin, dan prolin
akan diubah menjadi asam alfa-ketoglutarat.
f. Asam amino valin, isoleusin, dan metionin akan diubah menjadi asam
suksinat.
5
1. Transaminasi
Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam
amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam
amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam
menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam
keto. Ada dua enzim yang penting dalam reaksi transaminasi, yaitu alanin
transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis pada
reaksi berikut:
alanin transaminase
asam amino + asam piruvat asam alfa keto + alanin
glutamat transaminase
asam amino + asam alfa ketoglutarat asam alfa keto + asam glutamat
Reaksi transaminasi bersifat reversibel. Pada reaksi ini tidak ada
gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam
amino dietrima oleh asam keto.
Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap asam piruvat-alanin sebagai satu pasang subsrat, tetapi tidak
terdapat asam-asam amino yang lain. Dengan demikian alanin
transaminase dapat mengubah berbagai jenis asam amino menjadi alanin,
selama tersedia asam piruvat. Gluatamat transaminase merupakan enzim
yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu
pasang subsrat, karena enzim ini dappat mengubah asam-asam amino
menjadi asam glutamat. Apabila alanin transaminase terdapat dalam
jumlah banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi transaminasi akan
diubah menjadi asam glutamat.
alanin + asam alfa ketoglutarat asam piruvat + asam glutamat
Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam rekasi tersebut adalah alanin-
glutamat transaminase.
Dari reaksi-reaksi di atas dapat dilihat bahwa walaupun ada beberapa
jalur transaminasi, namun asam ketoglutarat merupakan akseptor gugus
6
amino yang terakhir. Dengan demikian hasil reaksi transaminasi
keseluruhan adalah asam glutamat.
Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun dalam
cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Piridoksalfosfat tidak hanya merupakan
koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi
metabolisme yang lain.
Transaminasi tidak terbatas pada gugus -amino. Gugus -amino
pada ornitin, tetapi bukan gugus -amino pada lisin – mudah mengalami
transaminasi.
2. Deaminasi
Deaminase atau melepaskan gugus amino (NH2) dari asam amino
akan menghasilkan sisa berupa amonia dalam sel. Amonia yang bersifat
racun akan masuk kedalam peedara darah dan dibawa kedalam hati. Hati
akan mengubah amonia menjadi ureu yang sifat racunnya lebih rendah,dan
mengembalikannya keperedaran darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh
melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari asam amino bebas
didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein jaringan
tubuh.
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam
glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat
dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat
dehidrogenase sebagai katalis.
asam glutamat + NAD+ asam alfa ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam
bentuk NH4+. Selain NAD+, glutamat dehidrogenase dapat pula
menggunakan NADP+ sebagai akseptor elektron. Oleh karena
asamglutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogense merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino.
7
Dua jenis dehidrogenase lain yang penting adalah L-asam amino
oksidase dan D-asam amino oksidase.
H
L R C COOH + E FMN R C OH + NH3 + E FMNH2
NH2 O
L-asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang mempunyai
gugus prostetik flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini terdapat dalam
sel hati pada endoplasmik retikulum dan merupakan enzim yang penting.
D-asam amino oksidase adalah juga enzim flavoprotein dan merupakan
katalis pada reaksi:
H
D R C COOH + E FAD R C OH + NH3 + E FADH2
NH2 O
D. Siklus Urea
1. Pengertian Siklus Urea, Tempat Terjadinya
Siklus urea ditemukan oleh Hans Krabs dan Kurt Henseleit ( 5 tahun
sebelum TCA). Siklus urea disebut juga siklus ornitin, adalah reaksi
pengubahan ammonia ( NH3) menjadi urea ((NH₂)₂CO). Reaksi ini terjadi
dihati dan sedikit terjadi diginjal. Hati menjadi pusat pengubahan ammonia
menjadi urea karena terkait dengan fungsi hati sebagai tempat menetralkan
racun.
Ammonia merupakan hasil degradasi dari asam amino; yang berasal
dari reaksi transaminasi; asam oksalat dikatalisis oleh enzim aspartat
dehidrogenase menjadi aspartat, aspartat akan masuk dalam siklus urea
dan reaksi deaminasi; glutamat(hasil transaminasi dan H₂O yang dibantu
oleh NAD⁺ yang menghasil kan NADH dan ammonia. Ammonia hasil
reaksi itulah yang akan diolah disiklus urea ini. Ammonia bersifat racun
sehingga dapat membahayakan tubuh (bersifat toksik) bila jumlah nya
berlebih didalam tubuh. Tubuh manusia tidak dapat membuang ammonia
8
secara cepat sehingga perlu diubah menjadi urea terlebih dahulu yang
bersifat kurang beracun.
2. Siklus Urea
a. Sintesis Karbomil Fosfat
Reaksi sintesis karbomoil fosfat yang merupakan tahap pertama
dari siklus urea ini terjadi dimartixs mitokondria hati. Ion ammonium,
karbondioksida, dan fosfat(yang berasal dari ATP) sebagai bahan baku
reaksi berkondensasi untuk membentuk karomoil fosfat dikatalisis oleh
enzim karbomil fosfat sintase 1,yaitu enzim yang terdapat dalam
mitokondria hati organisme urotelik. 2ATP yang dihidrolisis selama
reaksi ini menyediakan tenaga penggerak untuk sintesis 2 ikatan
kovalen-ikatan amida dan ikatan campuran asam karboksilat-asam
fosfat anhidrida dari karbomoil fosfat dengan kata lain reaksi ini
memerlukan energi ditandai dengan adanya perubahan ATP menjadi
ADP ( terlihat pada sekema reaksi). Selain mg²⁺ seatu asam
dikarboksilat, lebih disukai N-asetil glutamat dimana peranannya dalam
reaksi ini sebagai kofaktor. Kofaktor ini menyebabkan banyak
perubahan konformasional(penesuaiaan bentuk) dalam struktur
karbomil fosfat sintase yang membuka(expose) gugus sulfitdril tertenu,
menyembunyikan gugus lainnya, dan mempengaruhi afinitas enzim
untuk ATP.
b. Pembentukan Sitrulin
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk
sitrulin dimana karbamil bergabung dengan ornitin dan memisahkan
gugus fosfat.
9
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin ------ sitrul
Reaksi : L-ornitin + karbamil fosfat ------ L-sitrulin + H3PO4
Enzim : ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitikondria sel hati
c. Pembentukan Asam Agrininosuksinat
Sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam
argininosuksinat dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase.
10
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin
dan asam fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim
argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal.
Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang
bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang
terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini
bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
e. Pembentukan Urea
1) Synthesa Urea
Urea dihasilkan dari ammonia liquid dan gas CO2 sebagaimana
reaksi sebagai berikut :
(1) 2 NH3 (l) + CO2(g) <==> NH2 CO ONH4 (liq Ammonium
Karbamat)
(2) NH2 CO ONH4(l) <==> NH2 CO NH2 (liq Urea) + H2O (liq)
3
11
Reaksi (1) merupakan pembentukan karbamat secara cepat dan
eksotermis. Reaksi (2) merupakan dekomposisi karbamat menjadi
urea dan air yang berjalan lambat dan sedikit endotermis.
Kondisi reaksinya sebagai berikut :
Tekanan: 141 – 200 kg/cm2(A)
Temperatur: 183 – 189oC
Rasio mol NH3/CO2 (feed reaktor): 2.9 – 4.0
Protein
-------------------------------Proteolisis, dilakukan oleh enzim
Asam Amino
-------------------------------Transaminasi dan deaminasi oksidatif
Amonia
------------------------------ Sintesis enzimatis dalam “siklus urea”
Urea
3) Difusi Urea
Pada ginjal normal, 40% sampai 70% urea yang sangat difusif
bergerak secara pasif keluar dari tubula ginjal dan ke dalam
interstitium, yang pada akhirnya memasuki plasma kembali. Difusi
urea yang baik juga tergantung pada laju aliran urin, dengan lebih
sedikit yang memasuki interstitium pada keadaan aliran-tinggi
(seperti, saat hamil) dan sebaliknya. Akibatnya, bersihan urea pada
umumnya menjadi ukuran GFR (laju filtrasi glomerular) yang
kurang tepat. Pada ESRD, diuresis osmotik pada nefron-nefron yang
tetap fungsional membatasi difusi balik urea sehingga bersihan urea
12
mendekati bersihan inulin (dengan mempertimbangkan metode
referensi untuk penilaian GFR).
5) Fungsi Urea
13
1. Urea melayani peran penting dalam metabolisme nitrogen yang
mengandung senyawa oleh hewan dan merupakan zat yang
mengandung nitrogen utama dalam urin dari mamalia.
2. Banyak digunakan dalam pupuk sebagai sumber nitrogen nyaman.
3. Urea juga merupakan penting bahan baku bagi industri kimia .
4. Pertanian, Lebih dari 90% dari produksi dunia urea diperuntukkan
untuk digunakan sebagai pupuk nitrogen-release.
5. Urea merupakan bahan baku untuk pembuatan banyak senyawa
kimia penting, seperti: berbagai plastik, terutama resin urea-
formaldehida, berbagai perekat seperti urea-formaldehida atau
urea-melamin-formaldehida digunakan di laut kayu lapis, Kalium
cyanate, bahan baku industri lainnya, Urea nitrat sebagai bahan
peledak.
6. Medis, Urea digunakan dalam topikal dermatologis untuk
mempromosikan produk rehidrasi dari kulit Jika ditutupi oleh
oklusi berpakaian, urea persiapan% 40 juga dapat digunakan untuk
non operasi debridement dari paku.
7. Urea merupakan komponen utama dari suatu obat alternatif
pengobatan yang disebut terapi urine.
8. Metode Industri, Untuk digunakan dalam industri, urea dihasilkan
dari sintetis amonia dan karbon dioksida.
9. Memainkan peran dalam sistem pertukaran lawan dari nefron , yang
memungkinkan untuk reabsorpsi air dan ion kritis dari urin
diekskresikan.
14
Kesimpulan
15
Protein dalam makanan tidak dapat diserap oleh mukosa usus, akan tetapi
setelah dalam bentuk asam amino dapat diserap dengan baik. Pencernaan
protein di mulut, pencernaan protein di lambung, pencernaan di usus halus,
absorpsi protein.
- Transaminasi
- Deaminasi Oksidatif
3. Pengertian Siklus Siklus Urea
Siklus urea ditemukan oleh Hans Krabs dan Kurt Henseleit ( 5 tahun sebelum
TCA). Siklus urea disebut juga siklus ornitin, adalah reaksi pengubahan
ammonia ( NH3) menjadi urea ((NH₂)₂CO). Reaksi ini terjadi dihati dan
sedikit terjadi diginjal. Hati menjadi pusat pengubahan ammonia menjadi
urea karena terkait dengan fungsi hati sebagai tempat menetralkan racun.
4. Siklus Urea
Sintesis karbomil fosfat, pembentukan sitrulin, difusi urea, metode
pengukuran urea, fungsi urea
16
DAFTAR PUSTAKA
Irianto K dan Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama
Widya.
Almatsier S. 1989. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sediaoetama AD. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid
I. Jakarta: Dian Rakyat.
Winarno F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Murray, R.K. dkk, 2009. Biokimia Harper Edisi 27, 257. Jakarta: EGC.
Priadi Arif dan Tri Silawati. 2007. Sains Biologi SMA Kelas XII. Bogor: Ghalia
Indonesia.
17
Cree, Laurie. (2005). Sains Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
18