Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR ILMU GIZI MAYARAKAT

(ZAT GIZI PROTEIN)

Disusun Oleh:

NAMA : Daniel

NPM : 195130068P

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah “Zat
Gizi Protein“ ini dan dapat tersusun dengan semestinya.

Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Dasar Ilmu Gizi Masyarakat”, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Dengan belajar memahami dan mengkaji inti-inti pokok dalam
pembahasan “Zat Gizi Protein” di harapkan kepada pembaca dapat mengambil inti sari
dalam makalah ini.

Akhir kata demikian pula dengan makalah “Zat Gizi Protein” ini, masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca agar pada kesempatan lainnya kami dapat menulis
makalah “Zat Gizi Protein” dengan lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 30 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……............................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang...........................................................................................  1
1.2.   Rumusan Masalah......................................................................................   1
1.3.   Tujuan.........................................................................................................   1

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian................................................................................................... 2
2.2 Klasifikasi dan metabolisme protein........................................................ 3
2.3 Fungsi protein............................................................................................. 5
2.4 Sumber protein........................................................................................... 5
2.5 Kebutuhan protein bagi tubuh manusia.................................................. 6
2.6 Akibat kekurangan dan kelebihan protein.............................................. 6

BAB IV : PENUTUP
3.1.   Kesimpulan.................................................................................................. 9
3.2.   Saran............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama di


wilayah pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang sering dilanda musim
kering. Dimana kondisi masyarakat tersebut banyak yang kekurangan gizi, banyak
balita yang terkena gizi buruk. Gizi buruk / gizi kurang sering terjadi karena
makanan yang tidak seimbang, terutama dalam hal protein.
Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak, dan
meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga akan
menimbulkan penyakit, seperti kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “Dasar-
Dasar Ilmu Gizi Masyarakat” ini, penulis mengangkat judul tentang Protein, karena
protein merupakan zat paling penting yang harus ada dalam tubuh manusia. Tapi
masih banyak juga kasus kekurangan energi protein (KEP). Disini penulis tertarik
untuk lebih mendalami tentang protein.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan protein?


2. Bagaimana Klasifikasi dan Metabolisme Protein?
3. Apa saja Fungsi Protein bagi tubuh manusia?
4. Apa akibat kekurangan dan kelebihan protein?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu protein


2. Untuk mengetahui klasiikasi dan metabolisme protein
3. Untuk mengetahui fungsi protein bagi tubuh manusia
4. Untuk mengetahui akibat kekurangan dan kelebihan protein
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein

Istilah protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos , yang berarti yang utama
atau yang didahulukan. Kata ini di perkenalkan oleh ahli kimia Belanda, gerardus
mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting
dalam setiap organisme.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor . Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein
merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi
struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber
asam aminobagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida,lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk
hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia.
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun1838. Biosintesis
protein alami sama dengan ekspresi genetik . Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih “mentah”, hanya tersusun dari
asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein
yang memiliki fungsi penuh secara biologi.Sumber – sumber protein berasal dari
Daging, Ikan, Telur , Susu, dan produk sejenis Quark , Tumbuhan berbji, Suku
polong-polongan dan Kentang. Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein
(singkatan dalam kurung menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering
digunakan dalam kajian protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur
kimiawinya.
2.2 Klasifikasi dan metabolisme protein

Klasifikasi Protein Pada Biokimia Didasarkan Atas Fungsi Biologinya.


1. Enzim
Merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira seribu
macam enzim telah diketahui, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator
reaksi kimia dalam jasad hidup. pada jasad hidup yang berbeda terdapat macam jenis
enzim yang berbeda pula. Molekul enzim biasanya berbentuk bulat (globular),
sebagian terdiri atas satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri lebih dari satu
polipeptida. Contoh enzim: ribonuklease, suatu enzim yang mengkatalisa hidrolisa
RNA (asam poliribonukleat); sitokrom, berperan dalam proses pemindahan electron;
tripsin; katalisator pemutus ikatan peptida tertentu dalam polipeptida.

2. Protein Pembangun
Protein pembangun berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur. Beberapa
contoh misalnya: protein pembukus virus, merupakan selubung pada kromosom;
glikoprotein, merupakan penunjang struktur dinding sel; struktur membrane,
merupakan protein komponen membrane sel; α-Keratin, terdapat dalam kulit, bulu
ayam, dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta; fibroin, terdapat dalam
kokon ulat sutra; kolagen, merupakan serabut dalam jaringan penyambung; elastin,
terdapat pada jaringan penyambung yang elastis (ikat sendi); mukroprotein, terdapat
dalam sekresi mukosa (lendir).

3. Protein Kontraktil
Protein kontraktil merupakan golongan protein yang berperan dalam proses
gerak. Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan unsure filamen tak bergerak
dalam myofibril; dinei, terdapat dalam rambut getar dan flagel (bulu cambuk).

4. Protein Pengankut
Protein pengangkut mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan
melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai contoh
misalnya: hemoglobin, terdiri atas gugus senyawa heme yang mengandung besi terikat
pada protein globin, berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
vertebrata; hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat pengangkut oksigen dalam
jaringan otot; serum albumin, sebagai alat pengangkut asam lemak dalam darah; β-
lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid dalam darah; seruloplasmin, sebagai alat
pengangkut ion tembaga dalam darah.
5. Protein Hormon
Seperti enzim, hormone juga termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh
misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormone
adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis kortikosteroid; hormone pertumbuhan,
berperan menstimulasi pertumbuhan tulang.

6. Protein Bersifat Racun


Beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi yaitu
misalnya: racun dari Clostridium botulimum, menyebabkan keracunan bahan
makanan; racun ular, suatu protein enzim yang dapat menyebabkan terhidrolisisnya
fosfogliserida yang terdapat dalam membrane sel; risin, protein racun dari beras.

7. Protein Pelindung
Golongan protein pelindung umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai
contoh misalnya: antibody merupakan protein yang hanya dibentuk jika ada antigen
dan dengan antigen yang merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa
kompleks; fibrinogen, merupakan sumber pembentuk fibrin dalam proses pembekuan
darah; trombin, merupakan komponen dalam mekanisme pembekuan darah.

8. Protein Cadangan
Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan protein yang terdapat dalam putih
telur; kasein, merupakan protein dalam biji jagung.

Metabolisme protein

Protein sebelum diserap dan digunakan oleh tubuh kita, protein akan terlebih
dahulu dipecah menjadi struktur terkecil yaitu asam amino. Pemecahan tersebut terjadi
dalam suatu rangkaian proses yang disebut Metabolisme.
Secara bahasa Metabolisme berasal dari kata “metabolismos” yang merupakan
bahasa Yunani yang artinya “Perubahan”. Perubahan-perubahan tersebut berbeda
kecepatan untuk masing-masing protein.
Paling tidak ada tiga kemungkinan mekanisme dalam pengubahan protein antara
lain : Sel-sel mati kemudian terjadi katabolisme/penguraian komponen protein dan
terbentuk sel-sel baru; Katabolisme/penguraian komponen protein dan terbentuk sel-
sel baru tanpa ada sel-sel mati; Protein dikeluarkan dari sel kemudian terbentuk
protein/sel-sel baru.
Metabolisme protein merupakan proses kimiawi memecah protein (katabolisme)
dan menggunakan komponen untuk mensintesis (anabolisme) molekul baru yang akan
digunakan dalam tubuh. Proses ini juga dikenal sebagai proteometabolisme.
Protein dipecah menjadi asam amino kemudian disintesis kembali menjadi
hormon dan enzim untuk mengatur reaksi kimia dalam sel, dan molekul yang
digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
Ada kebutuhan terus menerus akan protein untuk membuat hormon, enzim,
antibodi, dan untuk menghasilkan jaringan baru (pertumbuhan) dan memperbaiki
jaringan yang rusak (pemeliharaan).
Sekitar 75 persen jaringan tubuh manusia terbuat dari protein. Dari 1 – 2 persen
total protein tubuh dipecah setiap hari menjadi asam amino dan didaur ulang menjadi
protein baru. Sekitar 60 – 70 persen asam amino yang dibutuhkan tubuh berasal dari
proses daur ulang ini. Sisanya harus dilengkapi dengan pola makan yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh.

2.3 Fungsi protein

1. Sebagai enzim
Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi biologis.
2. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan.
Protein yang terkandung daam hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam
eritrosit.Protein yang terkandung dalam mioglobin dapat mengangkut oksigen
dalam otot.
3. Untuk penunjang mekanis
Salah satu protein yang berbentuk serabut yang disebut kolagen memiliki fungsi
untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan kulit.
4. Sebgai pertahanan tubuh dan imunisasi pertahanan tubuh
Protein ini biasa digunakan dalam bentuk antibody
5. Sebaga Media perambatan impuls syaraf
6. Sebagai pengendalian pertumbuhan.
Jika kekurangan protein, bisa menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada
anak-anak.
7. Membentuk jaringan pada tubuh dengan kandungan asam aminonya
8. Mencegah penyakit kwashiorkor dan marasmus.
Dimana kedua penyakit ini diakibatkan oleh kekurangan protein.
9. Asupan protein yang cukup juga dapat membantu dalam proses penyembuhan luka,
regenerasi sel hingga mengatur kerja hormon dan enzim dalam tubuh.

2.4 Sumber protein

Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu :


  Sumber protein hewani.
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam
seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung, jeroan, susu, telur dan ikan. Ayam dan
jenis burung lain merupakan sumber protein yang berkualitas baik.

  Sumber protein nabati.


Sedangkan protein nabati terdapan dalam biji-bijian, kacang-kacangan dan
gandum.
2.5 Kebutuhan protein bagi tubuh manusia

Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah
protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah unsur
nitrogn (zat lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur
nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan peses. Penggunaan protein dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein itu belum dapat
memenuhi kebutuhan. Sebabnya antara lain :
· Kadar protein 18,75 gram itu dalam tubuh akan menyebabkan beberapa reaksi kimia yang
tidak bisa berlangsung dengan baik.
· Kecernaan protein itu sendiri. Tidak semua bahan makanan yang mengandung serat-serat
proteinnya bisa diambil tubuh. Karena adanya serat-serat ini, enzim-enzim tidak bisa
masuk untuk memecah protein.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka ditetapkan bahwa kebutuhan protein bagi
seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap kilogram berat badannya setiap hari. Untuk
anak-anak yang sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram tiap
satu kilogram berat badannya.
Disamping itu, mengingat adanya protein sempurna dan tidak sempurna
berdasarkan jumlah dan macam-macam asam amino yang ada dalam makanan, maka untuk
menjamin agar tubuh benar-benar mendapatkan asam amin dalam jumlah dan macam yang
cukup, sebaiknya untuk orang dewasa seperlima dari protein yang diperlukan haruslah
protein yang berasal dari hewan, sedangkan untuk anak-anak sepertiga dari jumlah protein
yang mereka perlukan.

Makanan Kadar
Beras setengah giling 7,6 gram
Jagung kuning 9,2 gram
100 gram terigu 11 gram
Singkong dan gaplek 1,5 gram
100 gram umbi jalar 1,8 gram
100 gram tepung sagu 1,44 gram
Daging ayam 18,2 gram
Daging sapi 18,8 gram
Telur ayam 12,8 gram

2.6 Akibat kekurangan dan kelebihan protein

1.Kekurangan protein.

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.


Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak
dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan
dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
a)      Kwashiorkor.
Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun
1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana
kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang
ditungu kelahirannya.
Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi
pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang
terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup
atau lebih.

Gejala :
· Pertumbuhan terhambat.
· Otot-otot berkurang dan lemah.
· Udema.
· Muka bulat seperti bulan (moonface)
· Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan.
Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor gambaran
klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh
adanya udema, sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila
pengobatan udema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan
diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan standar
bagi umur yang sesuai.

Ciri-ciri :
  Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
  Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis permukaan
yang jelas.
  Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan
hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan
dasar yang licin berwarna putih mengkilap.
  Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
  Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.

b)      Marasmus.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting/ merusak. Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi
makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti
ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh
dalam waktu yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial
ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari
kwashiorkor.

Gejala :
· Pertumbuhan terhambat.
· Lemak dibawah kulit berkurang.
· Otot-otot berkurang dan melemah.
· Erat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang,
lingkar   kepala dan lingkar dada.
· Muka seperti orang tua (oldman’s face).

Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (hepatomegalia) dan
kadar lemak serta kolesterol didalam darah menurun.
Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat, dan anak tergeletak in-aktif, tidak
ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.

2.Kelebihan Protein.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi
proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein
tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan
dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino
memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak
darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau
formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas
yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi (AKG)
untuk protein.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Protein merupakan zat yang sangatlah penting terutama bagi pertumbuhan.


Disamping itu protein merupakan zat utama dalam membantu tumbuh kembang. Sehingga
apabila di dalam tubuh manusia cukup asupan proteinnya, maka tubuh akan tumbuh sehat,
jauh dari gizi kurang dan tidak terjadinya gangguan tumbuh kembang.
Selain itu, protein merupakan penghasil energi terbesar. Dengan adanya protein
dalam tubuh, maka tubuh akan merasa tetap segar. Tetapi yang harus diperhatikan asupan
protein untuk tubuh haruslah seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh pula
kelebihan. Karena kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan penyakit,
seperti : kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.

3.2 Saran

Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca, untuk dapat memanfaatkan apa yang
telah disampaikan dalam makalah ini, guna untuk meningkatkan status gizi di masyarakat,
sehingga tercipta masyarakat yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz.2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medica.
Almatsier, S. 2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kartasapoetra, Drs.G. 2003.Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Moehdi, S. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta: Papasinar Sinanti.
Firmansyah, Mochammad
Nova.2016.Protein.Makalah.http://makalahprotein23.blogspot.com/2016/06/makalah-
protein_8.html.30 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai