Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1
I.1 Latar belakang ...................................................................................... 1
I.2 Tujuan percobaan ................................................................................. 2
I.3 Rumusan masalah ................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 3
BAB III Metode Percobaan ................................................................................... 7
II.1 Skema percobaan .................................................................................. 7
II.2 Alat dan bahan percobaan ..................................................................... 10
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan .......................................................... 11
IV.1 Data hasil percobaan............................................................................ 11
IV.2 Pembahasan dan diskusi ...................................................................... 13
BAB V Penutup .................................................................................................... 16
V.I Kesimpulan ............................................................................................ 16
V.2 Saran ..................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 17
Lampiran ............................................................................................................... 18

i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sudah banyak orang yang mengetahui apa itu protein dan manfaat protein
untuk tubuh. Selain itu di dalam tubuh protein berfungsi sebagai bahan bakar bagi
tubuh apabila keperluan energi dalam tubuh tidak terpenuhi oleh senyawa organik
lain seperti karbohidrat dan lemak. Di samping itu, protein juga berfungsi sebagai
zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam
jaringan dan pembuluh darah.
Protein itu sendiri adalah sebuah zat atau kelompok dari makromolekul
organik kompleks yang diantaranya terkandung hidrogen, oksigen, nitrogen,
karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai dari asam
amino. Sedangkan menurut ahli gizi protein adalah suatu kelompok makronutrisi
berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan
pendorong metabolisme dalam tubuh. Zat ini tidak dapat dihasilkan sendiri oleh
manusia kecuali lewat makanan seperti halnya makanan yang mengandung
protein. (Anonim,2014)
Perlu diketahui bahwa kandungan protein pada tiap bahan pangan berbeda-
beda, tergantung dari jenis bahan pangan tersebut. Sehingga terdapat beberapa
kadar protein yang tinggi pada suatu bahan makanan dan kadar yang rendah pada
suatu bahan makanan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah bahan pangan
tersebut mengandung protein serta berapa jumlah protein yang dikandung bahan
pangan tersebut dilakukan pengujian kadar protein terhadap suatu bahan.
Pengujian kadar protein suatu bahan pangan, dapat dilakukan dengan dua
pengujian. Salah satunya adalah dengan uji kualitatif protein yang berguna untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya protein. Pengujian kualitatif ini dapat
dilakukan dengan berbagai metode salah satunya dengan pengendapan alkohol.
Untuk mengetahui kandungan protein pada suatu bahan pangan, maka
dilakukanlah praktikum ini dengan menggunakan metode pengendapan alkohol.

1
I.2 Tujuan Percobaan
1. Mengidentifikasi adanya protein pada putih telur.
2. Mengetahui berbagai macam uji terhadap protein.

I.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengidentifikasi adanya protein pada putih telur?
2. Apa saja macam uji terhadap protein?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Protein
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain diantaranya
polinukleotida, polisakarida, lipid, dan yang merupakan penyusun utama dalam
perkembangan makhluk hidup. Protein juga merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan pertama kali oleh Jons
Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Adapun fungsi protein di dalam tubuh yaitu sebagai zat pembangun dalam
tubuh, protein juga berfungsi sebagai penyokong berbagai aktifitas organ tubuh
dan metabolisme. Berikut adalah beberapa fungsi protein di dalam tubuh, yaitu :
Setiap gram dalam protein dapat menghasilkkan 4,1 kalori, yang cocok sebagai
sumber energi
Mengatur metabolisme tubuh
Protein dapat sebagai asupan energi utama untuk yang sedang diet rendah gula
Menjaga keseimbangan antara asam basa dan keseimbangan cairan dalam
tubuh. Protein berperan penting dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh
Protein merupakan bahan dalam sintesis substansi seperti halnya hormon, zat
antibodi, dan organel sel lainnya
Protein membantu proses pertumbuhan pada anak-anak dan remaja karena sel-
sel tubuh mendapat cukup asupan zat pembangun
Membantu kerja tubuh dalam menetralkan atau menghancurkan zat-zat asing
yang masuk ke dalam tubuh.
Protein adalah senyawa organik komplok yang tersusun dari unsur Karbon
(C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Fosfor (P). Protein merupakan
makromolekul yang terdiri dari satu atau lebih polimer. Setiap polimer tersusun
atas monomer yang di sebut asam amino. Masing-masing asam amino
mengandung satu atom Karbon (C) yang mengikat satu atom Hidrogen (H), satu
gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH), dan lain-lain (Gugus R). Asam
amino yang diperlukan tubuh ada 20 macam. Sepuluh diantaranya sangat penting
bagi pertumbuhan sel-sel tubuh manusia dan tidak dapat dibuat dalam tubuh,
sehingga harus didapatkan dari luar tubuh. Asam amino itu disebut asam amino

3
esensial, selain asam amino esensial terdapat juga asam emino non-esensial. Asam
amino non-esensial merupakan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh
manusia, bahan bakunya berasal dari asam amino lainnya. Namun ada juga yang
mengatakan bahwa asam amino terbagi menjadi 3, ditambah dengan asam amino
semi esensial. Asam amino semiesensial adalah asam amino yang dapat
menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial.
Perlu diketahui protein dicerna di lambung oleh enzim pepsin, yang aktif
pada pH 2-3 (suasana asam). Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang
berada dalam makanan. Salah satu hal terpenting dari penceranaan yang dilakukan
pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna kolagen. Kolagen merupakan
bahan daasar utama jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Sebagian besar
proses pencernaan protein terjadi di usus. Ketika protein meninggalkan lambung,
biasanya protein dalam bentuk proteosa, pepton, dan polipeptida besar. Setelah
memasuki usus, produk-produk yang telah di pecah sebagian besar akan
bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim proteolitik, seperti
tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin maupun kimotripsin memecah
molekul protein menjadi polipeptida kecil. Peptidase kemudian akan melepaskan
asam-asam amino. Kemudian asam amino yang disintesis dalam sel maupun yang
dihasilkan dari proses penguraian protein dalam hati dibawa oleh darah untuk
digunakan di dalam jaringan. (Budi,2013)

II.2 Telur
Telur adalah pangan padat gizi, karenanya telur merupakan sumber protein
hewani, sumber asam lemak tidak jenuh, sumber vitamin dan mineral. Telur
sangat baik untuk anak-anak dan orang dewasa, penderita diabetes (kencing
manis) dan wanita yang ingin sehat dan langsing. (Watono,2016)
Di dalam tubuh kita membutuhkan kolesterol cukup besar yaitu 1.000 s/d
1.500 gram sehari. Memakan telur dua butir sehari baru didapat 400 gram
kolesterol, lebih dari itu kolesterol dalam telur berguna untuk membentuk garam-
garam empedu yang diperlukan bagi pencernaan lemak yang berasal dari pangan
dan diperlukan sebagai komponen pembentukan hormon seksual.

4
Adapun sifat-sifat dari telur, yaitu:
Kulit telur mudah pecah atau retak apabila menahan tekanan mekanisme yang
berat
Sebuah telur tidak memiliki bentuk ukuran yang sama besar pada telur lainnya
Kelembapan udara relatif mempengaruhi kualitas telur pada kuning dan putih
telur yang menyebabkan perubahan-perubahan secara teknis dan bakteriologis.

II.3 Uji protein


1. Reaksi-reaksi pengendapan oleh garam-garam netral
Reaksi Pengendapan menunjukan bahwa protein mengalami denaturasi.
Pengendapan adalah terbentuknya endapan pada sampel. Pembentukan
gumpalan maupun endapan merupakan keadaan dimana protein mengalami
denaturasi. Denaturasi ini terjadi dipengaruhi oleh suhu, pH dan zat
tambahan yang menyebabkan protein mengalami denaturasi (protein rusak).
2. Reaksi warna
Uji dengan menggunakan biuret, yang merupakan uji umum untuk
mengetahui ikatan peptida dalam suatu protein.
3. Reaksi dengan nillon
Pereaksi nillon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang
mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan
menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan
menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa
garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang
dianalisis ada dalam sussana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi
dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi akan
mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan asam selain
HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal
klor (Cl).

5
4. Reaksi hopkin cole
Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOOC-CHO). Jika
reagen ini ditambahkan ke dalam larutan senyawa yang mengandung cincin
indol dan ditambah larutan asam sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin
ungu pada interfase kedua cairan tersebut. Karena triptofan merupakan satu-
satunya asam amino yang mengandung cincin indol, maka uji ini dipakai
untuk identifikasi asam amino triptofan dan protein yang mengandung asam
amino triptofan. Cincin ungu yang tampak pada bidang batas antara kedua
cairan adalah hasil kondensasi tiptofan dengan gugus aldehida dari asam
glioksilat dalam suasana asam pekat.
5. Reaksi xanthoprotein
Reaksi ini berdasarkan pada nitrasi inti benzena yang terdapat dalam
molekul protein, seperti pada triptopan, tirosin dan fenil alanin.

6
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Skema Percobaan
a) Reaksi reaksi pengendapan oleh garam garam netral

Larutan protein 5 ml
ditambahkan Ammonium
Sulfat berlebih.

Menambahkan 2 ml alkohol
absolut (etanol) kepada
larutan protein pekat.

Gambar 3.1 Skema percobaan reaksi reaksi pengendapan oleh garam garam
netral

b) Reaksi Warna

Menambahkan 2 ml NaOH
40% kepada 1 ml larutan
protein.

Menambahkan setetes larutan


CuSO4 5%, lalu mengamati
perubahan yang terjadi.

Gambar 3.2 Skema percobaan reaksi warna

7
c) Reaksi dengan Nillon

Menambahkan 2 ml HNO3
dengan 1 ml larutan merkuri
sulfat (campuran HgSO4 1%
dan asam sulfat 2:1).

Menambahkan campuran
tersebut pada larutan protein.

Memanaskan larutan tersebut


sampai menjadi larutan
kuning (amati perubahannya).

Mendinginkan dan kemudian


menambahkan 2 ml larutan
Natrium Nitrat 1% dan
memanaskannya.

Mengamati perubahannya.

Gambar 3.3 Skema percobaan reaksi dengan nillon

8
d) Reaksi Hopkin Cole

1 ml larutan protein
ditambahkan dengan 1 ml
Formaldehid yang sangat
encer.

Menambahkan 1 ml larutan
Asam Sulfat Pekat melalui
dinding tabung hingga terjadi
dua lapisan.

Mengamati perubahan cincin.

Gambar 3.4 Skema percobaan reaksi hopkin cole

e) Reaksi Xanthoprotein

1 ml larutan HNO3 pekat


ditambahkan 3 ml larutan
protein. Larutan akan menjadi
kuning. Di dinginkan dan
membagi menjadi dua bagian.

Pada tabung reaksi yang satu


tambahkan 2 ml Amoniak.
Mengamati perubahan warna.

Gambar 3.5 Skema percobaan reaksi xanthoprotein

9
III.2 Alat dan Bahan Percobaan
1. Alat percobaan
Beaker glass 500 ml 2 buah
Beaker glass 250 ml 2 buah
Beaker glass 100 ml 1 buah
Sikat 1 buah
Pipet tetes 8 buah
Spatula 1 buah
Tabung reaksi 12 buah
Gelas ukur 5 ml 2 buah
Gelas ukur 25 ml 1 buah
Penjepit kayu 1 buah

2. Bahan percobaan
Aquadest
Larutan protein
Etanol
Ammonium Sulfat jenuh
NaOH 40%
HNO3 pekat
CuSO4
HgSO4 1%
Formaldehid encer
NaNO3 encer
NH3

10
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Hasil Percobaan
a) Reaksi reaksi pengendapan oleh garam garam netral
Tabel 4.1 reaksi-reaksi pengendapan oleh garam-garam netral
Prosedur Hasil Pengamatan
5 ml larutan protein ditambah
amonium sulfat jenuh yang Ada endapan putih
berlebih
Menambahkan 2 ml alkohol Terdapat tiga lapisan: gumpalan putih telur di
absolut ke larutan protein pekat bagian atas, larutan dan di dasar endapan putih

b) Reaksi Warna
Tabel 4.2 Reaksi warna
Prosedur Hasil Pengamatan
Menambahkan 2 ml NaOH 40%
Larutan bening (tidak ada perubahan)
kepada 1 ml larutan protein
Menambahkan setetes larutan
Larutan bewarna ungu
CuSO4 5%

c) Reaksi dengan Nillon


Tabel 4.3 Reaksi dengan Nillon
Prosedur Hasil Pengamatan
Menambahkan 2 ml HNO3
dengan 1 ml larutan merkuri sulfat
Larutan bening (tidak ada perubahan)
(campuran HgSO4 1% dan asam
sulfat 2:1)
Menambahkan campuran pada 1 Terdapat dua lapisan: gumpalan putih
ml larutan protein telur di bagian atas dan larutan bewarna
kuning
Memanaskan larutan Endapan telur larut dengan larutan warna
kuning

11
Mendinginkan dan kemudian
Larutan warna kuning lebih bening (tidak
menambahkan larutan natrium
ada endapan)
nitrat 1 % dan memanaskannya
lagi
Mengamati perubahan warnanya Larutan tetap berwarna kuning

d) Reaksi Hopkin Cole


Tabel 4.4 Reaksi Hopkin Cole
Prosedur Hasil Pengamatan
1 ml larutan protein ditambahkan
Terdapat dua lapisan : atas berupa larutan
1 ml larutan formaldehid yang
putih, bawah berupa larutan
sangat encer
Menambahkan 1 ml larutan asam Terbentuk dua lapisan : endapan putih
sulfat pekat melalui dinding telur di bagian atas dan larutan bewarna
tabung coklat keunguan

e) Reaksi Xanthoprotein
Tabel 4.5 Reaksi xanthoprotein
Prosedur Hasil Pengamatan
1 ml HNO3 pekat ditambahkan 3 Terdapat dua lapisan: endapan putih telur
ml larutan protein di bagian atas dan larutan bewarna
kuning
Larutan dibagi menjadi 2 bagian,
Endapan putih telur berubah menjadi
tabung ke satu ditambahkan
warna orange
amoniak

12
IV.2 Pembahasan dan Diskusi
a) Reaksi reaksi pengendapan oleh garam garam netral
Pada dasarnya kelarutan protein akan berkurang apabila dalam larutan
tersebut ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan
terpisah sebagai endapan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya peristiwa
salting out. Dimana dalam proses ini garam akan mengion dan
menghidrasi suatu protein tersebut hingga protein tersebut akan
mengendap. Kemudian garam akan terangkat keatas sehingga
terbentunklah lapisan-lapisan pada larutan uji. Penambahan ammonium
sulfat disini ia sebagai indikasi larutan garam. Dimana ammonium sulfat
akan menghidrasi larutan protein atau putih pada telur. Pada praktikum
kami, saat penambahan ammonium sulfat berlebih menghasilkan endapan
berwarna putih. Pada saat ditambahkan alkohol absolut pada larutan
protein pekat, endapan putih telur berada di atas atau biasa disebut
endapan garam seperti yang dijelaskan di atas.
b) Reaksi Warna
Pada saat ditambahkan NaOH 40%, larutan protein tidak berubah warna.
Namun pada saat ditambahkan setetes CuSO4 5%, larutan menjadi warna
ungu. Hal ini didasarkan pada senyawa protein tersebut akan berwarna
ungu jika pada larutan uji di kondisikan pada situasi basa yakni NaOH
sebesar 40% yang direaksikan dengan CuSO4. Pada kasus ini senyawa
CuSO4 akan menunjukan ikatan peptida dalam larutan protein. Sehingga
dapat dikatakan bahwa suatu sampel uji akan diketahui ada tidaknya suatu
protein tersebut dengan melihat adanya ikatan peptida yang di indikasikan
berwarna ungu. Dan warna inilah yang mengindikasikan bahwa protein
berwarna ungu.
c) Reaksi dengan Nillon
Pada dasarnya uji senyawa nillon bertujuan untuk mengindikasi ada
tidaknya suatu kandungan tirosin atau ada tidaknya suatu gugus amida
pada larutan uji. Mekanisme pada larutan tirosin akan ter-nitrasi oleh asam
nitrat sehingga penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara reversibel
dapat berubah menjadi N-OH. Merkuri dalam pereaksi nillon akan

13
bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin dan membentuk warna
merah pada larutan uji protein. Pada saat penambahan larutan protein
dengan HNO3 dan larutan merkuri sulfat, warna berubah menjadi kuning
dan terdapat endapan telur. Pada saat memanaskan larutan tersebut,
warnanya menjadi kuning dan endapan yang sebelumnya terjadi, sekarang
sudah larut menjadi larutan berwarna kuning. Pada saat mendingikan
larutan tersebut, lalu menambahkannya dengan larutan natrium nitrat 1%,
larutan tidak berubah warna namun larutan tersebut menjadi lebih bening.
Lalu memanaskannya kembali dan warna berubah menjadi warna kuning
sedikit kemerah-merahan. Namun uji nillon pada dasarnya tidak akurat
untuk senyawa asam amino tirosin. Semua senyawa yang mengandung
gugus fenol akan positif dengan uji ini. Bahan-bahan yang mengandung
senyawa fenol seperti minyak cengkeh dan cairan pembasmi rumput dapat
menunjukkan hasil positif dengan uji nillon.
d) Reaksi Hopkin Cole
Pada reaksi ini larutan protein ditambahkan larutan formaldehid yang
sangat encer, lalu menambahkan asam sulfat pekat dan yang terjadi adalah
larutan menghasilkan dua lapisan. Lapisan pertama berwarna bening
kekuningan dan lapisan kedua seperti endapan berwarna orange keunguan.
Hal ini menunjukkan bahwa protein pekat ini negatif mengandung
triptofan. Cincin warna ungu akan terbentuk jika triptofan mengandung
gugus indol yang akan berkondensasi dengan aldehid bila terdapat asam
kuat yaitu H2SO4. Namun pada percobaan kami tidak ada cincin berwarna
ungu. Hal ini dikarenakan protein pekat ini tidak mengandung triptofan
sehingga tidak terbentuk cincin warna ungu pada bagian atas. Adapun
endapan putih ini akibat penambahan nilon. Apabila nilon ditambahkan
pada senyawa protein yang mengandung asam amino dengan rantai
samping gugus fenolik akan menghasilkan endapan warna putih yang akan
berubah menjadi merah jika dipanaskan. Sedangkan warna kuning berasal
dari warna protein pekatnya yang mengakibatkan lapisan kedua seperti
endapan berwarna putih kekuningan.

14
e) Reaksi xanthoprotein
Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan
untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene. Metode analisis protein
ini menggunakan larutan asam nitrat pekat, yang merupakan salah satu
asam pekat. Larutan asam nitrat ini ditambahkan dengan ke dalam larutan
protein. Setelah kedua larutan tersebut tercampur maka akan terjadi reaksi
ini sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Langkah selanjutnya
dilakukan pemanaskan terhadap larutan tersebut, pada tahapan ini endapan
berwarna putih akan berubah warna menjadi kuning. Reaksi perubahan
yang terjadi tersebut disebut nitrasi pada inti dari benzena yang terdapat
pada molekul dari protein. Hasil positif pada uji xantoprotein adalah
munculnya gumpalan atau cincin warna kuning. Pada uji ini, digunakan
larutan asam nitrat yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus
benzena. Asam amino yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini, yaitu
tyrosin, phenilalanin dan tryptophan. Protein yang mengandung residu
asam amino dengan radikal fenil dalam struktur kimianya (protein yang
mengandung asam amino fenilalanin atau tirosin) jika ditambahkan dengan
asam nitrat pekat akan terbentuk gumpalan warna putih. Pada pemanasan,
warna gumpalan putih tersebut akan berubah menjadi kuning yang
akhirnya berubah menjadi orange jika ditambah dengan larutan basa.

15
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Pada putih telur teridentifikasi adanya protein. Hal ini dibuktikan pada uji
reaksi warna.
2. Pada uji protein pada praktikum kami menggunakan beberapa uji reaksi,
diantaranya adalah uji reaksi warna, xanthoprotein, millon, hoopkin cole,
dan pengendapan oleh garam-garam alkohol.
V.2 Saran
1. Pada larutan uji, agar menghasilkan suatu hasil yang baik maka larutan
yang dipakai untuk sampel harus benar-benar putih telur dan tidak
tercampur dengan kuning telurnya.
2. Pada reaksi hopkin cole, agar cincin warna ungu dapat terbentuk bahan
yang ditambahkan harus benar-benar baik/tidak terkontaminasi. Seperti
sampel yang diberi perlakuan mengalami perubahan seperti tabung
menjadi panas setelah penambahan H2SO4, karena cincin warna ungu
akan terbentuk jika triptofan mengandung gugus indol yang akan
berkondensasi dengan aldehid bila terdapat asam kuat yaitu H2SO4.

16
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Pengertian Sumber Protein. http://ayokesehatan.blogspot.co.id/
2014/01/pengertian-protein-fungsi-protein-dan-sumber-protein.html.
Diakses pada tanggal 27 April 2016

Budi, W. 2013. Pengertian Fungsi Protein. http://www.softilmu.com/2013/07/


pengertian-dan-fungsi-protein.html. Diakses pada tanggal 28 April 2016

Tarsana, Agus. 2010. Identifikasi Kandungan Asam Amino. http://agustarsana.


blogspot.co.id/2010/11/identifikasi-kandungan-asam-amino-pada.html.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2016

Waton. 2016. Pengertian Telur Lengkap Beserta Jenis. http://www.


watonsinau.work/2016/01/pengertian-telur-lengkap-beserta-jenis.html.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2016

17
Lampiran
1. Reaksi-reaksi pengendapan oleh garam-garam netral alkohol

Gambar 1. Hasil dari campuran 5 ml larutan protein dan ammonium sulfat


berlebih

Gambar 2. Hasil dari campuran larutan protein pekat dengan 2 ml alkohol absolut

18
2. Reaksi Warna

Gambar 3. Hasil dari penambahan setetes larutan CuSO4 5% ke dalam campuran


larutan protein dan 2 ml NaOH 40%

3. Reaksi dengan Nillon

Gambar 4. Hasil dari campuran 1 ml HNO3 dengan 1 ml larutan merkuri

19
Gambar 5. Hasil dari campuran 1 ml HNO3 dan 1 ml larutan merkuri dengan
larutan protein

Gambar 6. Hasil dari pemanasan campuran 1 ml HNO3 dan 1 ml larutan merkuri


dengan larutan protein

Gambar 7. Hasil dari pendinginan campuran 1 ml HNO3 dan 1 ml larutan merkuri


dengan larutan protein yang sudah dipanaskan

20
Gambar 8. Hasil dari pendinginan campuran 1 ml HNO3 dan 1 ml larutan merkuri
dengan larutan protein yang sudah dipanaskan, kemudian ditambahkan
larutan NaNO3 1% dan dipanaskan kembali

21

Anda mungkin juga menyukai