Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOKIMIA

Transport electron dan Fosforilasi Oksidatif

Dosen Pengampu :
Dra. M. WIWIK ERNAWATI., M.Kes.

Disusun Oleh:
GUNAWAN (F1C111035)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


KIMIA (S1)
UNIVERSITAS JAMBI 2013-2014

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................

1
2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................
1.2 Tujuan ...........................................................................

3
3

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................

BAB III PENUTUP

....................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................

22

KATA PENGANTAR
1

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Transpor elektron dan fosforilasi oksidatif ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Biokimia.
Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat, dan
juga dapat menambah wawasan. Setelah membaca dan mempelajari tugas yang
kami buat ini yang tentunya jauh dari sempurna, tapi setidaknya kami telah
berusaha semampu kami. Untuk itulah kami membutuhkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah kami.
Jambi, 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG
Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula
menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O. Tujuan respirasi adalah untuk
mendapatkan energi melalui proses glikolisis
Secara garis besar, respirasi sel melibatkan proses-proses yang disebut glikolisis, siklus
Krebs atau siklus asam sitrat, dan rantai transpor elektron. Rantai transpor elektron menerima
elektron dari produk hasil perombakan glikolisis dan siklus krbs dengan menstransfer
elektron dari suatu molekul ke molekul lain.Energi yang dilepaskan dari setiap pelepasan
elektron tersebut digunakan untuk membuat ATP.
Fungsi dari rantai transpor elektron adalah untuk menghasilkan membran proton trans
gradien elektrokimia sebagai akibat dari reaksi redoks.

[1]

Jika proton mengalir kembali

melalui membran, mereka memungkinkan kerja mekanik, seperti berputar bakteri flagela
. ATP sintase , sebuah enzim yang sangat dilestarikan antara semua domain kehidupan,
mengubah ini mekanik menjadi energi kimia dengan menghasilkan ATP ,

[2]

yang

kekuatan reaksi yang paling selular.


Sejumlah kecil ATP tersedia dari substrat tingkat fosforilasi , misalnya, dalam
glikolisis . Pada sebagian besar organisme mayoritas ATP dihasilkan dalam rantai
transpor elektron, sementara hanya beberapa memperoleh ATP oleh fermentasi.

1.2. TUJUAN
Tujuan pada makalah ini, Agar pembaca dapat memahami tentang transport electron
dan fosforilasi oksidatif

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TRANSPORT ELEKTRON


Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob yang
meliputi proses perpindahan electron dari molekul donor. Transpor elektron sering
disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi Terminal transportasi elektron
terjadi di membran dalam mitokondria. Pada tahap ini, elektron-elektron yang dibawa
oleh

produk glikolisis dan siklus

Krebs (NADH

dan

FADH2)

dipindahkan

melewati beberapa molekul yang sebagian besar berupa protein. Transportasi elektron
menghasilkan 90% ATP dari keseluruhan ATP hasil respirasi aerobik sel. Pembentukan
ATP pada tahap ini terjadi melalui transfer elektron dengan penerima elektron terakhir
yaitu oksigen, sehingga disebut fosforilasi oksidatif.
Molekul pertama yang menerima elektron berupa flavoprotein, dinamakan flavin
mononukleotida (FMN). Selanjutnya, elektron dipindahkan berturut-turut melewati
molekul protein besi-sulfur (Fe-S), ubiquinon (Q atau CoQ), dan sitokrom (Cyst).
Elektron melewati sitokrom b, Fe-S, sitokrom c1, sitokrom c, sitokrom a, sitokrom
a3, dan oksigen sebagai penerima elektron terakhir. Akhirnya terbentuklah molekul H2O
(air).

RANTAI TRANSFER ELECTRON

Tempat: membran dalam mitokondria


Keterangan tahapan:

-Elektron yang ditransfer oleh NADH ke molekul pertama rantai transpor elektron yaitu
flavoprotein, dengan gugus protestik flavin mononukleotida > protein besi sulfur
(Fe.S) > ubikuinon (Q) > sitokrom (cyt b, cyt cI, cyt c, cyt a, cyt a3) O2.
-Elektron lain bersumber dari FADH2 yang menambahkan elektron pada tingkat yang
lebih rendah sehingga menyediakan energi sepertiga lebih kecil dari NADH.
-Pembentukan ATP baru terjadi melalui mekanisme pengkopelan energi, pada kompleks
protein ATP sintase, yang disebut pula sebagaikemiosmosis. ATP sintase menggunakan
energi dari perbedaan konsentrasi H+ pada sisi yang berlawanan dari H+ pada sisi
berlawanan membran dalam mitokondria. Gradien tersebut dapat dipertahankan
melalui rantai transport elektron. Hal ini karena rantai tersebut merupakan pengubah
energi yang menggunakan aliran elektron eksergonik untuk memompa H+ melintasi
membran.
-ATP sintase memiliki tiga bagian utama yaitu komponen silindris tonjolan tombol
yang mendandung tempat katalitik, dan batang sebagai penguhubung kedua komponen
lainnya.
Silinder adalah rotor yang berputar searah jarum jam apabila H+ melintas menuruni
gradien sehingga batang ikut berputar dan mengaktivasi tempat katalitik dalam tombol,
yang menggabungkan fosfat + ADP ATP.
Hasil: 34 ATP dengan nilai maksimum 38 ATP.

proses katabolisme
Pada proses awal katabolisme, terjadi proses glikolisis yakni proses pemecahan glukosa
(C6H12O6) menjadi 2 asam piruvat (C3) yang terjadi terjadi di sitosol.

Gambar : Proses Katabolisme


6

Glikolisis terjadi dalam 10 langkah yang terbagi dalam 2 tahap.

Tahap 1 yaitu tahap investasi yang terjadi dalam 5 langkah :

Pada langkah 1 dan ke-3 terjadi proses peminjaman 1 ATP pada masing-masing
langkah tadi.

Pada langkah ke-4 terjadi proses pemecahan Fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi
dihidroksi aseton fosfat dan gliseraldehid 3 fosfat (PGAL).

Dihidroksi aseton fosfat nantinya akan di ubah menjadi PGAL oleh enzim Aldolase,
karena enzim selanjutnya dalam glikolis (enzim triosapospat dehidrogenase) hanya
akan dapat berikatan dengan PGAL. Maka akan terbentuk 2 PGAL.

Selanjutnya tahap 2 yaitu tahap pembayaran energi yang terjadi dalam 5 langkah :

Pada langkah ke-6 terjadi oksidasi dan fosforilasi NAD+ menjadi NADH+
Pada langkah ke-7 dan ke-10 akan dihasilkan 2 ATP pada masing-masing langkah
tadi.

Kemudian pada proses selanjutnya terjadi proses antara glikolisis dan siklus Krebs
yaitu Dekarboksilasi Oksidatif (DO) yang akan mengubah 2 asam piruvat (C 3) menjadi
asetil koenzim-A (asetil ko-A) yang memiliki atom berkarbon 2 atau C 2. Berlangsung di
dalam mitokondria.
Terjadi 3 tahap dalam DO yaitu :

Pada tahap ke-1, asam piruvat (C 3) melepaskan elektron (oksidasi) sehingga 1 atom
karbonnya akan lepas membentuk CO2.

Pada tahap ke-2, terbentuk senyawa yang dinamakan sitrat kemudian NAD +direduksi
(menerima elektron) menjadi NADH.

Pada tahap ke-3, molekul berkarbon 2 (C2) yang terbentuk pada tahap 1 akan
dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentuk asetil Ko-A.

Kemudian proses selanjutnya adalah siklus Krebs yang terjadi di matriks mitokondria.
Berlangsung dalam 8 langkah.
Siklus Krebs menggunakan asetil Ko-A yang telah dihasilkan pada tahap DO.

Pada langkah ke-3, ke-4 dan ke-8 terbentuk 1 NADH+ pada masing-masing langkah
tadi.
Pada langkah ke-5 terbentuk 1 ATP
Pada langkah ke-6 terbentuk 1 FADH2

Selanjutnya akan di jelaskan mengenai proses akhir dalam katabolisme yaitu Transfer
elektron.Pada system transfer electron, berlangsung pengepakan energi dari glukosa
menjadi ATP. Reaksi ini merupakan tahap terakhir dari respirasi aerob yang terjadi di
dalam membran dalam mitokondria.
selain itu, molekul lain yang juga berperan dalam transport electron adalah molekul
oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.[3]

Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH dan
FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan
dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil
sampingan respirasi selain CO2
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan pada hewan tingkat tinggi melalui paru-paru pada peristiwa
pernafasan.
Rantai transpor electron tidak secara langsung membuat ATP. Fungsi rantai transpor
ialah untuk mempermudah jatuhya electron dari makanan ke oksigen, memecah
penurunan energy bebas yang besar menjadi sederetan langkah yang lebih kecil yang
melepaskan energy dalam jumlah yang bisa diatur.
Proses yang sebenarnya bertugas membuat ATP adalah kemiosmosis yang
menggunakan enzim yang disebut ATP sintase. ATP sintase menggunakan energy dari
gradien ion yang ada untuk menggerakan sintesis ATP.
Gradien ion yang menggerakan fosforilasi oksidatif ialah gradient proton (ion hidrogen)
dengan kata lain, sumber daya untuk ATP sintase ialah perbedaan konsentrasi H+ pada
sisi yang berlawanan dari membrane dalam mitokondria. Mekanisme aliran H+ dari
matriks ke ruang antar membrane untuk mendorong terbentuknya ATP dari ADP dan Pi
disebut kemiosmosis

2.2. Fosforilasi oksidatif

Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang
dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan adenosina trifosfat (ATP).
ATP dapat terbentuk melalui dua cara
Oksidatif dan Fosforilasi Tingkat Substrat.

yakni,

pertama

dengan Fosforilasi

A. Fosforilasi Oksidatif : molekul-molekul organik yang teroksidasi dan energinya


dikeluarkan dari electron dengan cara melewatkannya melalui system transpor
electron. Energy bebas tersebut digunakan untuk memfosforilasi ADP menjadi
ATP. Molekul-molekul organik yang digunakan adalah NADH dan FADH2.
B. Fosforilasi Tingkat Substrat : terdapat enzim-enzim yang menjadi perantara
terjadinya transfer gugus pospat dari satu molekul organik yang terfosforilasi ke
ADP dan terbentuklah ATP.
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien,
hampir semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan
ini sangat umum digunakan karena ia merupakan cara yang sangat efisien untuk
melepaskan energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti
glikolisis anaerobik.
Rantai transpor elektron dalam mitokondria merupakan tempat terjadinya
fosforilasi oksidatif pada eukariota. NADH dan suksinat yang dihasilkan pada siklus
asam sitrat dioksidasi, melepaskan energi untuk digunakan oleh ATP sintase.
Selama fosforilasi oksidatif, elektron ditransfer dari pendonor elektron ke
penerima elektron melalui reaksi redoks. Reaksi redoks ini melepaskan energi yang
digunakan untuk membentuk ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh
serangkaian kompleks protein di dalam mitokondria, manakala pada prokariota, proteinprotein ini berada di membran dalam sel. Enzim-enzim yang saling berhubungan ini
disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein utama
terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-enzim
berbeda yang terlibat.
Energi yang dilepaskan oleh perpindahan elektron melalui rantai transpor elektron ini
digunakan untuk mentranspor proton melewati membran dalam mitokondria. Proses ini
disebut kemiosmosis. Transpor ini menghasilkan energi potensial dalam bentuk gradien
pH dan potensial listrik di sepanjang membran ini.

10

Energi yang tersimpan dalam bentuk ini dimanfaatkan dengan cara mengijinkan proton
mengalir balik melewati membran melalui enzim yang disebut ATP sintase. Enzim ini
menggunakan energi seperti ini untuk menghasilkan ATP dari adenosina difosfat (ADP)
melalui reaksi fosforilasi. Reaksi ini didorong oleh aliran proton, yang mendorong rotasi
salah satu bagian enzim.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan spesi
oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida. Hal ini dapat mengakibatkan
pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan kemungkinan juga menyebabkan
penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini juga merupakan
target dari banyak obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim.
Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang
dipecah pada proses respirasi.

PROSES

ATP

NADH

FADH

Glikolisis
Dekarboksilasi
oksidatif
Daur Krebs
Rantai transpor
elektron

2
2
34

2
2
6
-

2
-

Total

38

10

11

2.3. Pembuatan ATP oleh fosforilasi oksidatif diatur oleh kebutuhan energi
sel
Persamaan reaksi bagi oksidasi NADH oleh mitokondria memperlihatkan bahwa
fosfat dan ADP seperti juga oksigen diperlukan bagi berlangsungnya transfor electron.
NADH + H+ + 3Pi + 3ADP + O2

NAD+ + 3ATP + 4H2O

Pada saat terjadinya transfor electron fosfat dan ADP akan dipindahkan dari sitosol
dan ATP akan bertumpuk. System ini akhirnya mencapai keadaan yang hamper semua ADP
akan berubah menjadi ATP oleh fosforilasi oksidatif. Walaupun konsentrasi fosfat anorganik
juga akan menjadi lebih rendah, fosfat biasanya berbeda pada konsentrasi yang lebih tinggi
didalam sel dibandingkan dengan ADP. Jadi bila mana ADP didalam sitosol sudah amat
terkuras, kecepatan konsumsi oksigen oleh mitokondria harus menurun sampai sebagian kecil
dari kecepatan maksimum. Respirasi akan meningkat menjadi maksimum bilaman
konsentrasi ADP didalam sitosol meningkat. Ini akan terjadi bilaman kecepatan reaksi
beberapa proses yang memerlukan beberapa energi didalam sel meningkat jadi peningkatan
kecepatan penguraian ATP menjadi ADP membuat ADP lebih banyak tersedia untuk
difosforilasi selama transfor electron. Ketergantungan kecepatan konsumsi oksigen pada
konsentrasi ADP sebagai senyawa penerima fosfat disebut control penerima pada resfirasi.
Pada berbagai jaringan hewan dan manusia nisbah control penerima resfirasi atau nisbah
kecepatan maksimum konsumsi oksigen yang induksi oleh ADP terhadap kecepatan istirahat
sedikitnya 10. pada beberapa orang control penerima mengalami kelainan mungkin karena
kelainan genetic sebagai akibatnya jaringan tubuh memperlihatkan kecepatan konsumsi
oksigen yang tinggi pada setiap saat.

12

2.4.

Transpor electron dan fosforilasi oksidatif terjadi pada membran


mitokondria sebelah dalam

Pada sel eokariotik, hamper semua dehidrigenase spesipik yang diperlukan pada
oksidasi pirupat dan bahan babkar lain melalui siklus asam sitrat terletak pada bagian
sebelah dalam mitokondria yaitu matriks. Molekul perpindahan electron dari rantai
repirasi dan molekul enzim yang melakukan sintesa ATP dari ADP dan fosfat terbenam
didalam membrane sebelah dalam. Bahan baker siklus asam sitrat seperti pirupat harus
dipindahkan dari sitosol melalui membrane mitokondria kedalam bagian matriks
disebelah dalam sebagai tempat aktifitas dehidrogenase.
Demikin pula ADP yang terbentuk dari ATP selama aktifitas yang memerlukan energi
didalam sitosol harus dipindahkan ke dalam matriks mitokondria untuk mengikat fosfat
kembali menjadi ATP. ATP baru yang dibentuk harus dikembalikan ke sitosol.
System transport membran yang khusus pada membrane mitokondria sebelah dalam
tetapi juga masuknya fosfat dan ADP dan keluarnya ATP selama fosforilasi oksidatif.
Jadi membrane mitokondria sebelah dalam merupakan struktur kompleks yang
mengandung molekul pembawa electron, sejumlah enzim, dan beberapa system transport
membran.

Pembawa redoks mitokondria

Skema representasi dari ETC

Energi yang diperoleh melalui transfer elektron (panah hitam) turun ETC digunakan
untuk pompa proton (panah merah) dari matriks mitokondria ke dalam ruang
intermembrane, menciptakan gradien elektrokimia proton melintasi membran dalam
mitokondria (IMM) yang disebut .

13

Ini gradien elektrokimia proton memungkinkan sintase ATP (ATP-ase) untuk


menggunakan aliran H + melalui enzim kembali ke matriks untuk menghasilkan ATP dari
adenosin difosfat (ADP) dan fosfat anorganik .
Kompleks I (NADH koenzim Q reduktase; berlabel I) menerima elektron dari siklus
Krebs pembawa elektron nikotinamida adenin dinukleotida (NADH), dan melewati
mereka untuk koenzim Q ( ubiquinone ; berlabel UQ), yang juga menerima elektron dari
kompleks II ( suksinat dehidrogenase ; berlabel II). UQ melewati elektron untuk
kompleks III ( sitokrom bc

kompleks ; berlabel III), yang melewati mereka untuk

sitokrom c (CYT c). CYT c melewati elektron ke Kompleks IV ( sitokrom oksidase c ;


berlabel IV), yang menggunakan elektron dan ion hidrogen untuk mengurangi oksigen
molekul air.
Empat terikat membran kompleks telah diidentifikasi dalam mitokondria. Setiap
struktur transmembran yang sangat kompleks yang tertanam dalam membran dalam.
Tiga dari mereka adalah pompa proton. Struktur elektrik dihubungkan oleh lipid larut
pembawa elektron dan larut dalam air pembawa elektron.
Rantai transpor elektron keseluruhan:
NADH Kompleks saya Q Kompleks III sitokrom c Kompleks IV O2

Kompleks II

FADH

Kompleks I
Dalam I Kompleks ( NADH dehidrogenase , juga disebut NADH: oxidoreductase

ubiquinone; EC 1.6.5.3 ) dua elektron dikeluarkan dari NADH dan ditransfer ke


pembawa lipid-larut, ubiquinone (Q).

14

Produk berkurang, ubiquinol (QH2) bebas berdifusi dalam membran, dan Kompleks
saya translocates empat proton (H+) pada membran, sehingga menghasilkan gradien
proton. Kompleks I adalah salah satu situs utama di mana dini kebocoran elektron untuk
oksigen terjadi, sehingga menjadi salah satu situs utama produksi superoksida berbahaya.
Jalur elektron terjadi sebagai berikut:
NADH teroksidasi ke NAD +, dengan mengurangi mononukleotida Flavin untuk FMNH
2

dalam satu dua-elektron langkah. FMNH

kemudian teroksidasi dalam dua-elektron

satu langkah, melalui semiquinone menengah. Setiap elektron sehingga transfer dari
FMNH

ke klaster Fe-S , dari cluster Fe-S untuk ubiquinone (Q). Pengalihan hasil

elektron pertama dalam radikal bebas (semiquinone bentuk) dari Q, dan transfer elektron
kedua mengurangi bentuk semiquinone ke bentuk ubiquinol, QH 2. Selama proses ini,
empat proton translokasi dari matriks mitokondria untuk ruang inter membrane.

Kompleks II
Dalam Kompleks II ( suksinat dehidrogenase , EC 1.3.5.1 ) elektron tambahan dikirim

ke kolam kuinon (Q) yang berasal dari suksinat dan ditransfer (melalui FAD ) untuk T.
Kompleks II terdiri dari empat subunit protein: SDHA , SDHB , SDHC , dan SDHD .
Donor elektron lainnya (misalnya, asam lemak dan gliserol 3-fosfat) juga langsung
elektron ke Q (melalui FAD).

Kompleks III
Dalam Kompleks III ( sitokrom bc

kompleks ; EC 1.10.2.2 ), maka Q-siklus

memberikan kontribusi terhadap gradien proton oleh penyerapan asimetris / pelepasan


proton. Dua elektron dikeluarkan dari QH 2 di lokasi

Q dan berurutan dipindahkan ke

dua molekul sitokrom c , pembawa larut air elektron terletak di dalam ruang
intermembrane.
Dua elektron lainnya berurutan melintasi protein ke situs Q di mana bagian kuinon dari
ubiquinone dikurangi menjadi kinol.
Sebuah gradien proton dibentuk oleh dua kinol (4H +4 e-) oksidasi di situs o Q untuk
membentuk satu kinol (2H +2 e-) di situs Q. (Total enam proton translokasi: dua proton
mengurangi kuinon untuk kinol dan empat proton dilepaskan dari dua molekul
ubiquinol).
15

Setelah transfer elektron berkurang (oleh potensial membran tinggi atau inhibitor
pernapasan seperti antimycin A), Kompleks III dapat bocor elektron untuk molekul
oksigen, menghasilkan pembentukan superoksida.

Kompleks IV
Dalam Kompleks IV ( sitokrom oksidase c ; EC 1.9.3.1 ), terkadang disebut sitokrom

A3, empat elektron dikeluarkan dari empat molekul sitokrom c dan ditransfer ke molekul
oksigen (O

2),

menghasilkan dua molekul air. Pada saat yang sama, empat proton

translokasi pada membran, berkontribusi terhadap gradien proton. Aktifitas oksidase


sitokrom c dihambat oleh sianida.

16

2.4. Coupling dengan fosforilasi oksidatif


Menurut hipotesis kopling kemiosmotik , diusulkan oleh Nobel Kimia
pemenang Peter D. Mitchell , rantai transpor elektron dan fosforilasi oksidatif
yang digabungkan dengan gradien proton melintasi membran mitokondria
bagian dalam. Para penghabisan proton dari matriks mitokondria menciptakan
gradien elektrokimia (proton gradien). Gradien ini digunakan oleh

FF

ATP

sintase kompleks untuk membuat ATP melalui fosforilasi oksidatif. ATP sintase
kadang-kadang digambarkan sebagai V Kompleks dari rantai transpor elektron
.

Komponen F

sintase ATP bertindak sebagai saluran ion yang menyediakan

untuk fluks proton kembali ke dalam matriks mitokondria. Refluks ini melepaskan
energi bebas yang dihasilkan selama generasi dari bentuk teroksidasi dari
pembawa elektron (NAD

dan Q). Energi bebas digunakan untuk menggerakkan

sintesis ATP, dikatalisis oleh komponen

F kompleks.

Kopling dengan fosforilasi oksidatif adalah langkah kunci untuk produksi ATP.
Namun, dalam kasus tertentu, uncoupling dua proses biologis mungkin berguna.
Protein uncoupling, thermogenin -hadir dalam membran mitokondria bagian
dalam jaringan adiposa coklat -menyediakan untuk aliran alternatif proton
kembali ke matriks mitokondria bagian dalam. Hal ini menyebabkan aliran
alternatif dalam thermogenesis daripada produksi ATP dan menghasilkan panas.
uncouplers sintetis (misalnya, 2,4-dinitrophenol ) juga ada, dan, pada dosis
tinggi, yang mematikan.

17

BAB III
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
A. Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob.
Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi
B. Transport elektron disebut juga dengan sistem rantai respirasi atai sistem oksidasi
dimana terminal transportasi elektron terjadi di membran mitokondria
C. Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi
yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan adenosina trifosfat (ATP).
ATP dapat terbentuk melalui dua cara yakni, pertama dengan Fosforilasi
Oksidatif dan Fosforilasi Tingkat Substrat
D. Pada setiap putaran siklus asam sitrat, empat pasang atom hydrogen dipindahkan
dari isositrat, -ketoglutarat, suksinat, dan malat melalui aktifitas dehidrogenase
spesifik
E. Transpor electron dan fosforilasi oksidatif terjadi pada membran mitokondria
sebelah dalam,dimana proses tersebut dibagi menjadi 4 kompleks, yaitu:
Kompleks I (NADH koenzim Q reduktase; berlabel I) menerima elektron dari siklus
Krebs pembawa elektron nikotinamida adenin dinukleotida (NADH), dan melewati
mereka untuk koenzim Q ( ubiquinone ; berlabel UQ), yang juga menerima elektron
dari kompleks II ( suksinat dehidrogenase ; berlabel II).
UQ melewati elektron untuk kompleks III ( sitokrom bc 1 kompleks ; berlabel III),
yang melewati mereka untuk sitokrom c (CYT c). CYT c melewati elektron ke
Kompleks IV ( sitokrom oksidase c ; berlabel IV), yang menggunakan elektron dan
ion hidrogen untuk mengurangi oksigen molekul air.
F. ATP adalah modulator penghambat dan ADP umumnya merupakan perangsang
didalam katabolisme karbohidrat.

DAFTAR PUSTAKA
18

S. Page, David, 1989.Prinsip-Prinsip Biokimia Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Schumm, Doroti. 1992. Intisari Biokimia. Jakarta : Binarupa Aksara

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosforilasi_oksidatif

http://syahrulalfitri.wordpress.com/2013/12/06/oksidasi-biologi/

http://megasylviafitri.blogspot.com/2013/12/06mitokondria.html

http://biokimiaunima.blogspot.com/2013/12/06_archive.html

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/biokimia/bab%2016.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3512/1/biokimia-helvi.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai