Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2017/2018
I. TUJUAN
Mempelajari cara mensintesa senyawa nikel dimetilglioksim yang halus
dan homogen
II. TEORI
Nikel merupakan salah satu unsur logam transisi golongan VIIIB yang
berwarna putih perak mengkilat, keras, mudah dibentuk dan mudah ditempa
[1]. Logam ini melebur pada 1455°C, dan bersifat sedikit magnetis[2]. Di
alam, nikel terdapat dalam bentuk senyawa, misalnya pentlandite (FeS.NiS),
nickeliferous pyrrhotite dan lain-lain[1].
Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan
nikel dengan membentuk hidrogen :
dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh
bilangan koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumLah ligan
(monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu
atom pusat[2].
Nikel(II) membentuk sejumLah besar kompleks dengan bilangan
koordinasi 6, 5, dan 4, yang memilki semua jenis struktur yang utama, yaitu
oktahedral, trigonal bipiramidal, piramidal bujur sangkar, tetrahedral, dan
bujur sangkar. Ini adalah khas bahwa kesetimbangan rumit yang umumnya
bergantung kepada suhu dan kadangkala bergantung kepada konsentrasi,
seringkali terjadi antara jenis-jenis struktur ini. Spesies Terkoordinasi
Enam. Yang paling umum adalah ion akuo hijau [Ni(H2O)6]2+ yang dibentuk
pada pelarutan Ni, NiCO3 dan sebagainya, dalam asam dan menghasilkan
garam-garam seperti NiSO4.7H2O.
Molekul dalam ion akuo dapat dengan mudah digantikan khususnya
oleh amonia, menghasilkan kompleks seperti trans-[Ni(H2O)2(NH3)4]2+ atau
[Ni(en)3]2+. Kompels amin ini umunya biru atau ungu karena pergeseran pita
serapan bilamana H2O digantikan oleh medan ligan yang lebih kuat. Spesies
Terkoordinasi Empat. Kebanyakan kompleks ini bujur sangkar. Ini akibat
dari konfigurasi d8 . Karena set ligan planar menyebabkan salah satu orbital d,
(dx2-xy2) menjadi tinggi secara khas dalam energi, dan kedelapan elektron
dapat menempati keempat orbital d lainnya, namun meninggalkan orbital
anti-ikatan yang lebih kuat, kosong. Contoh yang palig dikenal baik adalah
bis(dimetilglioksimato) Nikel(II) merah, Ni(dmgH)2, yang digunakan untuk
penentuan gravimetri nikel; ia diendapkan pada penambahan dmgH2
etanolat kepada larutan Nikel(II) amonikal[3].
Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur geometri
oktahedron, hanya sedikit mengadopsi geometri tetrahedron dan bujur
sangkar. Ion heksaquonikel(II) berwarna hijau; penambahan amonia
menghasilkan ion biru heksaaminanikel(II) menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 6NH3 (aq) → [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 6H2O (l)
hijau biru
- Didinginkan
- Ditambahkan amoniak sampai pH 7
- Disaring
Keterangan :
1. Gelas piala
2. Magnetik bar
3. Hot plate
4. Corong
5. Erlenmeyer
= 0, 0095 mol
Mol Ni(DMG)2 = mol NiSO4.6H2O
= 0,0095 mol
Massa Ni(DMG)2 teori = mol . Mr
= 0,0095 mol x 288,65 g/mol
= 2,746 gram
% Rendemen =
massa percobaan
massa teori x 100 %
0,405 gram
= 2,746 gram
= 14, 748 %
3d 4s 4p
Eksitasi
↑ ↑ ↑
↑ ↑
↓ ↓ ↓
3d 4s 4p
↑ ↑ ↑ ↑
↓ ↓ ↓ ↓
3d 4s 4p
DMG
↑ ↑ ↑ ↑ ▪ ▪ ▪ ▪
↓ ↓ ↓ ↓ ▪ ▪ ▪ ▪
3d 4s 4p
Hibridisasi dsp2 (square planar)
Inner orbital dan diamagnetik
5.2 Pembahasan
Pada percobaan pembuatan partikel nikel dimetilglioksim yang halus dan
homogen dilakukan dengan metode pengendapan secara bertahap dan
rekristalisai. Pada percobaan ini menggunakan NiSO4 yang
berfungsi sebagai
sumber atom pusat dan DMG sebagai sumber ligan. Senyawa kompleks yang
terbentuk yaitu [ Ni (DMG)2].
Nikel sulfat dilarutkan dengan akuades bertujuan untuk mendapatkan
endapan secara bertahap sehingga terbentuk senyawa intermediet
[Ni(OH2)7]. Kemudian ditambahkan HCl 2 N hingga pH 5, hal ini bertujuan
untuk memberikan suasana asam pada proses reaksi dan berfungsi untuk
memutuskan ikatan NiSO4.6H2O dan sehingga didapatkan Ni2+. Sebaliknya
jika pH yang digunakan besar dari pH 5 maka akan terjadi oksidasi Ni2+
menjadi Ni3+. dan jika kurang dari pH 5 maka ikatan antara Ni dan H2O tidak
akan putus dan reaksi akan berlangsung lambat.
Kemudian ditambahkan DMG dan urea. Penambahan urea bertujuan
sebagai masking agent yang akan membentuk senyawa kompeks Ni dengan
DMG. Saat penambahan DMG, larutan berubah warna menjadi merah dan
terdapat endapan yang selanjutnya dilakukan pemanasan dan penstireran
pada suhu 800C. Hal ini bertujuan mempercepat proses reaksi pembentukkan
senyawa komples agar lebih sempurna. Karena pemanasan menyebabkan
tumbukan antar partikel cepat dan reksi berlangsung cepat. Namun jika suhu
yang dgunakan lebih dari 800C akan menyebabkan pelarut pada DMG
menguap saat pemanasan dan apabila suhunya kecil dari 800C maka reaksi
akan berlangsung lambat.
Selanjutnya, larutan dibiarkan dingin hal ini bertujuan untuk
menurunkan energi kinetik ketika proses pemanasan. Sehingga endapan
akan berkumpul yang menyebabkan endapan yang didapat lebih banyak.
Sebelum penyaringan pH campuran dicek karena kompleks [Ni(OH2)7] yang
sudah terbentuk stabil pada pH 7. Kemudian endapan disaring, jika endapan
6.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya didapatkan hasil yang lebih baik disarankan:
1. Tentukan senyawa kompleks lain yang bisa dibuat dengan metode yang
sama pada percobaan ini.
2. Tentuakan metode lain yang digunakan untuk mensintesis senyawa
partikel dimetil glioksim yang halus dan homogen.
3. Bandingkan metode praktikum dengan metode lain.
DAFTAR PUSTAKA
a. Judul
Sintesis, karakterisasi dan aktivitas katalitik dari kompleks nikel NHC.
b. Tujuan
Untuk mensintesis dan mengkarakterisasi beberapa kompleks
siklopentadienil nikel dengan lokus N- heterosiklik yang tersubstitusi secara
simetris dan asimetris.
c. Metoda
Rekristalisasi dan kristalografi
d. Cara Kerja
1. 1,005 gram nikel dilarutkan dalam 20 mL THF dan ditambahkan 1,793
garam imidazolium.
2. Campuran diaduk selama 5 hari pada suhu kamar. Larutan perlahan
akan berubaha warna dari hijau gelap menjadi merah tua.
3. Pelarut diuapkan dan sisa padatan dicuci dengan20 mL heksan
sebanyak tiga kali untuk menghilangkan pengotor atau nikel yang
belum bereaksi.
4. Residu yang dihasilkan diekstrak dengan toluen ( 3 x 10 mL ) dan
dipekatkan sampai volume larutan menjadi 5 mL.
5. Didiamkan semalam pada suhu 40C.
6. Dilakukan pengukuran dengan sinar x.
e. Skema Kerja
f. Hasil
Beberapa kompleks siklopentadienil nikel dengan lokus N- heterosiklik yang
tersubstitusi secara simetris dan asimetris. Kompleks yang disintesis
merupakan katalis aktif dengan laju konversi reaktan dari 10 sampai 80%
dan selektivitasnya sangata tinggi. Kompleks ion lebih aktif dari pada analog
kovalennya. Kompleks yang diuji digunakan sebagai petunjuk dalam
oligomerisasi etilasetat karben, untuk memstikan bahwa karben
N-heterosiklik dari prekusor katalis dimasukkan kedalam rantai oligomer.
g. Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan: pada penyediaan hasil dengan grafik dan memperlihatkan
struktur dari senyawa tersebut.