SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2019/2020
I. TUJUAN
Menentukan komposisi ion kompleks dengan menggunakan metoda jobs
II. LANDASAN TEORI
Senyawa koordinasi adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan
ikatan kovalen koordinasi antara ion logam atau atom logam dengan atom nonlogam.
Pada awal perkembangannya, senyawa koordinasi disebut dengan senyawa kompleks
Karena pembentukannya sulit dijelaskan dengan konsep valensi atau teori ikatan kimia
yang ada. Istilah senyawa koordinsi digunakan setelah werner menjelaskan bahwa ligan-
ligan terkooordinasi pada atom pusat pada posisi tertentu. Fakta-fakta eksperimen baru
menunjukkan banyak senyawa kompleks yang sulit dijelaskan pembentukannya dengan
teori ikatan yang ada, sehingga di masa yang akan datang tampak istilah senyawa
kompleks atau kompleks cenderung lebih banyak dipakai dibandingkan senyawa
koordinasi.
Senyawa kompleks dapat berupa kompleks netral atau senyawa kompleks ionik.
Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
dimanasalah satu atau kedua ion tersebut dapat merupakan ion kompleks. Dalam
pembentukan senyawa kompleks, atom logam atau ion logam disebut atom pusat,
sedangkan atom yang dapat mendonorkan elektronnyake atom logam atau ion logam
disebut atom donor. Atom pusat senyawa kompleks dapat merupakan unsur-unsur logam
transisi atau unsur- unsur logam utama.
Berdasarkan banyaknya atom donor yang dimilikiya, ligan-ligan dapat
dikelompokkan menjadi
1. Ligan monodentat
Ligan monodentat memiliki sebuah atom donor, contohnya adalah NH3, H2O, CO,
dan Cl-. Ligan monodentat yang atom donornya hanya memiliki satu Pasangan
Elektron Bebas (PEB) pada umumnya hanya dapat membentuk satu ikatan kovalen
dengan atom logam atau ion logam.
2. Ligan bidentat
Ligan bidentat memiliki dua atom donor, contohnya adalh 1,2-diaminoetana
(etilendiamina), 1-3-diaminopropanan, ion oksalat, 2,2’-bipiridina dan 1,10-
fenatrolina.
CH2 CH2
NH2 NH2
3. Ligan tridentat
Ligan tridentat memiiki tiga atom donor cntohnyaadalah dietilen diamina (dien)
dan2,2’,6’,2”- terpiridina (terpy).
4. Ligan tetradentat
Ligan tetradentat atau unadridentat memiliki empat atom donor, contohnya adalah
tris(2-aminoetil)amina (trien)
5. Ligan pentadentat
Ligan pentadentat memiiki lima atom donor, contohnyaadalah eter mahkota 15-
crown-5
6. Ligan heksaadentat
Ligan heksadentat memiiki lima atomdonor, contonya adalah ion
etilendiaminaasetet (EDTA). Enam atomdonor pada ligan EDTA adalah dua atom
nitrogen dan empat atom oksigen dari empat gugus asetat. Ligan EDTA cenderung
membentuk kompleks sepit dan bayak digunakan dalam bidang kimia analitik.
Ligan yang memiliki lebih dari satu atom donorseringkali disebut ligan polidentat.
Pada ligan yang memiliki dua atau lebih atomdonor, atom-atom donor tersebut
dapat berikatan dengn atom puat yang samamembentuk kompleks [3].
Kemampuan ion kompleks melakukan reaksi yang mengahasilkan pergantian satu
atau lebih ligan dalam lingkungan koordinasinya oleh yang lain disebut kelabilan.
Kompleks inert adalah yang reaksi pergantian ligannya cukup lambat. Dengan cara
memasukkan bersama-sama zat pereaksi di dalam wadah [1].
Nikel (II) membentuk sejumlah besar kompleks dengn bilangan koordinasi 4, 6, dan
5 yang memiliki semua jenis struktur yang utama, yaitu oktahedral, trigonal bipiramida
piramida bujursangkar, tetrahedral, dan bujur sangkar. Ini adalah khas bahwa
kesetimbagan rumit yang umumnya bergantung kepadasuhu dan kadangkala bergantung
pada konsentrasi, seringkali terjadi antara jenis-jenis ini. Molekul air dalam ion akuo
dapat dengan mudah digaantikan khususnyaamina, menghasilkan kompleks seperti
trans-[Ni(H2O2)2(NH3)4]2+ atau [Nien2]2+ [1].
2+
NH2 NH2
CH2 CH2
Ni
CH2 CH2
NH2 NH2
n
Larutan etilendiamin
Larutan Ni2+
Campuran
1 2 3 4 5 6 7
(7:3) (6:4) (5:5) (4:6) (3:7) (2:8) (1:9)
Keterangan:
1. Labu Ukur
2. Gelas ukur
3. Spektrofotometer UV-Vis
4.4 Perhitungan
4.4.1 Konsentrasi Larutan Ni2+
0,4 mol NiSO4 .6H2 O 1 L larutan 237,66 g NiSO4 .6H2 O
Massa = × ×
1 L larutan 1000 mL larutan 1 mol NiSO4 .6H2 O
×50 mL larutan
= 4,7532 g NiSO4.6H2O
4.4.2 Konsentrasi Larutan en
99 g en 0,9 g larutan 1000 mL larutan
Volume = × ×
100 g larutan 1 mL larutan 1 L larutan
1 mol en 1 L larutan
× ×50 mL larutan
60,1 g en 0,4 mol en
= 1,25 mL larutan
4.4.3 Penentuan Nilai x
(V ×M) en
Xen =
(V ×M) en + (V ×M) Ni2+
XNi2+ =1-Xen
X en
n =
1 - X en
0,6
n = =1,5~ 2
1 - 0,6
2 + 2 + 2+ 1 +1+ 1
n = =1,5 ~ 2
6
4.2 Grafik
0.3 578 nm
0.2 622 nm
0.1
650 nm
0
-0.1 660 nm
-0.2
0.2 0.4 0.6 0.8 1
Fraksi Mol
3d 4s 4p
Eksitasi
3d 4s
4p
3d 4s 4p
En (4PEB dari ligan en)
.. .. .. ..
Hibridisasi : dsp2
Struktur geometri : square planar
Orbital : inner orbital
Bersifat : diamagnetik
5. 2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yaitukomposisi ion kompleks dengan metoda jobs yang
bertujuan untuk menentukan komposisi ion kompleks dengan metodajobs, menggunakan
NiSO4 sebagai sumber atom pusat Ni2+ dan etilendiamin sebagai sumber ligan.
Langkah pertama NiSO4 dan etilendiamin diencerkan dengan aquades untuk
memutus ikatan pada NiSO4 sehingga terion menjadi Ni2+ dan SO42-serta untuk
memperkecil konsentrasi dari larutan sehingga didapat larutan berwarna yang
transparan sehingga dapat diukur menggunakan spektrofotometer sinar tampak.
Selanjutnya kedua larutaan dicaampukan namun dengan komposisi yang berbedaa-beda.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai n dari kompleks yang terbentuk dengan cara
mengukur adsorban masing-masing larutan.
Pada awal percobaan didapatkan larutan Ni2+yang berwarna hijau, tetapi setelah
ditambahkan larutan etilendiamin warna larutan berubah. Perubahan warna menandakan
terdapat kompleks yang terbentuk. Berdasarkan percobaan didapatkan masing-masing
larutan memiliki warna yang berbeda-beda. Hal ini menendakan bahwa kompleks yang
terbentuk berbeda-beda.
Dari data diketahui bahwa masing-masing larutan memberikan nilai adsorban
yang berbeda-beda pada tiap panjang gelombang yang digunakan. Berdasarkan nilai
adsorban yang diperoleh maka didapatkan nilai n untuk kompleks [Ni(en)2]2+ bernilai 1,5
yang dibulatkan menjadi 2. Nilai yang didapat sesuai dengan teori, yaitu 2. Namun masih
terdapat kesalahan dalam percoban sehingga nilia n yang didapat masih kurang dari 2.
Hal ini bisa disebabkan kurang telitinya saat menimbang dan mengukur volume zat serta
pengenceran sehingga konsentrasi zat yang diperoleh tidak sesuai. Kuvet yang digunakan
juga dapat mempengaruhi hasil percobaan, kemungkinan kuvet yang digunakan kurang
bersih sehingga terdapat lemak dan kotoran yang menempel pada kuvet yang dapat
menghambat jalannya sinar sehingga mempengaruhi nilai adsorban yang menentukan
nilai n.
6.2 Saran
Agar praktikum berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi maka
diharapkan agar :
1. Teliti saat menimbang dan mengukur volume zat
2. Teliti saat melakukan pengenceran
3. Pastikan kuvet bersih sebelum digunakan
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Cotton F.A, Wilkinson G. Kimia Anorganik Dasar. UI Press: Jakarta, 1989.
[2]. Dachrianus. Analisa struktur senyawa organik secara spektroskopi. LPTIK Unand: Padang,
2004.
[3]. Effendy. Perspektif Baru Kimia Koordinasi. Bayu Media: Malang. 2007.
Ni
CH2 CH2
NH2 NH2
n
No Bahan Struktur
1. CuSO4.5H2O
2. Etilendiamin
5. Akuades O
H H