Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kimia, Vol. 3, No.

6, Agustus 2017
Penetapan Kadar Nikel (Ni) Dalam NiSO4 . 6H2O Cara Kompleksometri

Ahmad Syarif dan Fakhira Nurjannah

Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK
________________________________________________________________________________
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion
kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran
dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak
hanya dalam titrasi. Penentuan kadar nikel dalam daun bayam dengan cara penambahan larutan
buffer pH 5 dan indikator EBT dan kemudian di titrasi dengan EDTA. Titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna dari merah anggur menjadi biru,

Kata Kunci: nikel, daun bayam, kompleksometri


________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
1. PENDAHULUAN Titrasi kompleksometri juga dikenal
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi sebagai reaksi yang meliputi reaksi
berdasarkan pembentukan persenyawaan pembentukan ion-ion kompleks ataupun
kompleks (ion kompleks atau garam yang pembentukan molekul netral yang terdisosiasi
sukar mengion), Kompleksometri merupakan dalam larutan. Persyaratan mendasar
jenis titrasi dimana titran dan titrat saling terbentuknya kompleks demikian adalah
mengkompleks, membentuk hasil berupa tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi
kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan komplek biasa seperti di atas, dikenal pula
kompleks atau yang menyangkut kompleks kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi
banyak sekali dan penerapannya juga banyak, kelatometri, seperti yang menyangkut
tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu penggunaan EDTA.
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, Svehla, (1990). Dalam pelaksanaan
sekalipun disini pertama-tama akan analisis anorganik banyak digunakan reaksi-
diterapkan pada titrasi. reaksi yang menghasilkan pembentukan
kompleks.Suatu ion atau molekul kompleks
Jurnal Kimia, Vol. 3, No. 6, Agustus 2017
terdiri satu atom ion pusat dan sejumlah ligan M, ZnSO4 0,05 M, buffer pH 5, EBT pH 5,
yang terikat erat dengan atom ion pusat dan akuades.
itu.Jumlah relatif komponen-komponen ini
dalam kompleks yang stabil nampak 2.3. Prosedur Percobaan
mengikuti stoikiometri yang tertentu.Atom a. Preparasi Sampel
pusat ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu Daun bayam di timbang, kemudian di
angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan tumbuk menggunakan lumping, setelah itu di
(monodentat) yang dapat membentuk larutkan dengan akuades, lalu di saring.
kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. b. Pembuatan Buffer pH 5
Astin Lukum (2009). Salah satu jenis Ditimbang CH3COONa sebanyak 3,69
reaksi kimia yang dapat digunakan sebagai gram. Lalu dilarutkan dengan CH3COOH 25
dasar dalam penentuan secara titrimetri adalah mL dalam labu ukur. Setelah itu ditambahkan
pembentukan suatu zat yang dikenal sebagai kembali CH3COOH sampai garis miniskus.
senyawa kompleks, yang mempunyai sifat c. Pembuatan ZnSO4 0,05 M dalam 100
larut dengan baik tetapi hanya sedikit mL
terdisosoasi. Ion logam dapat menerima Ditimbang ZnSO4 sebanyak 0,805
pasangan elektron dari gugus donor elektron gram, kemudian dilarutkan dengan akuades.
membentuk senyawa koordinasi atau ion Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. lalu
kompleks. Ion logam dalam kompleks ditambahkan akuades hingga garis miniskus.
tersebut dinamakan atom pusat sedangkan zat Kemudian dihomogenkan.
yang dapat membentuk senyawa kompleks d. Pembuatan EDTA 0,05 M dalm 100
dengan atom pusat ini disebut ligan, dan mL
gugus yang terikat pada atom pusat disebut Ditimbang 1,44 gram EDTA, lalu
bilangan koordinasi. dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL
kemudian di larutkan dengan akuades.
2. METODE e. Standarisasi EDTA dengan ZnSO4
2.1. Alat dan Bahan Dipipet sebanyak 10 mL larutan
Alat yang digunakan dalam percobaan ZnSO4 0,05 M ke dalam Erlenmeyer,
ini adalah kaca arloji, gelas ukur 10 mL, labu ditambahkan 1 mL buffer pH 5 dan 2-3 tetes
ukur 100 mL, labu erlenmeyer, erlenmeyer indikator xylenol orange. Dititrasi dengan
100 mL, buret, statif, corong kaca, pipet tetes, larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna
labu semprot, klem, blender, spatula, batang merah menjadi orange. Dicatat volume EDTA
pengaduk dan neraca analitik. yang digunakan.
Bahan yang digunakan dalam f. Penentuan kadar Al pada sampel daun
percobaan ini adalah daun bayam, EDTA 0,05 bayam
Jurnal Kimia, Vol. 3, No. 6, Agustus 2017
Sampel dipipet sebanyak 10 mL ke Karena titrasi yang digunakan adalah
dalam Erlenmeyer, ditambahkan 5 mL buffer titrasi kembali, maka dilakukan penambahan
pH 5 dan 2-3 tetes indikator xylenol orange. EDTA berlebih terukur dimana kelebihan
Kemudian dititrasi dengan EDTA hingga EDTA akan bereaksi dengan penitar ZnSO4
terjadi perubahan warna dari merah menjadi dan dengan kehadiran indikator EBT
orange. Dicatat volume EDTA yang membentuk kompleks Zn – EDTA lalu ketika
digunakan. EDTA sudah habis maka satu tetes ZnSO4
akan bereaksi dengan EBT membentuk Zn –
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
EBT berwarna merah anggur.
Vsampel  = 10mL
Penambahan larutan buffer dilakukan
Molaritas EDTA = 0,05 M
VEDTA  = 0,4 mL karena indikator logam EBT bekerja pada pH
Kadar Ni  = 58,70 g/mol
10 dan didasarkan dengan fakta bahwa reaksi
Berat Ni = M EDTA x VEDTA x BM Ni
= 0,01 M x 0,0004 L x 58,70 g/mol pembentukan kompleks antara EDTA dan
= 2,348 x 10-4 g
logam akan selalu menghasilkan ion H+
= 0,2348 mg
sehingga dapat mempengaruhi suasana
Kompleksometri adalah metode
larutan menjadi lebih asam.
analisis titrimetri (volumetri) yang didasarkan
pada reaksi metatetik pembentukan senyawa
4. KESIMPULAN
kompleks antara logam dan ligan. Reaksi
Dari percobaan yang telah dilakukan,
metatetik adalah reaksi yang hanya
didapatlan kandungan Ni sebanayak 0,2348
melibatkan pertukaran ion saja, tidak
mg.
melibatkan perubahan bilangan oksidasi
5. DAFTAR PUSTAKA
(biloks). Ligan yang digunakan adalah EDTA
1. Bernaseoni G. Teknologi Kimia. Jakarta
(Etilen Diamin Tetra Asetat). EDTA
(ID): PT Padya Pranita. 2005.
merupakan ligan polidentat dengan 6 buah
2. Effendi Hefni. Telaah Kualitas Air Bagi
pasangan elektron bebas (PEB), yaitu 2
Pengelolaan Sumber Daya dan
pasang dari atom Nitrogen dan 4 pasang dari
Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID):
atom Oksigen.
Kanisius. 2003.
Penetapan kadar Nikel dengan metode
3. Khopkar SM. Konsep Dasar Kimia
kompleksometri menggunakan prinsip titrasi
Analitik. Jakarta: Penerbit UI Press. 1990.
kembali (back titration) dikarenakan
4. Lindawati. Pengaruh Waktu Peyimpanan
kompleks Nikel dengan indikator cenderung
dan Pemanasan Terhadap Kadar Iodium
lebih kuat dibandingkan Nikel – EDTA.
dalam Garam Beriodium. Semarang:
Apabila dilakukan titrasi langsung maka titik
Fakultas Matematika dan Ilmu
akhir tidak akan pernah tercapai.
Jurnal Kimia, Vol. 3, No. 6, Agustus 2017
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang. 2006.
5. Mutalazimah. Pengukuran Pengetahuan
Gizi dan Pengelolaan Garam pada Siswa
Sekolah Dasar di SDN Kiyaran I Kec.
Cangkringan, Kab. Sleman. Warta 12(1):
175-183. 2009.
6. Nielsen SS. Food Analysis Laboratory
Manual 2nd edition. London: Springer
Science Business Media. 2010.
7. Paryanto I. “Pengaruh Penambahan
Garam Halus Pada Proses Kristalisasi
Garam Farmasetis”. Jurnal Sains dan
Teknologi Indonesia 2000: Vol. 2 (9): 5-
9.
8. SNI 01-4435-2000.Garam bahan baku
untuk industry garam beryodium.Jakarta
(ID) : Badan standar nasional.
9. Sugiyarto. Kimia Anorganik II. Malang
(ID): JICA. 2003.
10. Underwood dan R.A. Day. Analisis
Kimia Kuantitatif. Jakarta (ID): Erlangga.
2001.
11. Vogel. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makrodan Semimikro. Jakarta
(ID): PT Kalman Media Pustaka. 2005.

Anda mungkin juga menyukai