DISUSUN OLEH :
NIM : 202004072
B. DASAR TEORI
Kompleks adalah dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation,
dengansebuah anion atau molekul netral yang larut namun sedikit terdisosiasi.
Titrasikompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa
kompleksantara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat
pembentukkompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
garamdinatrium etil diamina tetra asetat (dinatrium EDTA.
EDTA merupakan salah satu "enis asam amina polikarboksilat.
EDTAsebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu
ionlogam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil#nya atau disebut
liganmultidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul.
SuatuEDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan se"umlah
besarion logamsehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selekti$. Dalam
larutan yang agakasam, dapat ter"adi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan
sempurna komplekslogam, yang menghasilkan produk baru seperti CuHY
EDTA akan membentuk kompleks yang stabil dengan semua logamkecuali
logamalkali seperti natrium dan kalium. 0ogam alkali tanah sepertikalsium dan
magnesiummembentuk kompleks yang tidak stabil dengan EDTApada pH rendah,
karena titrasi logam-logam ini dengan EDTA dilakukan padalarutan buffer
ammonia pH 10.
untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan zat warna. 4ndikator
zatwarnaditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi
dan akanmembentuk kompleks berwarna dengan se"umlah logam kecil.4ndikator
yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara lain
1. Mureksida garam monium dari asam purpurat dan anionnya
mempunyaistruktur marupakan indikator ion logam pertama yang digunakan
dalam titrasiEDTA, berwarna ungu kemerahan pH 5 sampai pH dan biru di
atas pH 10
2. 6iru Tua Solokrom atau Kalkon 7ama lain hitam eriokrom 8% .
3. Kalmagit 4ndikator ini mempunyai perubahan warna yang sama seperti
hitamsolokrom, tetapi warnanya agak lebih "elas dan ta"am. 0arutan indikator
inistabil hampir tanpa batas waktu
4. Kalsikrom mempunyai struktur lingkaran dan sangat selekti$ untuk
kalsium.:at ini sebenarnya tidak begitu sesuai sebagai indikator EDTA
5. &itam Solokrom (&itam Eriokrom T! 4ndikator ini peka terhadap
perubahankadar logam dan p& larutan
6. jingga =ilenol 4ndikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam
danmerah dalam suasana alkali. Kompleks logam#"ingga =ilenol berwarna
merah,karena itu digunakan pada titrasi dalam suasana asam.
Macam macam titrasi kompleksometri :
Titrasi langsung
Merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai.0arutan ion yang
akan ditetapkan ditambah dengan buffeer, misalnya bufer pH 10 lalu ditambah
indikator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dangan larutan bakudinatrium
edetat. 3ntuk mecegah pengendapan logam hidroksida atau garam basadengan
buffer, dilakukan dengan penambahan pembentukan kopleks pembantu misalnya
tartrat, sitrat, atau trietanol amin.
Titrasi substitusi
Cara ini dilakukan bila ion logam tersebut memberikan titik akhir yang jelas
apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga ion logam
tersebut membentuk kompleks dengan dinatrium edetat lebih stabil dari
padalogam lain seperti magnesium dan kalsium. Kalsium, timbal dan raksa
dapatditetapkan dengan cara ini dengan indikator hitam eriokrom dengan hasil
yangmemuaskan.
BAHAN
1. MgSo4 7. ZnSO4.7H2O
2. HCL 2N 8. Indikator EBT 1%
3. Aquadest
4. Larutan standar EDTA 0,1 M
5. Buffer Amoniak pH 10
6. Indikator hitam eriokrom
D. CARA KERJA
PEMBAKUAN
1. Timbang 100 mg ZnSO4.7H20, masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tmbahkan aquadest larutkan dengan sedikit aquadest, setelah larut kita tambahkan
aquadest ad 50 ml
3. Tambahkan 1ml buffer amoniak pH 10
4. Tambahkan dengan indikator EBT 1% 3 tetes
5. Titrasi menggunakan larutan EDTA 0,1 M
6. Titrasi hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru hijau
7. Lakukan replikasi sebanyak 3X
Reaksi pembakuan
ZnSO4.7.H2O ZnSO4 + 7 H2O
ZnSO4 Zn2+ + SO4 +
Zn2+ +Na2H2Y Na2ZnY + 2H+
1 mol ZnSO4.7H2O --- 1 mol Na2ZnY
--- 1 grek
Valensi --- 1
PERHITUNGAN
Hasil Titrasi
1. Pembakuan ( ZnSO4.7H2O )
a. Titrasi 1 : 4,20 ml
b. Titrasi 2 : 4,10 ml
c. Titrasi 3 : 4,10 ml
Rata _ rata : 4,20 ml + 4,10 ml + 4,10 ml : 3 4,13 ml
PERHITUNGAN PEMBAKUAN :
100 mg = 4,13 ml x N titran x BE zat ( BM / valensi )
100 mg = 4,13 ml x N titran x 287,54 / 1
100 mg = 4,13 ml x 287,54 x N titran
100 mg = 1187,54 x N titran
N titran = 100 mg / 1187,54
N titran = 0,0840 M
PENETAPAN KADAR
a. Titrasi 1 = 8,7 ml
b. Titrasi 2 = 8,7 ml
c. Titrasi 3 = 7,0 ml
d. Titrasi 4 = 7,1 ml
8,7 ml + 8,7 ml + 7,0ml + 7,1 ml : 4 =7,87 ml
Titrasi rata -rata adalah 7,87 ml
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakukan penetapan kadar MgSo4, secara
kompleksometri, Titrasi kompleksometri dilakukan untuk senyawa- senyawa logam.
Kompleks dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengansebuah anion atau
molekul netral yang larut namun sedikit terdisosiasi. Yang berperan sebagai logam
adalah ion Mg , larutan baku yang digunakan adalah larutan Na EDTA. EDTA akan
membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Selain itu EDTA bersifat stabil,
sebelumnya Na EDTA dibakukan dahulu dengan ZnSo4, ZnSO4 berfungsi untuk
menghindari pengendapan yang terjadi akibat buffer salmiak.
G. KESIMPULAN
1. Pembakuan larutan standar NaEDTA menggunakan ZnSo4.7.H20, dihasilkan N
titran 0,084 M
2. Dihasilkan penetapan kadar sampel MgSO4 sebanyak 0,81 % b/v
H.LAMPIRAN