Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

’’KOMPLEKSOMETRI’’

Disusun Oleh :
Mutia Ramadhani
19012015

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULAR KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum

Menentukan kadar suatu logam dalam campuran.

1.2. Dasar Teori

Titrasi kompleksometri adalah suatu analisis volumetric berdasarkan reaksi pembentukan


senyawa komplek santara ion logam dengan zat pembentuk kompleks (ligan). Ligan yang
banyak digunakan adalah dinatriumetilen, dianida tetra asetat (Na 2EDTA). Salah satu tipe reaksi
kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titri metric melibatkan pembentukan (formasi)
komplek satau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di
sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah
anion atau molekul netral(Basset, 1994). Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi
yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks atau pun pembentukan molekul netral
yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah
tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula
kompleksometri yang dikenal sebagai titrasikelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan
EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air,
reaksidapatdinyatakan oleh persamaan : M(H 2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O Titrasi
kompleksometri dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari reaksi yang terjadi antara
senyawa uji dengan baku primer atau baku sekunder diantaranya :titrasi langsung; titrasi
kembali; titrasi substitusi; titrasi tidak langsung; dan titrasi alkalimetri.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat

1. Buret
2. Pipet volume
3. Pipet tetes
4. Bulp
5. Gelasukur
6. Spatel
7. Neraca analitik
8. Statif dan klem
9. Erlenmeyer
10. Gelas piala
11. Botol semprot
12. Labu ukur
13. Batang pengaduk
14. Corong
15. Penangas

2.2. Bahan

1. Na4EDTA
2. CaCl2
3. MgCl2.6H2O
4. Aquadest
5. Indikator murekside
6. Indikator EBT
7. Buffer salmiak
8. ZnSO4
BAB III
METODE KERJA

3.1. Cara Kerja

a) Standarisasi Na4EDTA
1. Masukan Na4EDTA kedalam buret.
2. Pipet 10 mL larutan ZnSO4, masukkan kedalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 10 mL buffer salmiak.
4. Tambahkan 25 mg EBT.
5. Titrasi dengan Na4 EDTA hingga terjadi perubahan warna dari anggur merah
menjadi biru tua.
b) Penetapan kadar Magnesium
1. Masukan 1 sendok spatel MgCl2.6H2O.
2. Tambahkan 25 mg EBT.
3. Tambahkan 10 ml buffer salmiak.
4. Panaskan sampai 40oC
5. Titrasi dengan Na4 EDTA hingga terjadi perubahan warna dari anggur merah
menjadi biru tua.
6. Lakukan titrasi duplo
c) Penetapan kadar kalsium
1. Buat larutan CaCl2 (timbang sebanyak 1,11 gram kemudian dilarutkan dengan 100
ml aqua dest).
2. Pipet 10 ml larutan CaCl2masukkan kedalam erlenmeyer.
3. Tambahkan buffer salmiak.
4. Masukkan 25 mg EBT.
5. Panaskan selama 5 menit.
6. Titrasi dengan larutan Na4 EDTA sampai terjadi terjadi perubahan warna dari
merah menjadi biru.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
 Perhitungan
1. Standarisasi Na4 EDTA
V1 . N1 = V2 . N2
11 x N1 = 10 x 0,05
11 N1 = 0,5

N1 = 0,045 N

2. Penentuankadarsampel

Kadar =

= 100 %

= 17,1 %
4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar kalsium dan magnesium secara
kompleksometri. Titrasi kompleksometri dilakukan untuk senyawa-senyawa logam. Kompleks
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral yang
larut namun sedikit terdisosiasi. Yang berperan sebagai logam adalah ion kalsium dan ion
magnesium. Larutan baku yang digunakan adalah Na4 EDTA. EDTA akan membentuk senyawa
kompleks dengan ion logam. Selain itu, EDTA bersifat stabil. Sebelumnya Na4 EDTA dibakukan
terlebih dahulu dengan ZnSO4. Zn berfungsi untuk menghindari pengendapan yang terjadi akibat
buffer salmiak. Percobaan pertama yang dilakukan adalah pembakuan larutan Na4 EDTA dengan
ZnSO4. Larutan baku primer ZnSO4 ditambahkan dengan10 ml buffer salmiak pH10, fungsi dari
larutan buffer untuk menyangga pH larutan sehingga logam-logam alkali dan alkali tanah dapat
bereaksi dengan EDTA. Kemudian ditambah 25 mengindikator EBT terjadi perubahan warna
merah ungu. Dititrasi dengan larutan Na4 EDTA hingga terjadi perubahan warna menjadi biru
tua. Setelah itu didapatkan hasil perhitungan Normalitas Na4 EDTA sebesar 0,045 N, kemudian
dilakukan penetapan kadar kalsium dan magnesium. Penentuan kadar kalsium dalam sampel,
pertama yang dilakukan yaitu menimbang sampel CaCl2 sebanyak1,11 gram, dilarutkan
dalam air. Pipet 10 ml larutan CaCl2 masukkan kedalam erlenmeyer, warna larutan
kuning keruh. Lalu tambahkan buffer salmiak, tambahkan 25 mg EBT .Tujuan
ditambahkan indikator EBT karena indicator tersebut peka terhadap kadar logam dan pH
larutan sehingga titik akhir titrasinya pun diketahui. Kemudian panaskan selama 5 menit,
lalu titrasi dengan larutan Na4 EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi
biru. Fungsi dari larutan Na4 EDTA ini yaitu untuk mengikat kalsium yang ada pada
larutan, berubahnya warna larutan menjadi biru tua menandakan titik akhir titrasi telah
tercapai. Dari percobaan ini diperoleh kadar kalsium pada sampel sebesar 17,1 %.
Selanjutnya yaitu penetapan sampel yaitu penetapan kadar magnesium. Caranya yaitu
dengan memipet10 ml MgCl dan dimasukkan kedalam erlenmeyer. Tambahkan 25 mg
indikator EBT dan tambahkan10 ml larutan buffer salmiak. Lalu titrasi dengan Na4
EDTA pada suhu 40°C sampai terjadi perubahan dari merah anggur menjadi biru. Dari
perobaan tersebut, didapatkan hasil bahwa perlakuan 10 ml MgCl2 yang berwarna bening
di tambahkan25 mg indikator EBT dan 10 ml buffer salmiak, larutan berubah menjadi
berwarna anggur merah. Setelah dititrasi dengan Na4 EDTA, larutan tidak berubah
menjadi warnabiru. Hal ini disebabkan karena Asam ethylenediaminetetraacetic (EDTA)
dan garam sodium ini bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan
kesuatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome
Hitam T atau Calmagite ditambah kesuatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion
magnesium pada suatu pH dari 10,0 ± 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika
EDTA ditambah sebagai suatu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu
kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah menjadi kompleks, larutan
akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik
akhir titrasi.
BAB V
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
1. Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan atas pembentukkan
senyawa kompleks yang larut, yang berasal dari reaksi antara ion logam / kation
(komponenzat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan (pentiter).
2. Penentuan kadar logam pada suatu campuran dapat dilakukan dengan titrasi
kompleksometri dengan penambahan indikator EBT.
3. Prinsip kerja dalam penentuan kadar kalsium dan magnesium secara kompleksometri
yaitu berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks dengan EDTA, sebagai
larutan standard dengan bantuan indicator tertentu. Titik akhir titrasi ditujukkan
dengan terjadinya perubahan warna larutan, yaitu merah anggur menjadibiru.
4. EBT (Eriochrome Black T) adalah sejenis indikator yang berwarna merah muda bila
berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan ion magnesium dengan pH
10,0 + 0,1.
5. Tujuan diberi indicator ini adalah karena indicator tersebut peka terhadap kadarlogam
dan pH larutan, sehingga titik akhir titrasinya pun dapat diketahui. Lalu dititrasi
dengan EDTA.
6. Dalam melakukan standarisasi larutan Na4 EDTA dengan metode kompleksometri
diperoleh konsentrasi Na4 EDTA sebesar 0,045 N.
7. Kadar kalsium yang diperoleh sebesar 17,1 %.
8. Pada percobaan penetapan kadar magnesium, tidak terjadi perubahan warna menjadi
biru saat dititrasi dengan Na4 EDTA.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Kimia Analisis

Haryadi.1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta

Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hidayanti, A. 2010. Penetapan Kadar Senyawa Kalsium (Ca) pada Pasta Gigi.

Vogel,1985, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, PT. Kalman Media Pusaka,Jakarta


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai