Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

“Titrasi Potensiometri”

Dosen Pengampu : 1. Zaldy Rusli, M.Farm

2. Apt. Nyanyu Lily E., M.Farm

3. Cantika Zaddana, S. Gz., M.Si

4. Rikkit, S.Farm

Asisten Dosen : Amanda Putri

Disusun Oleh:

Ratna Sari Kusumawati

066120097

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menentukan larutan baku sekunder
2. Mahasiswa diharapkan dapat menentukan konsentrasi suatu ion, pH larutan,
dan titik akhir titrasi.
1.2 Dasar Teori
Analisis potensiometri adalah analisis kimia yang memanfaatkan hubungan
antara konsentrasi analit dengan potensial listrik yang ditimbulkan. Potensial
listrik diukur dan besarnya potensial mencerminkan konsentrasi analit,
sebagaimana dinyatakan dengan persamaan Nernst. Jika dalam sel galvani
menggunakan dua buah elektroda, yaitu katoda dan anoda, dalam sel
potensiometri menggunakan dua buah elektroda, yaitu elektroda indikator dan
elektroda pembanding (Sutanto, 2017).
Titrasi potensiometri dapat diaplikasikan pada titrasi-titrasi redoks,
kompleksometri, asam basa, dan pengendapan. Ketelitian titrasi potensiometri
lebih tinggi dibandingkan dengan titrasi visual yang menggunakan indikator.
Pada penggunaan alat ukur potensiometer, pembacaan potensial dilakukan pada
setiap periode penambahan titran. Penambahan titran dihentikan bila nilai
potensial terukur relatif tidak berubah pada penambahan volume titran, setelah
terjadi lompatan potensial yang tajam. Titik setara atau titik ekuivalen dapat
ditentukan dengan membuat kurva hubungan antara potensial (volt) terhadap mL
titran. Volume di mana terjadi lompatan tajam dari potensial dinyatakan sebagai
volume titik setara. Umumnya pada titrasi potensiometri yang melibatkan ion H+
dalam larutan, alat ukur yang digunakan adalah pH meter. pH meter merupakan
alat pengukur pH yang menggunakan elektrode membran sebagai elektroda
indikator. Alat ini dilengkapi pula dengan elektroda pembanding gelas atau
kalomel atau kombinasi kedua elektroda tersebut, di mana keduanya tercelup ke
dalam larutan yang diukur. pH meter merupakan alat ukur tidak langsung untuk
pengukuran potensial suatu reaksi dalam sel elektrokimia. pH meter dilengkapi
dengan elektroda kalomel jenuh dan elektroda membran gelas sebagai elektroda
pembanding. Kalibrasi alat pH meter untuk keperluan titrasi potensiometer dapat
dilakukan dengan mudah. Kalibrasi pH meter perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah respons elektroda terhadap perubahan pH sudah benar dan dapat terekam
dengan benar (Permanasari, Anna. 2013).
Dalam metode analisis titrasi, menentukan titik akhir titrasi menjadi bagian
yang sangat penting. Pada umumnya, titrasi akan dihentikan saat indikator yang
ditambahkanberubah warna.Namun, untuk titrasi asam basa dapat memanfaat pH
meter untuk menentukan titik ekivalen. Sehingga data yang dicatat adalah
hubungan antara pH dengan volume yang ditambahkan. Mengingat pada
dasarnya titrasi asam basa juga berdasarkan pada perubahan pH dari penambahan
larutan baku dalam larutan sampel. Titrasi ini dapat dilakukan secara manual
dimana setiap penambahan larutan baku dengan jumlah tertentu maka kemudian
dicatat pH yang terukur. Sehingga didapatkan plot data hubungan antara pH
dengan volume titran yang ditambahkan (gambar a) atau biasa disebut dengan
kurva titrasi. Titik ekivalen berada pada titik belok dari kurva tersebut. Untuk
akurasi dibuatlah plot turunan pertama (ΔpH/ΔV) dan kedua (Δ2pH/ΔV2) dari
kurva titrasi. Titik ekivalen berada pada puncak tertinggi dari turunan pertama
atau nilai yang mendekati nol dari turunan kedua (Tim Analisis Dasar. 2018).
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Batang Pengaduk
2. Beaker Glass
3. Botol Semprot
4. Buret
5. Erlenmeyer
6. Kaca Arloji
7. Klem
8. Labu Ukur 100mL
9. pH Meter
10. Pipet Tetes
11. Statif
12. Timbangan Analitik
2.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Asam Oksalat
3. Asam Salisilat
4. Fenolptalein
5. NaOH
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Cara Kerja Pembakuan NaOH

Ditimbang Asam Dilarutkan dengan


Dipipet 10mL
Oksalat setara 100mg Aquadest ad 100mL

Dititrasi Ditambahkan 3
menggunakan NaOH tetes Indikator PP
TA pink seulas

2.2.2 Cara Kerja Titrasi Potensiometri

Ditimbang Asam Dilarutkan dalam Diukur pH


Salisilat setara 100mg 100 mL Aquadest Awal

Dititrasi menggunakan
NaOH dan diukur pH nya
menggunakan pH meter
bersmaan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan
Percobaan Hasil Percobaan
Bobot Asam Oksalat (g) 0,1141
V1 (mL) V2 (mL) V3 (mL)
Standarisasi NaOH (N) 2,6 2,5 2,6
2,56
Bobot Asam Salisilat (g) 0,1237
Volume Titran yang melonjak 11,85
C terukur (mg) 114,57
%kadar (b/b) 92,61%

V NaOH pH ΔV ΔpH

0
0 3,05 0 0 0
0,005714
3,5 3,12 3,5 0,07 0,02

0,011111
6,5 3,28 3 0,16 0,053333

0,004444
8 3,37 1,5 0,09 0,06

0,008888
9,5 3,48 1,5 0,11 0,073333

0,136667
10,5 3,69 1 0,21 0,21
0,02
11,5 3,92 1 0,23 0,23

16,7
11,6 4,11 0,1 0,19 1,9

0
11,7 4,3 0,1 0,19 1,9

1
11,8 4,5 0,1 0,2 2

370
11,9 8,4 0,1 3,9 39

-370
12 8,6 0,1 0,2 2

-10
12,1 8,7 0,1 0,1 1

4
12,2 8,84 0,1 0,14 1,4

-2
12,3 8,96 0,1 0,12 1,2

-3
12,4 9,05 0,1 0,09 0,9

0
12,5 9,14 0,1 0,09 0,9

-1,52
13 9,21 0,5 0,07 0,14

0,52
13,5 9,41 0,5 0,2 0,4
0
3.2 Reaksi
3.2.1 Pembakuan NaOH
1. C2H2O4 + H2O → C2HO4 + H3O
2. C2H2O4 + NaOH → Na2C2O4 + 2H2O
3.2.2 Titrasi Potensiometri
1. C7H6O3 + 11H2O → 7CO2 + 14H2
2. C7H6O3 + NaOH → C7H5NaO3 + H2O
3.3 Perhitungan
3.3.1 Perhitungan Standarisasi NaOH
N NaOH = ̅

Dik : Bobot Asam Oksalat = 0,1141 gram = 114,1 mg


Volume rata-rata = 2,56 mL
Bst Asam Oksalat = 63 g/mol
Faktor Pengenceran = 10
N NaOH =

= 0,07N
3.3.2 Perhitungan ΔV (mL)
ΔV = Vsetelah - Vsebelum 10. ΔV = 11,9 – 11,8 = 0,1mL
1. ΔV = 3,5 – 0 = 3,5mL 11. ΔV = 12 – 11,9 = 0,1mL
2. ΔV = 6,5 – 3,5 = 3mL 12. ΔV = 12,1 – 12 = 0,1mL
3. ΔV = 8 – 6,5 = 1,5mL 13. ΔV = 12,2 – 12,1 = 0,1mL
4. ΔV = 9,5 – 8 = 1,5mL 14. ΔV = 12,3 – 12,2 = 0,1mL
5. ΔV = 10,5 – 9,5 = 1mL 15. ΔV = 12,4 – 12,3 = 0,1mL
6. ΔV = 11,5 – 10,5 = 1mL 16. ΔV = 12,5 – 12,4 = 0,1mL
7. ΔV = 11,6 – 11,5 = 0,1mL 17. ΔV = 13 – 12,5 = 0,5mL
8. ΔV = 11,7 – 11,6 = 0,1mL 18. ΔV = 13,5 – 13 = 0,5mL
9. ΔV = 11,8 – 11,7 = 0,1mL
3.3.3 Perhitungan ΔpH
ΔpH = pHsebelum – pHsesudah 10. ΔpH = 8,4 – 4,5 = 3,9
1. ΔpH = 3,12 – 3,05 = 0,07 11. ΔpH = 8,6 – 8,4 = 0,2
2. ΔpH = 3,28 – 3,12 = 0,16 12. ΔpH = 8,7 – 8,6 = 0,1
3. ΔpH = 3,37 – 3,28 = 0,09 13. ΔpH = 8,84 – 8,7 = 0,14
4. ΔpH = 3,48 – 3,37 = 0,11 14. ΔpH = 8,96 – 8,84 = 0,12
5. ΔpH = 3,69 – 3,48 = 0,21 15. ΔpH = 9,05 – 8,96 = 0,09
6. ΔpH = 3,92 – 3,69 = 0,23 16. ΔpH = 9,14 – 9,05 = 0,09
7. ΔpH = 4,11 – 3,92 = 0,19 17. ΔpH = 9,21 – 9,14 = 0,07
8. ΔpH = 4,3 – 4,11 = 0,19 18. ΔpH = 9,41 – 9,21 = 0,2
9. ΔpH = 4,5 – 4,3 = 0,2
3.3.4 Perhitungan 9. = =2

= 10. = = 39

1. = = 0,02 11. = =2

2. = = 0,053333 12. = =1

3. = = 0,06 13. = = 1,4

4. = = 0,073333 14. = = 1,2

5. = = 0,21 15. = = 0,9

6. = = 0,23 16. = = 0,9


7. = = 1,9 17. = = 0,14
8. = = 1,9 18. = = 0,4

3.3.4 Perhitungan

=( )


1. = ( )

= ( )

= 0,005714

2. =( )

= ( )

= 0,011111

3. = ( ) 10. = ( )

= ( ) = ( )

= 0,00444467 = 370

4. = ( ) 11. = ( )

= ( ) = ( )
= 0,00888867 = -370

5. =( ) 12. = ( )

=( ) = ( )
= 0,136667 = -10

6. =( ) 13. = ( )

=( ) = ( )
= 0,02 = 4
7. =( ) 14. = ( )

= ( ) = ( )
= 16,7 = -2
8. = ( ) 15. = ( )

= ( ) = ( )
= 0 = -3

9. = ( ) 16. = (

)

= ( ) = ( )
= 1 = 0
17. = ( ) 18. = ( )

= ( ) = ( )

= -1,52 = 0,52

3.3.5 Perhitungan Volume Titrasi yang Melonjak

V Titran = a + *( ) +

1. V Titran = 11,8 + *( –( )
) +

= 11,8 + *( ) +

= 11,8 + 0,05
= 11,85 mL
3.3.6 Perhitungan C Terukur (mg)

C terukur (mg) =

= 138,12

= 11,85 x 0,07 x 138,12


= 114,57 mg
3.3.7 Perhitungan %Kadar (b/b)
%Kadar (b/b) =

= x 100%

= 0,9261 x 100%
= 92,61%
3.4 Grafik
3.4.1 Grafik Volume NaOH Vs pH

pH
10
9
8
7
6
pH

5
4 pH
3
2
1
0
0 5 10 15
V NaOH

Pembesaran

pH
10
9
8
7
6
pH

5
4
pH
3
2
1
0
11,7 11,8 11,9 12 12,1
V NaOH
3.4.2 Grafik Volume NaOH Vs ΔpH/ΔV

ΔpH/ΔV
45
40
35
30
25
20 ΔpH/ΔV
15
10
5
0
0 5 10 15

Pembesaran

ΔpH/ΔV
45
40
35
30
25
20 ΔpH/ΔV
15
10
5
0
11,7 11,8 11,9 12 12,1
3.4.3 Grafik Volume NaOH Vs Δ2pH/ΔV2

Δ²pH/ΔV²
500
400
300
200
100
0 Δ²pH/ΔV²
-100 0 5 10 15
-200
-300
-400
-500

Pembesaran

Δ²pH/ΔV²
500
400
300
200
100
0 Δ²pH/ΔV²
-100 11,7 11,8 11,9 12 12,1 12,2
-200
-300
-400
-500
3.5 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan titrasi potensiometri yang
bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari Asam Salisilat dalam suatu larutan.
Titrasi Potensiometri adalah titrasi yang diikuti dengan mengamati besaran
potensial larutan pada setiap penambahan sejumlah volume titran. Potensiometri
merupakan satu cara elektrokimia untuk analisa ion secara kuantitatif
berdasarkan pengukuran potensial dari elektroda yang peka terhadap ion yang
bersangkutan. Potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu ion,
pH larutan, dan titik akhir titrasi. Potensiometri juga merupakan suatu teknik
analisis pengukuran konsentrasi sebagai fungsi dari potensial dalam suatu sel
elektrokimia. Metode ini sangat berguna untuk menentukan titik ekuivalen suatu
titrasi secara instrument sebagai pengganti indikator visual. Ketelitian titrasi
potensiometri lebih tinggi dibandingkan dengan titrasi visual yang menggunakan
indikator.
Prinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara
elektrode indikator dan elektrode yang dicelupkan pada larutan. Untuk mengukur
potensial pada elektrode indikator digunakan elektrode standar sebagai
pembanding yang mempunyai harga potensial tetap selama pengukuran.
Elektrode indikator merupakan elektrode yang potensialnya bergantung pada
konsentrasi ion yang akan ditetapkan dan proses pemilihannya berdasarkan jenis
senyawa yang hendak ditentukan. Sedangkan elektroda pembanding adalah
elektroda yang potensialnya diketahui danselama pengukuran energi
potensialnya tetap konstan. Elektroda pembanding yang banyak
digunakan adalah elektroda kalomel karena potensial yang dihasilkan
tetapk o n s t a n . Antara elektroda pengukur atau elektroda
i n d i k a t o r d e n g a n e l e k t r o d a pembanding terdapat jembatan arus atau
garam dengan larutan elektrolit yang didalamnya terdapat transport ion
arus. Elektroda membran gelas, sensitif terhadap perubahan jumlah ion
hidrogen (H+). Untuk titrasi asam basa, setiap perubahan ion t e r s e b u t
diamati. Melalui kurva hubungan antara volume pentiter dan
p H d a p a t ditentukan titik akhir titrasinya. Pada titik akhir titrasi terjadi
lonjakan perubahan pH secara drastis dengan perubahan volume yang kecil.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu pH meter, pH meter adalah
alat yang digunakan untuk menentukan keasaman atau kebasaan dari suatu
larutan. Adapun prinsip kerja dari pH meter ini yaitu Sebuah kawat perak yang
dilapisi perak klorida direndam dalam buffer pH 7 di dalam bohlam. Kawat perak
lain yang dilapisi perak klorida direndam dalam larutan kalium klorida jenuh
dalam elektroda, secara keseluruhan prinsip dari sensor pH dan alat pH meter
tergantung dari pertukaran ion dari larutan sampel dibandingkan dengan larutan
standar (pH buffer) dari elektroda gelas melalui membran. Porositas dari
membran gelas akan menurun seiring dengan seringnya pemakaian sehingga ke
depan akan menurunkan kinerja dari probe. Ini sering terjadi dan ketahuan
setelah dilakukan kalibrasi ulang, kebanyakan situasi membutuhkan pergantian
probe yang harganya mahal. pH meter digital salah satu peralatan yang sering
digunakan dalam lab kimia maupun pada lab biologi baik di sekolah maupun lab
penelitian. Buffer pH, larutan dan reagen secara rutin harus dicek untuk
memastikan kondisi selama pengujian tepat. Untuk memastikan akurasi dari
pembacaan pH meter, alat harus secara reguler dikalibrasi.
Titik ekuivalen dalam titrasi potensiometri terjadi saat terjadi lonjakan
potensial atau pH terhadap penambahan titran. Titik ekuivalen titrasi sangat sulit
ditentukan berdasarkan data pengamatan pH atau potensial saja. Titik ekuivalen
titrasi dapat dengan mudah ditentukan melalui pembuatan kurva titrasi. Kurva
titrasi dapat dibuat dengan dua cara, yaitu melalui kurva potensial vs mL titran
atau pH vs mL titran. Kurva pH terhadap mL titran hampir mirip bentuknya
dengan kurva E vs mL titran.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada praktikum titrasi potensiometri, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Titrasi Potensiometri adalah analisis kimia yang memanfaatkan hubungan
antara konsentrasi analit dengan potensial listrik yang ditimbulkan dimana
Ketelitian titrasi potensiometri lebih tinggi dibandingkan dengan titrasi visual
yang menggunakan indikator.
2. Alat yang digunakan yaitu pH meter, prinsip kerja utama dari alat ini yaitu
terletak pada sensor probe yang berupa elektrode kaca (glass electrode)
dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.
3. Didapatkan hasil %kadar asam salisilat pada praktikum kali ini yaitu 92,61%
dan volume titrasi yang melonjak yaitu pada penambahan 11,85 mL dimana
pH bernilai 4,5 menjadi 8,4 yang artinya larutan bersifat asam lemah berubah
menjadi basa lemah.
4. Titik ekuivalen dalam titrasi potensiometri tercapai saat terjadi lonjakan
potensial atau pH terhadap penambahan titran, titik ekuivalen titrasi sangat
sulit ditentukan berdasarkan data pengamatan pH atau potensial saja, titik
ekuivalen titrasi dapat dengan mudah ditentukan melalui pembuatan kurva
titrasi.
5. Titrasi potensiometri dapat diaplikasikan pada titrasi-titrasi redoks,
kompleksometri, asam basa, dan pengendapan.
DAFTAR PUSTAKA
Permanasari, Anna. 2013. Modul 1 Titrasi Potensiometri. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Sutanto. 2017. Pengantar Kimia Analisis Farmasi. Bogor: Khalifah Mediatama.
Tim Analisis Dasar. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Dasar. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai