4. Rikkit, S.Farm
Kelas :C
Kelompok :9
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi reaksi-reaksi dari senyawa yang
mengandung gugus nitrogen.
1.2 Dasar Teori
Senyawa organic adalah senyawa kovalen yang tak larut dalam air. Untuk
mengubahnya menjadi senyawa ionic yang dapat larut dalam air digunakan logam
natrium yang sangat reaktif dan dapat menyatu dengan senyawa organik. Kimia
organic merupakan cabang studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai komposisi, reaksi,
sifat, struktur dan sintesis senyawa organik. Sifat organic dibangun oleh hydrogen dan
juga karbon, dapat juga dibangun dari unsur lain yaitu belerang, fosfor, halogen,
nitrogen, oksigen. (Maulita, 2020).
Anilin (fenilamin atau aminobenzen) merupakan senyawa organic yang mempunyai
gugus amino (-NH2) terikat pada cincin aromatik. Anilin berwujud cairan berminyak
yang dapat menggelapkan pencahayaan terhadap udara dan cahaya. Anilin dapat
dicampur dengan alkohol, benzena, kloroform, karbon tetraklorida, aseton, dan pelarut
organic lainnya. Anilin mempunyai rumus molekul C6H5NH2 dengan massa molar
sebesar 93,13 gr/mol dan densitas sebesar 1,0217 gr/ml. Anilin mempunyai titik leleh
pada suhu -6°C dan titik didih pada suhu 184°C. Gambar berikut adalah struktur
molekul senyawa anilin (Kristiana, 2011).
Anilin dapat disintesis dari benzena dengan proses nitrasi dan hidrogenasi. Benzena
direaksikan dengan asam nitrat dan asam sulfat pada suhu 50 – 60 ºC yang kemudian
membentuk nitrobenzen (i). Nitrobenzen yang dihasilkan kemudian dihidrogenasikan
pada suhu 200 – 300 ºC dengan katalis logam seperti timah atau Sn (ii) (Kristiana,
2011).
Asetamida dapat diturunkan dari asam, dimana gugus –OH diganti dengan NH2 atau
amoniak, dimana 1H diganti dengan asli. Amida adalah turunan dari asam karboksilat
yang bersifat netral. Pembentukan senyawa amida dapat dilakukan dengan
mereaksikan suatu amina karboksilat dengan suatu asil halida atau anhidrida asam pada
kondisi yang cocok. Untuk mengetahui lebih dalam senyawa amina dan amida maka
dilakukan percobaan ini.
Proses nitrasi adalah masuknya gugus nitro ke dalam zat-zat organik atau kimia
lainnya dengan menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat. Proses nitrasi
dibedakan menjadi 2 macam proses, yaitu pembuatan senyawa nitro dan pembuatan
ester nitrat dimana atom N berikatan dengan atom O. Kegunaan asam sulfat dalam
proses tersebut sebagai zat penarik air (dalam reaksi nitrasi akan terbentuk air),
sehingga reaksi dapat berlangsung sempurna
Reaksi pembentukan amina terutama amina primer dapat berlangsung melalui
reaksi ritter yang dimodifikasi dengan bahan dasar senyawa alkil klorida 1,7,7-trimetil-
2-kloro bisiklo. Heptana dengan tahapan reaksi pembentukan amida melalui proses
dehidroklorinasi-hidrasi dan tahap hidrolisis dalam suasana basa pada amida yang
diperoleh. Sehingga ada jalur reaksi lain dalam mensistensi golongan amina terutama
yang berbahan dasar senyawa golongan alkil halida.
Secara umum terdapat tiga jenis amina, yaitu monometil amina, dimetil amina, dan
trimetil amina. Pada kondisi reaksi setimbang, trimetil amina diperoleh dengan
selektifitas tertinggi tetapi produk ini kurang diharapkan karena nilai ekonomisnya
rendah dan membentuk aseotrop dengan monometil amina dan dimetil amina. Metil
amina merupakan senyawa organic yang berupa gas tidak berwarna pada suhu ruang,
senyawa ini diperoleh dari hasil penggantian atom hydrogen dari amoniak dengan
gugus lain (metil secara umum terdapat tiga amina, yaitu primer, tsekunder, dan tersier,
yang secara berurutan menunjukkan gugus metil yang terdapat pada senyawa ini)
(Pebriani, 2014).
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Beaker Glass
2. Cawan Uap
3. Kapas
4. Kertas Lakmus
5. Korek Api
6. Penangas Air
7. Penjepit kapas / Pinset
8. pH Universal
9. Pipet Tetes
10. Tabung Reaksi
2.1.2 Bahan
1. Anilin
2. Aquadest
3. Asetamida
4. Hablur Urea
5. HCl
6. Kloroform
7. Minyak Kelapa
8. NaNO2
9. NaOH
10. NaOH 30%
2.2 Cara Kerja
No Bagan Kerja Keterangan
+ Anilin 1.Disiapkan alat dan bahan
1. Dicatat Sifat Fisik 2.Dicatat sifat fisik dari Anilin
Kertas kanji
Asetamida
No Bagan Kerja Keterangan
+ Asetamida 1.Disiapkan alat dan bahan
1. Dicatat Sifat Fisik 2.Dicatat sifat fisik dari Asetamida
+Anilin
+
4. tidak larut, pH 6 tidak larut, pH 9
-
+HCl
Urea
No Bagan Kerja Hasil Percobaan Literatur Ket
+2 ml larutan
NaOH 30% Lakmus merah Lakmus merah
berubah menjadi berubah menjadi
1. +
biru. Terbentuk gas biru. Terbentuk
amoniak gas amoniak
Senyawa Organik Berhalogen
Kloroform
No Bagan Kerja Hasil Percobaan Literatur Ket
+Kloroform
larutan, tidak larutan, tidak
1. berwarna. Aroma berwarna. Aroma +
khas (menyengat) khas (menyengat)
Uji Bakar
+Kloroform tidak dapat
2. tidak dapat terbakar +
terbakar
+Kloroform +Minyak
Larut dengan Larut dengan
3. +
minyak. minyak.
+Kloroform +Aquadest
Tidak larut dengan Tidak larut dengan
4. +
aquadest aquadest
+Kloroform +Anilin
Aroma bau jengkol Aroma bau jengkol
5. +
(fenil iso sianida) (fenil iso sianida)
3.2 Reaksi
1. Anilin
a.
Produk:
Produk:
Produk:
Produk:
Produk:
Produk:
Produk:
Produk:
b.
c.
Produk:
Pada percobaan kedua dilakukan uji asetamida. Pada uji pertama asetamida
dilakukan pencatatan fisik dimana larutan tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.
Pada uji pH asetamida mendapatkan hasil yang positif dimana hasil percobaan dan
hasil literatur mendapatkan nilai pH 6 yang berarti larutan memiliki sifat asam lemah.
Asetmida bersifat asam lemah karena Asetamida merupakan turunan dari asam
karboksilat, dan gugus amida pada umumnya mudah terjadi delokalisasi resonansi dari
pasangan elektron bebas, sedangkan pada gugus amina tidak terjadi demikian.
Pada uji Asetamida selanjutnya yaitu uji Asetamida dengan larutan NaOH yang
kemudian dipanaskan dan diletakkan kertas lakmus merah, dimana kertas lakmus
merah berubah menjadi warna biru, hal ini berarti larutan tersebut bersifat basa hal ini
terjadi karena sifat basa tersebut berasal dari NaOH yang bersifat basa kuat yang
menghasilkan garam ammonium tersubstitusi apabila larutannya basa. Sedangkan
hidrolisa basa pada amida menghasilkan garam karboksilat dan ammoniak.
Pada uji ketiga yaitu dilakukan uji Urea, dimana pada larutan Urea ditambahkan
larutan NaOH 30% yang kemudian dipanaskan dan diuji dengan kertas lakmus merah
pada mulut tabung reaksi dan dihasilkan lakmus merah berubah menjadi biru dan
terbentuk gas amoniak. Hal ini berarti larutan bersifat basa yang berasal dari pelarut
NaOH 30% yang merupakan basa kuat sehingga mempengaruhi larutan Urea.
Dalam uji urea digunakan NaOH 30% yang berfungsi untuk memberikan suasana
basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. Dalam uji ini ada
beberapa pereaksi yang ditambahkan HCl seperti pereaksi Anilin dan Asetamida.
Penambahan HCl yaitu sebagai katalisator karena HCl dapat dinetralkan menjadi
garam yang tidak berbahaya.
Pada uji terakhir yaitu uji Kloroform, dimana percobaan kloroform pertama
dilakukan uji sifat fisik yang dihasilkan pada percobaan yaitu arutan tidak berwarna
dan memiliki aroma khas (menyengat). Pada percobaan kloroform kedua yaitu
dilakukan uji bakar pada kloroform dimana mendapatkan hasil yang positif yaitu pada
hasil percobaan dan hasil literatur larutan kloroform tidak dapat dibakar, hal ini terjadi
karena kloroform tidak memiliki rantai yang terdiri dari kandungan karbon dan
hidrokarbon yang mudah berikatan dengan oksigen sehingga kloroform tidak mudah
terbakar.
Pada percobaan ketiga yaitu diuji kelarutan kloroform dengan minyak, dimana pada
uji ini dihasilkan kloroform dapat larut dengan minyak, hal ini menunjukkan kloroform
bersifat non polar karena kloroform dapat larut dengan minyak, hal ini terjadi karena
kloroform adalah pelarut nonpolar dan minyak juga adalah substasi nonpolar sehingga
kedua bahan tersebut dapat bersatu, pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, dan
pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar.
Pada percobaan keempat yaitu diuji kelarutan kloroform dengan aquadest, dimana
pada uji ini dihasilkan kloroform tidak dapat larut dengan aquadest, hal ini
menunjukkan kloroform bersifat non polar karena kloroform tidak dapat larut dengan
aquadest, hal ini terjadi karena larutan yang bersifat polar akan melarutkan larutan
yang bersifat polar dan larutan yang bersifat non polar akan melarutkan larutan yang
bersifat non polar juga, maka dari itu kloroform yang bersifat non polar tidak dapat
larut dengan aquadest yang bersifat polar.
Pemanasan pada uji dilakukan karena pemanasan merupakan salah satu uji untuk
mendeteksi adanya senyawa bernitrogen atau tidak di dalam suatu sampel atau larutan
tertentu yang akan diuji. Selain itu, uji pemanasan dilakukan untuk membuat sampel
yang diujikan mencapai suhu yang tepat dengan waktu yang relatif cepat sehingga hasil
dari reaksi tersebut dapat terlihat lebih cepat. Dalam beberapa reaksi perlu
menggunakan pemanasan karena ada beberapa sampel yang dapat bereaksi dengan
menggunakan suhu yang lebih tinggi atau pemanasan tersebut.
Pada uji anilin dengan penambahan HCl ditambahkan air terbentuk anilin klorida
dan saat ditambahkan NaNO2 menghasilkan senyawa garam diazonium klorida yang
terbentuk. Selain itu, uji Asetamida dengan NaOH menghasilkan garam natrium asetat
garam ini bersifat basa. Karena reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan
menghasilkan garam yang bersifat basa.
Pada sampel praktikum kali ini ada 4 sampel yang memiliki beberapa manfaat
dalam bidang farmasi. Pada sampel Anilin digunakan dalam pembuatan obat-obatan
seperti parasetamol (acetaminophen) dan Tylenol. Pada sampel Asetamida banyak
digunakan dalam sintetis senyawa organic baik sebagai pereaksi maupun pelarut selain
itu juga banyak digunakan untuk bahan pembahas dalam sediaan farmasi. Pada sampel
Urea dalam bilang farmasi sering digunakan sebagai bahan obat salah satunya sebagai
pembuatan krim (sediaan topical). Pada sampel Kloroform dalam bidang farmasi
sering digunakan sebagai bahan pembius namun penggunaannya sudah dilarang karena
dapat merusak liver dan ginjal.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada praktikum Senyawa Organik Bernitrogen dan Berhalogen, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Senyawa bernitrogen merupakan senyawa yang mengandung gugus nitrogen.
2. Anilin bersifat basa lemah karena Anilin memiliki senyawa aromatic yang mana anion
yang dihasilkan oleh senyawa tersebut dapat distabilkan oleh resonansi antar
elektronnya (efek penarikan elektronnya dari gugus fenil) atau dapat dikatakan bahwa
Anilin dapat berdelokalisasi, Anilin bersifat basa lemah sehingga dapat bereaksi dengan
asam dan menghasilkan suatu garam, Anilin juga bersifat non polar karena tidak dapat
larut dengan aquadest.
3. Asetamida memiliki nilai pH 6 yang artinya bersifat asam lemah, Asetamida bersifat
asam lemah karena Asetamida merupakan turunan dari asam karboksilat, dan gugus
amida pada umumnya mudah terjadi delokalisasi resonansi dari pasangan elektron
bebas, sedangkan pada gugus amina tidak terjadi demikian, Asetamida dapat bereaksi
dengan basa kuat seperti NaOH yang akan membentuk garam ammonium.
4. Urea bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi warna
biru, pada uji urea juga digunakan NaOH 30% yang berfungsi untuk memberikan
suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam.
5. Kloroform bersifat non polar karena mudah larut dalam minyak dan Kloroform tidak
mudah terbakar karena Kloroform tidak memiliki rantai yang terdiri dari kandungan
karbon dan hidrokarbon yang mudah berikatan dengan oksigen sehingga kloroform tidak
mudah terbakar.
DAFTAR PUSTAKA
Kristiana, I. 2011. SINTESIS SENYAWA 2-ANILINBENZOTRIAZOL DARI
BENZOTRIAZOL DENGAN ANILIN MELALUI REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Maulita, R. 2020. Analisis Kualitatif Unsur-Unsur dalam Senyawa Organik. Bandung :
Universitas Negeri Islam Bandung.
Pebriani, S. 2014. UJI KARATERISTIK SENYAWA KELOMPOK NITROGEN (AMINA,
AMIDA DAN NITRO). Kendari: Universitas Haluoleo.
LAMPIRAN