Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

SENYAWA ORGANIK BERNITROGEN & BERHALOGEN

Dosen Pengampu : 1. Dra. Bina Lohita S., M.Pd., M.Farm.,apt

2. Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si

3. Usep Suhendar M.Si

4. Rikkit, S.Farm

Asisten Dosen : Laili Salsabila

Nama Penyusun : Ratna Sari Kusumawati (066120097)

Kelas :C

Kelompok :9

Anggota Kelompok : 1. Oviana Putri Aisyani (066120092)

2. Diani Hermawan (066120102)

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi reaksi-reaksi dari senyawa yang
mengandung gugus nitrogen.
1.2 Dasar Teori
Senyawa organic adalah senyawa kovalen yang tak larut dalam air. Untuk
mengubahnya menjadi senyawa ionic yang dapat larut dalam air digunakan logam
natrium yang sangat reaktif dan dapat menyatu dengan senyawa organik. Kimia
organic merupakan cabang studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai komposisi, reaksi,
sifat, struktur dan sintesis senyawa organik. Sifat organic dibangun oleh hydrogen dan
juga karbon, dapat juga dibangun dari unsur lain yaitu belerang, fosfor, halogen,
nitrogen, oksigen. (Maulita, 2020).
Anilin (fenilamin atau aminobenzen) merupakan senyawa organic yang mempunyai
gugus amino (-NH2) terikat pada cincin aromatik. Anilin berwujud cairan berminyak
yang dapat menggelapkan pencahayaan terhadap udara dan cahaya. Anilin dapat
dicampur dengan alkohol, benzena, kloroform, karbon tetraklorida, aseton, dan pelarut
organic lainnya. Anilin mempunyai rumus molekul C6H5NH2 dengan massa molar
sebesar 93,13 gr/mol dan densitas sebesar 1,0217 gr/ml. Anilin mempunyai titik leleh
pada suhu -6°C dan titik didih pada suhu 184°C. Gambar berikut adalah struktur
molekul senyawa anilin (Kristiana, 2011).

Anilin dapat disintesis dari benzena dengan proses nitrasi dan hidrogenasi. Benzena
direaksikan dengan asam nitrat dan asam sulfat pada suhu 50 – 60 ºC yang kemudian
membentuk nitrobenzen (i). Nitrobenzen yang dihasilkan kemudian dihidrogenasikan
pada suhu 200 – 300 ºC dengan katalis logam seperti timah atau Sn (ii) (Kristiana,
2011).
Asetamida dapat diturunkan dari asam, dimana gugus –OH diganti dengan NH2 atau
amoniak, dimana 1H diganti dengan asli. Amida adalah turunan dari asam karboksilat
yang bersifat netral. Pembentukan senyawa amida dapat dilakukan dengan
mereaksikan suatu amina karboksilat dengan suatu asil halida atau anhidrida asam pada
kondisi yang cocok. Untuk mengetahui lebih dalam senyawa amina dan amida maka
dilakukan percobaan ini.
Proses nitrasi adalah masuknya gugus nitro ke dalam zat-zat organik atau kimia
lainnya dengan menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat. Proses nitrasi
dibedakan menjadi 2 macam proses, yaitu pembuatan senyawa nitro dan pembuatan
ester nitrat dimana atom N berikatan dengan atom O. Kegunaan asam sulfat dalam
proses tersebut sebagai zat penarik air (dalam reaksi nitrasi akan terbentuk air),
sehingga reaksi dapat berlangsung sempurna
Reaksi pembentukan amina terutama amina primer dapat berlangsung melalui
reaksi ritter yang dimodifikasi dengan bahan dasar senyawa alkil klorida 1,7,7-trimetil-
2-kloro bisiklo. Heptana dengan tahapan reaksi pembentukan amida melalui proses
dehidroklorinasi-hidrasi dan tahap hidrolisis dalam suasana basa pada amida yang
diperoleh. Sehingga ada jalur reaksi lain dalam mensistensi golongan amina terutama
yang berbahan dasar senyawa golongan alkil halida.
Secara umum terdapat tiga jenis amina, yaitu monometil amina, dimetil amina, dan
trimetil amina. Pada kondisi reaksi setimbang, trimetil amina diperoleh dengan
selektifitas tertinggi tetapi produk ini kurang diharapkan karena nilai ekonomisnya
rendah dan membentuk aseotrop dengan monometil amina dan dimetil amina. Metil
amina merupakan senyawa organic yang berupa gas tidak berwarna pada suhu ruang,
senyawa ini diperoleh dari hasil penggantian atom hydrogen dari amoniak dengan
gugus lain (metil secara umum terdapat tiga amina, yaitu primer, tsekunder, dan tersier,
yang secara berurutan menunjukkan gugus metil yang terdapat pada senyawa ini)
(Pebriani, 2014).
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Beaker Glass
2. Cawan Uap
3. Kapas
4. Kertas Lakmus
5. Korek Api
6. Penangas Air
7. Penjepit kapas / Pinset
8. pH Universal
9. Pipet Tetes
10. Tabung Reaksi
2.1.2 Bahan
1. Anilin
2. Aquadest
3. Asetamida
4. Hablur Urea
5. HCl
6. Kloroform
7. Minyak Kelapa
8. NaNO2
9. NaOH
10. NaOH 30%
2.2 Cara Kerja
No Bagan Kerja Keterangan
+ Anilin 1.Disiapkan alat dan bahan
1. Dicatat Sifat Fisik 2.Dicatat sifat fisik dari Anilin

Uji pH 1.Disiapkan alat dan bahan


2. Ditentukan 2.Ditentukan pH dengan dibandingkan
nilai pH menggunakan pH Universal
Uji Bakar 1.Disiapkan alat dan bahan
+Anilin 2.Dimasukkan Anilin ke dalam cawan
uap
3.
3.Dibakar kapas kemudian
dimasukkan ke dalam Anilin
4.Diamati reaksi yang terjadi
+ Anilin
1.Disiapkan alat dan bahan
+1ml air
2.Dimasukkan Anilin ke dalam tabung
4.
reaksi kemudian di uji dengan kertas
lakmus, ditentukan nilai pH nya

+ Anilin +HCl Pekat 1.Disiapkan alat dan bahan


2.Dimasukkan Anilin ke dalam tabung
5. reaksi berisi air sampai lapisan
kedua terbentuk
3.Diteteskan HCl pekat dan dicatat
+ Aquadest +HCl Pekat 1.Disiapkan alat dan bahan
2.Dimasukkan Aquadest ke dalam
tabung reaksi berisi Anilin sampai
6.
3.Diteteskan HCl pekat
4.Dicatat perubahan reaksi yang terjadi
+3ml HCl pekat 1.Disiapkan alat dan bahan
+1 ml anilin +5ml air 2.Dimasukkan 1ml Anilin ke dalam
tabung reaksi
3.Ditambahkan 2ml HCl pekat dan
5ml air
4.Didinginkan menggunakan es batu
+NaNO2 +larutan kanji 5.Ditambahkan NaNO2
+larutan KI 6.Dibuat kertas kanji dengan cara
7.
diteteskan larutan kanji + larutan KI
pada kertas
7.Diteteskan larutan yang telah
+larutan campuran diatas dicampurkan tadi ke kertas kanji
8. Dipanaskan betul-betul
9.Diamati gas yang terjadi

Kertas kanji
Asetamida
No Bagan Kerja Keterangan
+ Asetamida 1.Disiapkan alat dan bahan
1. Dicatat Sifat Fisik 2.Dicatat sifat fisik dari Asetamida

Uji pH 1.Disiapkan alat dan bahan


2. Ditentukan 2.Ditentukan pH dengan dibandingkan
nilai pH menggunakan pH Universal
+NaOH 1.Disiapkan alat dan bahan
2.Dimasukkan larutan NaOH ke dalam
larutan Asetamida
3.
3.Dipanaskan larutan dan diletakkan
kertas pH diatas mulut tabung
4.Diamati perubahan yang terjadi
+HCl 1.Disiapkan alat dan bahan
2.Dimasukkan 1ml larutan HCl ke
dalam larutan Asetamida
4.
3.Dididihkan diatas penangas air
4.Dicatat bau amoniak dan asam asetat
yang dilepaskan
Urea
No Bagan Kerja Keterangan
+2 ml larutan 1.Disiapkan alat dan bahan
NaOH 30% 2.Diteteskan 2ml larutan NaOH 30%
ke dalam tabung reaksi
1.
3.Dididihkan diatas api kecil
4.Diletakkan kertas lakmus pada mulut
tabung dan dicatat reaksi yang terjadi
Senyawa Organik Berhalogen
Kloroform
No Bagan Kerja Keterangan
+Kloroform 1.Disiapkan alat dan bahan
2.Dicatat sifat fisik dari Kloroform
1.
3.Dipanaskan dan dicatat bau yang
terbentuk
Uji Bakar 1.Disiapkan alat dan bahan
+Kloroform 2.Dimasukkan Kloroform ke dalam cawan
uap
2.
3.Dibakar kapas kemudian dimasukkan ke
dalam Kloroform
4.Diamati reaksi yang terjadi
+Kloroform +Minyak 1.Disiapkan alat dan bahan
2.Dimasukkan 1ml Kloroform ke dalam
3. tabung reaksi
3.Ditambahkan beberapa tetes Minyak
4.Dikocok dan diamati
+Kloroform +Aquadest 1.Disiapkan alat dan bahan
2.Dimasukkan 1ml Kloroform ke dalam
4. tabung reaksi
3.Ditambahkan beberapa tetes Aquadest
4.Dikocok dan diamati
+Kloroform +Anilin 1.Disiapkan alat dan bahan
2.Dimasukkan beberapa kloroform ke
5. dalam tabung reaksi
3.Ditambahkan beberapa tetes Anilin
4.Dicatat bau yang timbul
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan
Anilin
No Bagan Kerja Hasil Percobaan Literatur Ket
+ Anilin
larutan orange larutan orange
1. Dicatat Sifat +
kemerahan kemerahan
Fisik
Uji pH
2. Ditentukan pH 6 pH 9 -
nilai pH
+Anilin
Tidak dapat
3. dapat terbakar -
terbakar

+Anilin
+
4. tidak larut, pH 6 tidak larut, pH 9
-

+ Anilin +HCl Pekat


5. tidak larut tidak larut +

+ Aquadest +HCl Pekat


Larut. Terbentuk Larut. Terbentuk
6. +
garam garam

+larutan campuran diatas gelembung sedikit gelembung sedikit


ketika didinginkan, ketika didinginkan,
gelembung banyak gelembung banyak
7. +
& dinding tabung & dinding tabung
Kertas kanji berwarna kuning berwarna kuning
ketika dipanaskan ketika dipanaskan
Asetamida
No Bagan Kerja Hasil Percobaan Literatur Ket
+ Asetamida larutan, tidak larutan, tidak
1. Dicatat Sifat berwarna, aroma berwarna, aroma +
Fisik khas khas
Uji pH
2. Ditentukan pH 6 pH 6 +
nilai pH
+ NaOH
Lakmus merah
Lakmus merah
3. berubah menjadi +
berubah menjadi biru
biru

+HCl

terbentuk cuka (asam terbentuk cuka


4. +
asetat) (asam asetat)

Urea
No Bagan Kerja Hasil Percobaan Literatur Ket
+2 ml larutan
NaOH 30% Lakmus merah Lakmus merah
berubah menjadi berubah menjadi
1. +
biru. Terbentuk gas biru. Terbentuk
amoniak gas amoniak
Senyawa Organik Berhalogen
Kloroform
No Bagan Kerja Hasil Percobaan Literatur Ket
+Kloroform
larutan, tidak larutan, tidak
1. berwarna. Aroma berwarna. Aroma +
khas (menyengat) khas (menyengat)

Uji Bakar
+Kloroform tidak dapat
2. tidak dapat terbakar +
terbakar

+Kloroform +Minyak
Larut dengan Larut dengan
3. +
minyak. minyak.

+Kloroform +Aquadest
Tidak larut dengan Tidak larut dengan
4. +
aquadest aquadest

+Kloroform +Anilin
Aroma bau jengkol Aroma bau jengkol
5. +
(fenil iso sianida) (fenil iso sianida)
3.2 Reaksi
1. Anilin
a.

Produk:

Nama Produk: Anilin Hidroksida


b.

Produk:

Nama Produk: Anilinium Klorida


c.

Produk:

Nama Produk: Dimetil Anilin


d.

Produk:

Nama Produk: Benzenediazonium Klorida


2. Asetamida
a.

Produk:

Nama Produk: Asetamida Hidroksida


b.

Produk:

Nama Produk: Natrium Asetat dan Gas Amonia


c.

Produk:

Nama Produk: Amonium Klorida


3. Urea

Produk:

Nama Produk: Natrium Karbonat dan Gas Amonia


Senyawa Organik Berhalogen
4. Kloroform (CHCl3)
a.

b.

c.
Produk:

Nama Produk: Benzonitrile


3.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa uji untuk senyawa organik bernitrogen.
Senyawa organik bernitrogen sendiri yaitu senyawa yang mengandung gugus nitrogen
dengan pasangan elektron bebas. Praktikum kali ini dilakukan 4 uji percobaan yaitu uji
anilin, uji asetamida, uji urea, dan uji kloroform. Pada uji pertama yaitu dilakukan uji
pada sifat fisik dan larutan berwarna orange kemerahan. Pada uji anilin kedua
dilakukan uji pH, pada hasil percobaan mendapatkan hasil yang negatif karena nilai pH
yang didapat yaitu pH 6 yang berarti larutan memiliki sifat asam lemah, sedangkan
pada literatur anilin memiliki nilai pH 9 yang berarti larutan memiliki sifat basa lemah,
Hal ini mungkin saja terjadi karena larutan pada percobaan terkontaminasi dengan
udara sehingga menghasilkan data yang kurang tepat. Anilin bersifat basa lemah
karena Anilin memiliki senyawa aromatic yang mana anion yang dihasilkan oleh
senyawa tersebut dapat distabilkan oleh resonansi antar elektronnya (efek penarikan
elektronnya dari gugus fenil) atau dapat dikatakan bahwa Anilin dapat berdelokalisasi.
Pada uji selanjutnya dilakukan uji senyawa bernitrogen dan berhalogen yaitu
dengan menggunakan beberapa senyawa yaitu anilin, asetamida, urea, dan kloroform.
Pada uji coba pertama yaitu anilin menggunakan kertas pH menghasilkan pH 6 hal ini
bersifat asam, yang seharusnya bersifat basa. Anilin merupakan contoh dari basa lemah
dan basa aromatic sehingga anilin juga termasuk dalam senyawa aromatic. Hasil pH ini
sama dengan pengujian pada kelarutan anilin, namun saat anilin dilarutkan dalam air
tidak larut. Hal ini karena anilin merupakan turunan benzene yang tidak larut dalam air
karena bersifat non polar. Selain itu anilin memiliki enam atom C yang menyebabkan
kelarutan dalam air berkurang.
Pada uji selanjutnya dilakukan larutan anilin ditambahkan dengan HCl pekat
dimana hasilnya positif karena pada hasil percobaan dan hasil literatur larutan tersebut
tidak dapat larut dalam HCl pekat, hal ini terjadi karena anilin memiliki sifat kelarutan
yang tidak dapat larut dalam asam (menurut Farmakope Indonesia Edisi III).
Pada uji anilin selanjutnya yaitu dilakukan uji anilin ditambahkan dengan aquadest
dan HCl pekat, dimana hasilnya yaitu positif karena pada hasil percobaan dan hasil
literatur larutan tersebut dapat larut, hal ini terjadi karena anilin Karena penambahan
HCl pekat ini menyebabkan suasana larutan menjadi asam. Reaksi antara anilin yang
tergolong basa dengan HCl sebagai asam menghasilkan suatu garam. Hal ini anilin
dapat bereaksi dengan HCl karena adanya penambahan aquadest sehingga Anilin dapat
berinteraksi dengan Aquadest.
Pada percobaan ini HCl berfungsi sebagai katalisator dimana HCl dapat
meningkatkan laju reaksi kimia untuk mencapai kesetimbangan serta dapat
menurunkan energi aktivasi dari reaksi tersebut.
Pada uji anilin yang terakhir yaitu dilakukan uji anilin ditambahkan dengan HCl
Pekat ketika didinginkan dipenangas es menghasilkan sedikit gelembung yang tidak
terlalu terlihat, sedangkan ketika dipanaskan menghasilkan gelembung yang lebih
banyak dan warna pada dinding tabung menjadi kuning, hal tersebut disebabkan oleh
sifat HCl yang asam sehingga ketika dipanaskan menghasilkan korosif (karatan yang
berwarna kuning) di sekitar dinding tabung reaksi. Penggunaan penangas es
disebabkan oleh HCl pekat memiliki sifat yang sangat sensitif sehingga sangat mudah
untuk bereaksi (meledak), HCl pekat juga suatu senyawa yang bersifat panas, hal
tersebut juga yang mengakibatkan reaksi ini menghasilkan gelembung-gelembung
kecil yang berasal dari gas hidrogen yang nyaris tidak terlihat karena tertutupi oleh es.

Pada percobaan kedua dilakukan uji asetamida. Pada uji pertama asetamida
dilakukan pencatatan fisik dimana larutan tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.
Pada uji pH asetamida mendapatkan hasil yang positif dimana hasil percobaan dan
hasil literatur mendapatkan nilai pH 6 yang berarti larutan memiliki sifat asam lemah.
Asetmida bersifat asam lemah karena Asetamida merupakan turunan dari asam
karboksilat, dan gugus amida pada umumnya mudah terjadi delokalisasi resonansi dari
pasangan elektron bebas, sedangkan pada gugus amina tidak terjadi demikian.
Pada uji Asetamida selanjutnya yaitu uji Asetamida dengan larutan NaOH yang
kemudian dipanaskan dan diletakkan kertas lakmus merah, dimana kertas lakmus
merah berubah menjadi warna biru, hal ini berarti larutan tersebut bersifat basa hal ini
terjadi karena sifat basa tersebut berasal dari NaOH yang bersifat basa kuat yang
menghasilkan garam ammonium tersubstitusi apabila larutannya basa. Sedangkan
hidrolisa basa pada amida menghasilkan garam karboksilat dan ammoniak.

Pada uji ketiga yaitu dilakukan uji Urea, dimana pada larutan Urea ditambahkan
larutan NaOH 30% yang kemudian dipanaskan dan diuji dengan kertas lakmus merah
pada mulut tabung reaksi dan dihasilkan lakmus merah berubah menjadi biru dan
terbentuk gas amoniak. Hal ini berarti larutan bersifat basa yang berasal dari pelarut
NaOH 30% yang merupakan basa kuat sehingga mempengaruhi larutan Urea.
Dalam uji urea digunakan NaOH 30% yang berfungsi untuk memberikan suasana
basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. Dalam uji ini ada
beberapa pereaksi yang ditambahkan HCl seperti pereaksi Anilin dan Asetamida.
Penambahan HCl yaitu sebagai katalisator karena HCl dapat dinetralkan menjadi
garam yang tidak berbahaya.

Pada uji terakhir yaitu uji Kloroform, dimana percobaan kloroform pertama
dilakukan uji sifat fisik yang dihasilkan pada percobaan yaitu arutan tidak berwarna
dan memiliki aroma khas (menyengat). Pada percobaan kloroform kedua yaitu
dilakukan uji bakar pada kloroform dimana mendapatkan hasil yang positif yaitu pada
hasil percobaan dan hasil literatur larutan kloroform tidak dapat dibakar, hal ini terjadi
karena kloroform tidak memiliki rantai yang terdiri dari kandungan karbon dan
hidrokarbon yang mudah berikatan dengan oksigen sehingga kloroform tidak mudah
terbakar.
Pada percobaan ketiga yaitu diuji kelarutan kloroform dengan minyak, dimana pada
uji ini dihasilkan kloroform dapat larut dengan minyak, hal ini menunjukkan kloroform
bersifat non polar karena kloroform dapat larut dengan minyak, hal ini terjadi karena
kloroform adalah pelarut nonpolar dan minyak juga adalah substasi nonpolar sehingga
kedua bahan tersebut dapat bersatu, pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, dan
pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar.
Pada percobaan keempat yaitu diuji kelarutan kloroform dengan aquadest, dimana
pada uji ini dihasilkan kloroform tidak dapat larut dengan aquadest, hal ini
menunjukkan kloroform bersifat non polar karena kloroform tidak dapat larut dengan
aquadest, hal ini terjadi karena larutan yang bersifat polar akan melarutkan larutan
yang bersifat polar dan larutan yang bersifat non polar akan melarutkan larutan yang
bersifat non polar juga, maka dari itu kloroform yang bersifat non polar tidak dapat
larut dengan aquadest yang bersifat polar.

Pemanasan pada uji dilakukan karena pemanasan merupakan salah satu uji untuk
mendeteksi adanya senyawa bernitrogen atau tidak di dalam suatu sampel atau larutan
tertentu yang akan diuji. Selain itu, uji pemanasan dilakukan untuk membuat sampel
yang diujikan mencapai suhu yang tepat dengan waktu yang relatif cepat sehingga hasil
dari reaksi tersebut dapat terlihat lebih cepat. Dalam beberapa reaksi perlu
menggunakan pemanasan karena ada beberapa sampel yang dapat bereaksi dengan
menggunakan suhu yang lebih tinggi atau pemanasan tersebut.

Pada uji anilin dengan penambahan HCl ditambahkan air terbentuk anilin klorida
dan saat ditambahkan NaNO2 menghasilkan senyawa garam diazonium klorida yang
terbentuk. Selain itu, uji Asetamida dengan NaOH menghasilkan garam natrium asetat
garam ini bersifat basa. Karena reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan
menghasilkan garam yang bersifat basa.

Pada sampel praktikum kali ini ada 4 sampel yang memiliki beberapa manfaat
dalam bidang farmasi. Pada sampel Anilin digunakan dalam pembuatan obat-obatan
seperti parasetamol (acetaminophen) dan Tylenol. Pada sampel Asetamida banyak
digunakan dalam sintetis senyawa organic baik sebagai pereaksi maupun pelarut selain
itu juga banyak digunakan untuk bahan pembahas dalam sediaan farmasi. Pada sampel
Urea dalam bilang farmasi sering digunakan sebagai bahan obat salah satunya sebagai
pembuatan krim (sediaan topical). Pada sampel Kloroform dalam bidang farmasi
sering digunakan sebagai bahan pembius namun penggunaannya sudah dilarang karena
dapat merusak liver dan ginjal.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada praktikum Senyawa Organik Bernitrogen dan Berhalogen, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Senyawa bernitrogen merupakan senyawa yang mengandung gugus nitrogen.
2. Anilin bersifat basa lemah karena Anilin memiliki senyawa aromatic yang mana anion
yang dihasilkan oleh senyawa tersebut dapat distabilkan oleh resonansi antar
elektronnya (efek penarikan elektronnya dari gugus fenil) atau dapat dikatakan bahwa
Anilin dapat berdelokalisasi, Anilin bersifat basa lemah sehingga dapat bereaksi dengan
asam dan menghasilkan suatu garam, Anilin juga bersifat non polar karena tidak dapat
larut dengan aquadest.
3. Asetamida memiliki nilai pH 6 yang artinya bersifat asam lemah, Asetamida bersifat
asam lemah karena Asetamida merupakan turunan dari asam karboksilat, dan gugus
amida pada umumnya mudah terjadi delokalisasi resonansi dari pasangan elektron
bebas, sedangkan pada gugus amina tidak terjadi demikian, Asetamida dapat bereaksi
dengan basa kuat seperti NaOH yang akan membentuk garam ammonium.
4. Urea bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi warna
biru, pada uji urea juga digunakan NaOH 30% yang berfungsi untuk memberikan
suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam.
5. Kloroform bersifat non polar karena mudah larut dalam minyak dan Kloroform tidak
mudah terbakar karena Kloroform tidak memiliki rantai yang terdiri dari kandungan
karbon dan hidrokarbon yang mudah berikatan dengan oksigen sehingga kloroform tidak
mudah terbakar.
DAFTAR PUSTAKA
Kristiana, I. 2011. SINTESIS SENYAWA 2-ANILINBENZOTRIAZOL DARI
BENZOTRIAZOL DENGAN ANILIN MELALUI REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Maulita, R. 2020. Analisis Kualitatif Unsur-Unsur dalam Senyawa Organik. Bandung :
Universitas Negeri Islam Bandung.
Pebriani, S. 2014. UJI KARATERISTIK SENYAWA KELOMPOK NITROGEN (AMINA,
AMIDA DAN NITRO). Kendari: Universitas Haluoleo.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai