Anda di halaman 1dari 9

Praktek Kimia Organik

Identifikasi Fenol dan Eter

I. Tujuan : Mahasiswa mampu mengetahui reaksi – reaksi kimia dari Fenol


dan Eter

II. Tinjauan pustaka

Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya


melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya biasanya
dipergunakan nama yang lazim dengan akhiran –ol. Fenol mempunyai
sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya
dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat.
Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan
asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O••2 udara dan memberikan
zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi
reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl•3. Mempunyai sifat antiseptik,
beracun, mengikis, Ka = 1 X 10-10. (Riawan, 1990).

Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin


karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) :
perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam
bakteri dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis misalnya : asam
salisilat, aspirin, dan fenolftalein. (Riawan, 1990).
Fenol adalah sekelompok senyawa organik yang gugus hidroksilnya (-
OH) langsung melekat pada karbon cincin benzena. Aktivator kuat dalam
reaksi substitusi aromatik elektrofilik terletak pada gugus –OH nya
karena ikatan karbon sp2 lebih kuat daripada ikatan oleh karbon sp3 maka
ikatan C-O dalam fenol tidak mudah diputuskan. Fenol sendiri tahan
terhadap oksidasi karena pembentukan suatu gugus karbonil
mengakibatkan
dikorbankannya penstabilan aromatik. Fenol umunya diberi nama
menurut senyawa induknya.
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dibandingkan alkohol atau air.
Kekuatan asam fenol kira – kira ditengah antara fenol dan asam asetat.
Ion fenoksida merupakan asam yang lemah diabndingkan OH, oleh
karena itu, fenoksida dapat diolah dengan sesuatu fenol dan NaOH dalam
air. Reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol
bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan
oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh
cincin aromatik. Reaksi alkohol dengan asam kuat menghasilkan
pemindahan (eliminasi gugus fungsi –OH, alkohol dan fenol adalah asam
– asam lemah, tentang keasaman ini dapat diketahui dengan penambahan
karbonat dan bikarbonat membentuk CO2.

Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur


– unsur C, H dan O dengan rumus umum R’-O-R. Bila rumus umum ini
dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai
turunan dialkil dari senyawa air.
Eter dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter
asimetris. Kala dalam rumus umum eter R = R’, maka eter tersebut
dinamakan eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R’,
dinamakan eter campuran atau eter asimetrik. Di samping yang
mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula eter yang megandung gugus aril
(Ar) yang rumus umunya dinyatakan dengan Ar-O-Ar’ atau Ar-O-’R.
Eter mempunyai rantai C-O-C yang mempunyai sudut ikatan sebesar
104,5° dan jarak antara atom C dengan O adalah sekitar 140 pm.
Halangan rotasi untuk ikatan C-O sangat kecil. Ikatan oksigen dalam eter,
alkohol dan air sangatlah mirip. Pada teori ikatan valensi, hibridisasi
oksigen adalah sp3. Oksigen lebih elektronegatif daripada hidrokarbon
sederhana, tetapi jauh kurang asam dibandingkan dengan hidrogen alfa
golongan karbonil (Seperti aldehida dan keton).
IV. Metode/Prosedur
Fenol
1. Tes lakmus
 Alat dan Bahan :
1) Senyawa organik
2) Kertas lakmus biru lembab 3) Spatula

 Prosedur :
a. Ambil sedikit senyawa organik menggunakan
spatula
b. Letakkan di atas kertas lakmus biru lembab yang
diambil dari kaca arloji
c. Amati hasil
2. Tes Besi Klorida
 Alat dan Bahan :
1) Senyawa organik
2) Larutan besi klorida netral
3) Spatula

 Prosedur :
a. Ambil sedikit senyawa organik menggunakan
spatula
b. Tambahkan sedikit larutan ferri klorida netral yang
diambil dalam tabung reaksi
c. Amati hasil
3. Tes Liebermann
 Alat dan Bahan :
1) Senyawa organik
2) Natrium nitrit
3) Asam sulfat pekat
4) Air suling
5) Larutan natrium hidroksida
6) Tabung reaksi
7) Pipet
8) Water bath
9) Bunsen burner

 Prosedur :
a. Ambil sedikit kristal natrium nitrat dalam tabung
reaksi
b. Tambahkan sedikit senyawa organik ke kristal
natrium nitrit, dengan menggunakan pipet
c. Panaskan isi tabung reaksi di atas bunsen burner
dan biarkan dingin

d. Dengan menggunakan pipet lain, tambahkan


beberapa tetes asam sulfat pekat ke tabung reaksi
dan kocok tabung reaksi dengan baik
e. Tambahkan air suling ke tabung reaksi
f. Tambahkan larutan natrium hidroksida berlebih ke
tabung reaksi, dengan menggunakan pipet
4. Tes pewarna phthalein
 Alat dan Bahan :
1) Senyawa organik
2) Phthalic anhydride
3) Asam sulfat pekat
4) Larutan natrium hidroksida encer
5) Tabung reaksi
6) Spatula
7) Pipet
8) Penangas air

 Prosedur :
a. Ambil sedikit senyawa organik dalam tabung reaksi
b. Tambahkan sedikit phthalic anhydride
menggunakan spatula
c. Dengan menggunakan pipet, tambahkan sedikit
asam sulfat pekat ke tabung reaksi
d. Panaskan isi tabung reaksi dalam bak air dan
dinginkan selama beberapa waktu
e. Tuangkan campuran reaksi dengan hati-hati ke
dalam gelas kimia yang mengandung larutan
natrium hidroksida encer

Eter
1. Tes Lakmus
 Alat dan Bahan :
1) Eter
2) Kertas lakmus biru 3) Tabung reaksi

 Prosedur :
a. Tabung reaksi dengan 2 ml eter
b. Celupkan kertas lakmus biru ke dalam tabung reaksi
c. Amati hasil
2. Tes logam natrium
 Alat dan Bahan :
1) Tabung reaksi
2) Logam natrium 3) Eter

 Prosedur :
a. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml eter
b. Tambahkan sedikit logam natrium ke dalam tabung
c. Amati hasil

V. Hasil dan Pembahasan


Fenol
Nama Uji Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi

Tes -
Lakmus

Tes Besi
Klorida

Tes
Lieberman
n
Tes
pewarna
phthalein

Eter
Nama Uji Hasil Pengamatan
Tes Lakmus Lakmus biru berubah
menjadi merah

Tes Logam Tidak terjadi reaksi, Na tetap


Natrium berbentuk bongkahan

Pada identifikasi fenol dengan tes lakmus, berdasarkan hasil pengamatan


didapatkan hasil bahwa yang awalnya kertas lakmus berwarna biru
berubah menjadi berwarna merah. Ha ini dikarenakan senyawa fenol
memiliki sifat asam lemah, sifat asam mampu merubah kertas lakmus
biru menjadi berwarna merah.

Pada identifikasi fenol dengan tes besi klorida, berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan hasil bahwa larutan membentuk warna ungu. Hal ini
dikarenakan jika fenol bereaksi dengan besi klorida netral akan terjadi
pembentukan kompleks, yang memberikan warna ungu.

Pada identifikasi fenol dengan tes Liebermann, berdasarkan hasil pengamatan


didapatkan hasil bahwa ketika senyawa organik ditambahkan natrium
nitrit
menghasilkan produk warna hijau, hal ini terjadi karena jika fenol
bereaksi dengan natrium nitrit lalu ditambah dengan adanya asam sulfat
pekat maka akan menghasilkan produk berwarna biru atau hijau. Lalu,
ketika senyawa organik yang berwarna hijau tadi ditambahkan air suling
menghasilkan produk berwarna merah kecoklatan, hal ini terjadi karena
jika fenol diberikan perlakuan dengan air, terjadi formaion pada
indophenol sehingga yang mulanya produk berwarna biru atau hijau
berubah menjadi warna merah atau coklat. Sedangkan, ketika senyawa
organik yang berwarna merah kecoklatan tadi ditambahkan larutan
natrium hidroksida berlebih menghasilkan produk berwarna biru, hal ini
terjadi karena ketika produk sebelumnya ditambahkan dengan senyawa
alkali yang kuat maka menyebabkan pembentukan anion indophenol
sehingga terjadi perubahan warna, yang mulanya berwarna merah atau
coklat menjadi berwarna biru atau hijau.

Pada identifikasi fenol dengan tes pewarna phthalein, berdasarkan hasil


pengamatan didapatkan hasil larutan berwarna merah muda. Hal ini
terjadi karena awal mulanya ketika terjadi pemanasan, maka ketika fenol
bereaksi dengan anhidrida ftalat dan ditambah dengan adanya asam sulfat
pekat sehingga dihasilkan fenolftalein yang tidak berwarna, namun ketika
larutan fenolftalein tersebut bereaksi dengan larutan natrium hidroksida
maka terbentuklah warna merah muda.

Pada identifikasi eter dengan tes lakmus, berdasarkan hasil pengamatan


didapatkan hasil lakmus berubah menjadi warna merah. Hal ini terjadi
karena eter memiliki sifat asam, dan sifat asam mampu merubah kertas
lakmus berwarna biru menjadi berwarna merah.

Pada identifikasi eter dengan tes logam natrium, berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan hasil bahwa logam natrium tetap berbentuk bongkahan. Hal
ini menandakan tidak adanya reaksi, dikarenakan gugus fungsi kurang
reaktif pada eter yang menyebabkan eter sukar bereaksi dengan logam
natrium. Lalu, Titik didih eter rendah dan kepadatan uapnya lebih tinggi
jika
dibandingkan dengan udara, sehingga ia mudah terbakar. Eter tidak dapat
bereaksi dengan logam natrium, karena natirum adalah logam yang aktif.
Sesuai dengan sifat eter sendiri yaitu sukar bereaksi kecuali dengan asam
halida kuat. Selain itu, karena eter bersifat kurang polar, sehingga sukar
untuk bereaksi.

VI. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa pada saat identifikasi
fenol dengan tes lakmus, dihasilkan lakmus biru berubah menjadi warna
merah. Dengan tes besi klorida, dihasilkan larutan berwarna ungu.
Dengan tes liebermann, dihasilkan produk yang mulanya berwarna hijau
lalu berubah menjadi warna merah kecoklatan dan berubah lagi menjadi
warna biru (hal ni dikarena beberapa perlakuan).

Dengan tes pewarna phthalein didapatkan hasil larutan berwarna merah


muda.
Sedangkan pada saat identifikasi eter dengan tes lakmus, dihasilkan
lakmus biru berubah menjadi warna merah. Dengan tes logam natirum,
dihasilkan tidak adanya reaksi sehingga logam natrium tetap berbentuk
bongkahan.

VII. Referen https://youtu.be/hsglfbv7w84


Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Ilmu Kimia untuk
Universitas Edisi VI. Jakarta: Penerbit Erlangga
Riswayanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Hart, Harold. 1998. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai