Anda di halaman 1dari 85

KIMIA PEMISAHAN

Kim 231 / 2 sks

Kontrak kuliah
Tim pengampu : rht, rnal

Metoda : tatap muka


tugas / diskusi
uts / uas
% Penilaian :
kehadiran 75 % Syarat uts / uas
tugas/diskusi 30% 15%
uas / uts 70% 35%
-----------------------------(+) -----------(+)
NA = ∑ Rerata (UTS + UAS)
= ∑ (UTS + UAS
MATERI KIMIA PEMISAHAN
Modul A.

Pendahuluan
Pemisahan Ekstraksi cair – cair:
Chromatografi : GC, HPLC, TLC, IEC

Modul B

Distilasi
Flotasi
Membran : osmosis / revers osmosis
dialisis / elektrodialisis
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mampu Mengetahui dan Mendefinisikan


Prinsip Pemisahan ion/senyawa anorganik / organik
Berbagai metoda :

1. Metoda Ekstraksi Pelarut

2.Metoda Kromatografi

3.Metoda Distilasi

4.Metoda Elektroforesa

5.Metoda Membran Padat / Cair


Buku pegangan :

1.Chemical Separations
principles, techniques, and experiment
by. Clifton E.Meloan

2.Analytical Chemistry
by Gary D Christian

3.Principles and Practices of Solvent Extraction


by Rydberg.J

4.Solvent Extraction of Metal,


by De Anil.K

5.Basic Principles of Membrane Technology


by Mulder,M
PEMISAHAN KIMIA
BAB

PENDAHULUAN
EKSTRAKSI CAIR - CAIR

Doc.rh.pmsh rev 2015


KIMIA PEMISAHAN

PANDANGAN UMUM

Cara Pemisahan

Klasik Modern

Vol Grav Instrumen


Prinsip Pemisahan
* tidak harus memisah
secara fisiK

Memisahkan
Menentukan
zat komponen

*pemisahan *pemisahan
fisik metodik

Gravimetri Titrasi

Pisah & menentukan


*pemisahan fisik

Gravimetri

End putih

End putih

Ketentuan apa saja yang menjadi


perhatian
Ketentuan yang harus di perhatikan

Q-S
------- = α derajad kelewat jenuh relatif
S Ratio von Weimar n

Q = [ ] larutan lewat jenuh yang akan membentuk endapan


= campuran [ ] reagen sebelum endapan terbentuk

S = [ ] larutan tepat jenuh / kelarutan endapan saat kesetimbanga

α semakin >  kemungkinan terjadi kristal halus / koloid

α semakin <  kemungkinan terjadi kristal besar / kasar

Ksp & hasil kali [M n+ ] [An-]

Kelarutan endapan.
*pemisahan metodik

Campuran  CO3= / HCO3-

Titrasi dengan 2 Indikator yang Berbeda

CO2 HCO3-
CO3=

Fraksi
Mol

dominan  HCO3-
5 6 7 8 9 10 11

dominan  CO2 pH dominan CO3=


no CO2
HCl
titrasi

Camp Na2CO3 & NaHCO3

Titrasi berjalan 2 tahap dengan 2 indikator penentu TE

Reaksi TE I : HCl + Na2CO3  NaHCO3 * indikator 1

Reaksi TE II : HCl + ( NaHCO3 * + NaHCO3 )


 NaCl + H2O + CO2 indikator 2

Kebut vol HCl utk reaksi : Na2CO3  NaHCO3 * = V1


NaHCO3 * + NaHCO3  NaCl + H2O + CO2 = V2

V2 = V1 + Vx  Vx dapat diketahui
Vx = vol HCl yg dibutuhkan NaHCO3
PEMISAHAN dg INSTRUMEN

O.phen CNS

* Fe++
Camp. *kompleks
**Fe +++

UV-VIS
* + **
AAS total Fe

Kesalahan

karena
penentuan metode kurang tepat
MANFAAT / KEGUNAAN
PEMISAHAN KIMIA

 Mendapatkan suatu komponen / senyawa


dengan kemurnian tinggi.
Keberhasilan
pemisahan

Sifat fisis
! Sifat kimia

pH , Redr, Oksr
Kelarutan, Polaritas
Ukuran partikel,
TD, TB TL
Berbagai
Metode Pemisahan

1. Mekanis : dasar perbandingan partikel

Saring filtrasi = Goch Buchner

* Gravitasi
2. Pengaruh gaya : * Sentrifugasi
* Medan Listrik / magnit
* Uap
2. Perbedaan Distilasi * Bertingkat
BD , TD,
* Vacum

Ekstraksi
3. * Cair-cair
pelarut
* Kolom
4. Kromatografi, * GC, GLC
* TLC

5. Elektroforesa

* Padat
6. membran
* Cair
METODA EKSTRAKSI
DENGAN PERLAKUAN ~ CAIR / CAIR

EKSTRAKSI

Proses pemisahan / pemindahan /


pendistribusian solute / zat terlarut, diantara
dua pelarut / solvent yang tdk saling bercampur.

► Sederhana

! tidak perlu alat-alat rumit,


cukup corong pemisah
mikro
► Pemisahan luas
makro
ƒ0 dua pelarut yg
X
Tidak saling
ekstraksi ƒa melarut

Tiga aspek dalam ekstraksi :


1. Distribusi solute

2. Interaksi kimia dalam fasa air


 Dissosiasi Pembent. Kompleks !
3. Interaksi kimia dalam fasa org.
Pembent. dimer
!
Tanpa distribusi / distribusi - interaksi

Ekstraksi tidak berjalan baik

Kegunaan

* Anal preparatif

* Pemurnian

* Pemekatan / pengkayaan

* Pemisahan
Distribusi Solute

“ 1891 Nernst “

Apabila suatu zat di masukkan ke dalam dua pelarut


yang tidak saling bercampur
maka zat akan terdistribusi diantara (2) pelarut tersebut

X
Banyaknya zat terdistribusi
S0=ƒ0 ke ƒ0 ~ S0 , ƒa ~ Sa akan tetap,
Sa=ƒa selama faktor t (temp) dan p (tekn) tetap

tidak terjadi interaksi antara komponen . X dg So/a


kecuali pelarutan saja
HK. DISTRIBUSI

1 KD =  Koefisien Distribusi / Partisi

C1,2 = kadar, konsentrasi molar zat terlarut


dalam pelarut 1 dan 2

Pelarut (1) dan (2) tidak saling bercampur.


Biasanya digunakan (2) = air,
sedang pelarut (1) = pelarut organik.

Dengan demikian  ion-ion anorganik


/senyawa organik polar sebagian besar akan terdapat dalam ƒa
fasa air.
Sedang senyawa organik non polar sebagian besar
terdapat dalamƒ0

Maka agar bisa terdistribusi solute harus mempunyai sifat “like


dissolve like”. terhadap solven

Dalam Larutan encer faktor kadar tidak mempengaruhi “koefisien


distribusi”.

 Distribusi spesies tunggal  senyawa hasil


tidak mempengaruhi harga KD.
KD hanya dipengaruhi spesies tunggalnya.

Contoh : ekstraksi. Asam benzoat, HB

 HB dalam air diasamkan dengan HCL 


untuk menekan diss HB ke dalam pelarut org (eter)
Distribusi normal /
pelarutan Solut semata.

2. KD =

Kestimbangan HBo ƒ.eter HBo


distribusi 1
HBa
ƒ.air HBa
Kead. A

Kesulitan akan muncul bila terjadi :


Kesulitan (1) akan timbul, bila ƒ.air tidak diasamkan

[H+][B-] HB akan terdissosiasi


3. Kd = ------------
[HB]a
Konst dissosiasi

HBo
1 ƒ.eter Kead. B
HBa ⇌ H+ + Ba- ƒ.air

2
* HB tidak terdiss dalam eter
* Dalam bejana terdapat dua kesetimbangan.
** Kesetimbangan partisi / distribusi ( ) hanya
1
untuk HB yang tidak terdiss
** Kesetimbangan diss hanya terdapat pada ƒ air. ( ) 2
 Kesulitan (2) timbul jika HB terdiss ƒ0

Contoh : ƒ0 = benzen ƒa
+ -
 HB ⇌ H + B di ƒa
 2HBo ⇌ HB . HBo  sebag mengalami dimerisasi di ƒ0

3
[HB.HB]o
4. Kdm = ------------- 2HBo ⇌ [HB . HB]o
[HB]o2 1 ƒ0
Kesetimbangan HBa ⇌ H+ + Ba-
dimerisasi ƒa

[HB.HB]o = Kdm.[HB]o2
Kead. C
2
Sehingga Hk. Distribusi Nernst spesies tunggal untuk
keadaan B dan C tidak berlaku.

O O OH
C C C
OH OH O

Bentuk dimer as. benzoat


RATIO DISTRIBUSI
Kemungkinan keadaan kesetimbangan pada ekastraksi

•Distribusi / pelarutan HB dalam ƒ0 / ƒa

•Distribusi HB dalam ƒa disosiasi / ƒ0

Distribusi HB dlmƒadisosiasi / ƒ0 dimerisasi

Sehingga  dalam proses ekstraksi perlu diperhatikan :

1.Zat terlarut / solut, tidak terjadi interaksi terhadap (2) pelarut


[semata-mata hanya pelarutan]

Hk. Nernst SpesiesTunggal berlaku


2.Terjadi interaksi terhadap salah satu pelarut atau fasa

3 spesies dipertimbangkan.

3.Terjadi interaksi dalam (2) pelarut, atau fasa ƒ0, ƒa

4 spesies dipertimbangkan.

Pers yang mengungkap semua bentuk, dikenal


sebagai =“RATIO DISTRIBUSI = D”

2 HBo  HB HBo 4

1 + - 3
HBa  H + B a
[HB]o
D = -------------------
[HB]a + [B-]a

[H+] [B-]a Ka . [HB]a


Ka = ------------------  [B-] = -----------------
[HB]a [H+]

[HB]o
KD = -----------  [HB]o = KD . [HB]a
[HB]a

KD . [HB]a KD . [HB]a

D = ---------------------- = ------------------------------
[HB]a + [B-]a Ka . [HB]a
[HB]a + ----------------
[H+]
[HB]a KD KD
D = ---------- . ---------------- = ---------------
5. [HB]a Ka Ka
1 + ------- 1 + -------
[H+] [H+]

 [H ]  K
+
a  D mendekati sama dengan KD
Bila KD   HB akan terdistribusi , dominan dalam lapisan
pelarut organik = ƒ0.
KD
 [H+]  Ka,  D akan tereduksi  ------------------
Ka
1 + ---------
[H+]

HB akan dominan berada di lapisan pelarut air = ƒa


D = ratio jumlah ”spesies” dalam kedua fasa

 sisa,  terlarut,  ion

Total [HB] dalam fo [HB]o + 2 [HB.HB]o


D = ----------------------------- = ---------------------------------
Total [HB] dalam fa [HB]a + [ B - ]a

Substitusikan persamaan :
Ka . [HB]a
 [B-] = -----------------
[H+]
[HB]o
 [HB.HB]o = Kdm.[HB]o2  KD = -----------
[HB]a
[1 + 2.Kd [HB]o]
D = KD x ----------------------
6.
Ka
1 + -----------
[H+]

Maka ratio distribusi spesies dalam (2) pelarut 

[HB]o + 2.Kd[HB]o [HB]o [1 + 2Kd [HB]o


D = ---------------------------- = -------- x
----------------------
[HB]a [HB]a Ka
[HB]a + Ka --------- 1 + ---------
[H+]a [H+]

Distribusi dapat berubah, dengan berubahnya pH fasa air


Persamaan (5,6) berubah.
Eks. Berualang kali ( pertemuan ke II )

Jika KD sangat besar, KD  1000,

1 X ekstraksi  memungkinkan
X
semua senyawa terlarut (x)
terpisahkan / terdistribusi dalam pelarut
X yang kita inginkan.

Walaupun demikian eks akan lebih efektif


jika pelarut eks dibagi dalam beberapa bagian kecil
dari vol pelarut untuk eks satu kali.
Dengan memperhitungkan vol pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi  secara umum dilukiskan sebagai :

* W0 = g solute

* VA = vol pelarut A

* VB = vol pelarut B

WB, WA = berat solute yang terdistribusi


dalam pelarut organik, air.

 W0 = WA + WB

WA = CA . VA WB = CB . VB
CB [ ]o WB / VB WB VA
KD = -------- = ------- KD = ------------- = -----------
CA [ ]a WA / VA WA VB
CONTOH
VB, eter
Ekstraksi HBt. dlm air dg eter
HBt = Wo

WB = Wo – WA1

WB
Kadar = ------- g / mL
HBt=Wo VA, air VB

WA.1
n = 1 x ekstraksi
CA = ------- g / mL
VA
VB, eter
WB
Wo - WA.1
KD = ? CB = ------------- g / mL
WA VB
VA, air
Wo - WA1
-------------
CB VB [ Wo - WA1 ] VA
KD = -------- = ---------- KD = --------------------
CA WA1 VB . WA1
---------
VA WA1 .KD . VB = W0 .VA – WA1.VA

WA1 [KD . VB + VA] = W0 .VA

VA 1

7. WA1 = Wo -----------------
KD VB + VA

Bila ekstraksi dilakukan pengulangan


dengan  vol pelarut org, air , sama
Pengulangan langkah secara matematis
n =  perlakuan ekst. *
n = 1  WA1 ditinjau thd W0 ,
n = 2  WA2 ditinjau thd WA1, dst
Maka rumus 7 otomatis akan mengikuti
perubahan n yang diterapkan.
2
 VA   VA 
WA2  WA1   WA2  W0  
V
 A  K D .VB
V
 A  K D .VB

VA n

8 WAn = Wo ---------------
KD VB + VA
WB WB
% Ekst = -------- x 100 % E = -------- x 100 9
W W
Peninjauan % terekstraksi

W WB
9. … E  B  100 CB VB
Wo KD  D  
C A W0  WB 
VA
VA WB
Kead Ideal  .
KD = D VB W0  WB
VA WB 100 1
 . . .
VB W0 100  WB 
1  
 W 0 

VA 1
D .E. VA  VB
VB 100  E
1
10. … D  E.
100  E 
*+
WA WA
% Ekst = -------- x 100 % E = -------- x 100 9.a
Wo Wo
Ditinjau % sisa ekstraksi

CB ( Wo - WA) / VB Ideal KD = D
KD = D = ----- = --------------------- VA = VB
CA WA / VA
VA Wo ( 1- WA /Wo) 100
= ---- x --------------------- x ------
VB WA 100 E
VA Wo ( 100 - WA /Wo. .100 )
= ---- x ---------------------------------- 100 - E
D = ------------ 10.a
VB WA .100 1/E
E
Dari pers [10] dan [10.a] , hubungan D dan E

100. D
E = ------------ 11
[D+1]

WA
Bila tinjauan -------
CA VA W A . VB
KD = -------- = -------------- = -------------------
CB Wo – W A VA .[Wo – WA]
------------
VB

12
KD VA 1
KD VA n

WA1 = Wo x -------------------- WAn = Wo x --------------------


WB
I E = -------- x 100
Wo
WA
II E = -------- x 100
CB VB
Wo
E = -------- ------------ x 100
CA VA + CB VB
Ideal VA = VB

CB VB 100 D. 100
E = -------------
E = ---- . ---- . -------------------
VA
CA VB VA CB
D + -----
----- + ------
VB
VB CA
WA
II E = -------- x 100
Wo
CA
KD = -----
CB
CA VA
E = -------- ------------ x 100 VA = VB
CA VA + CB VB

CA VA 100 D. 100
E = ---- . ---- . ------------------- E = -------------
C B VA VB CA VB
----- + ------ D + -----
VA CB VA
Contoh Soal

4 g HBt dalam 100 ml air.


Di ekstraksi dengan 100 mL benzene, pada t 15oC
Diketahui KD benz/air = 3,0
Berapa g HBt terdistribusi ke forg bila :

a) Klp 1 , melakukan ekstraksi langsung dg vol 100 mL benzene (1 x eks)

b) Klp 2, melakukan 4x ekstraksi, dg vol 25 ml benz / ekst.


Penyelesaian :
Rumus yang diberlakukan :

VA n
Wn
= Wo --------------------
VA + KD.VB
a.  g HBt terdistribusi ke ƒ0 = (4 – 1) g = 3 g

% E = ¾ % = 75 %

b. Wn = 4

=
= 4 x 0,106 = 0,423 g
Grafik % senyawa terlarut yang tertinggal dalam ƒa
setelah n  ekst.

WAn
% ---- = % sisa ekstraksi
Wo

%
WBn
% ---- = % terektraksi
Wo
n
SOAL-SOAL

1. 1 g HB dalam air 100 mL akan didistribusikan dlm 100 mL eter. KD 0/a = 100 Ka = 6,5.10-5
a) Berapa ratio distribusi jika pelarut air divariasi
pH mulai 3, 5, 7, b) Buat grafik D Vs pH
[H+] [B-]
Ka= ------------ pH = -log [H+]  pH 3 = [H+] = ?
[HB]
PENYELESAIAN SOAL

No. 1. pH 3. 5. 7.  HBz terdiss


[HB]o
Kesetimbangan yang ada 
[HB]a  [H+] + [B-]

[HB]o [H+] [B-] Ka [HB]a


D = ------------------- Ka = --------------  [B-] = -----------
[HB]a + [B-] [HB]a [H+]

[HB]o [HB]o 1
D = -------------------------- = ---------------------------- = KD x -------------
Ka [HB]a Ka Ka
[HB]a + ------------ [HB]a 1 + ------- 1 + -------
[H+] [H+] [H+]

100
pH = 3  [H+] = 10-3  D = -------------------- = ? Hitung D utk
6,5 x 10-5 pH 5. 7.
1 + -------------- alurkan D vs pH
2). 20 mL lrt asam butirat 0,1 M diaduk / dikocok dengan 10 mL eter.
setelah lapisan dipisahkan, dan dititrasi ternyata masih ada 0,5 mmol
Asam Butirat (HBt) dalam larutan air.
Berapa a) ratio distribusi dan b) % ekstraksi

PENYELESAIAN SOAL
No. 2. 20 ml 0,1 M HBt = 2 m.mol HBt
Tersisa dlm fasa air 0,5 m.mol  [ ] = 0,5/20 = 0,025 M.
HBt dalam eter = 1,5 m.mol  [ ] = 1,5/10 = 0,15 M
0,15
a) D = ----------- = 6
0,025 ditinjau dari data mmol

100.D 100.6 1,5


b). % E = -------------- = --------------- = 75 % % ter ekst = ---- x 100% = 75 %
Va 20 2
D + ------ 6 + ------ 0,5
Vb 10 % sisa ekst = ----- x 100 % = 25 %
2
- Eks Tunggal dari solute dalam 2 pelarut yang tidak bercampur, tidak begitu sulit.
Dengan memperhatikan harga KD

 KD   Solut akan terdistribusi / terpisah baik.

- Jika 2 pelarut serupa tetapi tidak sama  solute dengan KD   pemisahan


kurang memuaskan, perlu ekstraksi pengulangan atau (+) larutan lain.

Pengulangan eks. secara sistematik untuk mendapatkan hasil


yang memuaskan

“Craig” menemukan suatu metoda eks yang dikenal


sebagai : “ Ekstraksi Multipel Craig “

Peralatan Craig  satu seri bejana terpisah yang dihubungkan, sehingga terjadi
hub aliran keluar masuk larutan / solven
dari ruang 1 ke ruang berikut.
Peralatan craig.

Cara Kerja Pesawat Craig


 Melalui saluran A, dimasukkan
- Pelarut berat  ruang B ~ ½ vol.
- Pelarut ringan yang berisi sampel.
 Putar peralatan bolak / balik dg sudut 35 0
melalui poros P.
Keadaan seimbang  pelarut akan terpisah dlm 2 lapisan 
alat diputar 900 searah jarum jam 
- Pelarut ringan akan mengalir melalui C  ruang D

- Pelarut berat ada di ruang B.

Alat diputar kembali ke posisi semula 


- pelarut ringan di ruang D, mengalir ruang B melalui saluran E
pada tingkat berikut.

Peralatan “Craig” disusun berderet / bertumpuk, diputar secara simultan dengan


pengatur waktu yang terindikasi.
PROSES MATEMATIS
“CRAIG”

 Bejana craig diberi No. serie mulai 0, 1, 2, 3,… n

 Ukuran vol bejana sama.

 ½ vol bejana terisi pelarut berat / pekat.

 Solute / sampel dalam pelarut ringan  diseimbangkan dalam bejana O


½ solute / samp  ƒatas
 Kead seimbang 
½ solute / samp  ƒbawah

 Lap atas  bejana 1


 Pelarut ringan baru di (+), sebagai 0

¼ solute / samp  ƒatas


 Kead seimbang 
¼ solute / samp  ƒbawah

Pola operasi distribusi Craig ditabulasikan

diperoleh data tabulasi


No. Bejana (r)
No.
Pemin
(n) 0 1 2 3 4 5 6 7

0 1 X 2-0

1 1 1 X 2-1

2 1 2 1 X 2-2

3 1 3 3 1 X 2-3

4 1 4 6 4 1 X 2-4

5 1 5 10 10 5 1 X 2-5

6 1 6 15 20 15 6 1 X 2-6

7 1 7 21 35 35 21 7 1 X 2-7
No masing-masing baris dlm tabel berhubungan secara binomial
[p+q]n
0 1 2 3 4 5 6 no.tab
1/2 trnsf
1/2 0

1/4 1/4
1/4 1/4 1

1/8 1/4 1/8


1/8 1/4 1/8 2

1/16 3/16 3/16 1/16


1/16 3/16 3/16 1/16 3

1/32 1/8 3/16 1/8 1/32


1/32 1/8 3/16 1/8 1/32 4

1/64 5/64 5/32 5/32 5/64 1/64


1/64 5/64 5/32 5/32 5/64 1/64 5

1/128 3/64 15/128 5/32 15/128 3/64 1/128


1/128 3/64 15/128 5/32 15/128 3/64 1/128 6

KD=1 Va = Vo
n (n-1) n(n-1)(n-2)
+ q]n = pn + n.p n-1.q + ---------. pn-2.q2 + -------------- .pn-3.q3 + ... qn
2! 3!

Pers.1

p = Fraksi jumlah senyawa terlarut dalam fasa


pelarut lebih berat  Stationer
q = Fraksi jumlah senyawa terlarut dalam fasa
pelarut ringan  Mobile yang di (+) kan ke tab O
n = no. pemindahan / transfer
Cs (Cs . Vs ) x 1/ Cm KD . Vs
KD = ------ p = ---------------------------------- = ---------------
Cm (Cs .Vs + Cm .Vm) x1/ Cm KD . Vs + Vm

(Cm . Vm ) Cm Vm Vm
q = ------------------------ = ------.------------------------ = ----------------
(Cs .Vs + Cm .Vm) Cm . (Cs . 1/CmVs + Vm) KDVs + Vm

KD . Vs Vm n

(p+q)n = ------------------ + --------------- Pers.2


KD . Vs + Vm KD . Vs + Vm

Cs = fraksi seimbang = fo
Penting Vs ≠ Vm KD ≠ 1
Cm = fraksi berubah = fa
KD . Vs Vm n

(p+q)n = ------------------ + ---------------


KD . Vs + Vm KD . Vs + Vm

KD . Vs 1 n

(p+q)n = ----- . ---- ------------- + Anda jabarkan


KD . Vs 1 + KD Vm
--------
Vs
Fraksi solute pada setiap tabung

Oleh Wiliamson dan Craig dilukiskan dalam


Ekspansi Binomial

1 K n

(p+q)n = ---------- + ---------- V o = Va Pers.2a


(K+1) (K+1)

Y X
Fraksi solute pertabung dapat dilukiskan
secara umum sebagai fungsi (n,r)

K = KD
Fraksi solute pertabung sebagai fungsi (n,r)

n! 1 n-r
K r
Pers.3
f(n,r) = -------------- x ---------- x ----------
r! (n-r)! K+1 K+1

1 K
Y = ------- X = --------
K +1 K+1

Pers.3a

r = no. bejana n = no transfer


Aplikasi pers .3

n! (1) n-r (K) r


Pers.3 f(n,r) = -------------- x ----------- x ----------
r! (n-r)! (K+1) K+1)

Solut S mempunyai koef distribusi = 2,


ekstraksi dg fs organik dilapisan atas dan fs air di lapisan bawah
[ S ]o
KD = -------- = 2,0
[ S ]a
Hitung fraksi S dalam tabung 8 , 9, 10 setelah transfer ke 15

Penyelesaian : 3 pers fungsi (n,r)

1) f(n,r) = f(15,8)  n = 15 r=8


2) f(n,r) = f(15,9)  n = 15 r=9
3) f(n,r) = f(15,10)  n = 15 r = 10
15! 1 15 - 8
2 8
f(15,8) = -------------- x -------- x -------- = 0,1148 = 0,11
8! (15-8)! 2+1 2+1

15! 1 15 - 9
2 9
f(15,9) = -------------- x -------- x -------- = 0,18
9! (15-9)! 2+1 2+1

15! 1 15 - 10 2 10
f(15,10) = ---------------- x -------- x -------- = 0,21
10! (15-10)! 2+1 2+1
Untuk pemisahan campuran  perlu diperhatikan

KDB
α = ------- α = faktor
Camp A, B KDA ≠ KDB KDA separasi
KDA = 0,5
VA = VB
KDB = 1

A B
% Solut
Tereks B A

1 8 50 100 150
nx nx
Eks  perlu pemb kompleks / tidak ( ? )
“penting”

Komp leks  melalui pembentukan.


 (Khelat Netral)
 pasangan ion
 koord. sederhana
 M  ion logam
n  valensi ion
R  anion logam (HR)

Mn+ + n R-  MRn
 Mn+ + b B  M Bbn+
M Bbn+ + n X-  [MBbn+ . n X-]0
Komp. kation
B = Ligan Netral
X = Anion
M = Logam a
MX
 Mn+ + (n + a) X-  n a


MXnaa  aY   Y  , MX naa 
0

 Cu2+ + O-pHen  (Cu pHen)++


Komp.Anion

(Cu pHen)2+ + 2 ClO4-  (Cu (pHen)2+, 2Cl)4-)0


Kloroform
Eks pelarut merup salah satu cara penting dalam aplikasi
pemisahan kation logam.

Salah satu cara yang dikembangkan  pembentukan “Khelat


Logam” senyawa Khelat dengan berbagai pereaksi organik.

Khelat logam, tidak larut dalam air, tetapi larut dlm ƒorg. Jika oksin
dituliskan HOx  reaksi khelat dapat digambarkan sebagai berikut

M2+ + 2.HOx  M(Ox)2 + 2 H+


Contoh :
8 – Kuinolin ≈ Oksin = 8 - Hidroksi Kuinolin

+ M2+

N
OH

O Z
M
N O
+

Selain oksin, dipakai diphenyl thiocarbazon


= dithi zone =
C 6 H5
H
N NH
S C
N N

C6H5

Mn+ + n HDz  M (Dz)n + n H+

N N
½ Pb2+ + HDZ  C = S + H+
hijau N NH

½ Pb
Merah
Step keseimbangan reaksi dalam ekstraksi sebagai 
HR – Chelating Agent

Kesetimbangan / distribusi yang terjadi

1. (HR)0  (HR)a 

2. HR  H+ + R- 
ƒa
MR n 
3. M
n+
+ nR  MRn K f 
-
M R 
n  n

MRn.o
4 MRn.o  MRn.a  KDMRn. = ----------- = KDx
MRn.a
MRn.o = KDMRn. MRn.a

MRn.o KDMRn.Kf.Ka n HRo.n


D = ---------- D = ---------------------- . ------
MRn.a KnDHR H+a n

K’ = Keks

HRo.n
D = K’ . ------ Dinyatakan dalam log
H +a Konstante Ekstraksi
D  Dinyatakan dalam log Konstante Ekstraksi

log D = log K’ + n log (HR)0 – n log (H+)a

[log D = (log K’ + n log (HR)0) + n.pH ]

Grafik log D. Vs pH, merupakan garis lurus dengan kemiringan n dan


pemotongan sumbu
log D sebesar log K’ + n log (HR)0
>>>

“Makin tinggi muatan ion logam

makin curam kemiringan garis yang dihasilkan”.


Dengan merubah [ ] pereaksi khelat 

garis lurus pada kurve akan bergeser


kemiringannya sepanjang sumbu pH.

Kf . KDMRn tidak tetap, tetapi sesuai ion logamnya,

!
ini merupakan dasar pemisahan eks
larutan air dengan pelarut org yang mengand. pereaksi khelat.
Ka = Kons. Diss. As ≈ keasaman pereaksi

Kf = Kons. Pemb. Komp ≈ kestabilan khelat

KDMRn = Koef. Dis komp ≈ kelarutan khelat ƒ0

KDR = KDHR = Koef distribusi ligan khelat


D1 Kf.1 . KDMRn.1 Kf1 KDx1
α = ------ = -------------------- = ----------------
D2 Kf.2 . KDMRn.2 Kf2 KDx2

 = 1  D1 = D2 ≠ terekstraksi.
Kan  KDHR   ekst berjalan baik.
Ekstraksi tergantung pula * (HR)  (H+) + R- * pH
Sehingga trayek pH perlu diketahui dalam pemisahan
H+ + R-
H+ + R-
(HR)a nR- + M3+  (MRn)a
(HR)a nR- + M3+  (MRn)a

(HR)0 (MRn)0
(HR)0 (MRn)0
EKS. PEMISAHAN
100
3+
Pb
Hg
80
Ag Zn

60 Cu Fe
%E Bi Sn(II) (III) Cd

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
pH
M DITHIZONATES PADA CCl4
Ni
Ni
Co

Co

4 5 6 7 pH
forg = Xylene
Ni&Co sbg komp naphthenic ac 0,5M
Ni&Co sbg komp camp naph 0,5 & isotridecanal 0,1
kompleks dan assosiasi kompleks
Reagen organik
Kompleks dg logam
O NO -
N

NH4+ (Cuph)3Fe

cupherron

OH N
(oxine)3 Al

8 hydroxyquinolin
oxine
assosiasi kompleks
ligand Kompleks fs org
-

CH3
CuL2A CH CH2 CH2 OH
CH3
N
N CH3
CH3 Isoamyl alcohol
neocuproin
M Zn, Cd,
Pb, Fe (II)
A anion
NO2

MLn Am
N N
pH = 7
Ortho phenanthroline nitrobenzen
Contoh Aplikasi Pemisahan Campuran

Logam X dan Y dipisahkan dengan cara ekstraksi


Fasa org  methyxlen chlorida

X &Y membentuk kompleks dengan dithizone


Pada kondisi tersebut anda dapat memisahkan
X-dithizone dg meninggalkan X-dithizone 5 % di fasa air
sama dg % Y-dithizon yang terdistribusi di fasa organik.

Bagaimana efisiensi ekstraksi yang anda lakukan.


Berikan ulasan dr data yg anda peroleh.
Pemahaman data analisis.

* Asumsi X & Y dalam sampel @100 ppm


•X-dithizone dalam fasa air 5% 
f.o [methylen clorida] terdistribusi di fs org 95 %
•Y-dithizon yang terdistribusi di fs org =
Xdz Ydz % x-dithizone dlm fs air.
•ini berarti x-dithizone tersisa dlm fs air =
f.a 95 %
* Efisiensi ekstraksi cukup berhasil???
(X , Y) = kompl dithyzone

1 Ulas efisiensi ekstraksi yg anda


lakukan

Xdz Ydz

=5%
Xdz
Apa yg dpt anda simpulkan dari data analisis
Ydz 2
thd logam X & Y
Tunjukkan.
Soal RANCANG metoda ANALISIS.

Anda mempunyai 3 jenis sampel dalam fasa air : Sampel 1 mengandung senyawa
A ,Sampel 2 mengandung senyawa B, dan Sampel 3 mengandung senyawa C

Untuk mengambil senyawa A, B, C, anda menggunakan metoda Ekstraksi dua


pelarut, dengan ether sebagai fasa org

Diketahui : KDA = 1 KDB = 10 dan KDC = 100


Metodologi yang anda terapkan :

Parameter yang ditetapkan : Wo = berat sampel awal, Va = vol sampel,


n = banyak kali ekstraksi yang anda lakukan.
pH dikondisikan tidak terjadi dissosiasi dan dimerisasi.
 
Parameter yang diamati :
a) hasil yang diinginkan dalam analisis : % senyawa (A,B,&C) @ 99 %
terdistribusi ke fasa organik.
b) Apa yang dapat anda simpulkan berdasar data analisis dari metode
yang anda terapkan dalam analisis ke 3 sampel tersebut.
Buat matrik data analisis untuk memperkuat kesimpulan anda.
Pemahaman data analisis :

Asumsi parameter
Parameter yang ditetapkan : * Wo = berat sampel awal = 10 gr,
* Va = vol sampel = 100 mL , * n = banyak kali ekstraksi yang anda
lakukan. = 1 x ekstraksi, *pH dikondisikan tidak terjadi dissosiasi
dan dimerisasi.  apa artinya?

Parameter yang diamati : hasil yang diinginkan dalam analisis % senyawa


(A,B,&C) @ 99 % terdistribusi ke fasa organik.  Apa artinya ?

Solusi soal:
Hasil yang diinginkan dalam analisis @ 99 % baik senyawa A , B, maupun C,
terdistribusi ke fasa organik. mempunyai makna/arti
 senyawa A, B, dan C tersisa dalam fasa air = 1 % atau 0, 1 gram
Cari berapa vol fasa organik dibutuhkan untuk sampel 1, 2, 3. 
Rumus yang digunakan :??????
Rumus yang digunakan

Va n
Wn = Wo x ----------------- , dengan rumus tersebut kita dapatkan
Vo.KD + Va kebutuhan vol fs organik setiap sampel
agar sampel terdistribusi ke fs organik 99 %

Perhitungan data analisis fs organik dibutuhkan untuk sampel :


senyawa A  Vo,A = 9900 mL
senyawa B  Vo,B = 990 mL ,
senyawa C  Vo,C = 99 mL

Kesimpulan : anda ?  efisiensi penggunaan pelarut


apa saran anda
bagaimana hubungan pelarut dengan harga KD

Tugas utk Ganjil & Genap.


Soal Rancang Metoda Analisis.

Senyawa A,B,C, tercampur dalam satu sampel, dengan kandungan yang sama ber
dianalisa dengan metode ekstraksi .
Sampel berada di fasa air dan fasa organic yang digunakan eter.
Diketahui : KDA = 1 KDB = 10 dan KDC = 100

Parameter yang ditetapkan :


Wo = berat sampel awal, Va = vol sampel,
n = banyak kali ekstraksi yang anda lakukan.
pH dikondisikan tidak terjadi dissosiasi dan dimerisasi.

Parameter yang diamati :


Anda melakukan pemisahan pada kondisi C terdistribusi optimal 99 %,

a) apa yang dapat anda simpulkan untuk senyawa B dan C.

b) buat matrik data analisis untuk memperkuat kesimpulan anda.


Pemahaman data analisis. !

[A,B,C ] dg berat sama tercampur , missal dalam vol 100 mL. berat komponen @ 1 gr,
KDA = 1 KDB = 10 dan KDC = 100

Analisis memisahkan C optimal 99 % 


*) apa artinya ?
*) rumus apa yang akan diterapkan .
Dari rumus yang diterapkan  *) Didapatkan informasi apa?
Informasi ini memberikan efek apa terhadap pemisahan
senyawa A,dan B ?
*) Anda dapat data analisis… untuk senyawa A,B,C yang tercampur dan
anda lakukan pemisahan mengacu kondisi dimana C terdistribusi ke fs
organic 99 %

Kesimpulan apa yang dapat diambil ????? 

TUGAS KLMP No.GENAP.


Soal Rancang Metoda Analisis.

Senyawa A,B,C, tercampur dalam satu sampel, dengan kandungan yang sama ber
dianalisa dengan metode ekstraksi .
Sampel berada di fasa air dan fasa organic yang digunakan eter.
Diketahui : KDA = 1 KDB = 10 dan KDC = 100

Parameter yang ditetapkan :


Wo = berat sampel awal, Va = vol sampel,
n = banyak kali ekstraksi yang anda lakukan.
pH dikondisikan tidak terjadi dissosiasi dan dimerisasi.

Parameter yang diamati :


Anda melakukan pemisahan pada kondisi C terdistribusi optimal 99 %,

a) apa yang dapat anda simpulkan untuk senyawa B dan C.

b) buat matrik data analisis untuk memperkuat kesimpulan anda.


Aplikasi pemisahan craig

Spesies A dan B dipisahkan dengan metode ekstraksi Craig,


fasa tetap air dan fasa mobil larutan organik

Prediksikan bila KDA = 0,5 dan KDB = 2,5 dengan kondisi yang di atur tetap
( pH, t ), dapatkah A dan B dipisahkan ?

** [ Ditinjau dari faktor ekstraksi , yang perlu diperhatikan ?]

a) Buat kurve pemisahan nya kalau ekstraksi dilakukan 20 kali


Untuk fraksi A maupun B di tabung 5,7,9,11, 13.
Kurve f(n,r) vs r (no.tabung)
Kamu akan mendapatkan kurve pemisahan A dan B.
b) Coba dibuat dan berikan pendapat anda, untuk pemisahan
ini dengan kondisi yang ada..

c) Dari kurve a) Untuk A dan B bisa terpisah dg baik, apa saran


anda.

TUGAS KLP GANJIL


soal
• Ekstraksi pelarut dari • Pada ekstraksi Ce(IV) dengan
uranium dengan 8 2-thenoyltrifluoroaseton
hidroksikuinolin pada pada bensen, perbandingan
CHCl3 digunakan 25 ml fasa distribusinya adalah 999,0.
organik dan akua. Jika Jika volume fase akua 25 ml
persen ekstraksi adalah berapakah persentae
99.8%, hitung ekstraksi?
perbandingan distribusinya • Sistem ekstraksi tertentu
mempunyai perbandingan
distribusi 10. Jika 300 mg zat
dilarutkan pada 100 ml pelarut
A. Hitung jumlah zat terekstraksi
jika dilakukan dengan 100 ml
pelarut B dan dengan dua
ekstraksi dengan 50 ml pelarut B,
yang sifatnya tidak bercampur
dengan pelarut A. BM zat
terlarut adalah 71.

Anda mungkin juga menyukai