Sudut ikatan pada alkana dengan tetrahedral normal adalah 109 o , maka Bayer
mengemukakan konsep steric hindrance atau angel of strain atau distorsi
sudut. Maka untuk siklopropana angel of strain adalah 109 – 60 = 49 o, untuk
siklobutana 190 untuk siklopentana 10 dan sikloheksana 11o. Selanjutnya Bayer
berpendapat bahwa struktur sikloalkana dengan angel stain > 11 o adalah tidak
stabil.
Teori Bayer dilengkapi dengan ditemukannya konformasi atau fleksibilitas
dari ikatan pada molekul sikloheksana yaitu untuk siklopentana dan sikloheksana
strukturnya dapat mengalami fleksibiltas hingga angel of strain tidak lebih dari 11 o
( memenuhi sudut tetrahedral normal yaitu 109 o). Untuk siklopentana maka
konformasi menbentuk struktur amplop sedangkan untuk sikloheksana
86
Perahu Kursi
e (ekuatorial)
Untuk mono substituen , maka posisi substituen pada kedudukan ekuatorial lebih
satabil dibandingkan dengan posisi aksial seperti metil sikloheksana berikut ini.
H CH3
CH3
H
CH3 H
H H
CH3
CH3 CH3
(a,e) = cis (I) (e,a ) = cis (II)
CH3
H H
H CH 3
CH3
CH3 H
(e,e) = trans (III) (e,e) = trans (IV)
Konfomer yang paling stabil adalah konformer yang gugus paling besar setiap
substituen berada pada kedudukan ekuatorial . Maka yang paling stabil adalah
konformer (III) yang mempunyai stabilitas yang sama dengan konformer (IV).
Tabung Sampel
Sinar monokromatis
Dilewatkan sampel
Setiap senyawa yang optis aktif mempunyai isomer optik yang disebut stereoismer
(enantiomer) satu sama lain. Enamtiomer dengan putaran (+α) adalah (-α) untuk
senyawa yang sama. Dengan demikian dua senyawa yang berisomer optik
(enantiomer) adalah dua senyawa yang mempunyai RM sama tetapi penataannya
dalam ruang berbeda. Dua senyawa yang enantiomer mempunyai sifat kimia dan
fisik yang identik kecuali berbeda arah putaran optiknya. Dua senyawa yang tidak
ada hubungan optis aktifnya disebut senyawa yang diastereoisomer satu sama
lain.
Enantiomer tidak dapat dipisahkan dengan metode yang mendasarkan
pemisahan terhadap sifat fisik seperti ekstraksi pelarut, kromatografi, rekristalisasi
dan distilasi. Campuran enantiomer dengan jumlah yang sama disebut rasemik .
Satu – satunya metode pemisahan rasemik adalah modifikasi rasemik yaitu
dengan cara menambahkan garam yang diastereoisomer kedalam senyawa
rasemik sehingga diperoleh senyawa yang diastereoisomer selanjutnya dapat
89
Prioritas paling rendah (4) pada kedua molekul di atas adalah atom Hidrogen dan
diarahkan ke belakang .
Berdasarkan ketentuan konfigurasi R/S ini , maka kita bebas
menggambarkan proyeksi Fisher walapun ada kesepakatan gugus atom yang
paling mudah teroksidasi deletakkan di sebelah atas. Dengan demikian
penggambaran 24 proyeksi Fisher seperti dikemukakan di atas sesungguhnya 12
buah adalah identik yaitu (R) dan yang 12 lagi adalah konfugurasi (S).
Penggambaran proyeksi Fisher untuk molekul yang lebih dari satu C khiral
adalah analog seperti di atas yaitu dengan menandai C khiralnya dengan
konfigurasi R/S. Misalkan dengan 2 atom C khiral (C *) maka terdapat 22 = 4
enantiomer seperti untuk molekul HOCH 2-C*H(OH)-C*H(OH)-COH dengan
proyeksi Fisher sebagai berikut.
COH COH COH COH
H OH HO H H OH HO H
H OH HO H HO H H OH
CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH
(2R, 3R) (2S, 3S) (2R, 3S) (2S, 3R)
I II III IV
Gambar 11. 11 : Proyeksi Fisher dengan dua atom C khiral
adalah diastereoisemer (tidak ada hubungan optik) satu sama lain. Selanjutnya
untuk senyawa dengan tiga atom khiral (C *) mempunyai 23 = 8 enantiomer atau 4
pasang enantiomer. Pasangan tersebut adalah : (RRR) dan (SSS), (SRR) dan
(RSS), (RSR) dan (SRS) serta (SSR) dan (RRS).
Untuk menyederhanakan penulisannya maka pasangan enantiomer
disimbolkan dengan notasi (d,l) yaitu dextro-levo, dan atam C khiral dilakukan
pembalikan arah gugus. Bila suatu gugus pada C khiral adalah R, maka bila
gugus tersebut dibalik arahnya maka konfugurasinya menjadi S (bayangan
cerminnya). Maksimum gugus yang dapat dipertukarkan untuk n atom C khiral
adalah n/2 untuk C khiral genap dan (n-1)/2 untuk C khiral ganjil. Penggambaran
proyeksi Fisher untuk monosakarida rantai terbuka adalah dengan hanya
menggambarkan gugus (-OH) dengan notasi garis (---), sedangkan atom H tidak
digambarkan dengan aturan gugus yang dapat dipertukarkan adalah seperti
aturan di atas. Misalkan penggambaran proyeksi Fisher dengan 3 C khiral
(aldopentosa) dengan struktur: HOCH 2-[C*H(OH)]3-COH = 8 enantiomer (4 padang
d,l) adalah sebagai berikut.
Dua senyawa di atas bukan merupakan bayangan cermin satu sama lain , karena
mempunyai bidang simetri. Kedua senyawa tersebut adalah identik, dengan
demikian senyawa 2,3 – dihiroksi butanol hanya mempunyai 3 enantiomer yaitu
satu pasang d,l dan satu meso. Proyeksi Fisher pasangan d,l nya adalah sebagai
berikut.
CH3 CH3
H OH HO H
HO H H OH
CH3 CH3
(R,S) (S,R)
Contoh 2 : Senyawa pseudokhiral 2,3,4-trikloro pentana
H H H
CH3 – C2* - C3* - C4* - CH3
Cl Cl Cl
Bidang simetri
yang dapat ditandai titik adalah n/2 untuk C khiral genap dan (n-1)/2 untuk C khiral
ganjil.
meso dl meso
H R R = OH (oksin)
N R = NH-CO-NH2(semikarbazon)
HO2C R = N(Ph)-CO-Ph (fenilhidrozon)
3. Senyawa spiran.
Bila kedua ikatan rangkap pada allena diganti dengan sistim lingkar maka
akan menghasilkan senyawa spiran yang optis aktif.
H R H
N HN O
X X NH
X = CO2H atau NH3 O O
Spiro bihidantoin
4. Optis aktifitas karena keterbatasan rotasi.
Optis aktifitas juga dapat terjadi karena keterbatasan rotasi pada ikatan
tunggal sehingga gugus – gugusnya tidak identik satu sama lain.
Contoh 1 : derivat bifenil
Y
Z X
Rotasi terbatas bila X dan Y besar
X = Y = -SO2OH, -N(CH3)2, Z = H
X = CO2H, Y = NO2, Z = -OCH3
X = CO2H, Y = Z = NO2
X = CO2H, Y = NO2, Z = -CH3
Contoh 2 : derivat stirena dan derivat naftalena
CH3 Ph-SO2 CH2CO2H
CH = CH N NO2
CO2H
H3C CH3
Br rotasi terbatas
95