Anda di halaman 1dari 10

2.

Konsep Dasar Reaksi Senyawa Organik


2.1. Pendahuluan

Pada kimia organik, senyawa organik terbentuk ditandai dengan adanya ikatan kovalen
antara atom-atom molekulnya, oleh karena itu reaksi kimia pada senyawa organik ditandai
dengan adanya pembentukan ikatan kovalen yang baru. Proses pemutusan ikatan terjadi dengan
dua cara yaitu, pemutusan homolitik dan pemutusan heterolitik.
Proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru membutuhkan
waktu yang sangat lama tegantung pada kondisi saat berlangsungnya suatu reaksi, dimana dapat
berlangsung secara bertahap ataupun secara serentak.
Pada suatu reaksi yang berlangsung dalam beberapa tahap, untuk menghasilkan suatu
senyawa, istilah ini dikenal dengan intermediate (zat antara). Zat antara yang terlibat dalam suatu
reaksi tersbut adalah karbokation, karbanion, karbena, atau suatu karboradikal .
Dalam setiap reaksi, reagen yang kaya akan elektron atau pasangan elektron dikenal dengan
nama reagen nukleofilik (menyukai inti). Sedangkan reagen yang kekurangan elektron atau yang
membutuhkan elektron dikenal dengan reagen elektrofilik (menyukai elektron).

Masalah !!!!!!!

Bagaimanakah terbentuknya senyawa organik yang


baru???Untuk itu perlu dipelajari konsep dasar reaksi organik yang
meliputi pemutusan dan pembentukan ikatan. Zat antara apa yang
terbentuk serta reagen apa yang terlibat dalam reaksi untuk membentuk
senyawa yang baru tersebut?Mari kerjakan lembar kerja mahasiswa
2 yang berada pada akhir sub bab ini !!!

2.2. Pemutusan Homolitik dan Hereolitik

Suatu senyawa kovalen yang terdiri dari unsur X dan Y dapat ditulis sebagai X-Y atau
X : Y. Ikatan kovalen yang terbentuk antara X dan Y dapat mengalami pemutuan dengan dua
cara, yaitu :
1. Pemutusan dengan cara homolitik(diputus sama),yaitu pemutusan yang terjadi karena unsur
X dan Y memiliki perbedaan keeletroneganifan yang relatif kecil (senyawa nonpolar). Ketika
mengalami pemutusan, X dan Y masing-masing membawa elektron ikatan. Pemutusan ini
menghasikan unsur bersifat radikal. Pemutusan homolitik ditunjukkan dengan separuh tanda (
).
2. Pemutusan dengan cara heterolitik(diputus tidak sama), yaitu pemutusan yang terjadi pada
senyawa polar, dimana unsur-unsur yang berikatan memiliki perbedaan keelektronegatifan
yang relatif besar, pemutusan ini menghasilkan ion.Pemutusan heterolitik ditunjukkan dengan
tanda panah ( ).
Suatu senyawa kovalen antara X dan Y, dituliskan sebagai X : Y atau X-Y yang
menyatakan pasangan elektronnya dipakai bersama-sama antara X dan Y.
Contoh pemutusan ikatan homolitik :

X
. Y ..
X Y

H H H .. H
Pemutusan homolitik umumnya terjadi antara dua atom X-Y yang mempunyai
elektronegatifitas hampir sama. Reaksi homolitik terjadi pada masing-masing atom X dan Y,
yang pada awalnya memiliki satu elektron semacam ini disebut radikal bebas. Radikal bebas
bersifat tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul lain.
Pemutusan heterolitik atau reaksi polar umumnya berlangsung dalam larutan, sebagian besar
energi yang dipakai untuk menghidrolisis diperoleh dari energi yang dilepaskan saat ion-ionnya
tersolvasi oleh pelarut.
Contohpemutusan ikatan heterolitik

X .. Y X+ Y-

H Cl H+ Cl-
Pemutusan heterolitik terjadi antara atom-atom yang berbeda elektronegatifitasnya.
Elektronegatifitas adalah suatu nilai relatif tanpa satuan dan memperlihatkan kemampuan
menarik elektron.

2.3. Karbokation

Ion karbonium atau karbokation adalah suatu keadaan yang terjadi karena karbon
mempunyai muatan positif, atom karbon kehilangan elektronnya. Hal ini menunjukkan bahwa
kation (ion positif) dan kata carbon mengacu pada atom karbon.
Orbital p kosong

R
+ 2
C R
1 0
R 120

Gambar 2.1.Struktur karbokation


Muatan formal atom karbon dari metil kation adalah +1. Berarti atom karbon harus
mempunyai orbital kosong supaya karbokation mempunyai energi yang serendah mungkin, maka
ketiga ikatan σ harus saling berjauhan, karena karbokation mempunyai orbital kosong maka
apabila atom karbon berada dalam hidrida sp2 dengan orbital p yang kosong.
Jenis-jenis Karbokation mencakup kategori : karbokation primer (1º) , karbokation sekunder (2º)
dan karbokation tersier (3º).
1. Karbokation Primer
Pada Karbokation Primer (1º), atom karbon yang membawa muatan positif hanya terikat
pada satu gugus alkil yang lain.
2. karbokation sekunder
Pada Karbokation Sekunder (2º), atom karbon yang memiliki muatan positif terikat pada dua
gugus alkil yang lain, yang bisa sama atau berbeda.
3. Karbokation Tersier
Pada Karbokation Tersier (3º), atom karbon positif terikat dengan tiga gugus alkil yang bisa
berupa kombinasi dari gugus- gugus yang sama atau berbeda.

Adapun gambaran umum dari jenis-jenis karbokation adalah sebagai berikut:


H

H C

H
ion metil karbonium

CH3 CH2 (CH3)2 CH (CH3)3 C


karbonium primer karbonium sekunder karbonium tersier

Gambar 2.2 Jenis- jenis karbokation

Ada dua efek yang berpengaruh pada kestabilan karbokation, yaitu : efek induksi dari
substituen dan hiperkonjugasi. Efek induksi mengakibatkan pergeseran elektron dalam ikatan
sigma yang diakibatkan perbedaan elektronegativitas atom tetangga. Gugus alkil merupakan
gugus pemberi elektron, sehingga dapat menstabilkan muatan positif pada karbokation
sedangkan atom hidrogen tidak dapat menyumbangkan elektron, dengan demikian semakin
banyak gugus alkil yang terikat pada karbokation maka karbokation tersebut menjadi semakin
stabil. Di bawah ini di berikan urutan kestabilan karbokation sebagai berikut :

R R R H

C+ C+ C+ C+

R R R H H H H
H
0 0 0
3 : terdapat tiga alkil 2 : terdapat dua alkil 1 : terdapat satu alkil metil : tiadak ada alkil yang
yang menyumbangkan yang menyumbangkan yang menyumbangkan menyumbangkan
elektron elektron elektron elektron

Urutan stabilitas karbokation adalah karbokation tersier > sekunder


> primer >metil

Gambar 2.3 Urutan Stabilitas Karbokation


2.4. Karbanion

Karbanion adalah merupakan ion karbon bermuatan negatif atau spesies dengan atom
karbonbermuatan -1. Karbanion merupakan sejenis anion dari karbon yang memiliki satu
pasangan elektron menyendiri. Karbanion memiliki geometri trigonal bipiramida dan secara
formal merupakan konjugat basa dari asam karbon.
1
2 R
R R

C
C
2
R
R 1
R

Gambar 2.4. Struktur Karbanion


Hal ini berarti karboanion mempunyai orbital terisi dua elektron. Karena keempat orbital
harus saling berjauhan maka atom karbon harus berada pada hidrida sp 3. Karbanion dalam
kondisi ini tunduk pada teori oktet tetapi sangat reaktif. Oktet adalah pasangan elektron sunyi
merupakan konfigurasi dengan energi rendah (tidak reaktif).
Enolat adalah karbanion yang spesifik yaitu karbanion yang berada pada posisi α atau 2 dari
suatu karbonil atau diapit oleh dua gugus karbonil dengan struktur sebagai berikut :
O O O
H H
R C C atau R C C C R

Karbanion dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu : karbanion primer, karbanion
sekunder dan karbanion tersier.
Urutan kestabilan karbanion adalah sebagai berikut :
R R H H

R C- R C- R C - H C-

R H H H

Tersier (30) Sekunder (20) primer (10) Metil

Kurang Stabil Stabilitas Lebih stabil

Urutan stabilitas karbanion adalah karbanion primer > sekunder >


tersier
Gambar 2.5 Urutan Stabilitas Karbanion
2.5. Karbena

Karbena adalah spesies netral dengan enam elektron yang dapat hadir dalam dua
konfigurasi elektronik.

R
C
1
R

Gambar 2.6 Struktur Karbena


Muatan formal atom karbon dari struktur karbenaadalah 0. Hal ini berarti atom karbon harus
mempunyai orbital kosong dan terisi dua elektron. Karena orbital harus saling berjauhan maka
keempat orbital harus berada dalam hidrida sp2. Pada kondisi tertentu karbena dapat berada
dalam hidrida yang lain.
Karbena mempunyai rumus umum (R2C:). Karbena sangat reaktif sehingga hanya
merupakan suatu intermediet dan sulit untuk diisolasi karena hanya mempunyai enam elektron
pada kulit terluar, maka karbena kekurangan elektron atau bersifat elektronegatif (menyukai
elektron). Ini menyebabkan karbena sangat mudah bereaksi dengan nukleofil (ikatan rangkap).
Pada keadaan ini reaksi berlangsung dalam satu langkah tanpa intermediate.
Karbena mempunyai dua bentuk struktur elektronik sebagai intermediate, yaitu :
 Dua elektron berikatan yang berpasangan dan meninggalkan orbital kosong (single state)
 Dua elektron dapat tidak berpasangan dan mempunyai orbital yang berbeda (triple state)
Dalam keadaan singlet, intermediet karbena dapat berlaku baik sebagai penerima pasangan
elektron ataupun donor pasangan elektron, sedangkan dalam keadaan triplet akan bertindak
sebagai biradikal. Intermediet yang bereaksi dalam keadaan singlet dikenal sebagai karbena,
sedangkan yang bereaksi sebagai biradikal dikenal sebagai metilen radikal.

2.6. Karboradikal
Karboradikal merupakan atom karbon yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan yang dibentuk oleh homolisis antara karbon dan kabon atau hidrogen ( kadang-
kadang antara karbon dan halogen).
Struktur karboradikal digambarkan sebagai berikut :

.
C

2
R 1 R
R

Gambar 2.7 Struktur Karboradikal


Muatan formal dari atom karbon dari struktur karboradikal adalah 0. Hal ini berarti atom
karbon harus mempunyai orbital terisi satu. Agar keempat orbital saling berjauhan maka atom
karbon harus berada dalam hibrida sp3. Pernyataan ini tidak harus disimpulkan bahwa
karboradikal harus berada dalam hibrida sp3. Pada kondisi tertentu karboradikal dapat saja berada
dalam hibrid yang lain. Berdasarkan teori oktet maka karboradikal harus merupakan zat yang
reaktif.

2.7. Nukleofil

Nukleofil adalah ion atau molekul yang kaya dengan elektron yang bereaksi didaerah yang
bermuatan negatif, juga merupakan spesi yang mempunyai pasangan elektron bebas (n) untuk
didonorkan dalam suatu senyawa. Nukleofil mempunyai kecenderungan bereaksi dengan substrat
yang kekurangan elektron. Nukleofil ada dua macam, yaitu :
1. Nukleofil negatif, yaitu nukleofil yang membawa pasangan elektron dan muatan negatif. Jika
muatan negatif berada pada atom karbon disebut karbanion.

C+ + : X- C X

Substrat Nukleofil negatif Produk

2. Nukleofil netral, yaitu nukleofil yang kaya akan elektron namun tidak bermuatan.

C+ + :X C X

Substrat Nukleofil netral Produk


Berikut ini disajikan beberapa contoh nukleofil.
Tabel 2.1 Beberapa Nukleofil
Nukleofil Nama
- Ion Hidroksida
:OH
- Ion Alkoksida
:OR
-:SH Ion Hidrogen Sulfida

- Ion Alkil Sulfida


:SR
- Ion Sianida
:C N:

:I:
- Ion Iodida
R3N: Amina
O
- Ion Asetat
CH3CO:

H2O : Air

ROH Alkohol

Nukleofil adalah sebagai donor elektron dan donor sinton. Menurut konsep asam basa
lewis nukleofil adalah suatu basa.

Apakah yang membedakan nukleofilisitas dan kebasaan ?


Kebasaan
Ukuran kemampuan pereaksi untuk menerima sebuah proton dari suatu reaksi asam basa.
Kebasaan merupakan parameter termodinamika (keseimbangan).
Nukleofilisitas
Ukuran kemampuan suatu pereaksi untuk menyebabkan terjadinya
suatu reaksi substitusi dan merupakan parameter kinetik (kecepatan).
Basa kuat belum tentu nukleofil yang baik begitu juga sebaliknya, namun suatu basa lebih kuat
biasanya juga nukleofil yang lebih baik daripada suatu basa yang lebih lemah, misalnya OH-.
Dibawah ini disajikan urutan kebasaan dan nukleofilisitas adalah sebagai berikut :

- :Br: - :Cl: - - -:OH -:OR


:I: ROH H2O : : C N:

Naiknya Kebasaan

H2O : ROH :Cl:


- - - - - -: C N:
-
:Br: :OH :OR :I:

Naiknya Nukleofilisitas
Kestabilan Nukleofil :
Kestabilan Nukleofil :
Tingkat nukleofilitas dari tabel periodik unsur dapat dilihat sebagai berikut :
1. Nukleofilisitas unsur-unsur dalam satu golongan, dari atas ke bawah semakin tinggi.
I- > Br- > Cl- > F-

HS- > HO- > (CH3)3P: > (CH3)3N:

makin tinggi nukleofilitas

2. Nukleofilisitas unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil
Golongan IV V VI VII
Nukleofil CH3:- H2N: HO:-
-
:F-
makin tinggi nukleofilitas

3. Untuk nukleofil yang sejenis, basisitas semakin kuat sifat nukleofilisitasnya juga semakin
tinggi

CH3O:- > H - O:- > O:- > CH3COO- > HCOO-


CH3 O
N: > CH3NH2 > NH2 > CH3C
NH2
CH3 H

makin tinggi nukleofilitas

2.8. Elektrofil

Elektrofil adalah suatu zat yang dapat menerima pasangan elektron.Elektrofil merupakan
reagen yang kekurangan elektron sehingga afinitas elektronnya menjadi berkurang. Reagen
elektrofil dapat dibagi dalam dua jenis yaitu elektrofil positif dan elektrofil negatif. Berikut ini
disajikan contoh elektrofil positif dan elektrofil negatif.
Tabel2.2. Beberapa Elektrofil
Elektrofil Positif Elektrofil Negatif
Proton H+ Aluminium tetraklorida
Ion kloronium Boron trifluorida
Ion bromonium Zink klorida
Ion nitronium Sulfir klorida
Ion nitrosonium Klorida asam
Ion karbonium Karbena
Ion hidroksonium
Ion diazonium

Contoh reaksi :
C- : + : E+ C E atau C :E

Substrat Elektrofil Produk

2.9. Resonansi

Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu dimana
ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur lewis. Struktur resonansi adalah dua struktur
atau lebih untuk senyawa yang sama dengan bangun geometri yang identik dan mempunyai
jumlah elektron yang sama. Tetapi pengaturan pasangan elektron itu berbeda-beda.
Penggambaran struktur resonansi dilambangkan dengan tanda (). Menurut Kekule struktur
resonansi benzene adalah sebagai berikut :
H
H
H
H H
H

H H
H H

H H

Struktur resonansi dari benzene


Dibawah ini diberikan contoh lain dari struktur resonansi ion fenolat
O- O O O

- -

2.10. Rumus Garis


Senyawa organik dapat digambarkan secara menyenangkan oleh rumus poligon. Sama seperti
itu, senyawa dengan cincin terbuka dapat digambarkan dengan rumus garis. Beberapa contoh
dibawah ini :

CH2
berarti
CH2

berarti CH
H3C CH2

CH2
CH
berarti
CH
CH2

CH3
berarti CH

H2C CH2

H2C H2C
CH
CH4

H3C CH3

Anda mungkin juga menyukai