Anda di halaman 1dari 10

KIMIA KATALIS ORGANOLOGAM

Disusun Oleh :

Nama : Ronawati Silaban

NPM : A1F017018

Dosen Pengampu : Dr. Rina Elvia, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul katalis asam basa ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah kimia katalis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
katalis asam basa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini, terutama kepada Ibu Dr. Rina Elvia, M.Si, selaku dosen mata kuliah kimia katalis yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih

Bengkulu, 18 Maret 2020

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR …………………………………….………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………....… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...… 1

A. Latar Belakang ……………………………………....……………….. 1


B. Rumusan Masalah …………………………………….……………… 1
C. Tujuan ................………………………… …………....…………….. 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….... 2

A. Katalis Pada Logam Rhodium (I) kompleks fosfin……………………5


B. Reaktivitas karbonil triruthenium..............................................................7

BAB III PENUTUP ……………………………………………….....……………… 9

Kesimpulan ………………………………………….........................................9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….....……………………… 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Katalis adalah zat yang digunakan untuk mempercepat laju reaksi tetapi tidak dikonsumsi
di dalam reaksi tersebut. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menyediakan jalur
reaksi baru dengan energi aktivasi yang lebih rendah (Atkins dkk., 2009). Katalis telah lama
digunakan pada reaksi industri. Penggunaan katalis telah dikenal pada abad ke-17. Kini katalis
digunakan pada reaksi di berbagai industri (Lloyd, 2011). Penggunaan katalis bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi reaksi. Selain meningkatkan laju reaksi, penggunaan katalis dapat
meningkatkan konversi, selektivitas terhadap produk, serta membuat reaksi dapat berlangsung
pada kondisi yang lebih mudah dicapai (Busca, 2014).

Katalis dapat berupa katalis homogen atau katalis heterogen. Katalis homogen adalah
katalis yang berada pada fasa yang sama dengan fasa reaktan. Zat yang dapat digunakan sebagai
katalis homogen antara lain adalah HCl, H2SO4, kompleks logam, ion logam, kompleks
organologam dan enzim (Moulijn dkk., 1993). Katalis homogen memiliki aktivitas dan
selektivitas tinggi. Selain itu, katalis homogen juga lebih memudahkan transfer panas pada
campuran reaktan.

0leh karena itu, dilakukanya katalis homogen pada organologam karena memiliki fasa
yang sama dengan zat yang dikatalisis yang biasanya ditemukan pada kompleks logam yang
mana kali ini akan membahas katalisis dan fotokatalisis oleh rhodium (I) kompleks fosfin,
perantara yang relevan dengan Reaktivitas karbonil triruthenium

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana katalisis pada logam rhodium (I) kompleks fosfin


2. Bagaimana Reaktivitas karbonil triruthenium

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui katalis pada logam rhodium (I) kompleks fosfin


2. Untuk mengetahui Reaktivitas karbonil triruthenium
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Katalis Pada Logam Rhodium (I) kompleks fosfin

Katalis homogen organologam merupakan katalis yang berada dalam fasa yang sama
dengan melibatkan senyawa kompleks yang memiliki ikatan logam-karbon antara satu sampai
delapan atom karbon dalam ligan hidrokarbon terikat ke logam, dengan hal ini dilakukanya
sebuah pengkatalisisan dari sebuah logam rhodium (I) kompleks fosfin yang mana ini diteliti
untuk mendeteksi optic yg dapat mengungkapkan bahwa iradiasi dari RhCl(( PPh 3)2 dalam
larutan benzene yang menghasilakan stabilitas CO untuk menghasilkan kompleks 14_elektron tri
coordinat RhCl(( PPh 3)2, dimana memerlukan reaktivitas ( K 1 = 1 x 105 M −1 S−1 ) yang dapat
menuju orde ke 4 yg besarnya lebih besar dari pada trisphosphine 16-elektron kompleks RhCl(
( PPh 3)2

Yang membuat penting ini adalah hasil dari nya dapat memberikan laju yang konstan ( K 1 = 3
M −1 S−1 ) dalam benzene ( L adalah PPh3), dimana sebelumnya tetapan laju ditentukan oleh
disosiasi PPh3 dari RhCl(( PPh 3)2 ( K 2 = 0,7 S−1 ) dan konstanya K l = K 2 / K l = = 2 x M −1 yang
dapat digambarkan dengan 2 persamaan, aktivasi dihidrogen oleh katalisnya yang dapat
mngambarkan persaam yaitu:
Dengan perkembangan ini, ditemukanya hal yang terkait kompleks Rh(I) dan Rh (II) yang
merupakan karbonilasi benzene dalam kondisi iradiasi kontinu.

Percobaan ini juga sangat efektif dilakukan oleh bebrapa ahli contohnya di Tanakan dan Sakura
yang menunjukkan bahwa Rh(I) ini merupakan fotokatalsis iradiasi yang bersifat kontinu. ).
Meskipun terkait dengan kompleks siklo penta dienil Rh (I), Ir (I), dan lainnya logam menunjukkan
efektif dalam mengaktifkan karbon-hidrogen ikatan pada alkana, alkena, dan arena, kompleks PMe3 ,
dan analog kompleks fosfin sangat menjanjikan karena kemampuannya untuk melingkupi ruang besar
dalam hidrokarbon katalitik.
2.2 Reaktivitas Karbonil Triruthenium

Fotolisis kontinu itu dapat memberikan reaktivitas karbonil pada subsitusi ligan yang di
transformasi dan substrat organic. Ru3(CO). mengalami subsitusi fragmentasi CO yang telah
terbukti menghasilakn produk yang independen dari berbagai keadaan yang tereksitasi Ru3(CO).
yang dapat diperhatikan pada grafik dibawah:

Yang memeliki perantaraan hidrogenasi dari alkena

Adapun komponen senyawa karbon dalam organologam ini memikiki bebrapa mekanisme yaitu:
Pembentukan ikatan karbon-karbon adalah langkah kunci dalam aktivasi katalitik C O di proses yang
dikatalisasi secara homogen seperti hidroformilasi alkena, karbonilasi alkohol, homologasi asam
karboksilat, dan reduktif Polimerisasi CO. Salah satu reaksi organologam fundamental umumnya
dipanggil dalam skema yang diusulkan untuk siklus katalitik tersebut adalah reversible pemasukan
bermigrasi C O ke dalam ikatan alkil-logam.
Contoh ketiga kami menggunakan teknik flash fotolisis untuk menyelidiki struktur dan dinamika
intermediet organologam reaktif melibatkan studi karbonil Mn (I) karbon mononuklear tak jenuh secara
koordinatif.

dimulai dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang C - C tersebut
mekanisme pembentukan ikatan. Investigasi yang berfokus pada persamaan 8 (59-62) menyimpulkan
bahwa reaksi ini hasil melalui migrasi metil (sebagai lawan penyisipan C O) dengan pembatasan tingkat
pembentukan perantara asil tak jenuh, (CH3CO) Mn (CO) 4 (E). Penyumbang pelarut dan nukleofil
lainnya memiliki efek yang nyata pada dinamika reaksi (63-65). Meskipun studi kinetik dan stereokimia
ekstensif dilakukan untuk menjelaskan mekanisme reaksi keseluruhan, Dalam konteks ini, studi
pendahuluan kami telah menunjukkan bahwa laser flash fotolisis (CH3CO) Mn (CO) 5 menyebabkan
fotodissosiasi C O. Sementara membentuk dan mengalami penataan kembali yang tergantung pada
pelarut menjadi kompleks alkil bersaing dengan trapping oleh CO untuk meregenerasi kompleks awal.
Data awal menunjukkan bahwa zat antara reaktif terbentuk dalam hidrokarbon solusi mungkin adalah η
2 spesies asil terikat F, konsisten dengan teoretis prediksi.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Katalis homogen organologam merupakan katalis yang berada dalam fasa yang sama dengan
melibatkan senyawa kompleks yang memiliki ikatan logam-karbon antara satu sampai delapan
atom karbon dalam ligan hidrokarbon terikat ke logam, dilakukanya sebuah pengkatalisisan dari
sebuah logam rhodium (I) kompleks fosfin yang mana ini diteliti untuk mendeteksi optic yg
dapat mengungkapkan bahwa iradiasi dari RhCl(( PPh 3)2 dalam larutan benzene yang
menghasilakan stabilitas CO untuk menghasilkan kompleks 14-elektron tri coordinat RhCl(
( PPh 3)2, dengan mempertimbangkan kesetimbangan dan proses mekanisme yang didalamnya
dimana komponen senyawa karbon dalam organologam ini memikiki bebrapa mekanisme yaitu:
Pembentukan ikatan karbon-karbon adalah langkah kunci dalam aktivasi katalitik C O di proses yang
dikatalisasi secara homogen seperti hidroformilasi alkena, karbonilasi alkohol, homologasi asam
karboksilat, dan reduktif Polimerisasi CO. Salah satu reaksi organologam fundamental umumnya
dipanggil dalam skema yang diusulkan untuk siklus katalitik tersebut adalah reversible pemasukan
bermigrasi C O ke dalam ikatan alkil-logam.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. D. N., & Aruan, T. R. (2013). Produksi Biodiesel dari Lemak Sapi dengan Proses
Transesterifikasi dengan Katalis Basa NaOH. Jurnal Teknik Kimia USU, 2(1), 1-6.
Aziz, I. (2007). Kinetika reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas. Jurnal Kimia
Valensi, 1(1).
Faizal, M., Maftuchah, U., & Auriyani, W. A. (2013). Pengaruh kadar metanol, jumlah katalis,
dan waktu reaksi pada pembuatan biodiesel dari lemak sapi melalui proses
transesterifikasi. Jurnal Teknik Kimia, 19(4).
Manurung, R. (2006). Transesterifikasi minyak nabati.
Mulana, F. (2011). Penggunaan Katalis NaOH dalam Proses Transesterifikasi Minyak Kemiri
menjadi Biodiesel. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, 8(2), 73-78.
Sidabutar, E. D., Faniudin, M. N., & Said, M. (2013). Pengaruh Rasio Reaktan Dan Jumlah
Katalis Terhadap Konversi Minyak Jagung Menjadi Metil Ester. Jurnal Teknik Kimia, 19(1).

Anda mungkin juga menyukai